Anda di halaman 1dari 113

KEHAMILAN, PERSALINAN,

DAN NIFAS NORMAL


M. Alfa Septiano (1112103000034)
Mulia Sari (11121030000085)

Pembimbing: dr Widyastuti Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUP FATMAWATI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
PERIODE 17 Okbober 25 Desember 2016
ANATOMI
Correlation between
hormonal levels and cyclic ovarian and
uterine changes.
PERUBAHAN ANATOMI DAN
FISIOLOGI PADA PEREMPUAN
HAMIL
Uterus
Pada perempuan tidak hamil berat
uterus 70 , kapasitas 10 ml atau kurang
Akhir kehamilan menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion dengan berat
rata-rata 1100 g
Korpus uteri pada akhir kehamilan
ketebalan 1,5 cm bahkan kurang
Minggu pertama: seperti buah avokad,
hamil 12 minggu: sferis
Ismus uteri hipertrofi lebih panjang dan lunak
tanda Hegar
Sejak trimester pertama mengalami kontraksi tidak
teratur dan tidak nyeri
Serviks

1 bulan konsepsi: >> vaskularisasi, edema, hipertrofi &


hiperplasia kelenjar serviks lebih lunak dan kebiruan
Didominasi jaringan ikat fibrosa
Komposisi: matriks ekstraselular (mengandung kolagen,
elastin proteoglikan) dn bagian sel mengandung otot,
fibroblas, epitel, pembuluh darah
Jaringan ikat : otot semakin ke distal semakin besar
Perempuan tidak hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat dan
tidak beraturan
Selama kehamilan, kolagen disintesis dan diremodel oleh kolagenase
Akhir trimester pertama kehamilan: penurunan konsentrasi kolagen
berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus serviks lebih lunak,
namun tetap mampu mempertahankan kehamilan
Kehamilan mendekati aterm, lebih lanjut konsentrasi kolagen
Remodelling uterus dapat mempertahankan kehamilan sampai aterm
dan dilatasi serviks untuk memfasilitasi persalinan
Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan


pematangan folikel baru juga ditunda
1 korpus luteum di ovarium berfungsi maksimal 6 - 7
minggu awal kehamilan, setelah itu akan berperan
sebagai penghasil progesteron
Vagina dan Perineum
Selama kehamilan: vaskularisasi dan hiperemia pada kulit dan otot-otot
di perineum dan vulva, vagina terlihat keunguan tanda Chadwick
ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot
polos bertambah panjang dinding vagina persiapan untuk
peregangan saat persalinan
asam laktat glikogen oleh Lactobacillus acidophilus pH antara 3,5 -
6, juga terjadi volume sekresi vagina (warna keputihan, menebal)
Kulit

Kulit dinding perut akan menjadi kemerahan, kusam,


kadang mengenai payudara dan paha striae
gravidarum
Linea alba berubah menjadi linea nigra
Pada wajah dan leher terdapat chloasma atau melasma
gravidarum
Hiperpigmentasi pada areola dan genital
Diduga estrogen dan progesteron memiliki peran dalam
melanogenesis
Payudara

Awal kehamilan payudara akan menjadi lunak


Setelah bulan ke-2 payudara bertambah ukurannya dan
vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat
Kolostrum keluar pada bulan pertama, namun ASI
belum dapat dikeluarkan
Perubahan Metabolik
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan
Hipoglikemia puasa karena kenaikan insulin
LDL mencapai puncak pada minggu ke-36, HDL mencapai puncak pada
minggu ke-25 berkurang sampai minggu ke-32 dan kemudian menetap
Sistem Kardiovaskular

Minggu ke-5 CO
HR
Minggu ke-10 dan 20: hipervolemia preload
Pertengahan kehamilan: uterus menekan v. cava
inferior dan aorta bawah << aliran balik vena
ke jantung preload dan CO hipotensi
supine
EPO akan meningkatkan eritropoiesis 20-30 %,
namun tidak sebanding dengan peningkatan
volume plasma hemodilusi, Hb
Volume darah kembali seperti sediakala pada 2 -5
minggu setelah persalinan
Selama kehamilan leukosit akan meningkat antara
5.000- 12.000, mencapai puncak saat persalinan, masa
nifas berkisar 14.000-16.000
Trimester ke-tiga: jumlah granulosit dan limfosit CD8
T, limfosit dan CD4 T
CRP
Sistem Respirasi
Traktus Digestivus

Lambung dan usus tergeser karena pembesaran


uterus
Apendiks bergeser ke atas lateral
motilitas otot polos, sekresi HCl mual
motilitas usus besar konstipasi
Gusi hiperemis dan lunak trauma sedang
dapat menyebabkan perdarahan
Fungsi hati alkalin fosfatase meningkat hampir
2 x lipat, sedangkan serum aspartat transamin,
alani transamin, -glutamil transferase,
albumin, dan bilirubin menurun
Traktus Urinarius

Bulan pertama kehamilan vesica urinaria tertekan


uterus sering berkemih keluhan hilang saat uterus
keluar dari rongga panggul timbul kembali saat
kepala janin mturun ke PAP
GFR
Ureter kanan dilatasi lebih besar dibanding ureter kiri
karena tekanan kuat pada uterus kanan
Sistem Endokrin

prolaktin 10 x lipat saat kehamilan aterm


Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil,
sedangkan hormon androstenedion, tesrosteron,
dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan
meningkat
Sistem Muskuloskeletal

Pembesaran uterus ke anterior lordosis


FISIOLOGI JANIN DAN
PLASENTA
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Penentuan usia kehamilan

Setelah ovulasi, terjadi:


fertilisasi
pembentukan blastokista
implantasi blastokista
Masa mudigah (embrio)
Embrio berkembang mulai minggu 3 hasil konsepsi
sampai minggu ke 8
Minggu 3:lempeng mudigah terbentuk, kantung
khorion mencapai 1cm, terbentuk ruang intervili
(mengandung darah ibu dan vili dengan mesoderm
angioblastik khorionik)
Minggu 4:kantung khorion mencapai 2-3 cm, embrio 4-
5 mm, jantung terbentuk, tonjolan kaki tangan mulai
tampak, amnion mulai meliputi body stalk yang akan
jadi tali pusat
Minggu 6:panjang 22-24 mm, tangan sudah tampak
Janin
mulai minggu 8, panjang 4 cm
Minggu ke 12 CRL 6-7 cm, pusat pertulangan,
jari tangan, kaki kuku dan bakal rambut telah
terbentuk. Genitalia eksterna mulai
menunjukkan perbedaan pria atau perempuan.
Minggu ke 16 CRL 12 cm, berat 10 gram, dapat
dilihat genitalia eksterna.
Minggu ke 20 berat janin 300 gram; kulit janin
tidak begitu bening dan tampak lanugo halus dan
beberapa helai rambut.
Minggu ke 24 berat janin 630 gram, kulit tampak
keriput, sudah ada lemak dibawah kulit. Kepala
masih relatif besar; sudah tampak alis dan bulu
mata. Terjadi perkembangan kanalikuler paru,
jika lahir, belum mampu bernafas dg baik
Minggu ke 28 CRL 25 cm, berat 1100 gram. Kulit
masih merah dan diseliputi vernix caseosa. Membran
yang meliputi pupil baru saja menghilang dari mata.
Minggu 32 CRL 28 cm, berat janin 1800 gram. Kulit
masih merah dan keriput. Jika lahir, umumnya bayi
dapat hidup.
Minggu 36 CRL 32 cm, dan berat 2500 gram. Karena
lemak subkutan yang cukup, bayi lebih kuat dan tidak
tampak keriput.
Minggu 40 Janin telah berkembang sempurna, CRL 36
cm, panjang 50 cm dan rata-rata berat 3400 gram.
Implantasi plasenta dimulai setelah nidasi
Terdapat 2 sistem sirkulasi:
sirkulasi uteroplasental (maternal) Fisiologi plasenta
sirkulasi fetoplasental
Dipisahkan oleh placental barrier:
sinsitiotrofoblas, sitotrofoblas, membrana
basalis, stroma vili, endotel kapiler janin
Mekanisme transfer zat:
Difusi sederhana: O2, CO2, air, elektrolit
Difusi terfasilitasi: glukosa
Transfer aktif: asam amino, vitamin
Pinositosis: IgG, fosfolipid
Fisiologi cairan
Pada awal kehamilan: cairan amnion
diproduksi oleh sel amnion, difusi tali pusat,
amnion
kulit janin. Pada kehamilan lanjut: dari
urin dan cairan paru
Ginjal janin mulai produksi urin sejak 12
minggu, pada minggu 18 produksi 714
ml/hari
Setelah 20 minggu: kornifikasi kulit fetus
menghambat difusi
Volume cairan amnion meningkat 10
ml/minggu (minggu 8), 60 ml/minggu
(minggu 21) lalu menurun dan menetap
pada minggu 33
Komposisi: sel deskuamasi, vernix, lanugo,
sekresi lain
Sirkulasi Janin
Sirkulasi bayi terdiri dari 3 fase :
Fase intrauterin
Fase transisi
Fase dewasa
Fase intauterin
Seluruh O2 diberikan melalui plasenta, paru
belum berfungsi
Alveoli masih terisi cairan, arteriol paru
kontriksi sehingga PO2 rendah
Fase intauterin
Vena umbilikalis
membawa darah yang
teroksigenasi dari
plasenta menuju janin
Vena umbilikalis
bercabang menjadi sinus
porta dan duktus venosus
Duktus venosus menuju
vena cava inferior ke
jantung
Fase Transisi
Terjadi 3 perubahan besar sesaat setelah lahir :
cairan alveoli diserap oleh jaringan paru dan alveoli
akan berisi udara
arteri dan vena umbilikalis akan menutup dan dijepit
pembuluh darah paru relaksasi sehingga tahanan
berkurang (bersamaan dg peningkatan tekanan darah
sistemik), aliran darah ke paru meningkat - ke duktus
arteriosus menurun
Terjadi penutupan foramen ovale
Perubahan arus darah duktus dipengaruhi kadar O2
dan PG. Duktus arteriosus menutup scr fungsional 10-
96 jam setelah lahir dan scr anatomis pada minggu 2-3,
membentuk ligamentum arteriosum
Arteri umbilikalis obliterasi 3-4 hari setelah lahir,
menjadi ligamentum umbilikalis. Vena umbilikalis
membentuk ligamentum teres.
Darah Janin Hematopoesis
Proses pembentukan di yolk sac(awal embrio), kemudian di
hati, akhirnya di sumsum tulang
Eritrosit janin berbeda dg dewasa:
Lebih lentur (karena viskositas tinggi), memiliki banyak
enzim
Usia eritrosit janin hanya 2/3 eritrosit dewasa
Hb mengalami peningkatan dari 12 mg/dl (mid-trimester)
menjadi 18 mg/dl (aterm)
Volume darah janin plasenta diperkirakan 125 ml/kg janin
(aterm)
Eritropoesis
dikendalikan oleh hormon eritropoetin janin
di yolk sac menghasilkan Hb awal (Gower 1,2 dan Portland)
di hati menghasilkan Hb F
di sumsum tulang menghasilkan Hb A
Sistem Endokrin
Sistem endokrin janin terdiri dari:
sistem hipotalamus-hipofisis
sistem hormon paratiroid-kalsitonin
sistem endokrin pankreas
Sistem hipotalamus-hipofisis
terdiri dari: hipotalamus, eminensia mediana, pembuluh darah portal
hipotalamus-hipofisis dan hipfisis
hipotalamus menghasilkan: GnRH, TRH, CRH, GHRH dan PIF
eminensia mediana mulai berkembang pada minggu 9
pembuluh portal mulai berkembang pada 12 minggu
minggu 8-13 hipotalamus dan hipofisis mulai merespon rangsangan
Hipofisis anterior
mulai berdiferensiasi minggu 7-16, menjadi 5 tipe sel:
sel laktotrof: PRL
sel somatotrof: GH
sel kortikotrof: ACTH
sel tirotrof: TSH
sel gonadotrof: LH dan FSH
Hipofisis posterior
terbentuk sempurna pada minggu 10-12
hormon: argnine vasopresin (AVP), oksitosin, arginin vasotocin (AVT)
Sistem pernafasan
Pertumbuhan sistem pernafasan
janin telah dimulai sejak
minggu ke4 kehamilan (hri ke
24)
Laryngotracheal tube
bertumbuh menjadi larynx dan
trachea.
Sel epitel pernafasan berasal
dari endodermal
Pada hari ke 26 28 bronkhus
primer terbentuk
Perkembangan Anatomi
Paru Janin
Fase Glandular (hr ke 28 mgg ke 16)
Fase Canalicular (mgg ke 13-mgg ke 25)
Fase Terminal sac (mgg ke 24-lahir)
Fase Alveolar (fs ahkir kehidupan-8 thn)
Paru terdiri dari 40 tipe
sel yang berbeda
Sel yang melapisi alveoli :
Pneumosit tipe I
Pneumosit tipe II
Menangkap prekursor
pembentuk fosfolipid dan
protein
Surfaktan : kompleks antara fosfolipid (85-
90%) dan protein (10%)
Sistem pernafasan bayi
baru lahir
Bayi tidak lagi berhubungan dengan
plasenta dan akan segera bergantung pada
paru sebagai sumber utama oksigen.
Cairan paru harus segera diserap dari
alveoli, setelah itu paru harus terisi udara
yang mengandung oksigen dan pembuluh
darah di paru harus berelaksasi
meningkatkan aliran ke alveoli, oksigen
diedarkan ke seluruh tubuh
Perubahan-perubahan saat lahir :
Cairan alveoli akan diserap ke dalam jaringan
paru dan alveoli akan berisi udara.
Arteri dan vena umbilikalis akan menutup
dan dijepit.
Akibat tekanan udara dan peningkatan kadar
oksigen di alveoli pembuluh darah paru akan
mengalami relaksasi sehingga tahanan
terhadap aliran berkurang
Sistem saraf Janin
Myielinisasi medulla spinalis dimulai pada midgestasi
sampai usia satu tahun
10 minggu: stimulus lokal membangkitkan respon,
menelan
14-16 mgg: Pernapasan
12 mgg: Reseptor pengecapan sempurna
24 mgg: Kemampuan menghisap
24-26 mgg: Mendengar suara
28 mgg: Sensitif terhadap cahaya, namun belum
sempurna persepsi bentuk dan warna
Trimester ketiga: Integrasi fungsi saraf dan otot
meningkat
Sistem pencernaan janin
10-12 mgg Gerak peristaltik usus halus dan
transpor glukosa aktif Menelan cairan
amnion lebih berperan saat mendekati
akhir kehamilan (200-760 ml/hari)
Menelan cairan amnion memicu
pertumbuhan dan perkembangan saluran
pencernaan yang dilewati
Hambatan pengeluaran usus dapat terjadi
pada: penyakit Hirschprung, atresia
duodenum, anus imperforata
Sistem pencernaan janin-
Meconium
Meconium: campuran gliserofosfolipid dari paru,
deskuamasi sel fetal, lanugo, kulit kepala, rambut,
vernix, debris dari cairan amnion.
Warna mekonium hijau kehitaman akibat pigmen
biliverdin
Dikeluarkan: peristaltik usus normal, stimulasi
vagal, sebagai respon terhadap hipoksia (hipoksia
kel.hipofisis AVP kontraksi otot polos kolon
defekasi intraamnion)
Sistem pencernaan janin- Hepar
Hati: enzim hati meningkat sesuai usia kehamilan,
kemampuan mengkonversi bilirubin terkonjugasi
menurun sesuai usia kehamilan sedangkan usia
eritrosit pendek sehingga bilirubin tak terkonjugasi >>.
Bilirubin dioksidasi menjadi biliverdin di usus
Setelah 12 minggu bilirubin tak terkonjugasi akan
diekskresi ke cairan amnion dan dapat ditransfer
melewati plasenta 2 arah.
Sistem pencernaan janin-
Pankreas
Insulin pada plasma janin (12 minggu)
Glukagon pada pankreas (8 minggu)
Keadaan hipoglikemi merangsang
pembentukan glukagon maternal
Sedangkan respon neonatus terhadap
keadaan hipoglikemia terjadi pada 12 jam
setelah kelahiran
Kegagalan menghasilkan glukagon Keadaan
hipoglikemi yang tidak responsif
Sistem Saluran Kemih
Sistem sal kemih primitif: Pronephros dan mesonephros
(memproduksi urin usia janin 5 minggu) akan
degenerasi pada 11-12 mgg
Sekitar 9-12 mgg terbentuk metanephros
12 minggu ginjal akan memproduksi urin
14 mgg, ansa Henle berfungsi untuk reabsorbsi
Ginjal penting untuk mengatur volume dan komposisi
cairan amnion.
Produksi urin terus meningkat sampai 650 ml/hari pada
aterm
Aliran darah di ginjal dan produksi urin
diatur oleh sistem renin angiotensin, saraf
parasimpatis, prostaglandin, kalikrein dan
atrial natriuretic peptida
Hipoksia RBF, LFG, output urin menurun
Obstruksi saluran kemih !kerusakan
parenkim ginjal anuria kronik,
oligohidramnion dan hipoplasia pulmonal
PERSALINAN NORMAL
PERSALINAN NORMAL

Persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan
lahir
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu dan
janin
Saifuddin AB. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta:
FISIOLOGI PERSALINAN NORMAL

Menjelang persalinan terjadi perubahan
pada ibu hamil yang berperan
mendukung/menginduksi proses
persalinan.
Perubahan pada sistem hormonal,
struktur anatomi dan fisiologi pada
tubuh ibu, terutama pada sistem
reproduksi.
Perubahan Hormonal
Menjelang partus, PRA (progesteron reseptor A)
yang bekerja menginhibisi efek progesteron,

jumlahnya meningkat progesteron untuk
menjaga kehamilan jadi berkurang .
Peningkatan reseptor estrogen (ERA)
estrogen sangat berperan untuk merangsang
kontraksi uterus.
Prostaglandin dan oxytocin juga meningkat
Membran janin juga mensekresi PAF (platelets
activating factors) yang berperan menginisiasi
kontraksi uterus.

Perubahan Anatomi
Dibawah pengaruh estrogen jaringan otot dan
ligamen berelaksasi sehingga memudahkan
akomodasi dari panggul ketika bayi melewati
rongga panggul.
Setiap selesai kontraksi HIS, miometrium akan
memendek tarikan pada Ismus tarikan
pada serviks sehingga serviks akan mulai
menipis dan berdilatasi.

Perubahan Fisiologis
Menjelang persalinan akan dimulai suatu
kontraksi uterus yang disebut HIS persalinan.
pengaruh estrogen dan prostaglandin
serviks akan menjadi makin lunak
hipermukus dan hipervaskularisasi
Apabila pembukaan sudah lengkap, ibu
akan mulai memiliki refleks meneran yang
nantinya dapat membantu kelahiran bayi

Adapun dalam proses kelahiran/partus, ada beberapa aspek yang
berpengaruh, yaitu power, passage, passenger dan provider.
Power
Kontraksi HIS, HIS yang sempurna memiliki sifat kejang otot paling
tinggi terdapat di fundus uteri, dan puncak kontraksi terjadi
simultan disemua bagian uterus. Selain itu, diikuti relaksasi yang
tidak sempurna.
Dorongan meneran dari ibu

Terjadinya HIS sangat dipengaruhi oxytocin dan PG.


Kedua senyawa ini akan terikat pada reseptornya di miometrium yang
selanjutnya kan mengaktifasi phosfolipase C

Tegangan cairan amnion


Tegangan cairan amnion ini menyebabkan terdorongnya serviks dan
membantu penipisan dan dilatasi serviks serta penurunan bagian
terbawah janin ke rongga panggul.

Passage atau jalan lahir

mempengaruhi dapat tidaknya


kelahiran pervaginam

Ukuran bidang pelvis sangat

PAP (pelvic inlet) dibatasi oleh


promontorium vertebra, alla sacrum,
linea terminalis, ramus horizontal os.
Pubis dan simfisis pubis.
Passenger

Passenger terkait dengan
ukuran dan posisi janin
menjelang kelahiran
Adapun bagian dan ukuran
kepala janin yang penting
adalah diameter suboksipito-
bregmatikus , sumento-
bregmatikus , oksipito-
mentalis dan oksipito-
frontalis .

Selain ukuran diameter kepala, anatomi janin juga digambarkan dalam 5
kategori yaitu letak, posisi, habitus, presentasi, dan variasi. 1,2,3
Letak, menggambarkan axis janin terhadap axis ibu. Dapat longitudinal,
horizontal atau obliq. Letak normal ketika mulai memasuki PAP adalah
longitudinal
Presentasi, menggambarkan bagian janin yang menempati posisi
terbawah (pertama masuk pelvis). Dapat presentasi kepala, bokong atau
melintang. Presentasi normal adalah pesentasi kepala belakang/UUK.

Habitus/sikap, berupa gerakan/ posisi tubuh janin dan letak/posisi
ekstremitas. Normal kepala janin fleksi, tangan terlipat kedada, kaki
fleksi pada lutut dan pangkal paha.
Posisi, menggambarkan bagian tertentu dalam presentasi apakah berada
di dekstra atau sinistra. Normal UUK bisa berada dibagian dekatra
maupun sinistra
Variasi, terkait dengan posisi dan presentasi janin. Ada beberapa variasi
dalam posisi, yaitu posisi kanan dapat posterior, anterior atau transversal.
KALA 1

Fase laten

1. Dimulai sejak awal kontraksi penipisan &
pembukaan serviks ( bertahap)
2. Pembukaan serviks <4cm 8 jam

Fase Aktif
1. Frekuensi & lama kontraksi meningkat ( adekuat 3-
4x/10 menit)
2. Pembukaan serviks >4cm -10cm (kecepatan >1cm/jam
3. Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Buku acuan asuhan persalinan normal, Jakarta: JNPK-KR. 2007



Fase aktif di bagi lagi menjadi 3 fase
Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sangatcepat, dari
4cm, menjadi 9 cm
Fase deselerasi: pembukaan menjadi
lambat kembali. Dalam waktu 2
jampembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
71

Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun


terjadidemikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi
terjadi lebih pendek.
KALA II
Kenali tanda dan gejala ( Kala II )
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada
rektum atau vagina
Perineum menonjol
Vulva-Vagina dan sfingter ani membuka
Pengeluaran lendir + darah meningkat

Periksa dalam
Pembukaan serviks telah lengkap
Kepala bayi terlihat di introitus vagina

Buku acuan asuhan persalinan normal, Jakarta: JNPK-KR. 2007





Kala III

Batasan : dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta
Terdiri dari 2 fase, yaitu: (1) fase pelepasan uri, (2) fase
pengeluaran uri.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
Uterus menjadi bundar dan lebih kaku
Keluar darah yang banyak (250 cc) dan tiba-tiba
Memanjangnya bagian tali pusat yang lahir
Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim di dalam
abdomen sehingga lebih mudah digerakkan.

Buku acuan asuhan persalinan normal, Jakarta: JNPK-KR. 2007


Partial placental abruption with


adhered clot.

Cuningham, leveno, bloom, hauth, rouse, spong. Obstetri Williams. Jakarta:


EGC.2013
KALA IV

Lakukan masase uterus untuk Selama 2 jam post partum:
merangsang uterus berkontraksi Pantau TD,nadi,TFU,kandung
baik dan kuat kemih dan darah yang keluar
Evaluasi tinggi fundus uteri selama 15 menit selama 1 jam
pertama, dan setiap 30 menit
Perkiraan kehilangan darah secara pada 1 jam kedua
keseluruhan
Masase uterus
Periks kemungkinan perdarahan
dari robekan perineum Pantau temperature tubuh tiap
jam dalam 2 jam post partum
Evaluasi keadaan ibu selama 2 jam
post partum Nilai perarahan
Dokumentasikan semua temuan
persalinan pada partograf
KALA IV

7 Baik :
Pantau ibu 2-3x dalam
1. Kontraksi uterus baik
15 menit petama, tiap 15
2. Tidak ada perdarahan
menit pada jam pertama, pervaginam atau alat
genital lain
dan tiap 30 menit pada
3. Plasenta dan selaput
jam kedua ketuban lahir lengkap
4. Kandung kemih kosong
5. Luka sudah tejahit baik
6. Ibu baik
7. Bayi baik

Buku acuan asuhan persalinan normal, Jakarta: JNPK-KR. 2007


Nifas / Puerperium

Dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42hari)
setelah itu.
Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran.
Lamanya periode tidak pasti, berkisar 4-6 minggu.
Tujuan Asuhan Nifas

Merupakan masa kritis bagi ibu, bayi, keluarga


Perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab
utama dari 150.000 kematian ibu
4 dari 5 kematian ibu (80%) karena perdarahan
pascapersalinan terjadi 4 jam setelah persalinan.
Menjaga kesehatan ibu dan bayi
Melakukan skrining, deteksi masalah, pengobatan
dan rujukan pada komplikasi
Edukasi perawatan kesehatan diri, istirahat,
nutrisi, KB, menyusui, imunisasi
Pasca Persalinan

Pada masa ini, seorang ibu memerlukan:


Informasi dan konseling tentang:
Perawatan bayi dan pemberian ASI
Kesehatan ibu, higiene dan masa penyembuhan
Seksual
Kontrasepsi
Nutrisi
Dukungan dari :
Petugas kesehatan
Kondisi emosional dan psikologis suami serta keluarga
Pelayanan kesehatan untuk kecurigaan dan tanda
komplikasi
Pregnancy Risk Assessment Surveillance System
(PRAMS)
women in the first 2 9 months postpartum
Involusi Traktur Reproduksi

Vagina dan genital eksterna


Uterus
Payudara
Perubahan sistem tubuh lainnya
Vagina dan Genitalia Eksterna

Vagina dan ostiumnya membentuk saluran yang


berdinding halus dan lebar, perlahan ukurannya
berkurang (jarang kembali ke ukuran saat nulipara)
Rugae kembali muncul pada minggu ke-3
Himen digambarkan berupa potongan kecil sisa
jaringan carunculae myrtiformes
Epitel vagina berproliferasi pada minggu ke 4 - 6
bersamaan dengan kembalinya produksi estrogen
ovarium
Kerusakan otot dasar panggul predisposisi
inkontinensia uri dan alvi, prolaps uteri
Uterus

Pembuluh Darah Serviks dan SBR


diameter pb.darah pelvic Ostium eksternum menjadi
lebar dan secara khas terdapat
berkurang cekungan di kedua sisi pada
tempat laserasi sehingga
pembuluh darah yg menjadi permanen
membesar tertutup oleh Segmen bawah menjadi tipis,
perubahan hialin mengalami kontraksi dan
terabsorbsi kembali retraksi, namun tidak sekuat
corpus uteri
terganti dg pb. Darah kecil
Selama beberapa minggu
Sisa dari pembuluh darah berikutnya, segmen bawah
besar bertahan selama berubah menjadi isthmus uteri
yang hampir tidak terlihat,
bbrp tahun terletak di antara corpus dan
ostium internum
Uterus
Diameter pembuluh darah pelvis berkurang ke ukuran
sebelum kehamilan
Segera setelah pascapartum berat uterus kira-kira 1000 g
Involusi uterus
Selama nifas, terjadi destruksi dan dekonstruksi
2 hari setelah persalinan, uterus mulai berinvolusi.
Minggu pertama, beratnya sekitar 500g.
Pada minggu kedua, beratnya sekitar 300g dan telah turun
masuk ke pelvis.
Sekitar minggu keempat, berat menjadi 100g atau kurang,
kembali ke ukuran sebelum hamil.
Temuan USG, ronggga uterus memerlukan waktu 5
minggu untuk kembali ke ukuran sebelum hamil
Uterus
Uterus

Nyeri setelah melahirkan


Pada primipara, uterus cenderung berkontraksi
secara tonik setelah persalinan.
Pada multipara, uterus sering berkontraksi dengan
kuat pada interval tertentu dan menimbulkan nyeri
setelah melahirkan
Nyeri semakin terasa dengan meningkatnya paritas
dan menjadi lebih buruk ketika bayi menyusui karena
pelepasan oksitosin.
Nyeri berkurang intensitasnya pada hari ketiga
Uterus

Lokhia
Peluruhan jaringan desidua menyebabkan timbulnya duh atau lokia vagina.
Terdiri dari eritrosit, jaringan desidua, sel epitel
Lokhia rubra : Beberapa hari berwarna merah
Lokhia serosa : Hari 3 atau 4 menjadi kekuningan
Lokhia alba : Hari ke 14 berwarna putih pucat
Bertahan selama 4-8 minggu pasca persalinan
Regenerasi endometrium

2-3 hari setelah pelahiran, desidua yang tersisa


diferensiasi menjadi 2 lapisan.
-Lapisan superfisial nekrotik dan meluruh masuk ke
lokia
- Lapisan basal utuh, sumber endometrium baru
Dalam seminggu permukaan endometrium ditutupi oleh
epitelium dan kembali sempurna pada hari ke-16
Involusi tempat perlekatan
plasenta
Pengeluaran lengkap tempat
perlekatan plasenta memerlukan
waktu 6 minggu
Gangguan proses ini perdarahan
puerperal awitan lambat
Segera setelah pelahiran seukuran
telapak tangan
Eksfoliasi: pemanjangan dan
pertumbuhan ke bawah endometrium
dari batas tempat perlekatan plasenta,
serta perkembangan jaringan
endometrial dari kelenjar dan stroma
yang terdapat jauh di dalam desidua
basalis stelah pemisahan endometrium
Saluran kemih

Pasca partum kandung kemih mengalami peningkatan


kapasitas dan tidak sensitif terhadap tekanan
intravesica overdistensi, pengosongan tidak
sempurna, residu urin berlebihan
Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali semula
dalam 2-8 minggu pasca pelahiran
Peritoneum dan dinding
abdomen
Ligamen rotundum dan latum memerlukan waktu lama
untuk kembali pulih setelah peregangan
Ruptur serat elastik kulit dan distensi lama dinding
abdomen lunak dan flaksid
Dinding abdomen kembali semula, kecuali striae putih
Perubahan komposisi
darah dan cairan
Leukositosis dan trombositosis selama dan setelah
persalinan
Limfopenia relatif dan eosinofilia absolut
Beberapa hari pascapartum Hb dan Ht fluktuasi sedang
1 minggu pasca persalinan volume darah kembali semula
CO tetap naik 24-48 jam pascapartum, dan menurun
dalam 10 hari
Penurunan Berat Badan

Kehilangan 5-6 kg karena pengeluaran bayi dan


kehilangan darah normal, 2-3 kg melalui diuresis
BB turun mendekati sebelum hamil dalam 6 bulan
Payudara dan laktasi
Payudara
Air Susu Ibu (ASI)
Memulai pemberian ASI
Keuntungan:

Merangsang produksi ASI


Meningkatkan efek menghisap,
pemberian ASI dini pengaruh positif
bagi kesehatan bayi
Promosi kekebalan pasif segera kepada
bayi
Pengeluaran oksitosin kontraksi
uterus
Payudara

Kontraindikasi menyusui
Pada wanita yang menggunakan narkoba atau alkohol,
Mempunyai bayi dengan galaktosemia,
Terinfeksi HIV,
Tb aktif tanpa pengobatan,
Menjalani pengobatan kanker payudara
Infeksi Nifas
Faktor predisposisi infeksi genital:
persalinan macet
ketuban pecah dini
pemeriksaan dalam yang terlalu sering
pemantauan janin intravaginal
bedah sesar
Penyebab utama: E.coli, streptococci,
anaerobic microorganisms seperti bacteroides, dan gonococci.
Komplikasi pasca persalinan:
- infeksi saluran kemih
- retensio urin
- inkontinensia
Asuhan Nifas

Program dan kebijakan teknis minimal 4 kali kontrol/kunjungan masa


nifas :
6-8 jam pasca persalinan (sebelum pulang)
6 hari pasca persalinan
2 minggu pasca persalinan
6 minggu pasca persalinan
Penanganan
Penanganan
Edukasi pada Ibu

Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan


bila ibu menemukan salah satu tanda berikut :
Perdarahan berlebihan
Sekret vagina berbau
Demam
Nyeri perut berat
Kelelahan atau sesak
Bengkak di tangan, wajah, tungkai atau sakit kepala
atau pandangan kabur
Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau
perdarahan putting.
Daftar Pustaka
Adrian G, et al. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohatdjo; 2002.
Prawirohardjo, Sarwono,et al. Ilmu Kebidanan. Ed.3.
Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
2005
Cunningham, F.G., Paul C.M, and Norman F.G. Williams
Obstetrics. 23th ed. USA: Prentice Hall International;
2012
Tortora GJ, Bryan Derrickson. Principle of Anatomy and
Physiology. USA: John Wilwy and Sons; 2009.
Sherwood L. Human Physiology: From Cells to systems
Seventh Edition. Canada; 2007.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai