Hasil Pemeriksaan dicatat dalam Rekam Medik Puskesmas, sebagai dasar isian:
Buku Kesehatan Jemaah Haji Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Tahap Pertama
Hasil pemeriksaan dan kesimpulan hasil
pemeriksaan dicatat dalam Catatan Medik dan
disimpan di tempat pemeriksaan (PUSKESMAS).
Catatan Medik dijadikan dasar pengisian Buku
Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) setelah buku tersebut
tersedia.
Hasil pemeriksaan kesehatan menjadi dasar
penerbitan Surat Keterangan Pemeriksaan
Kesehatan Pertama oleh dokter pemeriksa
Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan Pertama
sebagai kelengkapan pengurusan dokumen
perjalanan ibadah haji di Kandepag.
Imunisasi:
JH yang memenuhi syarat dapat diberikan imunisasi Meningitis meningokokus
(MM). Pelaksanaannya diatur oleh Dinkes Kab/Kota
Dokter mengeluarkan surat keterangan vaksinasi atau profilaksis sebagai
dasar penerbitan ICV oleh KKP.
Pelaporan:
Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas pelaksanaan Pemeriksaan
Kesehatan Pertama dan melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan ke Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan rekapitulasi hasil
Pemeriksaan Kesehatan Pertama ke Kepala Daerah dengan tembusan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Kompilasi data RIKKES via email: yankes.haji@gmail.com
Pembiayaan:
Pembiayaan Pemeriksaan Kesehatan diatur menurut kebijakan daerah
setempat.
Dapat bersumber : APBD, Swadana, Asuransi, dll.
Alur:
Dilakukan sebagai FOLLOW UP untuk evaluasi kondisi terkini, mempertimbagkan hasil
pemeriksaan tahap pertama dan atau hasil pemeriksaan dlm rangka perawatan dan
pemeliharaan.
JH RISTI diarahkan ke RS Rujukan (dirujuk, bila Puskesmas tak mampu).
Rujukan dilakukan segera setelah diketahui sebagai risti (yang tidak dapat ditangani
PUSKESMAS).
Waktu tenggat rujukan selambatnya sampai dengan (satu bulan) sebelum operasional
embarkasi haji dimulai.
Pelaporan:
Direktur RS bertanggungjawab atas pelaksanaan dan melaporkan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
KADINKES Kab./Kota selanjutnya melaporkan rekapitulasi hasil Pemeriksaan Kesehatan
tahap Kedua kepada Kepala Daerah dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Kompilasi data RIKKES via email: yankes.haji@gmail.com
Pembiayaan:
Pembiayaan Pemeriksaan Kesehatan diatur menurut kebijakan daerah setempat.
RIKKES I RIKKES II
IDENTITAS IDENTITAS
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang ( penyakit menular ttt, PTM/disabilitas)
Riwayat Penyakit Dahulu (pykt yg pernah diderita , operasi yg pernah
dijalani), ditulis secara kronologis.
Riwayat Penyakit Keluarga (berhubungan secara
genetik)
Pemeriksaan fisik :
Tanda vital ( TD, Nadi, Pernapasan, Suhu )
Postur tubuh (TB, BB, IMT)
Kepala : pemeriksaan saraf kranial, mata, THT
Paru/Toraks (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Kardiovaskuler (inspkesi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Abdomen (inspkesi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Ekstremitas : bentuk, kekuatan otot, refleks
Penilaian Kemandirian:
Menggunakan Barthel Indeks (1 dan 2).
Dapat menggunakan metode lain yang direkomendasi oleh organisasi
profesi.
Tes Kebugaran:
Gunakan metode yang sesuai.
Tuliskan metode yang digunakan pada BKJH.
TAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA
Langkah-langkah:
Pertemuan Tim Pemeriksa, dfasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Seluruh data dikompilasikan.
Lakukan:
Pengecekan kelengkapan data.
Penilaian kelaikan kesehatan berdasarkan kesimpulan pemeriksaan.
Penentuan kelaikan kesehatan, ditulis dalam BKJH.
Buat Rekomendasi.
Rekomendasi:
1.3 Dampak gangguan tidak Gangguan aktivitas Ancaman jiwa Ancaman jiwa
kesehatan sendir orang lain
3 Kemandirian (ADL) Mandiri Mandiri (perlu pantauan) Mandiri (Perlu Tidak dapat
bantuan orang) diperiksa
PENYAKIT KARANTINA/PENYAKIT
MENULAR LAIN
TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN
PERATURAN PENERBANGAN
INTERNASIONAL
TIDAK LAYAK BERDASARKAN HASIL
PEMERIKSAAN DOKTER
TERIMA KASIH....