Demensia

Sindroma penurunan progresif akibat kelainan

otak bersifat kronik serta terdapat gangguan
fungsi luhur biasanya disertai hendaya fungsi
kognitif dan ada kalanya diawali oleh
kemerosotan (detetioration) dalam
pengendalian emosi, perilaku sosial atau
motivasi.
 EPIDEMIOLOGI
50-60% menderita 5% orang > 65
demensia tahun menderita
Alzheimer (paling demensia
sering) Alzheimer

2 kelompok Alzheimer : Prevalensi wanita

< 65 tahun (early onset) 3x dibandingkan
> 65 tahun (late onset) laki-laki
 Demensia Alzheimer

Sindrom penyakit degeneratif

otak, perjalanan penyakit yang
progresif ditandai adanya
gangguan fungsi kognitif dan
defisit neuropsikiatri
 ETIOLOGI
Genetik Multiple gen E4
Gen protein defek alel Apo
prekursor 4 homozigot,
amiloid, gen
pembentukan
presenilin 1 dan
gen presenilin 2 neurofibrillary
tangle

Kelainan Neuropatologi
neurotransmiter
Observasi
Degenerasi pada
neuron kolinergik di
makroskopis neuro-
nukleus basalis anatomik atrofi
Penurunan konsentrasi sulkus kortikal,
asetilkolin dan kolin pembesaran
asetiltransferase ventrikel serebral
 PATOFISIOLOGI
5. Terjadi
1. Atrofi dan
hiperfosforilasi tau
hipometabolisme
sehingga fungsi
pada medial lobus
dari tau menjadi
temporalis, lateral
abnormal, dan
dan medial lobus
struktur
parietalis, korteks
mikrotubulus
frontal lateral
menjadi kolaps

2. Pada ujung
4. Mikrotubulus
saraf, terdapat
berfungsi
NFT dan pada
membantu
dinding pembuluh
transport nutrient
darah korteks,
dari satu bagian ke
terdapat
bagian lain, lewat
akumulasi beta-
neuron
amyloid
3. NFT (insoluble
twisted fibers)
terdiri dari protein
tau, dimana tau
merupakan
komponen dari
struktur
mikrotubulus
PATOFISIOLOGI