2 Polimerisasi Heterogen Bulk Larutan Suspensi
2 Polimerisasi Heterogen Bulk Larutan Suspensi
ethylene initiator
E-1
ethylene polyethylene
Polyethylene membentuk cabang karena proses self-
branching.
Cabang yang lebih panjang dari metil tidak dapat
masuk ke kisi kristal polyethylene, sehingga polimer
padat yang dihasilkan kurang bersifat kristal (tidak
transparan) dan lebih kaku daripada HDPE (0.935-
0.96 g cm-3) yang dibuat dengan reaksi coordination
polymerization
solven katalis
monomer inisiator
Monomer, initiator, dan
katalis larut dalam solven,
Polimer tidak larut dalam
larutan
Ekotermis
Semakin besar konversi,
E-1
semakin tinggi viskositasnya
Larutan polimer
Langkah-langkah proses polimerisasi slurry:
2. Langkah polimerisasi
Reaksi polimerisasi dilakukan pada P < 50 atm dan T <
110C (untuk menghidari larutnya polimer) sehingga
terbentuk slurry dengan konsentrasi polimer 20%
dalam diluen cairan alifatik (misal propylene, dalam
pembuatan polypropylene).
3. Recovery polimer:
Langkah ini dilakukan dengan cara stripping terhadap
diluen, pencucian untuk menghilangkan sisa katalis,
dan ekstraksi komponen polimer yang tak dikehendaki
(jika perlu).
4. Langkah compounding:
Langkah ini bertujuan untuk mencampur berbagai
macam stabilizer dan bahan aditif dengan lelehan
polimer, yang kemudian diikuti dengan pendinginan
dan pembentukan pellet.
Jika konsentrasi katalis sangat kecil, maka
langkah penghilangan katalis dapat diabaikan.
Konversi biasanya lebih tinggi dibandingkan
dengan free-radical, high-pressure
polymerization process, sehingga lebih sedikit
monomer yang harus direcycle.
Temperatur reaksi pada proses slurry dapat
dikontrol dengan me-reflux solven.
inisiator Dispersing agent
monomer air
Monomer dan initiator
tidak larut dalam solven,
Polimer tidak larut dalam
larutan
Ekotermis
Semakin besar konversi,
E-1
0% 10 20% 75 80%
Aglomerasi
Kontrol temperatur
sangat penting
Reaktor Reaktor
dengan jaket dengan baffle
Hati-hati! Dead volume
Sistem
refrijerasi
Jika ukuran reaktor berjaket diperbesar, timbul
masalah luas perpindahan panas.
D12L1 D13
V1 3
4 4 V2 D23 4 D2
D22L2 D23 V1 D13 4 D1
V2
4 4
A1 D1L1 D12 2
A2 D22 D2
A1 D12 D1
A2 D2L2 D22
3 23
A2 D2 D2
2 23
V2
A1 D1 D1 V1
Dispersi monomer
1 m 0,5 cm
Reaktor mini
Keuntungan polimerisasi suspensi:
1. Penggunaan air sebagai media pertukaran panas
lebih ekonomis darpada solven organik.
PENYESAIAN:
Masalah utama dalam reaktor untuk polmerisasi
suspensi adalah terbentuknya kerak polimer. Jika kerak
terbentuk di antara coil-coil pendingin, maka
pembersihannya akan sangat sulit.