Anda di halaman 1dari 29

Kelompok

Febriana Ayunda S (5160811002) Alvin Pradana (5160811049)


Andy Prasetyo (5160811010 Taufiq Agustyan P (5160811069)
Titis Oktavian (5160811024) Aldhi Prabowo (5160811130)
Riyan Riski K (5160811032) Khoirunnisa Nurul F (5160811199)
Faza Adyatma (5160811046) Nursih Wulandari (5160811208)
LASTON

MACADAM LAPEN

LATASIR LASBUTAG

TIPIS ASPAL JENIS LAPISAN HRA


BETON
PERMUKAAN

LASTON
LABURAS
BAWAH

LASTON
LABURTU
ATAS
LABURDA
Lapisan Aspal Beton (LASTON)

Aspal beton (Asphalt Concrete) di Indonesia dikenal dengan Laston (Lapisan Aspal Beton)
yaitu lapis permukaan struktural atau lapis pondasi atas. Aspal beton terdiri atas 3 (tiga)
macam lapisan
• Asphalt Concrete – Wearing Course
Asphalt Concrete -Wearing Course merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling
atas dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat
menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara
keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan . Spesifikasi Umum
Bina Marga, Divisi 6 dapat anda download di Rak Kode
• Asphalt Concrete – Binder Course
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (Wearing
Course) dan di atas lapisan pondasi (Base Course). Lapisan ini tidak berhubungan
langsung dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup
untuk mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke
lapisan di bawahnya yaitu Base dan Sub Grade (Tanah Dasar). Karakteristik yang
terpenting pada campuran ini adalah stabilitas.
• Asphalt Concrete – Base
Lapisan ini merupakan perkerasan yang terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC),
perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi perlu memiliki
stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda
kendaraan. Perbedaan terletak pada jenis gradasi agregat dan kadar aspal yang
digunakan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan
pondasi atas ( AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran
agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam
keadaan panas. Lapis Pondasi (AC- Base ) mempunyai fungsi memberi dukungan lapis
permukaan; mengurangi regangan dan tegangan; menyebarkan dan meneruskan beban
konstruksi jalan di bawahnya (Sub Grade)
Berdasarkan fungsinya aspal beton dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Sebagai lapis permukaan yang tahan terhadap cuaca, gaya geser dan tekanan roda serta
memberikan lapis kedap air yang dapat melindungi lapis dibawahnya dari rembesan air.
• Sebagai Lapis Pondasi atas
• Sebagai Lapis pembentuk pondasi, jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan dan
pemeliharaan jalan
Sesuai fungsinya maka lapis aspal beton atau perkerasan lentur mempunyai kandungan agregat
dan aspal yang berbeda. Sebagai lapis pondasi, maka kadar aspal yang dikandungnya haruslah
cukup sehingga dapat memberikan lapis yang kedap air. Agregat yang dipergunakan agak kasar
jika dibandingkan dengan aspal beton yang berfungsi sebagai lapis aus atau lapisan permukaan.
Lapis Penetrasi Makadam
(LAPEN)

merupakan lapisan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci
dengan gradasi terbuka dan diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan diatasnya dan
dipadatkan lapis demi lapis. Fungis dari Lapis Penetrasi Makadam (Lapen) sebagai lapisan
permukaan dan lapisan pondasi. Sebagai Lapis Permukaan Jalan, Lapis Penetrasi
Makadam ( Lapen) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut;
1. Lapen mempunyai nilai structural
2. Tidak kedap air
3. Kenyal dan mempunyai permukaan yang kasar
4. Dapat dipergunakan untuk lalu lintas ringan sampai sedang
5. Kekuatan utamanya didapat dari saling mengunci antara agregat pokok dan agregat
pengunci.
Pelaksanaan pekerjaan untuk Lapis
Penetrasi Makadam ( Lapen ) masih
dilaksanakan terutama pada jalan
baru atau jalan tanah yang belum
diberi perkerasan. Bila Lapis
Penetrasi Makadam (Lapen)
dipergunakan untuk lapis
permukaan, maka harus diberi
laburan aspal dengan agregat
penutup.
LASBUTAG (Lapisan Aspal Buton Beragregat)

adalah campuran dari bahan asbuton, modifier dan tambahan agregat yang dapat
digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Pada LASBUTAG campuran dingin diperlukan
minyak ringan untuk mengencerkan asbuton dan asmin. Minyak ringan yang biasanya
digunakan yaitu minyak tanah, namun membutuhkan waktu pemeraman yang cukup
lama. Sehingga perlu adanya modifikasi pada minyak ringan agar waktu pemeraman yang
dibutuhkan relatif lebih singkat. Pada penelitian ini digunakan Pertamax sebagai
pengganti minyak tanah, pertamax diharapkan lebih cepat menguap sehingga waktu
pemeraman lebih singkat dan pemadatan dapat segera dilakukan. Pemadatan merupakan
salah satu tahapan yang sangat penting didalam perencanaan dan pelaksanaan
perkerasan jalan. Sehingga pemadatan sebagai objek studi sangat diperlukan dengan
tujuan untuk memberikan informasi tentang aplikasi perencanaan perkerasan jalan.
• Hot Rolled Sheet setara Lataston
dengan Lataston
(spesifikasi Bina Marga (HRS)
12/PT/B/1983) dan
ditujukan untuk digunakan
pada jalan-jalan yang
memikul lalu lintas ringan
atau sedang.
• Hal-hal karakteristik yang
paling penting adalah
keawetan, fleksibilitas dan
ketahanan kelelehan yang
tinggi, sedangkan
pertimbangan kekuatan
hanya kepentingan kedua.

11
Laburan Aspal (LABURAS)

Campuran yang terdiri dari aspal taburan pasir dengan ukuran maksimum 3/8″. Fungsinya
sebagai penutup yang menjaga permukaan agar tidak berdebu, kedap air, tidak licin dan
mencegah lepasnya butiran halus, Campuran ini tidak memiliki nilai struktural dan
digunakan pada jalan yang belum atau sudah beraspal dengan kondisi yang telah stabil,
mulai retak atau degradasi, serta dapat digunakan lalu lintas berat. Konstruksinya
segregasi.
Laburan Batu Satu Lapis ( LABURTU)

• Laburan Batu Satu Lapis (BURTU) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam. Tebal
maksimum 20 mm.
Laburan Batu Dua Lapis
(LABURDA)

adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan


aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali
secara berurutan Tebal maksimum 6 mm
Lapisan Tipis Aspal Beton (LATASTON)

Lataston adalah campuran aspal padat dengan gradasi tidak menerus untuk jalan yang
lalulintasnya ringan, diletakkan sebagai lapis permukaan di atas dasar yang dipersiapkan
dari permukaan perkerasan yang direkonstruksi. Campuran ini terdiri dari agregat
bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Lapis aspal beton pondasi bawah
(Laston Bawah )

Laston Bawah merupakan singkatan dari lapis aspal beton pondasi bawah adalah material
lainnya yang bisa dipakai untuk pondasi bawah (sub base).Laston Bawah pada umumnya
merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar jalan yang
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan
dipadatkan pada temperatur tertentu.
• BAHAN
Laston Bawah menggunakan bahan yang terdiri dari batu pecah (Crushed Stone) atau dari
sirtu pecah mesin (Crushed Pil Run). Aspal kerasnya bisa dari jenis Penetrasi-80 atau jenis
Penetrasi-60. Selanjutnya persyaratan-persyaratan untuk agregat dan aspal keras adalah
sebagaimana yang tercantum dalam buku petunjuk untuk Laston yaitu buku No.
04/PT/6/1983, yaitu dikeluarkan oleh Puslitabang jalan.
Lapis aspal beton pondasi atas
(Laston Atas)

Lapis pondasi atas menggunakan material agregat adalah Lapis perkerasan jalan yang
terletak di atas lapis pondasi bawah (sub base) dan di bawah lapis penutup (sub bace
course). Tujuan penggunaan lapis pondasi atas menggunakan material agregat adalah
mendukung lapis perkerasan penutup dan beban-beban roda yang bekerja diatasnya
serta menyebarkan (menyalurkan) beban-beban yang diterimanya kepada lapis pondasi
bawah yang terletak dibawahnya. Fungsi lapis pondasi atas menggunakan material
agregat adalah sebagai bagian perkerasan yang meneruskan dan menyebarkan beban
dari lapis permukaan (surface course) kebagian konstruksi dibawahnya.
Lapis tipis aspal pasir (LATISIR)

Latasir atau lapis tipis aspal pasir merupakan lapis penutup permukaan perkerasan yang
terdiri atas agregat halus atau pasir atau campuran keduanya, dan aspal keras yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu.
Spesifikasi Latasir telah dikembangkan sejak tahun 1983, yaitu dengan diterbitkannya
pedoman berupa buku Petunjuk Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Pasir, yang dikembangkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan No. 02/PT/B/1983. Selanjutnya dikembangkan
pula standar nasional yaitu SNI 03-6749-2002, yang selanjutnya pula dilakukan revisi untuk
lebih menyempurnakan secara substansial dan memenuhi kebutuhan dalam pekerjaan
pembangunan jalan.
 Perkerasan kaku (Rigid Pavement) adalah suatu
perkerasan jalan yang berupa beton (concrete) yang
terdiri atas campuran agregat dengan semen sebagai
bahan pengikat
 Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri
dari plat beton semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi
bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan
kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis
pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal

 Perkerasan kaku (Rigid Pavement) adalah suatu alternative


perkerasan jalan yang kita gunakan pada suatu kondisi jalan
apabila perkerasan lentur (Fleksible Pavement) sudah tidak
dapat digunakan lagi.
STRUKTUR PERKERASAN KAKU

Plat Beton (Concrete Slab)

Pondasi (Base Coarse)

Tanah Dasar (Sub Grade)


Sifat Perkerasan Kaku

1. Secara strutural terdiri dari satu lapis dari beton


mutu tinggi (K-375).
2. Lapis sub base tidak terlalu berperan sebagai
struktur.
3. Bersifat kaku karena nilai modulus elastisitasnya
( E ) cukup tinggi ( ± 250.000 kg/m2 ) sehingga
penyebaran beban roda lalu lintas ke tanah dasar
cukup luas.
4. Peranan daya dukung tanah dasar tidak terlalu
penting, tetapi sangat peka terhadap pengaruh
settlement.
MATERIAL PERKERASAN KAKU

BATU PECAH SEMEN


PASIR (SAND)
(AGGREGAT/SPLIT) (CEMENT)

AIR (WATER) BESI (STEEL)


BETON
(CONCRETE)
Jenis Perkerasan Beton

Perkerasan Beton semen bersambung tanpa tulangan

Perkerasan Beton semen bersambung dengan tulangan

Perkerasan Beton semen bersambung menerus dengan tulangan

Perkerasan Beton semen pra tekan


Perkerasan Beton semen
bersambung tanpa tulangan

yaitu jenis perkerasan beton semen yang dibuat tanpa menggunakan tulangan dimana
bentuk dari pelat betonnya menyerupai bujur sangkar. Pada setiap panjang pelatnya
dibatasi dengan sambungan melintang dengan panjang setiap pelatnya pada jenis ini
berkisar 4-5 meter.
Perkerasan Beton semen bersambung
dengan tulangan

Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali
retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya
independen terhadap adanya tulangan dowel.
Perkerasan Beton semen
bersambung menerus dengan
tulangan
Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja
tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang
beton). Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan
dinegara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus
Perkerasan Beton semen
pra tekan

yaitu jenis perkerasan beton menerus yang dibuat tanpa tulangan yang menggunakan
kabel-kabel pratekan untuk mengurangi pengaruh susut, muai dan lenting akibat
perubahan temperatur dan kelembaban.

Anda mungkin juga menyukai