Anda di halaman 1dari 31

BASIC AIRFRAME AEROPLANE AND BASIC

TURBINE ENGINE COURSE

DIGITAL FUNDAMENTALS
Instructor

Moch. Rifai
rifai.moch@yahoo.co.id
DIGITAL ELEKTRONIK

Digital Elektronik adalah suatu sistem elektronik yang berfungsi untuk


menghubungkan antara bagian dari suatu sistem
atau yang biasa disebut BUILDING BLOCKS untuk
menghasilkan fungsi

input Digital System output

Contoh : - Instrumentasi / alat ukur


- Interfacing
- Sistem Kontrol dll.
TARAF TEGANGAN
Penentuan taraf tegangan berbeda beda tergantung IC yang digunakan
Secara garis besar penentuan taraf tegangan dibedakan atas :
1. Positif Logic
2. Negatif Logic

Positif Logic : Logic 1 / High dinyatakan dengan level tegangan yang lebih
positif dari tegangan logic 0 / Low

Negatif Logic : Logic 1 / High dinyatakan dengan level tegangan yang lebih
negatif dari tegangan logic 0 / Low

Volt
+5 V
5.25 Positif Logic
0 1

Logic 1 0V
2.4 0V
Negatif Logic
0.8 0 1
0,2 Logic 0
0 -5 V
Dalam Prakteknya rangkaian digital bekerja berdasarkan dua level tegangan :

Logika 0 / low / tidak ada tegangan / 0 volt


True Table / Tabel Kebenaran :
+5 V
0 Adalah suatu level tabel yang
menyatakan hubungan antara
0V input dengan output dari suatu
rangkaian untuk berbagai
variasi keadaan inputnya.
Logika 1 / High / ada tegangan / 5 volt

+5 V
1

0V

Logic Gate : suatu rangkaian logic yang melaksanakan operasi matematis dengan
menggunakan sifat sifat Aljabar logic / Aljabar Boolean
SISTEM BILANGAN
DECIMAL : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
BINARY : 0,1
OKTAL : 0,1,2,3,4,5,6,7
HEKSADECIMAL : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,0,A,B,C,D,E,F

KONVERSI SISTEM BILANGAN


I KONVERSI DECIMAL KE BINER

1. MENGGUNAKAN HARGA TEMPAT

29 = 16 + 8+ 4 + 0 + 1
CONTOH : 29 (10)
= 24 + 23 +22 + 20

25 24 23 22 21 20
29 (10) = 11101 (2)
1 1 1 0 1
2. DENGAN MEMBAGI 2 TERUS MENERUS DAN MEMBACA SISANYA

CONTOH : 29 (10) CONTOH : 11 (10)

2 29 Sisa 1
11 (10) = 1011 (2)
2 14 Sisa 0

2 7 Sisa 1

2 3 Sisa 1
2 1 Sisa 1 Baca / tulis
0
29 (10) = 11101 (2)

Most significant bit / MSB LSB / Least significant bit


II. KONVERSI DECIMAL KE OKTAL

CONTOH : 97 (10) CONTOH : 575 (10)

8 97 Sisa 1 8 575 Sisa 7


8 12 Sisa 4 8 71 Sisa 7
8 1 Sisa 1 8 8 Sisa 0
0 8 1 Sisa 1

0
Baca / tulis

97 (10) = 147 (8) 575 (10) = 1077 (8)


III. KONVERSI DECIMAL KE HEKSADECIMAL

CONTOH : 267(10) CONTOH : 26 (10)

16 267 Sisa B 16 26 Sisa A


16 16 Sisa 0 16 1 Sisa 1
16 1 Sisa 1 0
0

Baca / tulis

267 (10) = 10B (16) 26 (10) = 1A (16)


IV. KONVERSI OKTAL KE BINER
Mengubah tiap tiap bit oktal ke menjadi 3 bit biner

CONTOH : 67(8) CONTOH : 305 (8)

6 7 3 0 5

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1

67 (8) = 110111 (2)


305 (8) = 011000101 (2)

V. KONVERSI BINER KE OKTAL

67 (8) = 110111 (2)


305 (8) = 011000101 (2)

6 7 3 0 5
VI. KONVERSI HEKSADECIMAL KE BINER
Mengubah tiap tiap bit hex menjadi 4 bit biner

CONTOH : 2F(16) CONTOH : 7A (16)

2 F 7 A

0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0

2F (16) = 000101111 (2) 7A (16) = 01111010 (2)


VII. KONVERSI BINER KE HEKSADECIMAL

35 = 00110101 (2)
47 (16) = 01000111 (2) (16)

4 7 0 5
VIII. KONVERSI HEKSADECIMAL KE DECIMAL

1. 1A (16) : .. (10)

2. 10B (16) : . ( 10 )

IX. KONVERSI OKTAL KE DECIMAL

1. 56 (8) : .. (10)

2. 10 (8) : . ( 10 )

X. KONVERSI OKTAL KE HEKSADECIMAL DAN


HEKSADECIMAL KE OKTAL
1. 46 (8) : .. (16) 1. 55 : ..
(16) (8)

2. 100 (8) : . ( 16 ) 2. 110 : .


(16) (8)
JAWABAN :

VIII. 1. 26 (10)

2. 267 (10)

IX. 1. 46 (10)

2. 8 (10)

X. 1. 46 (10)

2. 8 (10)
Berdasarkan susunan dan operasinya rangkaian digital dibagi :

A. Rangkaian Rangkaian gate yaitu : OR, AND, NOT, NOR, NAND, XOR
B. Digital IC yaitu : RTL, DTL, TTL, CMOS
C. Rangkaian Flip Flop ( Bistable Multivibrator ) yaitu :
1. RS - Flip Flop
2. JK - Flip Flop
3. T- Flip Flop
4. D Flip Flop
GERBANG LOGIKA

A A
Q Q A Q
B B

OR GATE AND GATE NOT GATE

A A A
Q Q Q
B B B

NOR GATE NAND GATE EXCLUSIVE OR GATE


GERBANG OR
Gerbang OR : Suatu Rangkaian logika dasar yang menyatakan bahwa
outputnya akan menpunyai logika 1 jika salah satu /
semua logika input diberikan logika 1

A
Q
B DTL

IC

A B Q
0 0 0
Q = A + B +
0 1 1
1 0 1
1 1 1
GERBANG AND
Gerbang AND : Suatu Rangkaian logika dasar yang A
menyatakan bahwa outputnya akan Q
B
menpunyai logika 1 jika semua logika
input diberikan logika 1

A B Q
0 0 0
Q=AxBx 0 1 0
1 0 0
1 1 1
GERBANG NOT
Gerbang NOT : Suatu Rangkaian logika dasar
yang menyatakan bahwa outputnya akan menpunyai A Q
logika komplemen dari inputnya

A Q
0 1
Q=A 1 0
GERBANG NOR
Gerbang OR : Suatu Rangkaian logika dasar yang A
menyatakan bahwa outputnya akan Q
menpunyai logika 1 jika semua logika input diberikan B
logika 0

A B Q
0 0 1
Q = A + B + 0 1 0
1 0 0
1 1 0
GERBANG NAND
Gerbang OR : Suatu Rangkaian logika dasar yang A
menyatakan bahwa outputnya akan Q
menpunyai logika 0 jika semua logika input B
diberikan logika 1

A B Q
0 0 1
Q = A x B x 0 1 1
1 0 1
1 1 0
GERBANG XOR
Gerbang XOR : Suatu Rangkaian logika dasar yang A
menyatakan bahwa outputnya akan Q
menpunyai logika 1 jika logika input diberikan logika 1 B
berjumlah ganjil

A B Q
Q=A B 0 0 0
Q=AB+AB 0 1 1
1 0 1
1 1 0
GERBANG XNOR
Gerbang XNOR : Suatu Rangkaian logika dasar yang A
menyatakan bahwa outputnya akan Q
menpunyai logika 1 jika logika input diberikan B
logika 1 berjumlah genap

A B Q
0 0 1
Q = AB + A B 0 1 0
1 0 0
1 1 1
INTEGRATED CIRCUIT ( IC )
IC ( INTEGRATED CIRCUIT ) Adalah
Komponen elektronik yang terdiri dari konbinasi transistor, dioda, resistor dan
kapasitor.
1. Type IC : a. Monolithic ( Single Chip ) - dari silicon
b. Hybrid ( Multi Chip) - kombinasi 2 atau lebih komponen listrik
2. MENURUT TYPE SINYAL
a. IC digital : DTCL, RTL, RCTL, DTL, TTL, CMOS
b. IC linear : Output linear terhadap input
Contoh : Amplifier, Opamp, preamp, Detektor
4. Menurut Package IC :
a. TO-5 : Glass Metal -- 8, 10, 12 pin
b. DIP ( Dual In Line Plastic) : Keramik / Plastik - 14, 16 pin

5 Menurut Jumlah Gate :


a. MSI ( Medium Scale Integration ) -- Jml Gate < 100 gate
b. LSI ( Large Scale Integration ) -- Jml Gate > 100 gate
c. VLSI ( Veri Large Scale integration ) -- Jml Gate > 1 jt gate
RTL (Resistor Transistor Logic )
Di sini digunakan hanya transistor-transistor dan resistor. Karena
pemakaian resistor maka kecepatan sakelar sangat dikurangi, terutama
apabila bebannya bersifat capasitive ( 50 ndetik). Juga peka terhadap
gangguan.
VCC

A R RL
F
B R

Rv
RTL Gerbang NOR C
DTL (Diode Transistor Logic)
Dengan adanya Diode di jalan masuknya maka untuk membuat diode
conduct diperlukan tegangan minimal 0,6 Volt sehingga gangguan
dibawah level itu tidak berpengaruh. Ini membuat DTL lebih tahan
terhadap gangguan.
Lebih cepat dari RTL karena hambatan maju dari Diode sangat kecil.
Fan out 8, dengan waktu tunda 25 ndetik.

A
F

DTL Gebang NAND B

C
TTL ( Transistor Transistor Logic )

Lebih menguntungkan dari DTL sebab impedansi output lebih rendah,


yang berarti memperpendek waktu kembang dan waktu jatuh.
Tidak terlalu peka terhadap gangguan ( tahan s/d 1 Volt )
Menarik arus lebih kecil (10 mW setiap pintu )

VCC

A F
F

B
A
C B
C
Spesifikasi IC TTL
Batasan Level tegangan :
Kondisi ideal :
Operating Temp : 0 70 derajat a. VIL = 0,8 Volt
Logic 0 : 0 volt b. VIH = 2 Volt
Logic 1 : 5 volt c. VOL = 0,4 Volt
d. VOH = 2,4 Volt

Parameter IC ;
IL = input Low : Tegangan
1. Fan Out / Loading Faktor input maksimum untuk
Jumlah IC TTL yg dpt dihubungkan paralel menyatakan 0
dg output IC tsb - Fan out 7400 = 10
IH = input High : Tegangan
2. Propagation Delay Time input Minimum untuk
Perbedaan waktu antara datangnya input menyatakan 1
dg perubahan output
3. Noise Immunity OL = output Low : Tegangan
Tegangan induksi (Noise) paling tinggi, di output maksimum untuk
menyatakan 0
mana output IC masih belum terpengaruh
4. Fan In OH = output High : Tegangan
Jumlah IC lain yang boleh dihubungkan output minimum untuk
paralel menyatakan 1
Combinational logic system
Disusun dari gerbang dasar.
Input bisa lebih dari satu.
Output hanya satu
Kondisi output hanya ditentukan oleh
input.
Bisa di selesaikan dengan minterm atau
maxterm.
Disederhanakan dengan karnaugh map
dan hukum boolean
Contoh combinational
logic
Simple digital application
Hukum Hukum Boolean

Hukum hukum
Boolean dapat
diringkas sebagai
berikut :
A.(1) = A A+B = B+A
A.(0) = 0 (A.B)C = A(B.C) = A.B.C
B+1 = 1 A+(B+C) = (A+B)+C = A+B+C
B+0 = B AB+AC = A(B+C)
A.A = A
(A+B) (A+C) = A+BC
B+B = B
A(A+B) = A
A.A = 0
A+AB = A
B+B = 1
A =A A(A+B) = AB
A.B = B.A A+AB = A+B
Penyederhanaan Persamaan Logika Dengan Aljabar Boolean
Dan Teori De Morgan

1. Sum Of Product (SOP).


Sum of product atau
Minterm atau jumlah dari
kali adalah persamaan logika
yang menjumlahkan ( OR )
kondisi 1 dari setiap hasil
kali ( AND).
Contoh:
2. Product of Sum ( POS)
Product of Sum atau
Maxterm atau perkalian
dari jumlah adalah
persamaan logika yang
mengalikan ( AND ) kondisi
0 dari setiap Penjumlahan (
OR ).

Anda mungkin juga menyukai