Anda di halaman 1dari 24

BOOK READING

ATOPIC DERMATITIS (DERMATITIS ATOPIK)

Oleh :
Yuliana Pratiwi
Pembimbing :
dr. Widya Pasca Amir, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DEPARTMENT KULIT KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2016
Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit
kronik berulang yang terjadi paling sering
semasa awal bayi dan anak.
DA dianggap sebagai produk dari interaksi
komplek antara lingkungan host, gen-gen
suseptibel, disfungsi fungsi sawar kulit, dan
disregulasi system imun lokal dan sistemik.
EPIDEMIOLOGI
DA adalah problem kesehatan masyarakat utama di seluruh
dunia, dengan prevalensi pada anak 10-20% di Amerika, Eropa
Utara dan Barat, urban Afrika, Jepang, Australia dan negara
industri lain.

Prevalensi DA pada dewasa berkisar 1-3%.

Rasio wanita/pria adalah 1.3 : 1.0.

Prevalensi DA jauh lebih kecil di negara agrikultural seperti Cina,


EropaTimur, rural Afrika, dan Asia.
ETIOLOGI
DA adalah penyakit kulit inflamatori yang
sangat gatal yang terjadi akibat interaksi
komplek antar gen-gen suseptibel
(mengakibatkan tidak efektifnya sawar kulit,
kerusakan sistem imun alami, dan
meningkatnya respon imunologik terhadap
alergen dan antigen mikrobial).
ED dapat dihasilkan dari eksaserbasi
penyakit lokal sebelumnya di lebih dari satu
setengah dari pasien. Pemicu kemungkinan
untuk ED psoriatik meliputi :

Penghentian kortikosteroid topikal


Infeksi termasuk Human
atau oral, Metotraxat, atau biologis
Immunodeficiency Virus
(Efalizumab)

Obat-obatan, seperti litium,


Terbinafine, dan anti-malaria Phototherapy burns

Iritasi topikal termasuk Ter Kehamilan

Penyakit sistemik Stres emosional


PATOGENESIS

infeksi toksin
Penyakit yang
CTCL mendasari Staphylococcal
Encoding Superantigen

Immunoglobulin E
Sitokin (IgE)
TEMUAN KLINIS
SEJARAH/RIWAYAT
Riwayat medis
Riwayat keluarga
Penggunaan obat-obatan
Etiologi Gangguan termoregulasi, malaise, kelelahan dan pruritus

Obat-obatan
Demam, limfadenopati, organomegali, edema, leukositosis dengan
Onset eosinofilia dan disfungsi hati dan ginjal

CTCL
Riwayat
transplantasi
LESI KUTANEUS (CUTANEOUS
LESIONS)
ED menurut definisi merupakan eritema dan scaling
dari kulit yang melibatkan lebih dari 90% permukaan
kulit (gbr. 23-2)

eritema merah
Patch (Red Erythema) Putih halus atau
eritematosa di lipatan scaling kuning

Scaling seperti plat


kulit merah (Plate Like-Scaling)
kusam (Dull pada telapak tangan
Red) dan kaki
Dengan kronis, edema dan likenifikasi menyebabkan indurasi
kuli (Skin Induration)
Ektropion dan epifora dapat mengembangkan secara sekunder
pada keterlibatan periorbital kronis (gbr. 23-3)

Palmoplantar Keratoderma (gbr.23-3) telah dicatat hingga 80%


pasien dengan ED kronis
ED kronis juga dimanifestasikan dengan scaling dari
kulit kepala, dan dalam beberapa kasus effluvium
difus
Perubahan kuku dapat mencakup Onycholysis,
Hiperkeratosis subungual, perdarahan, paronychia,
Beaus lines dan kadang-kadang Onychomadesis
Garis kuku yang yang terdapat pada badan kuku (Nail
Plate) muncul sebagai penghentian induksi obat yang
menggambarkan ED dalam periode waktu obat itu
digunakan
Ciri Khas dari Pokok Penyakit
Temuan Terkait Fisik
Gangguan termoregulasi

Takikardi

High output cardiac failure

Peripheral pedal atau edema


pretibia (54%)

Limfadenopati

Hepatomegali

Splenomegali
Uji Laboratorium
Kelainan laboratorium yang paling umum :
Anemia
Leukositosis
Limfositosis
Eosinofilia
Peningkatan IgE
Laju endap darah (LED) meningkat
Histopatologi
Multiple Skin Punch Biopsies

multiple punch biopsies diperoleh secara bersamaan dan


berulang dari waktu ke waktu dianjurkan untuk
memaksimalkan kemungkinan diagnosis histopatologi

Histopatologi yang berbeda tergantung pada diagnosis yang


mendasarinya

ciri spesifik yang terlihat pada : hiperkeratosis, acanthosis, dan


inflamasi infiltrat kronis (Chronic Inflammatory Infiltrate)
yang dapat menutupi ciri dari etiologi penyakit yang
mendasari
Test Khusus (Spesific Test)
Uji laboratorium didorong oleh riwayat medis pasien
dan presentasi klinis
Multiple skin biopsies, biopsi kelenjar getah bening
dapat diindikasikan jika pembesaran kelenjar getah
bening menonjol dan skenario klinis menunjukkan
kemungkinan limfoma dibandingkan limfadenopati
dermatopathic
Jika kondisi ini dianggap paraneoplasmatic,
pemeriksaan radiologis harus dilakukan
KOMPLIKASI
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan termoregulasi
Infeksi
High output cardiac failure
Syok kardiogenik
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Dekompensasi penyakit hati kronis
Ginekomastia.
PROGNOSIS DAN PERJALANAN
KLINIS
Perjalanan klinis dan prognosis dari ED yang bervariasi
tergantung pada etiologi yang mendasari

Tingkat kematian (Mortality Rate) untuk ED bervariasi


dari 3,75% menjadi 64,00% pada lebih dari 6 seri pada
usia 51 tahun. Seri awal ED melaporkan tingkat kematian
yang tinggi akibat reaksi obat yang berat, limfoproliferatif
malignancy, pemphigus foliaceus, dan ED idiopatik

Kematian ini merupakan akibat dari komplikasi


seperti sepsis, pneumonia, dan gagal jantung
PENGOBATAN
Pengobatan awal dari setiap penyebab ED melibatkan
cairan dan elektrolit pengganti

Pengobatan dari ED mencakup lingkungan yang hangat


dan lembab untuk kenyamanan pasien dan kelembaban
kulit, serta mencegah hipotermia

Perawatan kulit yang baik, termasuk oatmeal baths dan


membasahi pakaian untuk weeping dan crusted lesion,
bland emolients, low-potency topical steroid harus
dimulai
PENCEGAHAN
Menghindari obat yang menyebabkan ED

Riwayat alergi

Menghindari steroid sistemik


....TERIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai