Manfaat Transportasi
Manfaat transportasi menurut Nasution (1996)
Pelayanan untuk perorangan ataupun kelompok
Pertukaran atau penyampaian informasi
Perjalanan untuk bersantai
Perluasan jangka perjalanan sosial
Pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja
Bantuan dalam memperluas kota atau menyebar penduduk menjadi kelompok
yang lebih kecil.
Latar Belakang
Motorized transportation by current means: transportasi bermotor saat ini mirip dengan
transportasi pada tahun 2000 awal, namun kendaraan yang digunakan pada sustainable
transportation saat ini jauh lebih hemat dalam mengeluarkan energi. Selain itu,
penggunaan kendaraan tersebut juga harus didukung oleh tata letak dan desain tata ruang kota.
Motorized transportation by potential means: beberapa akses transportasi saat ini menggunakan
teknologi yang berbeda. Bahan bakar yang digunakan menggunakan bahan bakar terbarukan,
seperti sumber daya hydrogen yang dihasilkan dari energy surya, sistem transportasi jalan raya
otomatis, layanan kereta api maglev.
Konsep yang pertama adalah usaha untuk mengurangi jumlah
kendaraan bermotor yang ada, hal ini dapat dilakukan dengan
penyedian sarana transportasi yang bersifat masal yang nyaman,
sehingga dapat menjadi alternatif terbaik bagi masyarakat dan dapat
mengurangi jumlah kendaraan pribadi.
Konsep kedua adalah perbaikan mutu gas buang dari kendaraan
bermotor, baik dari segi desain, perawatan maupun pemakaian bahan
bakar yang seminimal mungkin dapat memberikan pencemaran
terhadap lingkungan.
Konsep yang ke tiga adalah usaha mengurangi kemacetan lalu lintas di
jalan sehingga pemborosan energi dan pencemaran lingkungan dapat
dikurangi. Mengkaji pada usulan dalam pembahasan sistem jaringan
maupun sisten pergerakan untuk meberikan suatu sistem angkutan
masal yang cepat dan nyaman dalam bentuk kereta api.
Sistem transportasi yang berkelanjutan menyangkut tiga
komponen penting, yaitu
Aksesibilitas diupayakan dengan perencanaaan jaringan
transportasi dan keragaman alat angkutan dengan tingkat
integrasi yang tinggi antara satu sama lain
Kesetaraan diupayakan melalui penyelenggaraan transportasi
yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, menjunjung
tinggi persaingan bisnis yang sehat, dan pembagian penggunaan
ruang dan pemanfaatan infrastruktur secara adil
Dampak lingkungan. diupayakan melalui penggunaan energi
ramah lingkungan, alat angkut yang paling sedikit menimbulkan
polusi
Sistem Transportasi berkelanjutan lebih mudah terwujud
pada sistem transportasi yang berbasis pada penggunaan angkutan
umum dibandingkan dengan sistem yang berbasis pada penggunaan
kendaraan pribadi.
Jepang menggunakan transportasi yang dapat menampung banyak
penumpang dan dapat menempuh suatu jarak dalam waktu yang sangat
cepat serta menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Contohnya: Shinkansen, merupakan salah satu kereta api yang terdapat di
Jepang yang menghubungkan kota-kota utama. Kereta ini digerakkan dengan
tenaga listrik terpusat yang diproduksi oleh PLTN sehingga mengurangi
pencemaran dan polusi udara yang diproduksi oleh kereta biasa yakni berupa
karbondioksida (CO2).
Kota Bogota, Kolombia merupakan sebuah kota yang juga
sukses dalam menerapkan sustainable transport. Hal ini
dibuktikan dengan adanya sistem bus cepat yang dinamakan
TransMilenio. Jenis transportasi ini merupakan salah satu
jaringan modern yang menghubungkan bus pada jalur khusus
(busway) dan bus yang berukuran kecil (feeder).
TransMilenio ini juga dinilai sangat efisien karena dapat
menampung penumpang menuju berbagai sudut kota.
Di Indonesia Di Bogota
Busway Di Indonesia Tranmilenio Di Bogota
Hanya bus tunggal Berupa bus gandeng
Hanya terdapat dua pintu masuk yang Terdapat tiga pintu masuk bus untuk
menyebabkan desakan antar penumpang jika mengurangi desakan penumpang yang akan
akan memasuki busway masuk
Hanya terdapat satu rute Terdapat rute ekspress dan biasa
Busway berada di sisi jalan Bus transmilenio beroperasi di tengan jalan
bukan disisi jalan, sehingga tidak
menghalangi barang masuk dan keluar
Nasution, MN. 1996. Manajemen transportasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hobbs, FD. 1995. Perencanaan dan teknik lalu lintas. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Meyer dan Miller. 2001. Urban transportation planning. McGraw-Hill International.
Singapore.
Iswanto, Hadi. 2002. Faktor-faktor pendorong terjadinya kemacetan lalul lintas di jalan
arteri primer kawasan pasar ungaran Kabupaten Semarang. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Wibawa, Arie Bayu. 1996. Tata guna lahan dan transportasi dalam pembangunan
berkelanjuta. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nugroho, Adi Lanugranto. 2008. Konsumen dan jasa transportasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Machsus dan Rahmat Basuki. 2008. Penggunaan BBG pada kendaraan bermotor di Kota
Surabaya. Jurnal aplikasi Volume 4 nomor 1 ISSN 1907-753X. Surabaya.
Aminah, Siti. 2006. Transportasi public dan aksesibilitas masyarakat perkotaan. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Haryadi, Bambang. dan Riyanto, Bambang. 2007. Kepadatan kota dalam perspektif
pembangunan transportasi berkelanjutan. Jurnal teknik sipil dan perencanaan Nomor 2
volume 9 juli 2007. Universitas Negeri Semarang. Semarang.