Anda di halaman 1dari 5

Muhasabah di Akhir Tahun

.



: .

Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Alhamdulillah, kita panjatkan selalu puji syukur kepada Allah swt karena kita masih dapat hidup
dalam kondisi beriman dan sebagai seorang muslim. Dari mimbar jumat ini khatib mengajak,
marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, dengan berusaha menjalankan semua
yang Allah perintahkan dengan hati yang ikhlas dan penuh ketaatan, serta berupaya sekuat
tenaga meninggalkan larangan-larangan Allah dengan hati yang patuh dan penuh ketundukan.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Orang beriman dalam beberapa kesempatan dan waktu, hendaklah berhenti sejenak untuk
menghitung-hitung diri dan amal yang telah diperbuatnya pada hari-hari yang lalu, kemudian
memperkuat keinginan untuk memperbaiki dan menambah amal kebaikannya. Allah berfirman:

Hai orang-orang beriman, takut kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa
yang telah disiapkannya untuk hari esok dan takut kepada Allah, karena Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18)
Sesungguhnya hari-hari yang berlalu, bulan-bulan yang datang silih berganti, dan tahun-tahun
berakhir kemudian datang tahun yang baru, semuanya berjalan dan berlalu dengan maksud
dan mengandung tujuan yang jelas dari Allah. Allah berfirman:

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara mainmain (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al-mukminun: 115)
Sesungguhnya penciptaan ini alam, beserta isinya, beserta manusia yang ada di dalamnya,
serta berlalunya hari yang datang silih berganti bukanlah untuk dilalui dengan permainan dan
kesia-siaan belaka, sebagaimana hari-hari itu dilalui oleh mereka yang kafir kepada Allah. Bagi
orang beriman tentu tidaklah sama, hari-hari yang mereka lalui ada ketaatan yang dilakukan
dan dijalankan.. Dalam ayat yang lain Allah menegaskan:




Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali-Imran: 190)
Hidup manusia mempunyai tahapan dan dilalui setapak demi setapak namun pasti, dan orangorang di dunia ini akan berangkatan menuju akhirat, dan semua akan mendekat kepada
kematian. Orang yang beruntung adalah yang selalu menghitung dirinya, maka beruntunglah
mereka yang selalu memperbaiki diri dan istiqomah, memohon ampun kepada Allah dari
segala dosa dan salah. Allah berfirman:


Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan
barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekalikali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya. (QS. Fushilat: 46)
Hadirin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Seseorang tidak akan mencapai tingkat derajat taqwa sehingga ia menghisab dirinya atas apa
yang telah diperbuatnya, tekad apa yang harus dilakukannya dalam semua hal, lalu kembali
kepada Allah dari dosa, dan bertobat dari kukurangannya dalam melakukan ibadah, karena
muhasabah merupakan ciri bagi seorang muslim yang cerdas.
: - -


Dari Syaddad bin Aus ra. Rasulullah saw. bersabda: Orang yang cerdas adalah orang yang
selalu menginstospeksi diri dan beramal untuk kematiannya. Orang yang lemah adalah yang
mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan saja kepada Allah.
Sabda Rosulullah ini menegaskan bahwa seorang yang hanya berangan-angan saja untuk
melakukan amal sholeh dan tetap mengikuti keinginan nafsunya adalah mereka yang lemah,
lemah karena dikalahkan oleh syahwat. Memang pada dasarnya setiap orang akan dan pernah
melakukan kesalahan, berbuat dosa dan maksiat, namun dengan demikian kesadaran dari
kekhilafan itulah yang akan membuat seseorang menjadi seorang mukmin yang baik tatkala ia
melakukan taubat dngan sebenar-benarnya. Rosulullah bersabda:

Rasulullah saw. bersabda: Semua anak-anak Adam pernah melakukan kesalahan, dan
sebaik-baik oang yang salah adalah yang bertaubat. (HR. Ibnu Majah dan Darimi)
Hendaklah seseorang segera bertobat dari kesalahannya, meminta ampunan dan berusaha lari
meninggalkan dosa dan siksa akhirat ketika masih ada kesempatan ketika hidup di dunia,
karena jika tidak berusaha untuk lari dari siksa semenjak di dunia, maka ia tidak akan dapat lagi
lari dari siksa di akhirat kelak, tak akan ada peluang dan jalan lagi untuk lari dari azab Allah,
setiap anggota badannya akan dibelenggu dan bersaksi kepada Allah, Allah swt. berfirman:


Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka
menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata
kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab:
"Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula)
berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah
kamu dikembalikan." (QS. Fushilat: 20-21)
Hadirin siding sholat jumat yang berbahagia
Bahkan bumipun akan menceritakan setiap kejadian yang ada di dalamnya. Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Abu hurairah bahwa Rosulullah suatu ketika membaca firman
Allah:

Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. (QS. Surat Al-Zilzalah: 4)
Para sahabatnya radhiyallahu anhum bertanya, wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan
menceritakan setiap kejadiannya? Rosulullah menjawab:
:
Akan bersaksi setiap hamba atau setiap umat terhadap apa yang telah dilakukannya di atas
punggungnya, lalu berkata: ia melakukan ini dan itu pada hari ini dan hari itu. (HR. Tirmidzi,
Ahmad dan Ibnu Hibban)
Khalifah Umar bin Al-Khattab ra pernah mengucapkan kalimat yang sangat populer untuk
menjadi renungan bersama:



Hitunglah dirimu sebelum dihitung, dan timbanglah amalmu sebelum ditimbang, dan bersiaplah
untuk dihadapkan kepada Allah pada hari penghadapan yang besar. Sebagaimana firman
Allah:



Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang
tersembunyi (bagi Allah). (QS. Al-Haaqoh: 18)
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia
Oleh sebab itu pada kesempatan jumat kali ini, di saat kita telah berada di penghujung tahun
1430 H dan di akhir tahun 2009 M ini, minimal ada tiga hal yang perlu menjadi renungan kita.
Agar hari-hari yang telah berlalu dan hari-hari yang akan datang pada tahun yang baru akan
membuat kita sadar bahwa sesungguhnya setiap jiwa tidak dibiarkan saja hidup semaunya,
hidup yang dilalui akan dipintai pertanggungan jawab di akhirat kelak.

Hal pertama, yang harus menjadi perhatian dan dihitung oleh setiap orang beriman dari dirinya
adalah: Apa yang telah ia lakukan untuk dirinya dari amal sholeh pada tahun ini? Apakah ia
termasuk orang yang dapat berbahagia, karena telah mengisinya dengan ketaatan di setiap
hari-harinya, bulan-bulannya, pada setiap moment ibadah pada tahun lalu dari ibadah sholat,
inadah puasa, menunaikan kewajiban zakat, ibadah haji dan kurbannya dengan sungguhsungguh dan penuh ketaqwaan? Atau bersedih dan menangislah bagi yang teramat banyak
melalaikan kenikmatan tahun yang berlalu ini dengan kemaksiatan, kedurhakaan, bahkan tidak
mengindahkan syariat-syariat Allah dengan penuh rasa takut kepada-Nya. Allah berfirman:

dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa
itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams: 7-10)
Hadirin yang berbahagia
Hal kedua perlu menjadi bahan renungan kita, adalah keluarga dan rumah kita. Setiap orang
hendaklah bertanya kepada dirinya masing-masing? Apakah yang telah ia berikan untuk
keluarganya? Sudahkah cahaya iman ia bawa masuk ke dalam rumahnya dengan bersamasama keluarga menuju ketaatan kepada Allah? Karena hendaklah setiap rumah seorang
muslim menjadi titik tolak kebaikan bagi dirinya dan keluarganya. Jika rumahnya hampa dari
siraman ayat-ayat Al-Quran, bahkan tidak pernah diperdengarkan Al-Quran selama satu tahun
yang lalu, maka sangat wajarlah jikalau merasakan rumah itu laksana kuburan yang tidak ada
ketenangan di dalamnya, bahkan dihantui oleh rasa takut dan was-was. Rosulullah bersabda:

.
Dari Abdurrahman bin Sabith, Rosulullah besabda: Rumah yang dibacakan di dalamnya AlQuran akan anyak kebaikannya, diluaskan bagi penghuninya, dihadiri oleh malaikat dan setan
pergi darinya. Dan rumah yang tidak dibacakan di dalamnya Al-Quran, maka akan merasa
sempitlah penghuninya, sedikit kebaikan di dalamnya, malaikat pergi darinya dan dihuni oleh
setan. (HR. Abdul Razak dan Dailami)
Hal ketiga yang perlu kita hitung-hitung dan instospeksi adalah hak tetangga dan masyarakat
dan kewajiban kita kepada mereka. Apakah kita sudah menyampaikan amanat yang
diembankan kepada kita dengan baik, ataukah kita khianati amanat tersebut? Sudahkah hakhak bertetangga dan bermasyarakat kita tunaikan dengan baik? Jika belum bermohonlah
ampunan kepada Allah atas setiap kelemahan kita dalam menjalankan kewajiban terhadap
sesame hamba beriman. Sabda Rosulullah berikut cukuplah menjadi acuan kita dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
: . : - -

.



Dari Abu Hurairah ra. Rosulullah saw bersabda: Hak muslim atas muslim yang lain ada enam.
Sahabat bertanya, apakah itu Ya Rosulullah? Rosul menjawab: Apabila bertemu ucapkanlah
salam, apabila ia mengundangmu maka penuhilah, apabila meminta nasehat kepadamu,

nasehatilah, apabila sakit jenguklah dan apabila meninggal dunia hantarlah jenazahnya. ( HR.
)Muslim
Kehidupan individual saat ini yang cenderung membuat satu sama lain tidak saling kenal
bahkan menaruh curiga, hal ini sangat bertolak belakang dan jauh dari nilai-nilai mulia agama
islam. Sehingga terlihat kehidupan ukhuwah islamiyah terasa hambar dan mulai memudar.
Semoga khutbah singkat ini menjadi sedikit renungan kita di akhir tahun untuk menapaki tahun
baru 1431 H dan tahun 2010 M dengan lebih baik. Menanamkan keinginan kuat dalam dada
untuk menjadi seorang hamba yang taat kepada Allah,dapat membawa dan memberikan
kebaikan bagi keluarga dan masyarakat. Amiin ya rabbal alamiin.

.


.
Khutbah kedua

.
. :


:

.





.

.


.







.



.


. .

. .


.


..

Anda mungkin juga menyukai

  • Khotbah 2
    Khotbah 2
    Dokumen5 halaman
    Khotbah 2
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Jakarta
    Jakarta
    Dokumen2 halaman
    Jakarta
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Teknik Pengambilan Keputusan
    Teknik Pengambilan Keputusan
    Dokumen9 halaman
    Teknik Pengambilan Keputusan
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Asmaul Husna
    Asmaul Husna
    Dokumen4 halaman
    Asmaul Husna
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Manda
    Manda
    Dokumen1 halaman
    Manda
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Donor Darah Doc-2
    Donor Darah Doc-2
    Dokumen2 halaman
    Donor Darah Doc-2
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan Perempuan
    Kepemimpinan Perempuan
    Dokumen5 halaman
    Kepemimpinan Perempuan
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen3 halaman
    Book 1
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Olahraga Tradisinoal
    Olahraga Tradisinoal
    Dokumen6 halaman
    Olahraga Tradisinoal
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen3 halaman
    Book 1
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • TBTB
    TBTB
    Dokumen16 halaman
    TBTB
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • Rumus
    Rumus
    Dokumen2 halaman
    Rumus
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Fix
    BAB 1 Fix
    Dokumen17 halaman
    BAB 1 Fix
    narisyamanda
    Belum ada peringkat
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Dokumen10 halaman
    BAB II Baru
    narisyamanda
    Belum ada peringkat
  • TB
    TB
    Dokumen10 halaman
    TB
    narisyamanda
    Belum ada peringkat
  • TBTB
    TBTB
    Dokumen16 halaman
    TBTB
    NarisyaMandaLestari
    Belum ada peringkat