Anda di halaman 1dari 50

Presentan :

Muhamad Dony 12100116197


Rafa Zhafirah Amaani 12100116259
Henny Oktavianti 12100116248
Rainy Nuramalis 12100116195

P R E S E P TO R :
K U S H A R I S U T A N T O, D R G
SMF GIGI MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
RS AL ISLAM BANDUNG 2017
IDENTITAS
Nama : Rita Ratna
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Riung Bandung
Tanggal pemeriksaan : 19 Juli 2017
KELUHAN UTAMA

Gigi Goyang pada


gigi kiri bawah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sejak satu setengah bulan yang lalu, pasien mengeluh gigi goyang
pada gigi bagian kiri bawah. Gigi goyang disertai dengan nyeri ketika gigi
ditekan. Pasien mengaku awalnya terasa nyeri dan bengkak di gusi pada gigi
tersebut, lalu sekitar 2 minggu kemudian gusinya sudah tidak nyeri namun
giginya menjadi goyang. Keluhan makin berat dirasakan saat makan. Keluhan
dirasakan membaik jika gigi tidak digunakan.
Pasien mengakui pernah sakit gigi sebelumnya dan dilakukan tindakan
cabut gigi di bagian gigi atas kanan, gigi atas kanan, dan gigi bawah kiri.
Pasien sudah mendapatkan pengobatan dari dokter paru untuk keluhan nyeri
giginya berupa tablet anti nyeri berwarna kuning dan dimakan ketika sakit,
keluhan tersebut hanya mereda beberapa saat lalu kemudian nyeri kembali.
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien tidak memiliki kebiasaan bernafas melalui mulut, menggigit jari
atau kuku, menggigit bibir, mendorong lidah, tidak merokok, dan minum
alkohol.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mempunyai riwayat asthma.
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, penyakit jantung, kelainan
darah, diabetes melitus, riwayat alergi, gastritis, tb paru.

RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien memiliki riwayat penyakit asthma, diabetes melitus,
kolesterol tinggi
GENERAL SURVEY
Keadaan umum : Tampak tidak sakit
Kesadaran : composmentis
Tanda vital :
TD : 120/70 mmhg
Nadi : 74x/menit
Respirasi : 23x/menit
Suhu : 36,5
EXTRA ORAL
Wajah : simetris
Profil jaringan lunak : cembung
Kelenjar getah bening : tidak teraba
Temporomandibular joint : cliking (-), sakit (-), krepitasi (-)
Open/close jaw : trismus (-), deviasi (-)
INTRA ORAL
Oral higiene : sedang
Bibir : normo tonus.
Mukosa bukal : normal
Gingiva : bengkak at regio 36, interdentalpapil tumpul
hiperemis (+)
Lidah : normal
Dasar mulut : normal
Palatum : normal.
Tonsil : T1, T1
Gigi Geligi

x v O x x x
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

x O X
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
STATUS LOKALIS
Gigi 36
Karies Tidak ada
Sondasi Tidak dilakukan
Dingin Tidak dilakukan
Perkusi Negatif
Tekanan Negatif
Palpasi Edema (+), Tenderness (+), Fraktur (-)
Mobility Mobilitas grade 2
GAMBARAN RADIOLOGIS
DIAGNOSA BANDING

36 Abses periodontal
36 Abses gingival
36 Periodontitis Marginalis
DIAGNOSA KERJA
36 Abses periodontal
RENCANA TERAPI
Pro Resep
Pro Rujuk ke dokter gigi
Pro rontgen
Pro drainase abses
Pro cabut gigi
Pro pembersihan plak dan kalkulus
TERAPI

Antibiotik
Amoksisilin 3 x 500 mg untuk 5 hari
Metronidazole 3 x 500 mg untuk 5 hari
Analgetik Asam mefenamat 500 mg bila nyeri
Ranitidine 2x1 per hari
KONSELING
Cara menyikat gigi yang baik dan benar
Waktu menyikat gigi min. 2x sehari sehabis makan dan sebelum tidur
Menggunakan sikat gigi yang bulu sikatnya halus
Penggunaan dental floss untuk membersihkan sisa makanan
Penggunaan mouthwash
Dental check up 6 bulan sekali (ada atau tidak ada keluhan)
Bersihkan karang gigi minimal 6 bulan sekali
Penggunaan gigi palsu
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
ABSES PERIODONTAL
DEFINISI
Abses periodontal adalah suatu inflamasi purulen yang terlokalisir pada jaringan
periodontal. bersifat kronis atau akut
Abses periodontal disebut juga dengan abses lateral atau abses parietal. Abses
periodontal merupakan infeksi yang terletak pada daerah attached gingiva yang dapat
menyebabkan destruksi ligamen periodontal dan tulang alveolar.
ETIOLOGI
Periodontal abses merupakan lokalisasi infeksi purulen pada jaringan periodontal
hingga pocket periodontal sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada ligamen
periodontal dan tulang alveolar
Lingkungan
Etiologi Mikrobiologi
Faktor lain
Environmental Pocket
Bakteri anaerob
Mikrobiologi
Virus
Materi lain Makanan
Penurunan fagositosis
Diabetes
Metabolisme kolagen
KLASIFIKASI
Abses
Periodontal

Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
Lokasi Etiologi Perjalanan Jumlah Abses
Penyakit
BERDASARKAN LOKASI
Abses pada jaringan pendukung periodontal sepanjang permukaan lateral akar, dalam
kondisi ini umumnya terdapat sinus dalam tulang yang meluas secara lateral dari abses menuju
permukaan akar.

Abses yang terdapat pada dinding jaringan lunak poket periodontal yang dalam.
BERDASARKAN ETIOLOGI
Dilihat dari penyebab proses infeksi akutnya, ada dua abses periodontal yang dapat
terjadi:
Abses periodontal yang terkait dengan periodontitis
dimana infeksi akut berasal dari poket periodontal yang dalam.
Abses periodontal yang tidak terkait dengan periodontitis
Jika infeksi akut berasal dari sumber local lainnya, seperti impaksi benda asing
(tusuk gigi, bulu sikat yang kaku, makanan yang terselip) atau masalah endodontik
(perforasi saluran akar pada saat perawatan endodontik).
BERDASARKAN PERJALANAN PENYAKIT
Akut Kronis
Abses biasanya berkembang dalam periode Terjadi lebih lama waktunya dan
waktu yang pendek dalam beberapa berkembang lambat
hari/minggu.
Perdarahan spontan, dan rasa tidak nyaman
Terdapat onset nyeri yang tiba-tiba pada
saat menggigit, dan terdapat nyeri tumpul Terdapat pus dan adanya discharge
yang dalam pada gigi sehingga pasien Nyerinya intensitas rendah
cenderung menutup giginya.
Kebanyakan abses sudah terdrainase
Biasanya terdapat pembesaran KGB melewati 1/lebih sinus tract ke oral cabity
Regional lymphadenopathy
Peningkatan suhu tubuh
BERDASARKAN JUMLAH
Single abscess Multiple Abscesses
Mengenai single toothAbscess confined Mengenai lebih dari 1 gigi
to a single tooth.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

Abses periodontal Abses periodontal


Akut Kronis
GEJALA DAN GAMBARAN KLINIS
Gambaran Abses Periodontal akut
Terlihat licin, pembengkakan gingiva mengkilat disertai rasa sakit, daerah pembengkakan gingivanya
lunak karena adanya eksudat purulen dan meningkatnya kedalaman probing, gigi menjadi sensitif bila
diperkusi dan mungkin menjadi mobiliti serta kehilangan perlekatan periodontal dengan cepat dapat
terjadi.
1. Ketidaknyamanan ringan sampai parah
2. Merah dan membengkak berbentuk ovoid yang terlokalisir
3. Adanya mobiliti gigi
4. Kenaikan suhu.
5. limfadenopati regional, trismus

Grossman. Ilmu Endodontik Dalm Praktek. EGC. 1995


GEJALA DAN GAMBARAN KLINIS
Gejala abses periodontal Kronis:
1. Tidak ada sakit atau sedikit nyeri.
2. Adanya lesi inflamasi yang terlokalisir
3. Gigi sedikit meninggi
4. Adanya eksudat intermiten
5. Adanya saluran fistula yang berhubungan dengan saku yang dalam

Melnick, Philip et al. Treatment of Periodontal Abscess. Elsevier. 2006. p 714-720


GAMBARAN RADIOLOGIS
Gambaran radiolusen berbatas difus di sekitar akar gigi.
Biasanya melibatkan penurunan (resorbsi) tulang alveolar
Lamina Dura melebar
Terjadi pelebaran membran periodontal
DIAGNOSIS
Extra oral examination includes Intra oral examination includes
Memeriksa apakah wajah simetris, Pemeriksaan mukosa dan gigi geligi
adakah pembengkakan, dan kemerahan
Apakah terdapat fluktuasi, sinus, trismus
dan pemeriksaan KGB cervical
TEST MOBILITAS
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggerakan gigi ke arah lateral dalam
soketnya dengan menggunakan 2 instrument
Bertujuan menguji intergritas dari jaringan periodontal
Grade 1 <1mm
Grade 2 =1mm
Grade 3 >1mm dengan gerakan vertikal
TES VITALITAS PULPA
Tes pulpa dengan panas atau dengan kelistrikan dapat
dilakukan untuk mengukur vitalitas kinerja dari pulpa
TES MIKROBIAL
Sample dari nanah di sinus, di abses atau dari sulkus gingival dapat
dikirim ke bagian mikrobiologi untuk dikultur dan diuji sentivitasnya
PENTALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Segera

Penatalaksanaan Awal

Perawatan Definitif
PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan Segera :
tergantung dari tingkat keparahan dari infeksi dan tanda/gelaja lokal. Pada kondisi yang
tidak terlalu parah penggunaan obat analgesik dan antimikroba dapat menghentikan gejala
sistemik, trismus, dan penjalaran infeksi. Antibiotik diberikan secukupnya sesuai dengan derajat
keparahan dari infeksi.
Penatalaksanaan Awal :
dilakukan atas dasar terdapat abses akut tanpa keracunan sistemik, lesi residual setelah
perawatan keracunan sistemik, dan pada abses periodontal kronis
Penatalaksanaan Definitif :
Perawatan definitif dilakukan setelah perawatan awal selesai untuk mengembalikan fungsi,
estetik, dan mempertahankan kesehatan jaringan periodonsium pasien. Perawatan definitif
dilakukan tergantung dari kebutuhan pasien
PENGOBATAN
Beberapa langkah pengobatan abses:
1. Diagnosa yang benar
2. Prinsip terapi periodontal abses: menstabilkan drainase
inflamasi. Drainase pada periodontal abses lebih
mudah dikeluarkan, dapat menggunakan sonde tumpul
TERAPI YANG DILAKUKAN :
Drainase pus
Pemberian antibiotik dan analgetik
Pembersihan plak dan kalkulus
Memperbaiki kerusakan jaringan periodontal dan
meningkatkan kebersihan mulut
ANALGESIK
Perlu diketahui bahwa obat penghilang sakit tidak bisa
menyembuhkan abses gigi.
Analgesics ini biasanya digunakan untuk penundaan
perawatan abses gigi.
Untuk ibu hamil dan menyusui baik digunakan paracetamol
Jika nyeri hebat dokter boleh memberikan analgesics yang
lebih kuat (codeine fosfat)
ANTIBIOTIK
Antibiotik aerob dan anaerob

Penisilin
Metronidazole
Bila Alergi penisilin : berikan
Klindamisin/doksisiklin/eritomisin
BEDAH
Bila sudah terjadi fluktuasi maka dilakukan insisi dan
dimasukkan kain gaas steril atau rubber-dam sebagai
. drainase
Pencabutan gigi yang terlibat biasanya dilakukan sesudah
pembengkakan sembuh dan keadaan umum penderita
membaik.
Dalam keadaan abses yang akut tidak boleh dilakukan
pencabutan gigi karena dapat menyebarkan radang
sehingga mungkin terjadi osteomyelitis
KOMPLIKASI
Gigi tercabut.
Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).
Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).
Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral, endokarditis,
pneumonia, dll.
Dapat terjadi sepsis
PROGNOSIS
Gigi pada periodontal abses tergantung pada jumlah dan jenis kerusakan tulang,
posisi gigi dan abses dan mobilitas dari gigi. Prognosis untuk regenerasi tulang yang
mengalami infeksi akut adalah lebih baik dari pada regenerasi tulang yang
mengalami lesi kronis
DAFTAR PUSTAKA
Lindhe, Jan. 2003. Clinical Periodontology and Implant Dentistry Ed.4. UK : Blackwell. ISBN 1-4051-0236-5
Carranza, Newman, Tekei.2002. Clinical Periodontology Ed 9. New York : WB Saunders company.
J.D Manson, B.M Alley. 1993. Buku Ajar Periodonti Ed 2. Jakarta : Hipokrates.
Hall B Walter. 2008. Critical Decisions in Periodontology. California : BC Decker Inc
Pharoah, white. Oral Radiology Principle and Interpretation fifth edition. 2000. Mosby.
Sanz M, Herrera D, Winkelhoff AJ. The periodontal abscess. In: Lindhe J, Lang NP, Karring T, editors. Clinical
periodontology and implant dentistry. 5th Ed. Blackwell Publishing: Denmark; 2007:1,496-502
Manson JD, Eley BM. Buku Ajar Periodonti.2nd ed. Alih Bahasa: Anastasia. Hipokrates . Jakarta;1993: 228-
231.
Patel VP, Kumar S, Patel A. Periodontal Abscess. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2011 Apr, Vol-
5(2):404-9
Ibrahem LM. Evaluation of periodontal abscess clinically and microbiologically. J Bagh Coll Dentistry
2008;20(1) 58- 61
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai