Anda di halaman 1dari 15

KOROSI

OLEH :
AKHMAD FAUZI NUR ASRORI
TEKNIK OTOMOTIF 1
Pengertian Korosi

Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Korosi adalah kerusakan


atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam
karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan.
Besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3 x H2O.
Di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan O2
yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak
sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Anode : Fe Fe2+ + 2 e
Katode : O2 + 2H2O 4e + 4 OH

Fe2+ yang dihasilkan, berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk


Fe3+. Sedangkan OH akan bergabung dengan elektrolit yang ada di
alam atau dengan ion H+ dari terlarutnya oksida asam (SO2, NO2) dari
hasil perubahan dengan air hujan. Dari hasil reaksi di atas akan
dihasilkan karat dengan rumus senyawa Fe2O3 x H2O.
Besi yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan.
Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai
pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga
membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan
sebagai alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
Faktor yang mempengaruhi Korosi

Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2


Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang
mengandung reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel
Volta mini. sebagai contoh, korosi besi terjadi apabila ada oksigen
(O2) dan air (H2O). Logam besi tidaklah murni, melainkan
mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak
merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan
potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon (C). Atom
logam besi (Fe) bertindak sebagai anode dan atom C sebagai
katode. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi,
sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat
berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan
terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom
logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu
karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam
mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan
logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat.
Kontak dengan Elektrolit
Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat
mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi
tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat
melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat.
Bangkai kapal di dasar laut yang telah terkorosi oleh kandungan
garam yang tinggi.
Temperatur
dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi
kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif
pada reaksi redoks semakin besar.
Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat
dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam
pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan (seperti cutting
tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin
kendaraan bermotor).
Knalpot kendaraan bermotor yang mudah terkorosi akibat
temperatur tinggi.
pH
Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7,
mengakibatkan reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada
katode yaitu: 2H+(aq) + 2e- H2 menyebabkan lebih banyak atom
logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan
logam semakin besar.
Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat
menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan
karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui
reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan
hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain:
protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan
bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus
ferroxidans.
Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron.
Anode adalah bagian dari permukaan logam dimana metal akan
larut.
Reaksinya :
Fe 2 Fe2+ + 4e-
Dengan kata lain ion-ion besi Fe++ akan melarut dan elektron-elektron
e- tetap tinggal pada logam. Katode adalah bagian permukaan
logam dimana elektron-elektron 4e- yang tertinggal akan menuju
kesana (oleh logam) dan bereaksi dengan O2 dan H2O.
O2 + H2O + 4e- > 4 OH-
Ion-ion 4 OH- di anode bergabung dengan ion 2 Fe2+ dan membentuk
2 Fe(OH)2. Oleh kehadiran zat asam dan air maka terbentuk karat
Fe2O3.
Reaksi perkaratan besi
Anoda: Fe(s) Fe2+ + 2e
Katoda: 2 H+ + 2 e- H2
2 H2O + O2 + 4e- 4OH-

2H+ + 2H2O + O2 + 3Fe 3Fe2+ + 4OH- + H2


Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O
Bentuk - Bentuk Korosi
Korosi merata
adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan
logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata
akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan
waktu.
Korosi galvanik
terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan
berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan
mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari
serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam
yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak
mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih
tinggi.
Korosi sumuran
adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka
akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali
dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya, pada
antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH,
sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan
menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran.
Korosi celah
adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua
komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan
terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi
oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) di
dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih
banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan
bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam
celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.
Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik
(corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen
(corrosion induced hydrogen)
adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan
akibat pengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada
paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan
tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap
lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan
baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat
tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat
pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen
kedalam kisi paduan.
Korosi intergranular
adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat
terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya.
Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi
perlakuan panas. Pada temperatur 425 815C karbida krom
(Cr23C6) akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan
krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan
mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat
tersebut.
Selective leaching
adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena
pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang
biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya
korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total
terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang
potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang
potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi
keropos pada logam paduan tersebut.
Pencegahan perkaratan bisa
dilakukan dengan cara berikut

Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal
ini dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang
sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah logam yang
terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta (potensial reduksi
lebih negatif dari besi). Contohnya: logam perak, emas, platina,
timah, dan nikel.
Proses katode pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai
katode, bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan
dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah
kiri besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih
positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua
logam tersebut mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk
(A12O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor dengan cara menutup
rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu
masuk dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga
tidak bisa digunakan karena akan bereaksi dengan adanya air.
Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam
magnesium (Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan
akan terserang karat sampai habis, sedang besi bertindak sebagai
katode tidak mengalami korosi.

Anda mungkin juga menyukai