Anda di halaman 1dari 37

DEMAM BERDARAH DENGUE

Lucia Anastasha Eka Wara


11.2015.330
Defenisi DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DHF) :
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus.
Demam dengue merupakan penyakit yang
ditularkan melalui perantaraan nyamuk, dan
disebabkan oleh virus group B Arthropod borne
virus dan sekarang dikenal sebagai genus
flavivirus, family flaviviridae yang mempunyai
empat jenis serotip yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,
dan DEN-4.
VEKTOR PENYAKIT DBD
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Bangsa : Diptera
Suku : Culicidae
Marga : Aedes
Jenis : Aedes aegypti
L.
EPIDEMIOLOGI
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan
di daerah tropis dan sub-tropis.
Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun
2009, World Health Organization (WHO)
mencatat negara Indonesia sebagai negara
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Masalah utama Jumlah penderita dan luas
daerah penyebarannya semakin bertambah.
AI suatu daerah
dapat
dikategorikan :
risiko tinggi, sedang
dan rendah
risiko tinggi bila AI
> 55 per 100.000
penduduk
risiko sedang bila
AI 20-55 per
100.000 penduduk
risiko rendah bila AI
<20 per 100.000
penduduk
Patofisiologi DHF
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis
Undifferentiated fever (sindrom
infeksi virus) Demam dengue (DD)
Masa inkubasi rata-rata 4-6 hari ( rentang 3
14 hari )
Demam disertai Diagnosis Klinik :
kemerahan berupa demam 2-7 hari yang timbul mendadak,
makulopapular, timbul saat tinggi, terus menerus, bifasik.
Manifestasi perdarahan baik spontan
demam reda. Gejala dari seperti petekie, purpura, ekimosis,
saluran pernapasan dan epistaksis perdarahan gusi, hematemesis,
atau melena, maupun berupa uji tourniquet
saluran cerna sering positif.
dijumpai. Nyeri kepala, mialgia, artralgia, dan nyeri
retroorbital.
Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan
sekolah, rumah, atau sekitar rumah.
Leucopenia < 4.000/mm3
Trombositopenia < 100.000/mm3
Diagnosis klinis demam dengue = demam = >
2 gejala lain.
Demam berdarah dengue Expanded dengue syndrome

Tanda dan gejala DBD pada fase awal sangat


menyerupai DD, tanda dan gejala yang Manisestasi klinik berupa
karakteristik berupa kebocoran plasma baru keterlibatan organ seperti hati,
timbul beberapa hari kemudian.
Hepatomegali ginjal, otak maupun jantung.
Terdapat kebocoran plasma yang ditandai
dengan salah satu tanda/gejala ; gejala : kelebihan cairan,
Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari
pemeriksaan awal atau dari data populasi gangguan eletrolit,
menurut umur. ensefalopati, ensefalitis,
Ditemukan adanya efusi pleura, ascites.
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia. perdarahan hebat, gagal ginjal
Trombositopenia < 100.000/mm3 akut, Hamolytic Uremic
Diagnosis DBD = demam + > 2 manifestasi Syndrome ( HUS ), gangguan
klinis + bukti perembesan plasma dan
trombositopenia.7 jantung, infeksi ganda.
Kriteria Klinis Syok Kriteria Klinis Syok
Terkompensasi Dekompensasi

Takikardi Takikardi
Takipneu Hipotensi ( sistolik dan
diastolic turun)
Tekanan nadi < 20mmHg Nadi cepat dan kecil
CRT > 2 detik Pernapasan kussmaul atau
Kulit dingin hiperpnea
Sianosis
Produksi urin menurun ( <
Kulit lembab dan dingin
1ml/kgbb/jam)
Profound shock : nadi tidak
Anak gelisah teraba dan tekanan darah
tidak terukur
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit: normal / menurun.
Trombosit: timbul hari ke 3- hari ke 8
Hematokrit: peningkatan hematokrit 20% dari
hematokrit awal. Sering ditemukan mulai hari ke-
3.
Hemostasis: dilakukan pemeriksaan PT, APTT,
fibrinogen, D-Dimer, atau FDP.
Pemeriksaan anti dengue IgG dan IgM.
Protein/ albumin dapat menurun.
Ureum dan kreatinin dapat meningkat GGA
Gas darah gangguan.
Elektrolit
Pemeriksaan Radiologi
biasa didapatkan efusi pleura
terutama pada hemitoraks
kanan tetapi apabila terjadi
perembesan plasma hebat,
efusi dapat dijumpai pada
kedua hemitoraks.
Pemeriksaan foto dada
sebaiknya dalam posisi lateral
dekubitus kanan (RLD).
Tes Torniquet
manset 2/3 lengan
atas
Pertahankan sistolik
dan diastolik,
maksimal 100 mmHg
Tunggu 5 menit
(+) : petekie >- 10 inch
/ diameter 2,8 cm
Diagnosis Banding
Masa inkubasi Salmonella typhi
antara 3-21 hari.
demam terasa lebih tinggi saat
sore atau malam hari
dibandingkan pagi harinya
Gejala lain : malaise, pusing,
batuk, nyeri tenggorokan, nyeri
perut, konstipasi, diare, myalgia,
hingga delirium dan penurunan
kesadaran.
adanya lidah kotor (tampak putih
di bagian tengah dan kemerahan
di tepi dan ujung), hepatomegali,
splenomegali, distensi
abdominal, tenderness,
bradikardia relatif, hingga ruam
makulopapular berwarna merah
muda, berdiameter 2-3 mm yang
disebut dengan rose spot.
Komplikasi

Perdarahan
Sindrom syok dengue ( SSD )
Asidosis metabolik
Acut kidney failure
Edema paru
DIC/ disseminated intravascular
coagulation
Penatalaksanaan
Medika Mentosa Supportif
Antipiretik dapat diberikan, Cairan intravena diperlukan
dianjurkan pemberian apabila, (I) anak terus-
parasetamol 10mg/kgbb/x menerus muntah tidak mau
bila suhu > 38 C dengan minum, demam tinggi,
interval 4- 6 jam + kompres dehidrasi yang dapat
hangat. mempercepat terjadinya
syok, (2) nilai hematokrit
cenderung meningkat pada
pemeriksaan berkala
Kriteria Memulangkan pasien
Bebas demam minimal 24 jam tanpa menggunakan antipiretik
Nafsu makan telah kembali
Perbaikan klinis, tidak ada demam, tidak ada distres pernafasan,
dan nadi teratur
Diuresis baik
Minimum 2-3 hari setelah sembuh dari syok
Tidak ada kegawatan napas karena efusi pleura, tidak ada asites
Trombosit >50.000 /mm3
Pada kasus DBD tanpa komplikasi, pada umumnya jumlah
trombosit akan meningkat ke nilai normal dalam 3-5 hari.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Melakukan metode 3 M (menguras, Menutup dan Menyingkirkan
tempat perindukan nyamuk) minimal 1 x seminggu bagi tiap keluarga
100% tempat penampungan air sukar dikuras diberi abate tiap 3
bulan
ABJ (angka bebas jentik) diharapkan mencapai 95%

Foging Focus dan Foging Masal


Foging fokus dilakukan 2 siklus dengan radius 200 m dengan selang
waktu 1 minggu
Foging masal dilakukan 2 siklus diseluruh wilayah suspek KLB dalam
jangka waktu 1 bulan
Obat yang dipakai : Malation 96EC atau Fendona 30EC dengan
menggunakan Swing Fog.
Prognosis
Prognosis pada DBD
umumnya baik bila ditangani
dengan cepat dan tepat
buruknya prognosis
dipengaruhi : keterlambatan
datang berobat,
keterlambatan/ kesalahan
diagnosis, kurang mengenal
tanda DBD yang tidak lazim,
kurang mengenal tanda
kegawatan komplikasi yang
lebih berat bahkan kematian.
Kesimpulan
Infeksi virus dengue merupakan salah satu penyakit dengan vektor nyamuk
(mosquito borne disease) yang paling penting di seluruh dunia terutama di
daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini mempunyai spektrum klinis dari
asimptomatis, undifferentiated febrile illness, demam dengue (DD) dan demam
berdarah dengue (DBD), mencakup manifestasi paling berat yaitu sindrom syok
dengue (dengue shock syndrome/DSS)
Virus dengue penyebab DBD dalam kelompok B Arthropod Virus ( Arbovirus ) yang
sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, family Flaviviride dan mempunyai 4
jenis serotype yaitu Den 1, Den 2, den 3, Den 4.
Pada tahun 2009 tampak provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan AI DBD
tertinggi (313 kasus per 100.000 penduduk), sedangkan Nusa Tenggara Timur
merupakan provinsi dengan AI DBD terendah (8 kasus per 100.000 penduduk).
Terdapat 11 (33%) provinsi termasuk dalam daerah risiko tinggi (AI > 55 kasus per
100.000 penduduk). Dalam lima tahun terakhir (2005-2009) 5 provinsi dengan AI
tertinggi .Provinsi DKI dan Kalimantan Timur selalu berada dalam 5 provinsi AI
tertinggi dengan DKI Jakarta selalu menduduki AI yang paling tinggi setiap
tahunnya. Hal ini terjadi karena pengaruh kepadatan penduduk, mobilitas
penduduk yang tinggi dan sarana transportasi yang lebih baik dibanding daerah
lain, sehingga penyebaran virus menjadi lebih mudah dan lebih luas.
Dalam menegakkan diagnosis dan memberikan
pengobatan yang tepat, pemahaman mengenai
perjalanan infeksi virus dengue harus dikuasai
dengan baik. Pemantauan klinis dan laboratoris
berkala merupakan kunci tatalaksanan DBD.
Akhirnya dalam menegakkan diagnosis dan
memberikan pengobatan pada kasus DBD perlu
disesuaikan dengan kondisi pasien. Penanganan
yang cepat tepat dan akurat akan dapat
memberikan prognosis yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai