Anda di halaman 1dari 43

BUDIDAYA TANAMAN

BAWANG MERAH

DINAS TANAMAN PANGAN ,HARTIKULTURA


DAN PERKEBUNANPROVINSI BALI
2017
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG
Nama : Ir. I Made Buda
Jabatan : Penyuluh Pertanian Madya
Alamat : Perum Grahalia Poh Gading Blok A./4 Ubung
Denpasar/HP.087860780808
Pendidikan : S1. Pertanian (Agronomi) Unram.
Riwayat Pekerjaan : 1994 2004 (SPH Bimas Kab. Badung)
2005 Sekarang (Dinas Pertanian TP Provinsi Bali)
Tempat/lahir : Tabanan, 19 April 19?
PENDAHULUAN :
Bawang merah salah satu tanaman sayuran yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi dengan sangat


cepat menyebabkan permintaan akan bawang merah
meningkat.
Permintaan akan bawang merah yang terus meningkat
perlu diimbangi dengan peningkatan produksi bawang
merah.

Permasalahan dalam peningkatan produksi :


Biaya penyediaan umbi bibit cukup tinggi yaitu
sekitar 40% dari total biaya produksi
Bibit sulit diperoleh pada saat tanam.
Lanjutan :
Harga bibit mahal.
Harga jual murah saat panen.
Hama penyakit yang menyerang tanaman.
Serangan OPT dalam budidaya bawang merah
menjadi penting artinya terutama apabila dikaitkan
dengan penurunan kuantitas dan kualitas produksi.

OPT penting pada tanaman bawang merah : ulat


bawang (Spodoptera exigua), ulat gerayak,
antraknos (Colletotrichum gloeosporioides), lalat
penggerek daun, bercak ungu (Alternaria porri),
dan layu Fusarium (Fusarium sp.).
BUDIDAYA BAWANG MERAH
1. PRA TANAM
2. FASE TANAM
3. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST )
4. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST )
5. PEMBENTUKAN UMBI ( 36 - 50HST )
6. PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST )
7. PANEN DAN PACA PANEN
1. PRA TANAM
A. Syarat Tumbuh :
Tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi 1.100 m (ideal 0-800
m) dpl, didukung keadaan iklim meliputi suhu udara
antara 25-32 C

Curah hujan yang sesuai antara 300-2500 mm/th,.


kelembaban udara antara 80-90 persen.

Intensitas sinar matahari penuh lebih dari 14 jam/hari,


oleh sebab itu tanaman ini tidak memerlukan
naungan/pohon peneduh.
Bawang merah tumbuh baik pada
tanah subur, gembur dan banyak
mengandung bahan organik dengan
dukungan jenis tanah lempung
berpasir atau lempung berdebu.

pH tanah antara 5,5-6,5, tata air


(darainase) dan tata udara (aerasi)
dalam tanah berjalan baik, tidak boleh
ada genangan.
B. Pengolahan Tanah
1) Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna
(digemburkan dan diratakan)

2) Pupuk kandang disebar merata 5-10 ton/ha 7-10 hari


sebelum tanam.

3) NPK 150-200 kg/ ha 7-10 hari sebelum tanam.

4) Dibuat bedengan dengan lebar 100-150 cm


C. Pemilihan Bibit
1) Ukuran umbi 3-4 gram
2) Umbi telah disimpan 2-3 bulan dan
masih dalam ikatan
3) Umbi sehat. Ditandai bentuk umbi
yang kompak serta kulit tidak luka.
4) Umur cukup tua di kebun yaitu 70
90 hari
2. FASE TANAM

A. Jarak Tanam
15x15 cm.
20x15 cm.
B. Cara Tanam
Umbi usahakan merata dengan tanah (tdk terlalu dalam).
untuk menghindari busuk..
Pemupukan

11
C. Pengairan
Penyiraman dilakukan sehari 2 kali (padi dan
sore), sejak penanaman sampai menjelang
panen.
PANEN
Ciri-ciri umbi bawang merah siap panen :

a) 60-90 % daun kering dan rebah.

Teknik Pemanenan:

a) Dilakukan pada pagi hari

b) Pemanenan dengan pencabutan batang dan


daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat .
PASCA PANEN
a) Penjemuran dengan alas anyaman bambu.
o Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun
menghadap keatas.
o Penjemuran kedua selama 2-3 hari dengan menghadap keatas.
b) Penyimpanan, ikatan bawang merah di gantungkan pada rak-rak
bambu.
Penjemuran Bawang Merah Penyimpanan Bawang Merah
ULAT BAWANG
(Spodoptera exigua)
Telur di letakkan pada pangkal
dan ujung daun secara
berkelompok dan menetas 5 7
hari.
Ulat akan makan dari bagian
dalam daun mulai dari ujung
sampai instar akhir dan
membentuk pupa di dalam tanah
Daun yang terserang akan
berwarna kecoklatan dan akhirnya
mati
Pengendalian yang dapat
dilakukan adalah menanam
varietas yang toleran (kuning dan
Bima), pengumpulan kelp telur,
pemasangan lampu perangkap,
pemanfaatan musuh alami , agens
hayati dan pestisida kimia.
Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Pengendalian Dengan Perangkap Feromonoid


Seks
Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang;
Tanam serempak;
Penyemprotan insektisida efektif pada umur tanaman 15, 30, 45, 60 Hst bila
ditemukan ullat muda berturut-turut 13, 27, 22, 38 ekor/baris tanaman atau
ulat tua (instar 4 5 ) bila ditemukan 3, 7, 10 ekor/baris tanaman atau rpn.

Kelompok Telur

Gejala Serangan Ulat Grayak


Trips (Thrips sp.)

Nimfa dan trips dewasa


menyerang tanaman dengan cara
menusuk jaringan daun dan
menghisap cairan selnya,
terutama daun yang muda.
Gejala pada daun adalah daun
bernoda putih mengkilat seperti
perak, kemudian berubah menjadi
coklat.
Serangan berat biasanya terjadi
jika ada hujan rintik-rintik dan suhu
udara di atas normal.
Pengendalian:
Penyiraman di siang hari
Penggunaan mulsa plastik
Pengairan yang cukup
Penggunaan musuh alami
Pestisida Kimia
Bercak Ungu atau Trotol (Purple Blotch): Alternaria porri (Ell.) Cif.

Morfologi dan daur penyakit


- Konidium : hitam atau coklat, menyebar mll angin.
- Infeksi melalui stomata atau luka pada tanaman.
- Patogen bertahan pada sisa sisa tanaman dalam bentuk miselia.
- Keadaan cuaca yang lembab, mendung, hujan rintik rintik,
drainase tanah yg tidak baik dapat mendorong perkembangan
penyakit.
- Penyakit trotol adalah penyakit tular udara dan bibit (umbi).
Gejala serangan
Pada daun terdapat bercak melekuk, berwarna putih atau kelabu, dengan
ukuran bervariasi tergantung pada tingkat serangan.
Pada serangan lanjut, bercak tampak seperti cincin, warna keunguan,
dengan tepi agak kemerahan atau keunguan dikelilingi zone kuning.
Ujung daun yang terserang menjadi kering.
Infeksi pada umbi biasanya dapat terjadi pada saat atau setelah panen,
umbi tampak membusuk dan berair dimulai dari bagian leher. Umbi yang
membusuk berwarna kuning atau merah kecoklatan. Serangan lanjut
menyebabkan jaringan umbi yang terserang mengering, berwarna gelap
dan bertekstur seperti kertas.
PENGENDALIAN
a. Kultur teknis
- Menggunakan varietas tahan, misalnya varietas Bauji,
- Waktu tanam yang tepat, penanaman sebaiknya dilakukan pada musim kemarau,
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan dari genus Allium,
- Sanitasi dan pembakaran sisa sisa tanaman sakit,
- Penggunaan bibit umbi yang berasal dari tanaman sehat, kompak (tidak kropos)
tidak luka, dan warna mengkilat.
b. Pemanfaatan agens hayati
- Pencelupan bibit umbi maksimal 3 menit dalam larutan agens hayati
Pseudomonas fluorescens (Pf) dengan dosis 1 ml/l air,
- Penggunaan agens hayati yang efektif pada awal munculnya gejala, dan aplikasi
ulangan dapat dilakukan bila ada indikasi gejala serangan berkembang.
Semprotkan 10 cc Pf / l air dengan volume semprot 500 l/ha 1-2
kali/minggu,
c. Pengendalian secara kimia
Jika ambang pengendalian bercak ungu telah tercapai (AP penyakit bercak ungu
adalah jika kerusakan daun sebesar 10% pertanaman contoh) lakukan penyemprotan
dengan fungisida efektif yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian.
Penyemprotan sebaiknya di lakukan pada sore hari.
Penyakit Moler/Layu Fusarium : Fusarium oxysporum (Hanz.).

Morfologi dan daur penyakit


Cendawan membentuk klamidospora dan dapat bertahan lama dalam
tanah, menginfeksi dengan cara menembus jaringan pada dasar batang
tanpa ada luka sebelumnya. Penetrasi dipermudah bila terdapat luka.
Serangan cendawan pada umbi sangat lambat sehingga tidak
menampakkan gejala, namun setelah disimpan dan bibit ditanam di
lapang, maka gejala akan timbul. Kelembaban tinggi dan drainase yang
buruk di dalam tanah akan memacu perkembangan penyakit. Pada tanah
yang kaya bahan organik biasanya jarang terjadi.

Gejala serangan
Serangan penyakit ini terutama adalah bagian dasar umbi lapis sehingga
pertumbuhan akar maupun umbi terganggu.
Gejala pertama ditandai dengan daun menguning dan terpelintir, dan
selanjutnya layu. Apabila tanaman dicabut akar mudah ditarik karena
pertumbuhan akar tidak sempurna dan membusuk.
Pada dasar umbi terdapat cendawan warna putih. Jika umbi lapis dipotong
membujur tampak ada pembusukan yang berair pada pangkalnya dan
meluas ke atas lapisan umbi. Tanaman yang terserang daunnya layu,
mengering dan mati dari ujung dengan cepat.
PENGENDALIAN

a. Kultur teknis
- Menanam varietas tahan seperti varietas Philipina dan Sumenep,
- Rotasi tanaman dalam waktu yang lama,
- Menambah pupuk organik di lahan 5 10 ton/ha,
- Menanam bibit umbi yang sehat, kompak (tidak keropos) tidak
luka/kulit tidak terkelupas dan warnanya mengkilat,
- Sanitasi. Segera mencabut dan memusnahkan tanaman yang telah
terserang.
b. Pemanfaatan agens hayati
Melakukan perendaman bibit umbi bawang merah sebelum di tanam
dengan cara aplikasi agens hayati Trichoderma spp, atau Gliocladium spp
atau Fusarium non pathogen, atau dengan pencelupan bibit umbi
maksimal 3 menit dalam larutan Pf dengan dosis 1 ml/l air,
Embun Buluk (Downy mildew): Peronospora destructor (Berk) Casp.

Morfologi dan daur penyakit


- Patogen dapat bertahan pada biji, umbi dan didalam tanah dari
musim ke musim. Pada cuaca lembab dan sejuk, patogen dapat
berkembang dengan baik.
- Penyakit ini berkembang terutama pada musim hujan, bila udara
sangat lembab dan suhu malam hari rendah. Kelembaban tinggi,
suhu sejuk sangat menguntungkan perkembangan pathogen.
- Penyebaran spora melalui angin, bibit, dan tanah (khususnya jika
lahan basah dan drainase buruk).

Gejala serangan
- Terdapat bercak hijau pucat di dekat ujung daun dan bila cuaca
lembab pada bercak tersebut terdapat miselium dan spora yang
berwarna ungu kecoklatan.
- Bercak pada daun bisa menyebar ke bagian bawah hingga
mencapai umbi, merambat ke lapisan lapisan umbi yang lain,
berwarna kecoklatan, berkerut pada lapis terluar, bagian dalam umbi
tampak kering dan pucat.
- Tanaman muda yang terserang bila tetap hidup akan menjadi kerdil.
Serangan berat menyebabkan umbi membusuk, daun menguning,
layu dan mengering, diliputi oleh miselium berwarna hitam.
PENGENDALIAN

a. Kultur teknis
- Mencegah menanam bawang merah di sekitar areal serangan atau bekas
tanah/areal terserang,
- Mengadakan pergiliran tanaman pada areal serangan selama 3 tahun,
- Penggunaan bibit umbi yang berasal dari tanaman sehat, kompak (tidak kropos)
tidak luka, danwarna mengkilat,
- Menghindari kelembaban tinggi dengan perbaikan drainase tanah,
- Sanitasi/membakar sisa tanaman sesudah panen,
- Penggunaan pupuk yang berimbang, misalnya penggunaan pupuk N yang berlebih
dapat mengakibatkan tanaman menjadi sekulen karena bertambahnya ukuran sel
dengan dinding sel yang tipis, sehingga mudah terserang penyakit
b. Pemanfaatan agens hayati
- Perendaman bibit umbi maksimal 3 menit dalam larutan agens hayati Pf dengan
dosis 1 ml /l air,
- Penggunaan agens hayati (semprotkan 10 cc Pf/l air dengan volume semprot 500
l/ha 1-2 kali/minggu).
c. Kimia
- Menggunakan fungisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian pada
awal munculnya gejala, dan aplikasi ulangan dapat dilakukan bila ada indikasi gejala
serangan berkembang,
Mati pucuk: Phytophthora porri (Faister.)

Morfologi dan daur penyakit

- Cendawan mempunyai miselium yang khas, hipa


tidak seragam kadang berbentuk elips , diameter
sekitar 8 m.

- Cendawan dapat terbawa oleh umbi bibit dan dapat


bertahan lama di dalam tanah. Cuaca yang basah dan
kelembaban tinggi membantu perkembangan
penyakit.
Gejala serangan
Ujung daun busuk kebasah basahan yang
berkembang ke bagian bawah daun.
Jika cuaca lembab jamur membentuk massa jamur
seperti beludru pada bercak.
Bagian daun yang terserang menj. mati, berwarna
coklat, kemudian berubah putih.
Tanaman inang lain :
PENGENDALIAN

a. Kultur teknis
- Menanam varietas bibit umbi yang tahan, sehat, kompak (tidak keropos)
tidak luka/kulit tidak terkelupas dan warnanya mengkilat,
- Mengurangi kerapatan tanaman, dengan mengatur jarak tanam dan
perbaikan drainase
- Sanitasi. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang dan
rumput rumputan di sekitar pertanaman
- Rotasi tanaman dalam waktu yang lama,

b. Pemanfaatan agens hayati


- Melakukan perendaman bibit umbi sebelum ditanam dengan cara aplikasi
agens hayati Trichoderma spp, atau Gliocladium spp atau Fusarium non
pathogen,

c. Kimia
- Pencelupan umbi dan perlakuan tanah dengan fungisida yang efektif dan
diizinkan oleh Menteri Pertanian,
Virus Mosaik Bawang: Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV)

Morfologi dan daur penyakit


0
- Partikel virus berbentuk batang lentur. Suhu antara 60 65 C membuat
virus tidak aktif.
- Kemampuan tinggal di luar jaringan tanaman selama 2 -3 hari, namun
virus dapat hidup terus menerus dari musim ke musim dalam umbi
bawang yang telah terinfeksi. Penularan dapat melalui umbi yang
dipanen dari tanaman sakit pada setiap generasi.

Gejala serangan
- Warna daun belang hijau pucat sampai bergaris kekuningan, seringkali
disertai dengan pertumbuhan daun yang berpilin, sehingga tanaman
terlihat menjadi kerdil walaupun daun tidak mengalami pemendekan.
- Tanaman yang terinfeksi virus ini tumbuh kerdil, bentuk daun lebih kecil
jika dibandingkan dengan tanaman yang sehat.
- Bentuk umbi tetap padat tetapi ukurannya lebih kecil jika dibandingkan
dengan umbi yang berasal dari tanaman sehat. Tanaman yang terserang
akan menghasilkan produksi yang lebih rendah.

Pengendalian

1. Penanaman umbi yang bebas virus dan ditanam di daerah bebas virus
yang letaknya jauh dari sumber penyakit,

2. Eradikasi tanaman yang menunjukkan gejala serangan.


Penyakit Trotol
Penyakit Moler

Antraknose
Petani Bw. Merah dengan Biji
TERIMA KASIH
Bercocok Tanam Bw.
Merah dengan biji
Budidaya Tanaman Cabai

33
Benih Cabe

Benih Hybrida dan berkualitas tinggi.


Bibit Cabe

System Polibag Tray


Pengolahan Tanah
Lahan yang diperlukan untuk
budidaya cabe adalah tanah yang
gembur dan memiliki porositas
yang baik
Bedengan
Pupuk Kandang yang matang atau organik 1-2 kg / m2 .
Bentuk bedeng rata dan di tengah-tengah ada parit dengan kedalaman +
5-8 cm. Tinggi bedeng + 15-60 cm (disesuaikan dengan lahan).
Lubang tanam : 60 cm x 60 cm atau 60 cm x 50 cm.

atau
60 cm 80 cm

80 cm 80 cm
Transplating
Bibitcabe umur + 20 hari, sudah sehat
dan kokoh maka bibit bisa dipindah.
Waktu paling cocok untuk pindah
tanam adalah pada saat mendung
atau sore hari.
Penanaman
Penanaman sebaiknya
dilakukan pada sore
hari
Untuk budidaya cabe intensif
sebaiknya, bedengan ditutup
dengan mulsa plastik perak
hitam

Mulsa bermanfaat untuk


mempertahankan kelembaban,
menekan erosi, mengendalikan
gulma dan menjaga kebersihan
kebun.
Pemupukan

40
Pengairan
Pengairan dilakukan
sesuai dengan
kebutuhan tanaman
Panen

42
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai