DIABETIK
DISUSUN OLEH:
REYNALDY SANTOSA THIO 07120120088
PEMBIMBING:
DR. NUSYIRWAN BASRI, SPM
ANATOMI
Diameter bola mata 22 mm
24,2 mm retina
menempati 2/3 sampai
Melapisi bagian posterior
mata secara
sirkumferensial 360 derajat
hingga ora serrata.
Tebal retina rata-rata 250
m, 400 m pada makula
Vaskularisasi arteri retina
central percabangan dari
arteri oftalmika dan arteri
siliaris posterior
DEFINITION
Merupakan suatu kondisi komplikasi
mikrovaskular Diabetes Melitus (DM) yang
ditandai oleh kerusakan dan sumbatan
pembuluh darah meliputi arteri dan vena pada
mata akibat tingginya kadar gula darah yang
berpotensi terjadinya kebutaan.
Kebutaan makulopati dan poliferatif diabetik
retinopati (PDR) seperti pendarahan vitereous,
ablasio retinal, traksi dan glaukoma neovaskular
EPIDEMIOLOGI
Diperkirakan pasien DM dari tahun 2010 hingga
tahun 2030 akan mengalami peningkatan
sebesar:
Negara berkembang: 69%
Negara industri: 20%
Pasien DM berpotensi mengalami gangguan
pada retina sebesar:
Diabetes tipe 1: 50%
Diabetes tipe 2: 30%
FAKTOR RESIKO
Lamanya Kontrol
DM Glikemik
FAKTOR RESIKO
Lamanya DM
DM Tipe 1
Setelah 5 tahun 25% pasien
Setelah 10 tahun 60% pasien
Setelah 15 tahun 80% pasien
DM tipe 2
usia >30 tahun, durasi <5 tahun
40% pasien dengan pengobatan insulin
24% pasien dengan pengobatan non-insulin
usia >30 tahun, durasi 10 tahun
84% pasien dengan pengobatan insulin
53% pasien dengan pengobatan non-insulin
Resiko PDR pada DMt2 dengan durasi DM<5tahun sekitar
2% dan 25% jika durasi DM >25 tahun
Resiko edema makula lebih sering pada DMt2 (25%)
dibanding DMt1 (15%) dalam 15 tahun.
KONTROL GLIKEMIK
Untuk setiap penurunan 1% HbA1c,
menurunan risiko retinopati sebesar 35%.
Secara umum disarankan kadar HbA1c
7%
Jalur
Non-
Neuro- Poliol
degenerasi
enzimati
retina k protein
glikation
Carbonic Aktivasi
Anhydrase (PKC)
PATOGENESIS
Growth Perubahan
Factor Hemodinamik
Stress
RAAS
Oksidatif Inflamasi
&
leukostasis
Jalur
Poliol
Di butuhkan
untuk AGE
glutathonine
Stres
Oksidatif
Non- Mengubah
enzimati struktur dan
k protein fungsinya
glikation
Reaksi silang
RAGE
kovalen
dengan protein
Aktivasi
(PKC)
Sintesis de-
novo
diacylglycerol
(DAG)
Glikolisis
Glukosa
Perubahan
Hemodinamik
Mechanical stretch
dan sheer stress
Tekanan darah tinggi ,
peningkatan perfusi,
viskositas
Hipertensi Disfungsi endotel.
Sistem endokrin
RAAS
Sitokinin
Molekul adhesi
Hiperglikemia VGEF signalling
Stress oksidatif Peningkatanan
Inflamasi
AGE RAGE
HT Perubahan Regulasi
NO
Leukotasis NF-B
Dilatasi Vena
GEJALA KLINIS
GEJALA OBJEKTIF
Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam
retina.
RETINOPATI DIABETIK
Severity Scale
RETINOPATI DIABETIK
Severity Scale
Terdapat 3 jenis:
Scatter (panretinal) photocoagulation
Focal photocoagulation
Grid photocoagulation
TATALAKSANA
FOTOKOAGULASI
Scatter (panretinal)
photocoagulation
kemunduran visus yang
cepat, retinopati
diabetik resiko tinggi,
menghilangkan
neovaskular dan
mencegah
neovaskularisasi
progresif nantinya pada
saraf optikus dan pada
permukaan retina atau
pada sudut bilik anterior
TATALAKSANA
FOTOKOAGULASI
Focal photocoagulation
Mikroaneurisma atau lesi mikrovaskular di tengah
cincin hard exudates yang terletak 500-3000 m dari
tengah fovea.
Bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
edema makula
TATALAKSANA
FOTOKOAGULASI
Grid photocoagulation
Pembakaran dengan bentuk kisi-kisi diarahkan pada
daerah edema yang difus
Terapi edema makula sering dilakukan dengan
menggunakan kombinasi focal dan grid photocoagulation
TATALAKSANA
INJEKSI ANTI VEGF
Bevacizumab (Avastin) anti angiogenik,
menahan dan mencegah pertumbuhan
prolirerasi sel endotel vaskular serta regresi
vaskular oleh karena peningkatan kematian sel
endotel
Diberikan via intra vitreal injeksi ke dalam vitreus
melewati pars plana dengan dosis 0,1 mL
Lucentis merupakan versi modifikasi dari
avastin yang khusus dimodifikasi untuk
penggunaan di okuler via intra vitreal dengan
dosis 0,05 mL
TATALAKSANA
VITEREKTOMI
Kekeruhan (opacity) vitreus dan yang mengalami
neovaskularisasi aktif
Membantu bagi pasien dengan neovaskularisasi yang
ekstensif atau yang mengalami proliferasi fibrovaskuler.
Juga diindikasikan pada ablasio retina, perdarahan vitreus
setelah fotokoagulasi RDP berat, dan perdarahan vitreus
yang tidak mengalami perbaikan.
TATALAKSANA
Rekomendasi tatalaksana diabetik retinopati berdasarkan
derajat keparahan dari American Academy of Ophtalmology
KOMPLIKASI
Diabetic Macular Edema
1. Kerusakan endotel pembuluh darah di retina, kerusakan
blood-retinal barrier, dan hilangnya sel perisit
menyebabkan kebocoran vaskular dan plasma.
2. Tekanan darah yang tinggi dan aktivasi VEGF
manghasilkan sel-sel pro-inflamasi juga berperan dalam
merusak blood-retinal barrier dan menyebabkan
kebocoran plasma.
3. Klasifikasi Diabetic Macular Edema:
KOMPLIKASI
Rubeosis Iridis & glaukoma neovaskular
Glaukoma sudut tertutup sekunder yang terjadi akibat
pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada permukaan iris
dan trabecular meshwork yang menimbulkan gangguan
aliran aquous dan dapat meningkatkan tekanan intraokular.
Ablasio retina
Terlepasnya lapisan neurosensori retina dari lapisan
pigmen epithelium.
Ablasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa
menyebabkan gambaran bentuk-bentuk ireguler yang
melayang-layang atau kilatan cahaya, serta menyebabkan
penglihatan menjadi kabur.
DAFTAR PUSTAKA
Pandelaki K. Retinopati Diabetik. Sudoyo AW, Setyiohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S,
editors. Retinopati Diabetik. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Penerbit Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
Zing-Ma J, Sarah X-hang. Endogenous Angiogenic Inhibitors in Diabetic Retinopathy. In: Ocular
Angiogenesis Disease. Mew Jersey : Humana Press ; 2006.
Riordan-Eva P. Cunningham E. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. 18 th ed. Lange
McGraw Hill. 2013
Yau JW, Rogers SL, Kawasaki R, Lamoureux EL, Kowalski JW, et.al. Global prevalence and major
risk factors of diabetic retinopathy. Diabetes Care. 2012.
Martin M N dan Michael W U. Diabetic retinopathy - ocular complications of diabetes mellitus World
Journal of Diabetes. 2015.
Rema M, dan R. Pradeepa. Diabetic retinopathy: An Indian perspective. Madras Diabetes Research
Foundation &Dr Mohans Diabetes Specialities Centre, Chennai, India. Indian J Med Res 125; March
2007. p 297-310
Joanna M. Tarr, Kirti Kaul, Mohit Chopra, Eva M. Kohner, and Rakesh Chibber. Review Article:
Pathophysiology of Diabetic Retinopathy. Hindawi Publishing Corporation. 2013.
Kanski J. Retinal Vascular Disease. In :Clinical Ophthalmology. London:Butterworth-
Heinemann;2003.
Bhavsar A. Proliferative Retinopathy diabetic .Publish [ 19 April, 2017 ] Cited on[ 1 july , 2017]
available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/1225122-print.
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Ophthalmology. Diabetic Retinopaty. American Academy
of Ophthalmology. 2014
American Academy of Ophthalmology Retina/Vitreous Panel. Preferred Practice
Pattern Guidelines. Diabetic Retinopathy. American Academy of
Ophthalmology. 2016.
ICO Guidelines for Diabetic Eye Care Updated 2017. International Council of
Ophthalmology. 2017.
J Fernando Arevalo, Lihteh Wu, Priscilla Fernandez-Loaiza, dkk. Classi cation
of diabetic retinopathy and diabetic macular edema. World Journal of Diabetes
2013.
Mitchell P.Guidelines for the Management of Diabetic Retinopathy : Diabetic
Retinopathy. Australia : National Health and Medical Research Council ; 2008.
Weiss J. Retina and Vitreous : Retinal Vascular Disease. Section 12 Chapter
5.Singapore: American Academy of Ophtalmology; 2008.
Wong TY, Cheung CMG, Larsen M, Sharma S, Simo R. Diabetic retinopathy.
Nature Reviews. 2016.
Nentwich MM, Ulbig MW. Diabetic retinopathy-ocular complications of diabetes
mellitus. World Journal of Diabetes. 2015.
TERIMA KASIH