Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan
sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27 Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi. Kondisi tidur dapat memasuki suatu keadaan istirahat periodik dan pada saat itu kesadaran terhadap alam menjadi terhenti, sehingga tubuh dapat beristirahat. Otak memiliki sejumlah fingsi, struktur, dan pusat- pusat tidur yang mengatur siklus tidur dan terjaga. Tubuh pada saat yang sama menghasilkan substansi yang ketika dilepaskan ke dalam aliran darah akan membuat mengantuk. Proses tersebut jika diubah oleh stres, kecemasan, gangguan dan sakit fisik dapat menimbulkan insomnia (Ulimudiin, 2011). Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada 3 macam yaitu insomnia inisial atau tidak dapat memulai tidur, insomnia intermitten atau tidak bisa mempertahankan tidur atau sering terjaga dan insomnia terminal atau bangun secara dini dan tidak dapat tidur kembali (Potter, 2005). Menurut (Rafknowladge, 2004), kesulitan tidur/ insomnia ringan biasanya dipicu oleh stress, suasana ramai atau berisik, perbedaan suhu udara, perubahan lingkungan sekitar, masalah jadwal tidur dan bangun yang tidak teratur, efek samping pengobatan. Menurut (Kartono, 2000) menyatakan bahwa kesulitan tidur bisa disebabkan karena stress mendadak. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun di dunia, diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius (Wicaksono, 2012). Stressor yang dihadapi mahasiswa tidak hanya menyebabkan mahasiswa rentan stres tetapi juga rentan mengalami gangguan tidur. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Gaultney (2010) terhadap 1.845 mahasiswa yang menyebutkan 27% mengalami setidaknya satu jenis gangguan tidur dan paling sering Insomnia, hipersomnia, obstruktif henti nafas saat tidur, dan narkolepsi. Hasil studi lain yang dilakukan oleh Kushida, Simon, Grauke, Hyde & Dement (200) terhadap tiga jenis gangguan tidur yang paling sering terjadi yaitu insomnia, sindrome henti napas saatb tidur, dan sindrome kegelisahaan saat tidur. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan mengendalikan stresnya (Crampton, Hodge, & Mishra, 1995). Walaupun demikian, stres yang optimal akan menghasilkan tantangan dan motivasi untuk maju bagi individu (Spangenberg & Theron, 1998). Stres akademik adalah stres yang muncul karena adanya tekanan- tekanan untuk menunjukan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat sehingga mreka terbebani pleh berbagai tekanan dan tuntutan (Alvin, 2007). Menurut Gusniarti (2002), stres akademik yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa. Berdasarkan fenomena mahasiswa diatas, peneliti tertarik mengetahui lebih lanjut tingkat stres pada mahasiswa. Karena stres merupakan topik yang penting dalam kehidupan akademik termasuk kehidupan sosial. Dari stres itu pun salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya insomnia pada mahasiswa. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang diangkat penelitian ini adalah apakah ada hubungan stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa