Anda di halaman 1dari 9

Teknik Pengambilan Keputusan

1. Ajeng Rahayu
2. Atika Melati Kusuma
3. Azty Daniar Y
4. Juwita Ayu A
5. Nabilla Shaumi
6. Narisya Manda L
7. Nuraini Salim
Metode Bottom Up
Dari Bawah Ke Atas (Bottom-up Approach) Pendekatan ini
dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional
dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari
perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani transaksi
dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi
berdasarkan transaksi tersebut. Pendekatan ini ciri-ciri dari
pendekatan klasik. Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan
pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data
analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan
diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul
mengikuti datanya. Contoh: perakitan mobil, dari perakitan
terkecil ke satuan terbesar.
Metode Top Down
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach)
Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-down Approach) dimulai dari level
atas organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai
dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah
selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan
informasi. Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun
ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data,
prosedurprosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan
ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan
pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis,
karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian
data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang
dibutuhkan. Contoh: pembuatan rumah yang dimulai dari aspek
mendasar yaitu pondasi hingga kebagian terkecil misalnya keran kamar
mandi.
Metode Business System Planning (BSP)
Business System Planning (BSP) adalah sebuah metode analisis yang menjelaskan,
mendifinisikan serta mendesain sebuah arsitektur informasi (koneksi data, strategi,
proses,tujuan organisasi, dll ) dalam sebuah organisasi atau perusahaan. BSP ini merupakan
metode yang dikembangan oleh IBM (International Business Machines). Konsep dasar BSP
adalah perencanaan sistem informasi dibuat secara top down dan dengan
pelaksanaan bottom up. Dengan menggabungkan pendeketan top down dan bottom
up, metode BSP ini untuk perancangan sistem informasinya dapat digambarkan seperti :
Pada dua tahap akhir , business process dan business
objectives adalah tahap untuk melakukan perbandingan
sistem yang telah dirancang dengan sistem
sebelumnya, apakah sistem yang dirancang sudah
sesuai dengan requirement atau belum. Dan tahap yang
terpenting adalah tahapan Information system, karena
pada tahap ini arsitektur sistem dibangun dari data-
data yang telah didapatkan sebelumnya dari
pendifinisian kebutuhan perusahaan, proses bisnis
perusahaan, dan dari sistem yang sudah berjalan.
Metode Critical success factors (CSF)
Critical success factors (CSF) merupakan sebuah strategi
analisa yang membantu seorang manajer untuk mencapai
tujuan dari perusahaan, termasuk faktor-faktor yang akan
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.
CSF dapat ditentukan jika objektif atau arah dan tujuan
organisasi telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah
menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk
menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa
yang dibutuhkan.
CSF erat kaitannya dengan pencapaian tujuan
perusahaan. Ketika manajer perusahaan menentukan tujuan
perusahaan, turut ditentukan juga langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perusahaan yang
telah berhasil mencapai tujuannya secara otomatis juga berhasil
mencapai CSF yang telah dirancang sebelumnya. Contoh
penerapannya :
Criticall Succes Factor di PT. Global Digital Niaga
PT. Global Digital Niaga (GDN) merupakan salah satu anak perusahaan yang tergabung dalam grup
Djarum yang didirikan pada tanggal 12 Maret 2010 dengan bidang usaha bergerak di bidang E-Commerce.
Secara struktur di dalam grup Djarum, GDN akan berada dibawah PT. Global Digital Prima (GDP) yang akan
bertindak sebagai holding company bagi perusahaanperusahaan baru baik yang didirikan dari awal maupun
yang baru diakuisisi oleh grup Djarum khususnya untuk perusahaan yang bergerak dalam bisnis media internet.
GDN akan mengadopsi model bisnis Third Party Seller dari Amazon, dimana GDN akan memberikan layanan
pembayaran (payment gateway) dan pengiriman barang (logistic) untuk merchant yang membuka toko online di
web GDN yang dapat diakses pada alamat http://www.blibli.com.
Visi dan Misi GDN adalah sebagai berikut:
Visi : To be TOP OF MIND digital commerce in Indonesia and Having the strongest online brand with the
most loyal and satisfied customers
Misi : To bring in the best e-Commerce experience for a better life.
Sebagai perusahaan yang belum lama berdiri (2010), GDN memasuki persaingan yang cukup berat
dalam bidang bisnis yang dijalankannya. Terdapat banyak pesaing yang sudah lebih dulu menjalankan bisnis
dibidang e-commerce, sehingga tidak mudah untuk mencapai tujuan strategis perusahaan. Dibutuhkan
perancangan strategi yang baik agar visi dan misi perusahaan dapat dicapai dalam target waktu yang
ditentukan. Berikut analisa CSF pada GDN untuk memetakan strategi bisnis yang ada sehingga diperoleh
gambaran internal bisnis GDN. Strategi bisnis ini diturunkan dari strategy articulation map pada bagian strategy
yang ditujukan untuk mencapai tujuan strategis GDN.
Metode Proses / Procedure Oriented
Pendekatan berorientasi proses (process oriented) ini mendasarkan metodologinya
pada kestabilan proses. Kestabilan proses yang dimaksud adalah adanya proses yang sudah
tertentu, jelas, dan terdefinisi. Secara singkat, pendekatan ini menggambarkan sistem
sebagai suatu jaringan dari proses-proses tertentu dan terdefinisi yang saling berinteraksi.
Pendekatan ini menghasilkan rancangan database yang digunakan oleh proses-proses
tersebut. Deskripsi dari data-data ini disimpan dalam data dictionary.
Teknik Structured Specification sebagai Model Process-Oriented
Ada beberapa teknik yang menggunakan pendekatan berorientasi-proses. Salah satu
di antaranya dikemukakan oleh Tom De Marco, yaitu Teknik Analisis Terstruktur, Structured
Specification, yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Teknik ini dikembangkan dengan berdasar pada analisis terstruktur untuk memecahkan
masalah-masalah bisnis dan organisasi, diterapkan dengan memodelkan sistem yang ada,
baik otomatis maupun manual, atau sistem yang diusulkan, dengan melakukan
dekomposisi bertingkat (successive decomposition). Alat bantu yang dipergunakan adalah
alat bantu grafis (diagram) dan teks dalam bahasa inggris dengan aturan tertentu, populer
disebut structured English atau pseudo code, untuk memperlihatkan kebijakan-kebijakan
pemrosesan dalam suatu sistem.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan
data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak
langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek
list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya.
Contoh: ketika mencetak sebuah halaman di word prosesor kemudian kamu berarti
melakukan inisialisasi tindakan dengan mengklik tombol printer. Kemudian kamu
hanya menunggu respon apakah job tersebut sukses atau gagal sedangkan proses
terjadi internal tanpa kita ketahui. Tentunya setelah kamu menekan tombol printer,
maka secara simultan objek tombol tersebut berinteraksi dengan objek printer untuk
menyelesaikan job tsb.
Metode Structured Analysis and Design Technique.
SADT merupakan metodologi pengembangan sistem terstruktur yang
dikembangkan oleh D.T. Ross selama tahun 1969 sampai 1973. SADT kemudian
didukung dan dikembangkan lebih lanjut oleh Soffech Corporation sejak tahun
1974.
SADT memandang bahwa suatu sistem terdiri dari dua hal, yakni :
Benda (objek, dokumen, data) dan
Kejadian/event (kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau perangkat
lunak).
Disamping itu, SADT juga menggunakan dua macam diagram, yaitu :
Diagram kegiatan (activity diagram) yang disebut dengan actigrams (juga
digunakan dalam pendekatan berorientasi-proses) dan
diagram data (data diagram) yang disebut dengan datagrams (juga digunakan
dalam pendekatan berorientasi-data/objek)
SADT secara sederhana memanfaatkan kedua diagram yang dipergunakan
dalam pendekatan baik yang berorientasi pada proses maupun yang berorientasi
pada objek, yaitu actigrams dan datagrams.

Anda mungkin juga menyukai

  • Khotbah 2
    Khotbah 2
    Dokumen5 halaman
    Khotbah 2
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Jakarta
    Jakarta
    Dokumen2 halaman
    Jakarta
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Khotbah 2
    Khotbah 2
    Dokumen5 halaman
    Khotbah 2
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Asmaul Husna
    Asmaul Husna
    Dokumen4 halaman
    Asmaul Husna
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Manda
    Manda
    Dokumen1 halaman
    Manda
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Donor Darah Doc-2
    Donor Darah Doc-2
    Dokumen2 halaman
    Donor Darah Doc-2
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan Perempuan
    Kepemimpinan Perempuan
    Dokumen5 halaman
    Kepemimpinan Perempuan
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen3 halaman
    Book 1
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Olahraga Tradisinoal
    Olahraga Tradisinoal
    Dokumen6 halaman
    Olahraga Tradisinoal
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen3 halaman
    Book 1
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • TBTB
    TBTB
    Dokumen16 halaman
    TBTB
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Rumus
    Rumus
    Dokumen2 halaman
    Rumus
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Fix
    BAB 1 Fix
    Dokumen17 halaman
    BAB 1 Fix
    narisyamanda
    Belum ada peringkat
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Dokumen10 halaman
    BAB II Baru
    narisyamanda
    Belum ada peringkat
  • TB
    TB
    Dokumen10 halaman
    TB
    narisyamanda
    Belum ada peringkat
  • TBTB
    TBTB
    Dokumen16 halaman
    TBTB
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat