Anda di halaman 1dari 31

Leukorrhea

Oleh:
Koass Perbaikan
Pembimbing:
Dr.M Birza rizaldi,SpOG
Dr.Mathius S Gasong,SpOG
Pendahuluan
Leukorrhea
fluor albus / vaginal discharge / duh tubuh vagina
keputihan
keluhan sering berobat ke dokter
bukan penyakit tapi gejala
anak-anak s.d. wanita dewasa / menopause
disertai keluhan lain : gatal, panas, nyeri
bersenggama
Tujuan : bedakan leukorrhea fisiologis /
patologis
Definisi

keluarnya cairan berlebihan dari liang


senggama (vagina), yang disertai oleh
perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar di
bibir kemaluan atau sering juga disertai
bau busuk dan rasa nyeri sewaktu
berkemih atau senggama.
Klasifikasi
Leukorrhea Fisiologis Leukorrhea Patologis

Sekret dari vagina normal Peningkatan volume

Warna jernih / putih, Bau khas


kekuningan bila kontak dg udara
(oksidasi)

Mengandung m.o. terutama Perubahan konsistensi / warna


Lactobacillus doderlein

pH < 4,5 Penyebab leukorrhea patologis :


a. Infeksi
b. Non-infeksi
Leukorrhea fisiologis, keadaan pada:
Bayi baru lahir - 10 hari
Premenarche
Sebelum dan sesudah haid
Saat / sekitar ovulasi
Adanya rangsangan seksual
Pada kehamilan
Stress emosional
Penyakit kronis, penyakit saraf
Pakaian ( Pakaian dalam ketat, pembalut )
Gangguan kondisi tubuh
Penyebab leukorrhea patologis :
a. Infeksi
terbanyak : vaginitis dan servisitis
Sekret mukopurulen
warna bervariasi (putih kekuningan
kehijauan)
Vaginitis paling sering : Candida spp.,
Trichomonas vaginalis, Vaginalis bakterialis.
servisitis paling sering : Chlamidia trachomatis
dan Neisseria gonorrhoeae.
penyebab lain : infeksi sekunder pada luka,
abrasi, luka bakar.
b. Non infeksi

Dapat disebabkan oleh:


Kelainan alat kelamin didapat / bawaan
(uterovagina, rektovagina fistel)
Benda asing
Hormonal
Kanker (ca cervix)
Vaginitis atrofi
Infeksi Pada Vagina
Normal: batang gram + (Lactobacillus
acidophillus)
mempertahankan ekosistem vagina (3
cara):
1. produksi asam laktat
2. produksi Hidrogen Peroksida (toksis
terhadap mikroflora anaerob)
3. mikrovili menempel pada reseptor di sel
epitel vagina
Pewarnaan gram sekret vagina normal
Infeksi Jamur

Kandidiosis vulvovaginal (KV)


E/ Candida spp terutama Candida
albicans.
50% wanita (2 x dalam hidup)
suasana asam yg mengandung glikogen
timbul pada kehamilan, pemakaian pil
kontrasepsi, pemakaian kortikosteroid dan
pada penderita Diabetes Melitus
Gejala klinis Kandidiosis
Vulvovaginal (KV)
Vulva gatal,eritem,edem dan lecet
Duh dapat cair atau seperti susu pecah
Disuria eksternal dan dispareunia
superfisial
Diagnosis
Leukorrhea bervariasi (cair kental);

sangat gatal (pruritus vulva)

nyeri pada vagina, dispareunia, rasa terbakar


pada vulva dan iritasi vulva
Tanda inflamasi: eritem (+), edem (+) pada
vulva dan labia, lesi diskret pustulopapular
(+), dermatitis vulva
Lab: pH vagina < 4,5, Whiff test (-).
gram : bentuk ragi (+) dan pseudohifa (+)
Mikroskopik : leukosit, sel epitel
Saran: kultur jamur D/ (paling sensitif)

Pengobatan :
Klotrimazol, Nistatin, Fluconazole, Itraconazole,
Imidazole
Infeksi Protozoa:
Trichomoniasis
E/ T. vaginalis
Masa inkubasi : 5-28 hari
paling sering sebabkan
infeksi pd epitel vagina,
selain pada uretra,
serviks, kelenjar Bartholini.
melalui hubungan seksual tanpa pelindung
(kondom)
melalui perlengkapan mandi (handuk).
Trichomoniasis, Gejala klinis :
Asimtomatis
Simptomatis:
cairan vagina banyak
bau tidak enak, gatal
dan dispareunia.
In spekulo: 75% kelainan
vulva dan vagina
Vulva eritem, lecet, sembab
Nyeri (+), vagina eritem
Serviks, khas: cairan warna kuning kehijauan,
berbuih, bau tidak enak
pH vagina > 4,5
Trichomoniasis
2-5% serviks : strawberry serviks
Lab:whiff test biasanya (+)
Mikroskopik: (pembesaran 400x):
pergerakan trichomonas
Bentuk ovoid, ukuran > sel PMN, berflagel
80-90% dg symtomatic leucocyte (+), clue cell dapat (+)
Pengobatan: metronidazole, klotrimazol
Infeksi Bakteri: Vaginosis Bakterial
(VB)
sindroma / kumpulan gejala klinis
akibat pergeseran lactobacilli
sering pada wanita yang aktif secara seksual,
namun tidak ditularkan melalui hubungan
seksual.
Gejala klinis:
Asimtomatik
keluhan : cairan bau amis seperti ikan terutama
setelah hubungan seksual
Pemeriksaan : jumlah duh tubuh vagina tidak
banyak, warna putih, keabu-abuan, homogen,
cair, dan biasanya melekat pada dinding vagina
Pada vulva atau vagina jarang / tidak
ditemukan inflamasi
pH vagina > 4,5
+ KOH 10% pada duh tubuh vagina
bau amis (whiff test)
sediaan apus vagina (pewarnaan gram) :
sel epitel vagina ditutupi bakteri batang
hingga batas sel jadi kabur (clue cells)
Diagnosis ditegakkan 3 dari 4 gejala:
(Kriteria Amsell):
1. Cairan vagina homogen, putih keabu-
abuan, melekat pada dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff test (+)
4. clue cell (mikroskopik)
Pengobatan:
Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari
Zalf klindamisin vagina 2% selama 7 hari
Infeksi pada Serviks: Servisitis Gonore

E/ Neisseria gonnorrheae
traktus genitalis, konjungtiva, faring, rektum,
kulit, persendian, serta organ dalam
melalui hubungan seksual
pertama kali : kanalis servikalis uretra,
kelenjar skene, dan kelenjar bartholini
Masa inkubasi bervariasi, + 10 hari.
Gejala klinis:
Asimtomatik
keluhan : cairan vagina dg jumlah meningkat,
menoragi atau perdarahan intermenstrual
duh tubuh serviks mukopurulen
Serviks eritem, edema, ektopi dan mudah berdarah
Servisitis Gonore
Diagnosis:
Ditegakkan dg lab : pemeriksaan langsung
sediaan apus endoserviks (gram) : diplokokus
gram (-) dalam sel PMN dan di luar sel PMN
Pengobatan:
Siprofloksasin, Ofloksasin, Tiamfenikol,
Seftriakson, Spektinomisin
Siprofloksasin, Ofloksasin dan Tiamfenikol tidak
boleh diberikan pada wanita hamil atau sedang
menyusui dan anak-anak.
Servisitis gonore
Servisitis Chlamidia
trachomatis
serupa dg gonore
paling sering : endoserviks
60% asimtomatik
(silent sexually transmitted disease)
Gejala klinis:
(servisitis C. trachomatis)

Keluhan:
biasanya tidak khas
serupa keluhan servisitis gonore (duh tubuh vagina)
Inspekulo:
1/3 penderita dg duh tubuh serviks mukopurulen
serviks eritem, ektopi dan mudah berdarah
BP dari mukosa endoserviks
PEMBAHASAN

Anamnesis
fisiologis / patologis
benda asing / neoplasma
Pemeriksaan klinis
sifat cairan (kekentalan, warna, bau,
kemungkinan benda asing, ulkus dan
neoplasma)
PD dilakukan setelah pengambilan BP
Laboratorium
sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis
trikomoniasis
KOH 10% kandidias
gram bakteri penyebab gonore
Pemeriksaan tambahan bila curiga keganasan
Kultur pada keadaan klinis ke arah gonore tapi
hasil gram (-)
Pemeriksaan serologis bila curiga clamidia
Pengobatan
Sering infeksi campuran terapi kombinasi
terapi pasien dan pasangannya
Kandidosis Vulvovaginalis Trichomoniasis Vaginosis
Bakterial
PENYEBAB C.albicans T.vaginalis G.vaginalis
Bakteri anaerob
Mycoplasma

KELUHAN
- bau duh tubuh Bau asam Bau Bau amis
vagina + + Jarang
- lecet pada vulva + + Jarang
- iritasi pada vulva + + Jarang
- dispareunia
GEJALA
- Vulvitis/vaginitis + + Jarang
- Duh tubuh vagina Sedikit-sedang Banyak Sedang
Putih Keabuan
Jumlah Putih Kuning Encer/berbusa.
Warna Encer/menggumpal/cheesy Encer/berbusa Homogen, tipis,
konsistensi plaques purulen melekat pada dinding
vagina
DIAGNOSIS
- pH vagina 4,5 > 4,5 > 4,5
- Whiff test (-) seringkali (+) (+)
- Mikroskopis
KOH 10% Bentuk ragi/sel tunas, Pseudohifa Gerakan Trichomonas Clue cells, PMN
bentuk ragi sedikit, lactobacilli
Gram (+) (+) sedikit (-)
Banyak sel PMN

NaCl
Kandidosis Trichomoniasis Vaginosis
Vulvovaginalis Bakterial

TERAPI - Klotrimazol 500 mg - Metronidazole 2 gr - Metronidazole 2


intravagina, dosis tunggal peroral, dosis tunggal gr peroral, dosis
atau atau tunggal atau
- Klotrimazol 200 mg / - Metronidazole 2x500 - Metronidazole
intravagina selama 3 hari mg peroral, selama 7 2x500 mg peroral, 2
atau hari kali selama 2 hari
- Nistatin 100.000 unit / atau
intravagina selama 14 - Ampisilin 500 mg
hari atau peroral 4xsehari
- Flukonazole 150 mg / selama 7 hari
peroral dosis tunggal atau - Krim klindamisin
- Ketokonazole 200 mg vagina 2%,
2x1 tablet selama 5 hari intravagina selama 7
atau hari atau
- Itrakonazole 200 mg - Gel
2x1 tablet selama 1 hari metronidazole 0,75%
intravagina 2xsehari
selama 5 hari
Servisitis Chlamidia trachomatis
Diagnosis:
ditegakkan dg lab: pemeriksaan sitologi,
identifikasi antigen C.trachomatis, PCR dan isolasi
C. trachomatis pada biakan sel
Pengobatan:
Doksisiklin, Azitromisisn, Eritromisin, Tetrasiklin
Doksisiklin, Tetrasiklin dan Azitromisin tidak boleh
diberikan pada wanita hamil atau sedang
menyusui dan anak-anak.
Servisitis Chlamidia
trachomatis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai