Anda di halaman 1dari 64

Penyebaran beban roda ke lapis perkerasan

(Wirtgen, 2004).

JENIS KONSTRUKSI PERKERASAN


Konstruksi lapis perkerasan jalan terbagi atas tiga jenis konstruksi
yaitu:
Konstruksi perkerasan Lentur (Flexible Pavements) yaitu
perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
Perkerasan ini memikul dan menyebarkan beban lalu-lintas hingga
ke lapisan tanah dasar.
Konstruksi perkerasan Kaku (Rigid Pavements) yaitu perkerasan
yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Lapisan ini
memikul beban tanpa menyalurkannya ke lapisan tanah dasar.
Konstruksi perkerasan Komposit (Composite Pavement) yaitu
gabungan dari perkerasan kaku dan perkerasan lentur.
Susunan konstruksi lapis perkerasan
(AASHTO, 1998).

Lapis Permukaan (Surface Course)


Lapis Permukaan adalah lapisan yang menghubungkan
konstruksi perkerasan dengan lalu-lintas dan lingkungan
sekitarnya, untuk itu lapisan ini harus memiliki stabilitas dan
durabilitas yang tinggi agar sanggup memikul beban lalu-lintas
dan tahan terhadap pengaruh lingkungan. Fungsi lapis
permukaan (AASHTO, 1998 dan BSN, 1989) antara lain sebagai
lapis yang memikul beban roda, sebagai lapis kedap air dan
sebagai lapis aus (wearing course).
Jenis lapis permukaan, antara lain adalah :
o Lapis Penetrasi Makadam (Lapen);
o Laburan aspal sati lapis (Burtu), Laburan aspal dua lapis
(Burda);
o Lapisan Tipis Aspal Pasir (Latasir), Lapisan This Aspal
Beton (Lataston) atau Hot Rolled Sheet (HRS);
o Lapis Aspal Beton (Laston) atau Asphalt Concrete (AC).
Lapis Pondasi Atas (Base Course)
Lapis Pondasi Atas adalah lapisan yang terletak diantara lapis
pondasi bawah dan lapis permukaan. Fungsi dari lapis pondasi
atas (AASHTO, 1998; Huang, 2004) adalah sebagai berikut:
o Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda
dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
o Sebagai lapis peresapan untuk lapis pondasi bawah
o Sebagai bantalan atau perletakan untuk lapis permukaan
Jenis lapis Pondasi Atas, antara lain adalah:
o Lapis Pondasi Aggregat Kelas A;
o Asphalt Treated Base (ATB);
o Cement Treated Base (CTB).
Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara
lapisan tanah dasar dan lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah
berfungsi (AASHTO, 1998; BSN, 1989) sebagai berikut:
o Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda
ke lapisan tanah dasar. Lapisan ini harus cukup kuat, mempunyai
nilai CBR >20% dan Indeks plastisitas (PI) 10%.
o Sebagai lapisan yang menjamin efisiensi penggunaan material
karena lapisan ini relatif lebih murah dibandingkan dengan lapisan
di atasnya.
o Mengurangi ketebalan lapisan di atasnya yang relatif lebih mahal
o Sebagai lapis peresapan, agar air tanah tidak merembes ke lapisan
pondasi atas
o Sebagai lapis pertama agar pekerjaan konstruksi yang selanjutnya
dapat berjalan lancar, untuk menutup tanah dasar agar tidak
Jenis lapis pondasi
bercampur bawah,
dengan materialantara
lain lain adalah:
o Lapis
SebagaiPondasi Aggergat
lapisan Kelas B dan
yang mencegah Kelas C;partikel-partikel halus
masuknya
o ke lapisan
Cement pondasi
Treated atas.
SubBase (CTSB);
o Soil Cement Stabilization (SCS).
Lapis Tanah Dasar (Subgrade Course)
Lapisan tanah setebal 50-100 cm yang terletak di bawah
konstruksi perkerasan jalan, dinamakan lapis tanah dasar
(Subgrade course). Lapis tanah dasar dapat berupa tanah asli
yang dipadatkan jika tanah aslinya mempunyai daya dukung
yang cukup besar atau tanah yang didatangkan dari tempat
lain dan dipadatkan. Lapisan tanah dasar dapat juga berupa
tanah
Lapisanyang
Tanahdistabilisasi dengan
Dasar dibedakan kapur, semen atau bahan
atas:
stabilisasi
o Lapisan lainnya (Ingles
tanah dasar and Metcalf,
berupa 1972).
tanah galian
o Lapisan tanah dasar berupa tanah timbunan
o Lapisan tanah dasar berupa tanah asli
Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara
AGREGAT dan ASPAL, apabila dalam pencampuran dilakukan
secara panas (pada temperatur tertentu) maka campuran
tersebut disebut sebagal campuran beraspal panas, dimana
biasanya pencampuran dilakukan di Unit Pencampur Aspal
(Asphalt MAJag Plant) dan aspal yang digunakan adalah jenis
aspal keras. Sedangkan apabila pencampuran dilakukan secara
dingin maka campuran tersebut disebut sebagai campuran
beraspal dingin dan aspal yang digunakan adalah jenis aspal
cair atau aspal emulsi.
Dengan demikian campuran beraspal, baik panas maupun
dingin didalam struktur konstruksi perkerasan termasuk dalam
kelompok atau bagian dari lapisan perkerasan beraspal atau
perkerasan lentur (umumnya sebagai lapis permukaan atau
lapis pondasi).
Dalam campuran beraspal, agregat berperan sebagai tulangan
sedangkan aspal berperan sebagai pengikat atau fern antar
partikel agregat.
Sifat-sifat mekanis dalam campuran beraspal diperoleh dari
friksi dan kohesi dari bahanbahan pembentuknya, friksi agregat
diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking), dan
kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan,
Oleh sebab itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi
oleh sifat-sifat agregat dan aspal serta sifat-sifat campuran
padat yang sudah terbentuk dari kedua bahan tersebut.
Perkerasan beraspal dengan kinerja yang sesuai dengan
persyaratan tidak akan dapat diperoleh jika bahan yang
digunakan tidak memenuhi syarat, walaupun peralatan dan
metoda kerja yang digunakan telah sesuai.
Pada campuran beraspal, agregat merupakan komponen
utama dari struktur perkerasan jalan yang memberikan
kontribusi sampai 90-95% agregat berdasarkan persentase
berat campuran atau 75-85 % agregat berdasarkan
persentase volume campuran, (Silvia Sukirman, April 2003).
dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga
dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan
material lain. Sedangkan sifat-sifat fisik aspal sangat
mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja campuran
beraspal.
Untuk itu sifat agregat yang harus diperiksa, antara lain
adalah : ukuran butir, gradasi, kebersihan, kekerasan, bentuk
partikel, tekstur permukaan, penyerapan, dan kelekatan
terhadap aspal. Sedangkan untuk sifat aspal yang harus
diperiksa, antara lain adalah : durabilitas, adesi dan kohesi,
AGREGAT
Agregat atau batu, atau granular material adalah material
berbutir yang keras dan kompak. Istilah agregat mencakup
antara lain batu bulat, batu pecah, abu batu, dan pasir.
Agregat merupakan komponen utama pada lapisan
perkerasan jalan.
Daya dukung perkerasan jalan ditentukan sebagian besar
oleh karakteristik agregat yang digunakan.
Klasifikasi Agregat
Klasifikasi agregat atau batuan dibedakan berdasarkan
proses pembentukannya, yaitu :
o Batuan beku (Igneous rocks),
o Batuan sedimen (sedimentary rocks), dan
o Batuan metamorpik (metamorphic rock),
Klasifikasi umum agregat/batuan

Sumber: The Asphalt Institute, 1983


Batuan beku
Batuan beku berasal dari magma yang mendingin dan memadat.
Terdapat 2 jenis batuan beku yaitu : batuan beku dalam (intrusive
igneous rock) dan batuan beku luar (extrusive igneous rock)
Batuan sedimen
Batuan ini terbentuk dari endapan sedimen (parakel halus) dalam
air. Batuan sedimen ini dapat berupa butiran atau fragmen
mineral (contohnya : pasir ataupun pasir kelempungan), bekas
jasad binatang (contohnya : batuan kapur), bekas tanaman
(contohnya : batu bara).
Batuan sedimen dapat juga terbentuk dari produk akhir dari reaksi
kimia atau penguapan (contohnya : garam dan gipsum) atau
Batuan metamorpik atau malihan
kombinasi dari jenis material ini.
Batuan metamorpik atau dikenal juga dengan nama batuan
malihan berasal dari batuan sedimen atau batuan beku yang telah
mengalami perubahan karena tekanan dan panas yang intensif di
dalam bumi atau akibat reaksi kimia yang kuat. Karena
kompleksnya proses pembentukan formasi batuan ini, maka agak
sulit untuk menentukan bentuk asli dari batuannya.
Beberapa jenis dari batuan metamorpik memiliki suatu sifat yang
berbeda dengan susunan mineral yang berbentuk lapisan atau
bidang. Membelah batuan jenis ini sepanjang arah bidang
belahnya adalah Iebih mudah dari pada membelahnya dalam arah
Jenis agregat
Jenis batuan atau agregat untuk campuran beraspal umumnya
dibedakan berdasarkan sumbernya, yaitu :
Agregat alam,
Agregat hasil pemrosesan,
Agregat buatan atau agregat artiflsial.
Agregat alam (natural aggregates)
Agregat alam adalah agregat yang digunakan dalam bentuk
alamiahnya dengan sedikit atau tanpa pemrosesan sama
sekali.
Agregat ini terbentuk dari proses erosi alamiah atau proses
pemisahan akibat angin, air, pergeseran es, dan reaksi kimia.
Aliran gletser dapat menghasilkan agregat dalam bentuk:
bongkahan
Berdasarkan bulat
ukurandan
besarbatu
butir,kerikil,
agregatsedangkan aliran
dibedakan atas : air
menghasilkan
1. batuan yang
Kerikil, biasanya bulat licin.sebagai agregat yang
didefinisikan
berukuran iebih besar 6,35 mm.
2. Pasir, didefinisikan sebagai partikel yang lebih kecil dari
6,35 mm tetapi lebih besar dari 0,075 mm, dan
3. Mineral pengisi (Filler), partikel yang lebih kecil dari 0,075
mm.
Agregat yang diproses
Agregat yang diproses adalah batuan yang telah dipecah dan
disaring sebelum digunakan. Pemecahan agregat dilakukan
karena tiga alasan :
o untuk merubah tekstur permukaan partikel dari licin ke
kasar,
o untuk merubah bentuk partikel dari bulat ke angular, dan
o untuk
Untuk batuanmengurangi
krikil yang serta
besar, meningkatkan distribusi
tujuan pemecahan batuan dan
rentang
krikil ukuran
ini, adalah : partikel.
o untuk mendapatkan ukuran batu yang dapat dipakai, selain
itu juga
o untuk merubah
Agregat buatan bentuk dan tekstumya.
Agregat ini didapatkan dari proses kimia atau fisika dari
beberapa material sehingga menghasilkan suatu material baru
yang sifatnya menyerupai agregat.
Beberapa jenis dari agregat ini merupakan hasil sampingan
dari proses industri dan dari proses material yang sengaja
diproses agar dapat digunakan sebagai agregat atau sebagai
mineral pengisi (filler).
Produksi Agregat

Gambar Tipikal skema unit produksi agregat


Pada umumnya klasifikasi pemecah batu yang digunakan
berdasarkan urutan pemecahan tersebut adalah sebagai
berikut :
Pemecah primer : digunakan pemecah batu jenis jaw,
gyratory atau hammer mill
Pemecah sekunder : digunakan pemecah batu jenis
konus, roll atau hammer mill
Pemecah tarsier : digunakan pemecah batu jenis roll, rod
mill atau ball mill.
Jenis pemecah batu
Sedangkan jenis pemecah batu, meliputi 4 macam, yaitu :
Pemecah batu jenis jaw
Pemecah batu jenis gyratory dank onus (cone)
Pemecah batu jenis bentur (impact)
Pemecah batu jenis silinder (roll)
Pemecah batu jenis Jaw
Penggerak tunggal digunakan untuk pemecah pertama dan
penggerak ganda untuk pemecah kedua
Pemecah batu jenis gyratory dan konus

Pemecah batu jenis gyratory Pemecah batu jenis konus


Pemecah batu jenis bentur (impact)

Pemecah batu jenis bentur primer Pemecah batu bentur batang


(primary impact) horizontal (horizontal shaft
impact crusher)

Pemecah batu bentur batang Pemecah batu jenis bentur


vertikal (vertical shaft impact (hammer/lime mills impact
crushers) crushers)
Pemecah batu jenis silinder (roll crushers)

Silinder Tunggal Silinder Ganda Silinder triple


Ukuran maksimum butiran yang dapat dipecahkan dapat dihitung sebagai
berikut :
A = 2,54 (0,85 R + B);
dimana :
A = ukuran butir maksimum yang dapat dipecahkan dengan balk, cm;
R = jari-jari silinder (rolls), cm; dan
B = ukuran butir hasil pemecahan, cm
Pemilihan peralatan pemecah batu
Pemilihan peralatan pemecah batu harus mempertimbangkan
hal-hal berikut ini untuk mendapatkan hasil produksi yang
optimal.
Jenis batuan yang akan dipecah.
Ukuran batu yang akan dipecah.
Ukuran dan bentuk agregat yang diperlukan
Pemilihan alat mesin pemecah batu juga dipengaruihi oleh
beberapa faktor lain, yaitu :
Peralatan kuari batu, jenis dan ukuran alat penggali (shovel
dippers)
Metoda pengeboran dan peledakan.
Metoda pemasokan bahan ke dalam mesin pemecah batu.
Pemilihan alat pemecah batu yang tepat harus diimbangi
dengan pengoperasian yang tepat juga, beberapa hal yang
perlu mendapat perhatian, antara lain :
Pengendalian pasokan bahan yang tetap (stead.
Pembuangan kotoran, lempung dan bahan lainnya yang tidak
perlu.
Pemisahan bat, berukuran lebih besar (oversize).
Mesin harus dibersihkan dan ditangani sesuai dengan
Penimbunan Agregat
(stock
Metoda pile)
penanganan agregat di stockpile mempunyai
pengaruh besar pada perubahan gradasi agregat.
Segregasi yang terjadi selama proses penumpukan,
pemindahan, dan terkontaminasinya agregat dengan tanah
sering
Metodeterjadi.
sederhana untuk mengurangi segregasi, seperti :
Mengurangi pemindahan agregat dan pemindahan hanya
dilakukan jika kadar air agregat mendekati kadar air
optimum.
Menghindari penumpukan terlalu tinggi.
Memberi muatan truk setinggi pintu belakang dan tidak
terlalu tinggi.

Penimbunan agregat untuk menghindari


segregasi
Sifat-sifat fisik agregat dan hubungannya dengan kinerja
campuran beraspal
Pada campuran beraspal, agregat memberikan kontribusi sampai
90-95% terhadap berat campuran, sehingga sifat-sifat agregat
merupakan salah satu faktor penentu dari kinerja campuran
Sifat agregat yang dapat menentukan kualitasnya sebagai bahan
tersebut.
campuran, yaitu:
Ukuran butir
Gradasi
Kebersihan
Kekerasan
Bentuk partikel
Tekstur permukaan
Penyerapan
Kelekatan terhadap aspal
Ukuran butir
Ukuran agregat dalam suatu campuran beraspal terdistribusi
dari yang berukuran besar sampai ke yang kecil.
Semakin besar ukuran maksimum agregat yang dipakai
semakin banyak variasi ukurannya dalam campuran tersebut.
Dua istilah yang biasa digunakan berkenaan dengan ukuran
butir agregat, yaitu:
o Ukuran maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran
saringan terkecil yang meloloskan 100 % agregat.
o Ukuran nominal maksimum, yang didefinisikan sebagai
ukuran saringan terbesar yang masih menahan maksimum
dari 10 % agregat.
Istilah-istilah lainnya yang biasa digunakan sehubungan
dengan ukuran agregat yaitu :
o Agregat kasar : Agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,36
mm).
o Agregat halus : Agregat yang lobos saringan No. 8 (2,36
mm).
o Mineral pengisi: Fraksi dari agregat halus yang lobos
saringan no. 200 (2,36mm) minimum 75% terhadap berat
total agregat.
o Mineral abu : Fraksi dari agregat halus yang 100% bolos
GRADASI
Gradasi agregat adalah pembagian ukuran butiran yang
dinyatakan dalam persen dari berat total. Batas gradasi
diperlukan sebagai batas toleransi dan merupakan suatu cara
untuk menyatakan bahwa agregat yang terdiri atas fraksi
kasar, sedang dan halus dengan suatu perbandingan tertentu
secara teknis masih diijinkan untuk digunakan.
Gradasi agregat ditentukan oleh analisa saringan, dimana
contoh agregat harus melalui satu set saringan. Ukuran
saringan menyatakan ukuran bukaan jaringan kawatnya dan
nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan
kawat per inchi persegi dari saringan tersebut.
Gradasi agregat dinyatakan dalam persentase berat
masing-masing contoh yang lobos pada saringan tertentu.
Gradasi agregat
Persentase dapat dibedakan
ini ditentukan denganatas :
menimbang agregat yang
Gradasi
bolos atau seragam
tertahan (uniform graded)/ gradasi
pada masing-masing terbuka (open
saringan.
graded)
Gradasi rapat (dense graded)
Gradasi senjang (gap graded)

Suatu campuran dikatakan bergradasi sangat rapat bila
persentase bolos dari masing-masing saringan memenuhi
persamaan berikut:

dimana :
d = Ukuran saringan yang ditinjau
D = Ukuran agregat maksimum dari gradasi tersebut
n = 0,35 0,45
Campuran dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi,
agak kedap terhadap air dan memiliki berat isi yang besar.
Gambar 12. Contoh tipikal macam-
macam gradasi agregat
Kebersihan agregat
Kebersihan agregat dapat diuji di laboratorium dengan analisa
saringan basah, yaitu dengan menimbang agregat sebelum
dan sesudah dicuci lalu membandingkannya. Sehingga akan
memberikan persentase agregat yang lebih halus dari 0,075
mm (No. 200).
Pengujian setara pasir (Sand Equivalent Test) adalah satu
metoda lainnya yang biasanya digunakan untuk mengetahui
proporsi relatif dari material lempung yang terdapat dalam
Kekerasan
agregat yangAgregat (toughness)
lolos saringan No. 4,75 mm (No. 4).
Uji kekuatan agregat di laboratorium biasanya dilakukan
dengan uji abrasi dengen mesin Los Angeles (Los Angeles
Abration Test), uji beban kejut (Impact Test) dan uji ketahanan
terhadap pecah (Crushing Test) .
Bentuk butir agregat
Bentuk partikel agregat yang bersudut memberikan ikatan
antara agregat (agregate interlocking) yang baik yang dapat
menahan perpindahan (displacement) agregat yang
mungkin terjadi. Agregat yang bersudut tajam, berbentuk
kubikal dan agregat yang memiliki lebih dari satu bidang
pecah akan menghasilkan ikatan lonjong, dan pipih antar
agregat yang paling baik.
Tekstur permukaan agregat
Selain memberikan sifat ketahanan terhadap gelincir (skid
resistance) pada permukaan perkerasan, tekstur permukaan
agregat (baik makro maupun mikro) juga merupakan faktor
lainnya yang menentukan kekuatan, workabilitas dan
durabilitas campuran beraspal.
Daya serap agregat
Keporusan agregat menentukan banyaknya zat cair yang dapat
diserap agregat.
Agregat dengan keporusan atau daya serap yang tinggi
biasanya tidak digunakan, tetapi untuk tujuan tertentu
pemakaian agregat ini masih dapat dibenarkan asalkan sifat
lainnya dapat terpenuhi.

Agregat yang porus

Kelekatan terhadap aspal


Salah satu cara untuk menguji kelekatan agregat terhadap
aspal dan kecenderungan untuk mengelupas (stripping)
dengan merendam agregat yang telah terselimuti aspal ke
dalam air, lalu diamati secara visual.
Tes lainnya adalah tes perendaman-mekanik
ASPAL/BITUMEN
Aspal dan bitumen adalah dua kata, yang mempunyai makna
yang sama. Istilah aspal umumnya digunakan di Amerika Serikat,
sedangkan bitumen umumnya digunakan di negara-negara Eropah
terutama Inggris. Di Indonesia yang dimaksud dengan aspal adalah
sama dengan bitumen.
Aspal atau bitumen merupakan material yang berwama hitam
kecoklatan yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan
mencair bila mendapat cukup pemanasan dan sebaliknya. Sifat
viskoelastis inilah yang membuat aspal dapat menyelimuti dan
menahan agregat tetap pada tempatnya selama proses produksi dan
masa pelayanannya. Pada dasarnya aspal terbuat dari suatu rantai
hidrokarbon yang disebut bitumen, oleh sebab itu aspal sering
disebut material berbituminous.
Umumnya aspal dihasilkan dari penyulingan minyak bumi,
sehingga disebut aspal keras. Tingkat pengontrolan yang dilakukan
pada tahapan proses penyulingan akan menghasilkan aspal dengan
sifat-sifat yang khusus yang cocok untuk pemakaian yang khusus
pula, seperti untuk pembuatan campuran beraspal, pelindung atap
dan penggunaan khusus lainnya.
Selain itu, aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini
disebut aspal alam.
Aspal modifikasi saat ini juga telah dikenal luas, aspal ini dibuat
Jenis Aspal

Bagan Alir Jenis-jenis Aspal


Aspal alam
Aspal alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam.
Berdasarkan depositnya aspal alam ini dikelompokan ke dalam
2 kelompok, yaitu :
o Aspal Danau (Lake Asphalt) Tipikal temperatur destilasi minyak bumi
o Aspal Batu (Rock Asphalt) dan produk yang dihasilkannya

Aspal Minyak (hasil destilasi)


o Aspal keras
o Aspal cair (cutback asphalt)
o Aspal emulsi
Jenis dan kelas aspal emulsi

(The Asphalt Institute, 1983)


(The Asphalt Institute, 1983)

Anda mungkin juga menyukai