2
PERDA Kabupaten Klungkung No : 01 Tahun 2013 tentang RTRW
Kab. Klungkung tahun 2013 2033 ( Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten )
4
c. Kawasan peruntukan peternakan : Peternakan hewan besar ( sapi ),
hewan kecil dan unggas.
d. Kawasan peruntukan perkebunan seluas 10.060 ha ( komodity kopi,
cengkeh, kelapa, jambu mete dan jarak ).
e. Kawasan peruntukan Perikanan meliputi Kawasan perikanan
tangkap, kawasan perikanan budidaya dan kawasan pengolahan hasil
prikanan.
f. Kawasan peruntukan perdagangan.
g.Kawasan Peruntukan industri
h. Kawasan perunukan pariwisata
i. Kawasan Peruntukan perumahan
j. Kawasan peruntukan pertahanan dan Keamanan dan lainnya.
5
c. Peraturan Zonasi Kawasan Tanaman Pangan.
> Pengamanan kawasan pertanian lahan basah produktif berbasis
subak sbg kawasan pertanian lahan basah berkelanjutan.
> Penetapan luas sebaran dan deliniasi kawasan lahan sawah
berkelanjutan minimal 90 % dari luas sawah yang ada, diluar alih
fungsi lahan sawah untuk kepentingan umum.
> Optimalisasi fungsi dan pelayanan jaringan irigasi dlm rangka
meningkatkan produksi dan produktivits lahan.
> Normlisasi jaringan irigasi sekitar jalur jalan Prof. Ida Bagus
Mantra.
> Peningkatan produktivitas lahan melalui program terintegrasi.
> Pemantapan konsep pertanian organik.
> Pencegahan dan pembatasan alih fungsi lahan sawah
beririgasi untuk kegiatan lainnya kecuali prasarana umum yg
sudah ditetapkan dlm perda.
> Kgt lain : tumpangsi , tumpang gilir, peternakan dan perikanan
budidaya.
> Pemerintah dan masyarakat subak wajib menjaga pasokan air
irigasi pertanian lahan basah berkelanjutan.
> Integrasi dengan pengembangan agrowisata.
6
d. Peraturan Zonasi Kawasan Hortikultura dan
Perkebunan.
> Penegasan deliniasi kawasan budidaya lahan kering dan
hortikultura dan perkebunan
> Pemanfaatan lahan basah yg belum beririgasi pd bulan bulan
kering.
> Pengemb. Produksi dan kualitas komoditas andalan/unggulan
daerah dan memiliki peluang pasar.
> Pembatasan perluasan lahan budidaya hortikultura sayur mayur
dari kawasan budidaya perkebunan dan peruntukan hutan rakyat.
> Alih fungsi lahan hortikultura yang tidak produktif menjadi
peruntukan lain tan pangan mengurangi kesejahtraan masyarakat.
> Pengendalian kg budidaya hortikultura sayur mayur pd kawasan yg
memiliki kemiringan diatas 40 %.
> Bangunan penunjang kgt pertanian lahan kering, peribadatan,
pemukiman pdd dan skala penunjang yg telah ada tanpa perluasan
baru. Dg KWT setingginya 10 %.
> Pengembangan kemitraan dg sektor industri dan priwisata.
7
Perkembangan Luas Sawah 2003 2007 per Kecamatan
8
Perkembangan Luas Sawah 2008 2013 per Kecamatan.
9
10
Penggunaan Lahan sawah menurut Data Statistik
dan RTRW
Analisa :
Angka minus 8 ha di Kecamatan Banjarangkan disebabkan karena dalam rancangan RTRW mempergunakan data
statistik tahun 2010, sedangkan RTRW baru ditetapkan tahun 2013. Jadi selama proses rancangan tersebut
terjadi alih fungsi lahan seluas 8 ha.
Perda RTRW tidak mengisyaratkan lahan cadangan 5 %, hal ini sedikit berbeda dengan UU 41 tahun 2009
yang mengisyaratkan adanya cadangan sawah.
Total sisa luas lahan sawah Kabupaten Klungkung sebesar 347 ha adalah untuk menutupi kekurangan 8 ha di
Kecamatan Banjarangkan
untuk mengambil lahan di Kecamatan Klungkung, sehingga di Kecamatan Klungkung menjadi 331 ha sedangkan yang di
Kecamatan Dawan tetap sisa 16 Ha.
Dalam membuat Rancangan RDTR agar Dinas Pertanian ikut dilibatkan.
11
Penggunaan Lahan Sawah menurut data statistik,
UU 41 Tahun 2009 dan RTRW tahun 2013
Analisa :
Apabila RTRW dan UU 41 tahun 2009 tentang PLP2B, sebelum ditetapkan RDTR dilaksanakan secara penuh,
maka masih ada lahan sawah seluas 154,85 ha hanya ada di Kecamatan Klungkung untuk lahan ke Non
Pertanian sangat tergantung pada RDTR.
Angka 154,85 ha tersebut sebagai sisa pengurangan dari 277,65 ha untuk menutupi atas kekurangan
lahan sawah di Kecamatan Dawan 14,8 ha dan Kecamatan Banjarangkan 108 ha.
Kedepan penggunaan lahan sawah ke non pertanian di Kecamatan Banjarangkan dan Dawan sudah tidak
memungkinkan lagi.
12
Pengedalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B)
Kabupaten Klungkung.
1. Penetapan Lahan Sawah Berkelanjutan
1.1. Siapa yang menetapkan
1.2. Waktu penetapan
1.3. Lokasi yang ditetapkan
1.4. Luas yang ditetapkan
1.5. Bentuk insentif dan pembiayaannya
1.6. Pengawasan dan pengendalian
2. Langkah-langkah yang diperlukan
2.1. Koordinasi Tim Penataan Ruang Daerah (TKPRD)
2.2. Penyusunan naskah akademis dan rancangan PERDA
2.3. Sosialisasi dan koordinasi
2.4. Penetapan PERDA
2.5. Penetapan Peraturan/Juklak/Pedoman pendukungnya
2.6. Pelaksanaan PERDA
13
PP No : 1 Tahun 2012 tentang PLP2B.