INSIDENS
DI INDONESIA : 800/ 100.000 / TAHUN
TERSEBAR DIMANA MANA
PREVELENSI YANG TINGGI PADA MUSIM PANAS
SEMUA UMUR BISA TAPI YANG TERSERING, ANAK USIA 5 9
TAHUN
LAKI LAKI : PEREMPUAN = (2 3) : 1
INDENS MENURUN : * PERNAH DERITA
* SILENT INFEKSI
* RESISTENSI MENINGKAT
MASA TUNAS : 1 3 MINGGU
PATOGENESIS : * TRANSPLASENTER
* SECARA ENTERAL MELALUI ORAL
SIRKULASI BERKEMBANG
(BAKTEREMI II)
Radiologi
Foto toraks bila ada tanda tanda infeksi paru.
Foto polos perut (cross table lateralposition), bila
ada kecurigaan tanda tanda perforasi usus dan
peritonitis.
TINJA
Rutin ( makroskopis dan mikroskopis)
EKG
Bila ada tanda tanda kecurigaan miokarditis
PEMERIKSAAN
Bila ada kecurigaan tanda tanda meningitis,
ensefalitis / ensefalopati.
TUJUAN
Mencegah komplikasi
Mencegah relaps
Mempercepat penyembuhan.
Jenis tindakan
1. Simtomatis
a. Istirahat muthlak (tirah baring) :
Anak baring terus di tempat tidur dan letak baring
harus sering diubah.
Lamanya istirahat baring berlangsung sampai 5 hari
bebas demam, dilanjutkan dengan mobilisasi secara
bertahap sebagai berikut :
Hari 1 duduk 2 x 15 menit
Hari 2 duduk 2 x 30 menit
Hari 1 jalan dan pulang
Seandainya selama mobilisasi bertahap ada kecenderungan
suhu
meningkat, maka istirahat mutlak diulangi kembali.
b. Dietik
Makanan biasa
Keadaan khusus :
Makanan cair per sonde ( bila keadaan kesadaran jelas
menurun dan anoreksia)
IVFD (bila ada dehidrasi berat, keadaan toksis, komplikasi
berat). Maksud IVFD pada keadaan keadaan ini adalah :
Menanggulangi gangguan sirkulasi
Menjamin intake (keseimbangan cairan dan elektrolit)
Pemberian obat obatan intravena berkesinambungan.
Menanggulangi Sirkulasi
Renjatan Ringer laktak : 20 30 cc/ kg BB /
Jam.
Renjatan berat (profound shock) Ringer Laktat
diguyur sampai tekanan darah terukur dan nadi
teraba, kemudian jumlah cairan yang diberikan
disesuaikan dengan keadaan penderita.
Diare dehidrasi sesuai dengan protokol
gastroenterologi.
2. KAUSAL
a. Kloramfenikol
b. Obat pilihan
Diberikan bila ada tanda tanda resistensiatau
intoksikasi kloramfenikol.
Kotrimoksasol
Amoksilin
3. KORTIKOSTEROID
Indikasi :
Keadaan toksik
Komplikasi berat (perdarahan / perforasi usus,
ensefalitis).
4. TINDAKAN KHUSUS
1. Perforasi / perdarahan
Stop Intake per oral
IVFD ( untuk koreksi gangguan sirkulasi,
keseimbangan elektrolit, dan menjamin intake).
Transfusi darah (untuk atasi anemi pasca perdarahan
dan renjatan / syok hemoragis).
Kloramfenikol
Deksametason
Khusus untuk perforasi usus segera konsul bedah
Kalau perdarahan masih berlangsung lebih 72 jam,
perlu di pertimbangkan pemberian hemostatik :
Cabazochrome sodium sulfonat 50 mg bolus
intravena. Kemudian dilanjutkan 100 mg/ 24 jam
secara drips.
2. Renjatan Septik
IVFD (lihat penanggulanagn gangguan sirkulasi)
Kloramfenikol
Dexamethason.
Setiap kali pemberian Kortikosteroid dilarutkan
dalam 50 cc Desktrose 5 % dan diberikan selama 30
menit.
Dapat dipertimbangkan obat obatan inotropik :
dopamin
Bila perlu diberikan plasma ekspander untuk
mempertahankan tekanan koloid.
Bila ada tanda tanda anoksia beri oksigen.
Tujuan
Untuk mengevaluasi penyembuhan klinis.
Untuk mengawasi kemungkinan terjadinya
komplikasi.
Jenis Pemeriksaan
Suhu badan diukur 3x dalam 24 jam (jam 06 12 18)
Keadaan umum : Kesadaran, nadi, pernafasan, tekanan
darah (kalau perlu).
Pemeriksaan fisik :
Toraks : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
Abdomen : Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Tinja ; makroskopis
KRITERIA
Bebas Demam : Suhu rektal < 37,8C selama 24
jam.
Relaps :
Laboratorium : biakan empedu(+) kembali.
Klinis : gejala gejala DT muncul kembali setelah
minimal 3 hari 3 minggu bebas demam.
Resistensi
Laboratorium : Uji kepekaan
Klinis tanpa penyulit / penyakit yang lain penderita
masih demam setelah 14 hari terapi kloramfenikol.
Renjatan Septik
Tanda tanda gangguan perfusi organ (lesu, gelisah,
kulit dingin dan lembab, akral dingin dan kebiru
biruan, oligouri).
Tekanan darah sistol 80 mmHg
Nadi cepat dan kurang berisi.