Anda di halaman 1dari 77

PENYAKIT

TULANG PADA
USIA LANJUT
Dr. Jainal Arifin, MKes,SpOT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN


MAKASSAR
Ada dua penyakit tulang pada usia lanjut

Osteoporosis atau keropos tulang


Osteoarthritis atau perkapuran sendi
OSTEOPOROSIS
( Keropos Tulang )
OSTEOPOROSIS (KEROPOS
TULANG)

Suatu penyakit yang ditandai dengan


berkurangnya massa tulang dan adanya
kelainan microarchitecture jaringan
tulang dengan risiko terjadinya patah
tulang.
Faktor risiko timbulnya osteoporosis
Umur
Ras (kulit putih risiko lebih tinggi)
Jenis kelamin (wanita > pria)
Makanan/obat-obatan (kortikosteroid)
Merokok dan alkohol
Penyakit kronik tertentu (penyakit hati, ginjal)
Immobilisasi yang lama
INSIDENS
Quality of life , jumlah lansia
Penyakit geriatrik
40 % berisiko terjadi patah tulang
Di Indonesia, kira-kira 11 juta
lansia dengan risiko osteoporosis
INSIDENS
Amerika Serikat
25 juta jiwa berisiko osteoporosis
Dlm 1 thn, 1,5 juta mengalami patah tulang
10-15% meninggal dalam tahun pertama
50 % patah tulang leher tdk bisa mandiri
Menghabiskan dana $ 7-8 bilyun /thn
Angka Harapan Hidup
Tahun
Pria Wanita
1971 45,0 48,0
1980 50,9 54,0
1985 57,8 61,5
1985-1990 61,0 64,7
1990-1995 62,9 66,7

Sumber : BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia per provinsi 1985-1995. Profil


Kesehatan Indonesia
O
S Pembentukan matriks tulang menurun
T Resorbsi tulang meningkat
E
O
P
O Tulang rapuh
R
O
S
I Mudah patah
S
PROSES TERJADINYA OSTEOPOROSIS
Terjadi proses perusakan tulang yang
berlebihan dan tidak diikuti proses
pembentukan tulang yang cukup.
Normal Osteoporosis
Normal Osteoporosis

Gambaran skematik tulang normal dan osteoporosis


Faktor endokrin
Defisiensi estrogen Inaktivitas fisik/
produksi androgen immobilisasi lama
Defisiensi calcitonin

Ras Hipercalciuria
Faktor genetik gagal ginjal kronis
Kelamin wanita

OSTEOPOROSIS
Penyakit hati
Defisiensi kalsium
Defisiensi vit. D Rokok-cafein
Diet tidak seimbang Alkoholik
Gangguan absorbsi Diet tinggi protein

Obat-obatan
Steroid
Malabsorbsi kalsium
Antikonvulsan
Akloshidria
Antasida
ETIOLOGI
Usia Menopause dini
Ras/suku Gizi
Turunan Hormonal
Densitas tulang Obat-obatan
Aktivitas fisik Fatigue damage

Tdk pernah melahirkan Jenis kelamin


Osteoporosis pada laki-laki
Osteoporosis pada laki-laki umumnya
terjadi pada usia 60 tahun dan
berlangsung lebih lambat
KLASIFIKASI
Primer
Tipe I , pasca menopause osteoporosis
Tipe II, age related osteoporosis
Sekunder
Penyakit tulang erosif
Obat- obatan toksik
Idiopatik
Penyebab ???
OSTEOPOROSIS PRIMER
Tipe I
Pada wanita menopause
Penurunan kadar estrogen gangguan absorpsi
kalsium gangguan remodelling tulang

Tipe II
Pada pria & wanita = 2 : 1
Gangguan absorpsi kalsium berkaitan dengan ketuaan
(penurunan gonadal,Calcitonin dan fungsi ginjal),
gangguan remodelling tulang
Identifikasi dan risiko osteoporosis
Usia lanjut
(60-70 th) > 30 % wanita
(>80 th) 70% wanita
Wanita > laki oleh karena kurangnya
estrogen pada wanita dimasa menopause
GEJALA KLINIS
Nyeri tlg belakang
menahun, hilang timbul
Pembengkokan tulang
belakang
Tinggi badan berkurang
Patah pada Manula
1

1. Fraktur Colles (lateral)


2. Fraktur Colles (AP)
Osteoporosis pada tlg. belakang
1 2 3

1. Fraktur leher femur Osteoporosis


2. Fraktur leher femur setelah di fiksasi
3. Pemasangan Austin Moore (Arthroplasty)
- 4 cm - 9 cm

55 years 65 years 75 years

Gambaran pemendekan akibat osteoporosis


- 4 cm - 9 cm

55 tahun 65 tahun 75 tahun

Gambaran pemendekan akibat osteoporosis


DIAGNOSIS
Gejala klinis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
Kadar estrogen, fungsi kel. Tiroid, PTH,
Kalsium, Bence Jones protein
Pencitraan; Radiografi, Densitometri
Biopsi tulang; Histomorfometry
Beberapa contoh alat pemeriksaan penunjang

Ultra Sound CT Scanner Dual Energy

Single Photon Dual Photon


Dexa (Lunar DPX) AP Normal

Dexa (Lunar DPX)


AP Normal

Dexa (Lunar DPX)


AP Osteoporosis
DIAGNOSIS
World Health Organization (WHO) Criteria for
Osteoporosis in Women

Catagories Criteria

Normal BMD < 1 SD below the young adult reference range

Low bone Mass BMD 1-2,5 SD below the mean of young healthy women

Osteoporosis BMD > 2,5 SD below the mean of young healthy women

Severe Osteoporosis BMD > 2,5 below the mean of young healthy women and the
presence of one or more fragility fractures.
Pentingnya uji saring: (USG)
Osteoporosis sering tersamar, tanpa
gejala hingga terjadi fraktur.
Dampak ekonomi & sosial besar bila
telah terjadi fraktur leher panggul
Pencegahan lebih baik daripada
mengobati
PENANGANAN
TUJUAN
Cegah berlanjutnya kehilangan massa

tulang.
Stimuli pembentukan tulang
Cegah terjadinya fraktur
Atasi nyeri
Pengobatan
Pencegahan
Latihan fisik yang teratur
Makanan yang baik
Kebiasaan dan gaya hidup baik; kurangi
merokok, kafein dan alkohol
Hindari obat-obat yang menginduksi
osteoporosis
Hindari trauma pada tulang (jatuh), bila ada
kerapuhan tulang
Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
kalsium (sayuran hijau, jeruk, citrum, shelfish)
Latihan fisik (pembebanan : jogging, aerobik) latihan
yang berlebihan tidak dianjurkan karena dapat
mengganggu menstruasi
Hindari faktor yang dapat menghambat penyerapan
kalsium (merokok, alkohol, obat-obatan penyebab
osteoporosis)
Obat-obatan
Calcitonin Anabolik steroid

Biophosfonates Kalsium
Garam-garam florida Kalcitriol
Hormon Replacement Vitamin D dan
Therapy derivatnya
Contoh Obat Osteoporosis yang beredar
(Silahkan anda memilih)
OSTEOARTHRITIS
(Penyakit Sendi)
Osteoartritis
Penyakit degeneratif sendi, disebabkan oleh
multi-faktor: genetik, usia, metabolik, traumatik dan
infeksi.
Tidak mengancam jiwa tapi menurunkan kualitas
hidup penderita
Penyebab tersering gangguan sendi pada orang
tua.
Ruang sendi menyempit, sklerosis, kista sub-
kondral, osteofit, mal-alignment .
Faktor Risiko
A. Tak dapat berubah B. Dapat berubah
Obesitas
Riwayat keluarga/ Kelainan
genetik kongenital
Aktifitas fisik
Jenis kelamin Kelemahan otot
Trauma
Etnik Hormonal
Perokok
Umur Hipertensi
Hiperurikemia
Diet
Berdasarkan prevalensinya, sendi yang
paling sering mengalami osteoartritis:

Sendi lutut.
Sendi panggul.
Tulang belakang.
Pergelangan kaki.
Sendi-sendi lainnya.
Jenis Osteoartritis
Osteoartritis primer
Penyebab yang jelas tidak diketahui,
berhubungan dengan usia dan merupakan
keausan tulang rawan akibat proses penuaan.

Osteoartritis sekunder
Akibat penyakit atau kelainan tertentu, seperti
infeksi sendi, fraktur intra-artikular.
Gejala Klinis

Sakit / nyeri hilang timbul


Nyeri setelah melakukan suatu aktifitas
Rasa kaku pada persendian
Kelemahan otot / tulang
Perubahan bentuk sendi
Gambaran klinis
Gejala dominan nyeri
Nyeri bersumber dari:
Sinovium , karena adanya inflamasi
Tulang, karena adannya tekananan pada sum-sum
tulang dan fraktur sub-kondral.
Fraktur subkondral
Osteofit, karena adanva : reaksi periosteal,
tekanan syaraf
Kapsul sendi, karena adanya : distensi, instabilitas
Otot/Ligamen, karena adanya: spasme, strain
Gambaran klinis
Pemeriksaan fisik
Mal-alignment sendi
Pembengkakan sendi lokal
Jalan pincang dan disabilitas
fungsional lainnya.
Krepitasi
Nyeri tekan
Efusi sendi
Deformitas sendi
Range of Movement (ROM) terbatas
DIAGNOSIS
Umumnya dapat ditegakkan dengan:
1. Gambaran klinis
2. Pemeriksaan radiologis.
Jenis Osteoartritis
Osteoartritis primer
Penyebab yang jelas tidak diketahui,
berhubungan dengan usia dan merupakan
keausan tulang rawan akibat proses penuaan.

Osteoartritis sekunder
Akibat penyakit atau kelainan tertentu, seperti
infeksi sendi, fraktur intra-artikular.
Radiologis
Foto polos sendi
Penyempitan celah sendi
Sklerosis tulang subkondral
Osteofit
Kista sub-artikular
Deformitas
Radiologis
Ruang sendi menyempit
Sklerosis tulang sub-khondral
Kista subkondral
Remodeling sendi
Mal-alignment sendi
Osteofit
PENANGANAN
1.Konservatif
2.Operatif
PENANGANAN
Tujuan
Menghilangkan/mengurangi nyeri
Meningkatkan mobilitas sendi
Meningkatkan kualitas hidup penderita
PENANGANAN
Prinsip penanganan
Pengendalian faktor-faktor risiko, latihan
dan fisioterapi serta alat bantu/ortotik.
Untuk membantu mengurangi nyeri
digunakan analgesik atau NSAID
Pada fase lanjut diperlukan pembedahan
PENANGANAN
Obat-obatan
NSAID (Non steroid anti-inflammatory drugs)
COX-2 spesific inhibitors
SYSADOA (Symptomatic Slow Acting Drugs for Osteoarthritis)
DMOADSs (Disease Modifying Osteoarthritis Drugs)
Ditemukan obat baru yang bersifat Kondroprotektif
Rawan sendi dapat beregenerasi
PENANGANAN
1. Konservatif
Pengendalian faktor risiko seperti penurunan berat
badan, fisioterapi
Pemakaian alat bantu ortotik, (brace, crutch)
Injeksi ekstra-artikuler/intra-artikuler
Pemberian obat, analgesik anti-inflamasi
2. Operasi
Injeksi dalam sendi 5 kali berturut-turut setiap minggu
Injeksi dalam sendi
PENANGANAN
2. Pembedahan
Artroskopi
Sinovektomi (Artroskopi & terbuka)
Osteotomi ( realignment tulang)
Artroplasti sendi
Artrodesis
Artroskopi sendi lutut
Gambaran Artroskopi
High tibial osteotomi

Koshino Blade Plate


High tibial osteotomi
Operasi artroplasty (Penggantian sendi)
1 2 3
Operasi Total Artroplasty
1. Alat prostesis
2. Artritis sendi lutut
3. Setelah artrosplasty
1 2 3

1. Osteoartritis berat sendi lutut berat


2. Setelah artroplasty posisi AP
3. Setelah artroplasty posisi lateral
PENCEGAHAN
Penurunan beban sendi
Kegemukan merupakan faktor risiko osteoartritis.
Latihan
Dianjurkan latihan dengan tekanan sendi yang
rendah seperti berenang, bersepeda dan
berjalan.
Situasi pekerjaan
Stres yang berlebihan dan stres yang berulang-
ulang pada pekerjaan tertentu bisa menimbulkan
osteoartritis.
PENCEGAHAN
Makanan
Vitamin C 1 g 3-4 kali sehari untuk mendukung
tulang rawan.
Vitamin E untuk menghambat kerusakan tulang
rawan.
Antioksidan seperti vitamin A 5.000 IU, zinc 20-30
mg, selenium 200 mcg sehari dapat melindungi
tulang rawan.
Niasinamida meningkatkan mobilitas sendi dan
mengurangi nyeri.
Pengaturan diet untuk mengontrol berat badan
penderita.
OSTEOARTHRITIS
Lutut
Panggul
Tulang Belakang
Jari jari tangan
DIAGNOSIS BANDING

Artritis Reumatoid / Encok


Artritis septik
Artritis Gout
Artritis Tuberkulosa
Artritis Reumatoid
Artritis Tuberkulosa

Anda mungkin juga menyukai