Anda di halaman 1dari 7

PAJAK PENGHASILAN PASAL 26

Pasal 26 UU No.17 Tahun 2000 mengatur tentang


pemotongan atas penghasilan yang bersumber dari
Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar
negeri, selain bentuk usaha tetap.
Pemotongan PPH Pasal 26 wajib dilakukan oleh:
1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk usaha tetap
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya yang
melakukan pembayaran kepada Wajib Pajak luar
negeri, selain bentuk usaha tetap.
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh Pasal 26
1. Dividen
2. Bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap, dan imbalann
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang.
3. Royalti,sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan & kegiatan
5. Hadiah & penghargaan
6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
7. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia
8. Premi asuransi dan reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan
asuransi bentuk usaha tetap di Indonesia, kecuali jika penghasilan
tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.
9. PKP sesudah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di
Indonesia, kecuali jika penghasilan tersebut ditanamkan kembali di
indonesia.
TARIF & PENGHITUNGAN PPh PASAL 26

Tarif yang dikenakan adalah 20% untuk setiap jenis penghasilan


yang dikenakan PPh Pasal 26 atau sesuai dengan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antar negara atau tax treaty.
Tarif 20% dikenakan dari dasar pengenaan pajak, dengan
ketentuan sbb:
1. Tarif 20% dari penghasilan bruto
2. Tarif 20% dari penghasilan neto
3. Tarif 20% dari penghasilan kena pajak setelah dikurangi PPh.
PENGHITUNGAN PPH Pasal 26

1. PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan bruto


Penghitungan tersebut diterapkan untuk penghasilan yang bersumber dari
modal dalam bentuk:
a. Dividen
b. Bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap, dan imbalan karena
jaminan pengembalian utang.
c. Royalti, sewa, & penghasilan sehubungan dengan penggunaaan harta
d. Imbalan sehubungan dgn jasa, pekrjaan, & kegiatan.
e. Hadiah & penghargaan
f. Pensiun & pembayran lainnya.
Contoh no.1

Pt Perdana merupakan penerbit buku cerita anak-anak. Pada bulan


Maret 2007 membayarkan royalti sebesar Rp100 jt kepada Akira
Toriyama sebagai penulis buku cerita anak-anak Dragon Ball. Akira
Toriyama adalah WP luar negri. Berapa PPh pasal 26?
Jawab:
PPH pasal 26 yang dipotong oleh PT Perdana adalah :
20% x Rp 100 jt = Rp 20jt
Jane adalh atelt dari singapura. Pada bulan Mei 2007 mengikuti
perlombaan lari maraton di Indonesia & merebut hadiah uang
sebesar US$20.000. Kurs untuk US$1 pada saat itu adalah Rp8.500.
PPH Pasal 26 yg dipotong oleh penyelenggara kegiatan di Indonesia
adl : 20% x US$20.000 x Rp8.500 = Rp34.000.000
PENGHITUNGAN PPH Pasal 26

2. PPH Psl 26 = 20% x Penghasilan neto


Penghasilan neto = Perkiraan penghasilan neto x Penghasilan bruto.
Penghitungan tsb. Diterapkan untuk:
a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia
b. Premi asuransi & reasuransi yang dibayrkan kpd perusahaan
asuransi luar negeri.
3. PPh Pasal 26 = 20% x (PKP PPh terutang)
Penghitungan tsb diterapkan pd BUT di Indonesia . Jika penghasilan
setelah dikurangi pajak tersebut ditanamkan kembali di
Indonesia, atas pengahsilan tsb tidak diptong PPh Pasal 26
Suatu BUT di Indonesia memperoleh Penghasilan Kena Pajak sebesar
Rp17.500.000.000.
Berapa PPh pasal 26 yang terhutang ?
Jawab :
PKP Rp17.500.000.000
PPh terhutang :
10% x Rp50.000.000 =Rp 5.000.000
15% x Rp50.000.000 =Rp 7.500.000
30% x Rp.17.400.000.000 =Rp5.220.000.000 +
Rp 5.232.500.000
Penghasilan setelah dikurangi pajak Rp 12.267.500.000
PPh psl 26 yang terhutang :
20% x Rp.12.267.500.000 = Rp.2.453.500.000
PPh psl 26 terhutang jika penghasilan BUT pada tahun 2009 & 2010
- 2009 = 20% x 28% x Rp17.500.000.000 = Rp980.000.000
- 2010 = 20% x 25% x Rp17.500.000.000 = Rp875.000.000

Anda mungkin juga menyukai