Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LAHAN

PERTANIAN PENGAN BERKELANJUTAN


( PLP2B) KABUPATEN KLUNGKUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG


DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN
2014 1
Pokok Peraturan Perundangan Tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B)

UU No : 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Nasional)


UU No : 41 Tahun 2009 tentang PLP2B
1. PP No. 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
LP2B
2. PP No. 12 Tahun 2012 tentang insentif PLP2B
3. PP No. 25 Tahun 2012 tentang Sistim Informasi PLP2B
4. PP No. 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan PLP2B

PERDA Provinsi Bali No : 16 Tahun 2009 tentang RTRW


Provinsi Bali Tahun 2009 2029
> PERDA Kab. Klungkung No : 01 Tahun 2013 tentang RTRW
Kab. Klungkung Tahun 2013 2033
1. PERDA Provinsi tentang PLP2B Provinsi
2. PERDA Kab.KLK tentang PLP2B Kab.Klungkung.
1 dan 2 perlu segera ditetapkan

2
PERDA Kabupaten Klungkung No : 01 Tahun 2013 tentang RTRW
Kab. Klungkung tahun 2013 2033 ( Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten )

1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah.


Untuk mewujudkan pemerataan pengembangan wilayah yang
lestari, aman, produktif, berjati diri budaya bali dan berkelanjutan
berbasis pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan
unggulan didukung keunikan alam dan budaya yang terintegrasi
dengan kepariwisataan.
2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah
Peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri
kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya
saing.
3. Strategi Penataan Ruang Wilayah.
Mengembangkan fungsi wilayah Klungkung Daratan sebagai
pengembangan pertanian dalam arti luas, perdagangan dan jasa
wilayah pariwisata, pelestarian sejarah dan budaya meliputi
wialayah Kec. BA, Klungkung dan dawan.
Mengembangkan fungsi wialayah Klungkung sbg pengembangan
pertanian, kawasan pariwisata, kawasan agropolitan, kawasan
minapolitan, serta konservasi pesisir dan pulau pulau kecil meliputi
wilayah kecamatan Nusa Penida
3
4. Rencana Pola Ruang Wilayah
4.1. Rencana pola ruang wilayah meliputi :
a. Kawasan lindung seluas kurang lebih 2.822 ha ( 8,96 % ) dari luas
Kabupaten
> Kawasan hutan lindung seluas kurang lebih 804,50 Ha :
- Hutan lidung suana seluas 329,5 ha
- Hutan lidung Sakti seluas 273 ha
- Hutan lidung Lembongan seluas 202 ha
b. Kawasan Budidaya seluas kurang lebih 28.677,8 ha (91,04 % ) dari wilayah
kabupaten :
> Kawasan peruntukan hutan produksi tanjung Bakung di Desa
Tanglad Nusa Penida seluas 244 ha.
> Kawasan Hutan Rakyat seluas 657 ha yang meliputi : kawasan
penyangga hutan lidung suana dan sakti, kawasan hutan pada kawasan
sepadan sungai dg sekala kecil, kawasan hutan sepadan sungai,
kawasan hutan rakyat lainnya.
> Kawasa peruntukan pertaniankurang lebih 12.870 ha meliputi :
- Tanaman Pangan : Padi seluas 3.496 Ha ( Kec. Banjarangkan
seluas 2.008 ha, Kecamatan Klunkung 888 ha dan Kecamatan Dawan
seluas 600 ha sedangkan Nusa Penida tadah hujan). Sedangkan palawija
dan tanaman pangan lainnnya sebagian dari sistim pola tanam disawah.
- Kawasan Peruntukan Hortikultura seluas 9.374 ha meliputi :
Pengemb Tan pertanian lahan kering dan hortikultura pd lahan yang
memiliki potensi/kesesuaian lahan.

4
c. Kawasan peruntukan peternakan : Peternakan hewan besar ( sapi ),
hewan kecil dan unggas.
d. Kawasan peruntukan perkebunan seluas 10.060 ha ( komodity kopi,
cengkeh, kelapa, jambu mete dan jarak ).
e. Kawasan peruntukan Perikanan meliputi Kawasan perikanan
tangkap, kawasan perikanan budidaya dan kawasan pengolahan hasil
prikanan.
f. Kawasan peruntukan perdagangan.
g.Kawasan Peruntukan industri
h. Kawasan perunukan pariwisata
i. Kawasan Peruntukan perumahan
j. Kawasan peruntukan pertahanan dan Keamanan dan lainnya.

4.2. Peraturan Zonasi pd Kawasan Budidaya.


a. Peruntukan hutan produksi : pemanfaatan hasil hutan,pengamanan
kawasan, pengemb. Fungsi hutan produksi menjadi hutan lindung dan
rehabilitasi lahan kawasan lahan kritis.
b. Peraturan zonasi kawasan hutan rakyat : perbatasan langsung dg
kawasan hutan lidung, pelarangan pendirian bangunan, integrasi hasil
produksi kehutanan tan kayu dg kegiatan industri kecil/kreatif dan
reboesasi dan rehabilitasi lahan pd kawasan lahan kritis.

5
c. Peraturan Zonasi Kawasan Tanaman Pangan.
> Pengamanan kawasan pertanian lahan basah produktif berbasis
subak sbg kawasan pertanian lahan basah berkelanjutan.
> Penetapan luas sebaran dan deliniasi kawasan lahan sawah
berkelanjutan minimal 90 % dari luas sawah yang ada, diluar alih
fungsi lahan sawah untuk kepentingan umum.
> Optimalisasi fungsi dan pelayanan jaringan irigasi dlm rangka
meningkatkan produksi dan produktivits lahan.
> Normlisasi jaringan irigasi sekitar jalur jalan Prof. Ida Bagus
Mantra.
> Peningkatan produktivitas lahan melalui program terintegrasi.
> Pemantapan konsep pertanian organik.
> Pencegahan dan pembatasan alih fungsi lahan sawah
beririgasi untuk kegiatan lainnya kecuali prasarana umum yg
sudah ditetapkan dlm perda.
> Kgt lain : tumpangsi , tumpang gilir, peternakan dan perikanan
budidaya.
> Pemerintah dan masyarakat subak wajib menjaga pasokan air
irigasi pertanian lahan basah berkelanjutan.
> Integrasi dengan pengembangan agrowisata.

6
d. Peraturan Zonasi Kawasan Hortikultura dan
Perkebunan.
> Penegasan deliniasi kawasan budidaya lahan kering dan
hortikultura dan perkebunan
> Pemanfaatan lahan basah yg belum beririgasi pd bulan bulan
kering.
> Pengemb. Produksi dan kualitas komoditas andalan/unggulan
daerah dan memiliki peluang pasar.
> Pembatasan perluasan lahan budidaya hortikultura sayur mayur
dari kawasan budidaya perkebunan dan peruntukan hutan rakyat.
> Alih fungsi lahan hortikultura yang tidak produktif menjadi
peruntukan lain tan pangan mengurangi kesejahtraan masyarakat.
> Pengendalian kg budidaya hortikultura sayur mayur pd kawasan yg
memiliki kemiringan diatas 40 %.
> Bangunan penunjang kgt pertanian lahan kering, peribadatan,
pemukiman pdd dan skala penunjang yg telah ada tanpa perluasan
baru. Dg KWT setingginya 10 %.
> Pengembangan kemitraan dg sektor industri dan priwisata.
7
Perkembangan Luas Sawah 2003 2007 per Kecamatan

8
Perkembangan Luas Sawah 2008 2013 per Kecamatan.

9
10
Penggunaan Lahan sawah menurut Data Statistik
dan RTRW

Analisa :
Angka minus 8 ha di Kecamatan Banjarangkan disebabkan karena dalam rancangan RTRW mempergunakan data
statistik tahun 2010, sedangkan RTRW baru ditetapkan tahun 2013. Jadi selama proses rancangan tersebut
terjadi alih fungsi lahan seluas 8 ha.
Perda RTRW tidak mengisyaratkan lahan cadangan 5 %, hal ini sedikit berbeda dengan UU 41 tahun 2009
yang mengisyaratkan adanya cadangan sawah.
Total sisa luas lahan sawah Kabupaten Klungkung sebesar 347 ha adalah untuk menutupi kekurangan 8 ha di
Kecamatan Banjarangkan
untuk mengambil lahan di Kecamatan Klungkung, sehingga di Kecamatan Klungkung menjadi 331 ha sedangkan yang di
Kecamatan Dawan tetap sisa 16 Ha.
Dalam membuat Rancangan RDTR agar Dinas Pertanian ikut dilibatkan.
11
Penggunaan Lahan Sawah menurut data statistik,
UU 41 Tahun 2009 dan RTRW tahun 2013

Analisa :
Apabila RTRW dan UU 41 tahun 2009 tentang PLP2B, sebelum ditetapkan RDTR dilaksanakan secara penuh,
maka masih ada lahan sawah seluas 154,85 ha hanya ada di Kecamatan Klungkung untuk lahan ke Non
Pertanian sangat tergantung pada RDTR.
Angka 154,85 ha tersebut sebagai sisa pengurangan dari 277,65 ha untuk menutupi atas kekurangan
lahan sawah di Kecamatan Dawan 14,8 ha dan Kecamatan Banjarangkan 108 ha.
Kedepan penggunaan lahan sawah ke non pertanian di Kecamatan Banjarangkan dan Dawan sudah tidak
memungkinkan lagi.

12
Pengedalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B)
Kabupaten Klungkung.
1. Penetapan Lahan Sawah Berkelanjutan
1.1. Siapa yang menetapkan
1.2. Waktu penetapan
1.3. Lokasi yang ditetapkan
1.4. Luas yang ditetapkan
1.5. Bentuk insentif dan pembiayaannya
1.6. Pengawasan dan pengendalian
2. Langkah-langkah yang diperlukan
2.1. Koordinasi Tim Penataan Ruang Daerah (TKPRD)
2.2. Penyusunan naskah akademis dan rancangan PERDA
2.3. Sosialisasi dan koordinasi
2.4. Penetapan PERDA
2.5. Penetapan Peraturan/Juklak/Pedoman pendukungnya
2.6. Pelaksanaan PERDA

13
PP No : 1 Tahun 2012 tentang PLP2B.

1.Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) meliputi ;


1.1. Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan ;
adalah wilayah budidaya pertanian terutama pada wilayah
perdesaan yang memiliki hamparan lahan pertanian pangan
berkelanjutan serta unsur penunjangnya.
1.2. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ;
bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi
pemanfaatannya.
1.3. Lahan Cadangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan ; lahan potensial yang dilindungi
pemanfaatannya.

2.Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan = LP2B


(pasal 20 s/d 26)
2.1. LP2B berada didalam dan atau diluar kawasan pertanian
pangan berkelanjutan.
2.2. LP2B berada pada kawasan perdesaan dan
atau pada kawasan perkotaan di wilayah Kab/Kota.
2.3. Kriteria LP2B :
a.Berada pada kesatuan hamparan lahan yang mendukung
produktivitas dan efisiensi produksi. 14
b.Memiliki potensi teknis dan kesesuaian lahan
untuk peruntukan pertanian pangan.
c. Didukung infrastruktur dasar dan atau telah
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian pangan.
2.4. Kriteria tersebut pada 2.3. dengan
pertimbangan
a.Kelerengan, iklim dan sifat (fisik, kimia, biologis)
tanah.
b.Produktivitas, intensitas pertanaman, ketersediaan
air, konservasi, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
2.5. Persyaratan LP2B
a.Berada didalam atau diluar kawasan pertanian
pangan berkelanjutan.
b.Termuat dalam Rencana Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
2.6. Lahan yang berada dalam 1(satu) Kabupaten
yang telah sesuai dengan kriteria dan persyaratan
disusun dalam bentuk usulan penetapan LP2B
Kabupaten. 15
a. Usulan memuat data dan
informasi tekstual, numerik dan spasial
mengenai indikasi luas baku.
b. Usulan disusun dengan
memperhatikan saran dan tanggapan
dari masyarakat.
c. Usulan disampaikan oleh Kepala SKPD
Kabupaten kepada kepala SKPD yang
menyelenggarakan urusan pemerintah
dibidang penataan ruang wilayah
Kabupaten.
d. Setelah dibahas dan
dikoordinasikan, usulan tersebut pada huruf
c dikembalikan kepada SKPD Kabupaten.
e. Kepala SKPD Kabupaten
meneruskan usulan kepada Bupati untuk
ditetapkan menjadi LP2B Kab/Kota 16
17
18

Anda mungkin juga menyukai