2. Maheval Candra Kirana 3. Tatu Andriani Negara kita sering disebut bureaucratic polity yang menurut Karl D. Jackson dan Lucian W. Pye (1978) definisi sebagai sebuah sistem yang mana sekelompok birokrat, teknokrat dan pejabat militer/polisi senior berpartisipasi secara otoritatif dalam pengambilan keputusan yang kemudian hasil keputusannya lebih merefleksikan nilai dan kepentingan dari kelompok elite tersebut. 1. Korupsi administrative Korupsi bisa dilakukan sesuai dengan hukum, yaitu meminta imbalan atas pekerjaan yang seharusnya memang dilakukan, serta korupsi yang bertentangan dengan hukum yaitu meminta imbalan uang untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya dilarang untuk dilakukan. Ditanah air, jenis korupsi administratif berwujud uang pelicin dalam mengurus berbagai surat-surat, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Ijin Mengemudi (SIM), akte lahir dan paspor agar prosesnya lebih cepat. Padahal seharusnya tanpa uang pelicin surat-surat ini memang harus diproses dengan cepat. 2. Korupsi Politik Jenis korupsi politik muncul dalam bentuk uang damai. Misalnya, uang yang diberikan dalam kasus pelanggaran lalu lintas agar si pelanggar tidak perlu ke pengadilan. 1. Munculnya Kepemimpinan Korup 2. Hilangnya Kepercayaan Publik pada Demokrasi 3. Menguatnya Plutokrasi (sistem politik yang dikuasai oleh pemilik modal/kapitalis) 4. Hancurnya Kedaulatan Rakyat 5. Fungsi Pemerintahan Mandul 6. Hilangnya Kepercayaan Masyarakat Kepada Lembaga Negara Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum 1. Pelemahan Terhadap Institusi Penegakan Hukum 2. Merusak Moral Aparatur Penegak Hukum 3. Masyarakat Kehilangan Kepercayaan Terhadap Institusi Hukum 4. Masyarak Kecil Menjadi Semakin Tersisih Dimata Hukum 5. Penegakan Hukum Yang Tidak Merata Dimasyarakat 6. Merusak Moral Dampak Korupsi Terhadap Pertahanan- Keamanan
1. Kerawanan Hankamnas karena Lemahnya
Alutsista 2. Lemahnya Garis Besar Negara 3. Menguatnya Sisi Kekerasan dalam Masyarakat Dampak Korupsi Terhadap Kerusakan Lingkungan