Anda di halaman 1dari 40

KOMPETENSI DASAR :

3.7 Memahami jenis kontruksi perkerasan jalan


4.7 Menyajikan konstruksi perkerasan jalan

MATERI POKOK :

• Jenis konstruksi perkerasan jalan raya


MENYAJIKAN JENIS PERKERASAN JALAN
Jenis perkerasan jalan terdiri dari :
a. Perkerasan jalan kaku (semen)
b. Perkerasan jalan lentur (aspal)
c. Perkerasan jalan komposit (dari beton yang ditutup lapis
perkerasan lentur aspal).
Pembuatan jalan komposit
Sebagaimana majunya teknologi pembuatan
jalan raya, diketahui bahwa penggunaan bahan
dasar semen yang membuat konstruksi jalan lebih
awet dan hemat biaya. Selama ini pengguna jalan
lebih familiar dengan menggunakan bahan dasar
lapis aspal, tetapi penggunaan aspal sudah
dianggap tidak efisien dan kurang kuat, sedang
dengan menggunakan beton dianggap tidak
fleksibel. Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka dikombinasikannya kedua jenis perkerasan
tersebut menjadi jenis perkerasan yang lain yaitu
perkerasan jalan komposit dan memberi kelebihan
seperti kuat, efisien biaya dan nyaman digunakan.
A. Mengenali Perkerasan Jalan Kaku
1. Jenis Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku atau perkerasan beton
semen adalah suatu konstruksi (perkerasan)
dengan bahan baku agregat dan menggunakan
semen sebagai bahan pengikatnya. Dikenal 5
jenis perkerasan beton semen yaitu :
a. Perkerasan beton semen tanpa tulangan
dengan sambungan (joined plain concrete
pavement)
b. Perkerasan beton semen bertulang dengan
sambungan (joined reinforced concrete
pavement)
c. Perkerasan beton semen tanpa tulangan
(continuosly reinforced concrete pavement)
d. Perkerasan beton semen prategang
(prestressed concrete pavement)
e. Perkerasan beton semen bertulang fiber
(fiber reinforced concrete pavement)
2. Komponen Konstruksi Perkerasan Kaku
Komponen konstruksi perkerasan beton
semen (rigid pavement) sebagai berikut :
a. Tanah dasar (subgrade)
Adalah bagian dari permukaan jalan yang
disiapkan untuk menerima konstruksi perkerasan
diatasnya. Tanah dasar berfungsi sebagai penerima
beban lalu lintas yang telah disalurkan oleh
konstruksi perkerasan. Persyaratannya adalah lebar,
kerataan, kemiringan melintang, keseragaman daya
dukung, dan keseragaman kepadatan. Daya dukung
tanah dasar umumnya digunakan CBR (California
Bearing Ratio)dan modulus reaksi tanah dasar (k).
b. Lapis pondasi (subbase)
Lapis pondasi terletak diantara tanah dasar dan
pelat beton semen mutu tinggi, bahan yang digunakan
pasir batu (sirtu). Fungsi utama dari lapisan ini adalah
sebagai lantai kerja yang rata dan uniform. Apabila
subbase tidak rata, maka pelat beton juga tidak rata dan
akan mengakibatkan crack inducer.
c. Tulangan
Pada perkerasan beton semen terdpat dua jenis tulangan,
yaitu tulangan pada pelat beton untuk memperkuat pelat
beton tersebut dan tulangan sambungan untuk
menyambung kembali bagian – bagian pelat beton yang
telah terputus (diputus). Kedua tulangan tersebut
memiliki bentuk, lokasi serta fungsi yang berbeda satu
sama lain. Adapun tulangan tersebut antara lain:
1. Tulangan Pelat
Tulangan pelat pada perkerasan beton semen mempunyai
bentuk, lokasi dan fungsi yang berbeda dengan tulangan pelat
pada konstruksi beton yang lain seperti gedung, balok dan
sebagainya. Adapun karakteristik dari tulangan pelat pada
perkerasan beton semen adalah sebagi berikut:
- Bentuk tulangan pada umumnya berupa lembaran atau
gulungan. Pada pelaksanaan di lapangan tulangan yang
berbentuk lembaran lebih baik daripada tulangan yang
berbentuk gulungan. Kedua bentuk tulangan ini dibuat oleh
pabrik.
- Lokasi tulangan pelat beton terletak ¼ tebal pelat di sebelah
atas.
- Fungsi dari tulangan beton ini yaitu untuk “memegang beton”
agar tidak retak (retak beton tidak terbuka), bukan untuk
menahan momen ataupun gaya lintang. Oleh karena itu
tulangan pelat beton tidak mengurangi tebal perkerasan beton
semen.
2. Tulangan Sambungan
Tulangan sambungan ada dua macam yaitu
tulangan sambungan arah melintang dan arah
memanjang. Sambungan melintang merupakan
sambungan untuk mengakomodir kembang susut
ke arah memanjang pelat. Sedangkan tulangan
sambungan memanjang merupakan sambungan
untuk mengakomodir gerakan lenting pelat
beton.
Sambungan Pada Konstruksi Perkerasan Kaku
Adapun ciri dan fungsi dari masing – masing tulangan
sambungan adalah sebagai berikut:
Tulangan Sambungan Melintang :
• Tulangan sambungan melintang disebut juga dowel
• Berfungsi sebagai ‘sliding device’ dan ‘load transfer
device’.
• Berbentuk polos, bekas potongan rapi dan
berukuran besar.
• Satu sisi dari tulangan melekat pada pelat beton,
sedangkan satu sisi yang lain tidak lekat pada pelat
beton.
• Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar dengan
sumbu jalan.
Tulangan Sambungan Memanjang
• Tulangan sambungan memanjang disebut juga
Tie Bar.
• Berfungsi sebagai unsliding devices dan rotation
devices.
• Berbentuk deformed / ulir dan berbentuk kecil.
• Lekat di kedua sisi pelat beton.
• Lokasi di tengah tebal pelat beton dan tegak
lurus sumbu jalan.
• Luas tulangan memanjang dihitung dengan
rumus seperti pada tulangan melintang.
Dowel Bars dan Tie Bars
Besi dowel pada sambungan
rigid pavement

Dowel
d. Sambungan atau Joint
Fungsi dari sambungan atau joint adalah mengendalikan atau
mengarahkan retak pelat beton akibat shrinkage (susut) maupun
wrapping (lenting) agar teratur baik bentuk maupun lokasinya sesuai
yang kita kehendaki (sesuai desain). Dengan terkontrolnya retak
tersebut, mka retak akan tepat terjadi pada lokasi yang teratur dimana
pada lokasi tersebut telah kita beri tulangan sambungan.
Pada sambungan melintang terdapat 2 jenis sambungan yaitu
sambungan susut dan sambungan lenting. Sambungan susut diadakan
dengan cara memasang bekisting melintang dan dowel antara pelat
pengecoran sebelumnya dan pengecoran berikutnya. Sedangkan
sambungan lenting diadakan dengan cara memasang bekisting
memanjang dan tie bar.
Pada setiap celah sambungan harus diisi dengan joint sealent
dari bahan khusus yang bersifat thermoplastic antara lain rubber aspalt,
coal tars ataupun rubber tars. Sebelum joint sealent dicor/dituang,
maka celah harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran.
e. Bound Breaker di atas Subbase
Bound breaker adalah plastik tipis yang diletakan
di atas subbase agar tidak terjadi bounding antara
subbase dengan pelat beton di atasnya. Selain itu,
permukaan subbase juga tidak boleh di - groove atau di -
brush.
f. Alur Permukaan atau Grooving/Brushing
Agar permukaan tidak licin maka pada permukaan
beton dibuat alur-alur (tekstur) melalui
pengaluran/penyikatan (grooving/brushing) sebelum
beton disemprot curing compound, sebelum beton
ditutupi wet burlap dan sebelum beton mengeras. Arah
alur bisa memanjang ataupun melintang.
Bagian-bagian pada pekerjaan konstruksi jalan kaku
Penghamparan concrete
B. Menganalisis Perkerasan Jalan Lentur

Lapisan perkerasan jalan lentur


Perkerasan Jalan lentur terdiri dari lapisan:
1. Lapisan permukaan (Surface Course)
Lapisan yang terletak paling atas disebut lapisan
permukaan. Fungsinya adalah :
a. Sebagai lapisan perkerasan penahan beban roda,
dengan persyaratan harus mempunyai stabilitas tinggi
untuk menahan beban roda selama masa pelayanan
b. Sebagai lapisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh
diatasnya tidak meresap ke lapisan dibawahnya dan
melemahkan lapisan tersebut
c. Sebagai lapis aus (wearing course), lapisan yang
langsung menderita gesekan akibat rem kendaraan
sehingga mudah menjadi aus
d. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah,
sehingga dapat dipikul oleh lapisan lain dengan daya
dukung yang lebih buruk
Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut, pada
umumnya lapisan permukaan dibuat dengan
menggunakan bahan pengikat aspal sehingga
menghasilkan lapisan yang kedap air denga stabilitas yang
tinggi dan daya tahan yang lama. Jenis lapis permukaan
tersebut adalah :
a. Lapisan Non Struktural
Lapis ini berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air, yaitu :
- Burtu (laburan aspal lapis satu), merupakan lapis
penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi
dengan satu lapis agregat bergradasi seragam dan tebal
maksimum 2 cm
- Burda (laburan aspal lapis dua), merupakan lapis
penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat
yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan tebal
padat maksimum 3,5 cm
₋ Latasir (lapis tipis aspal pasir), merupakan lapis penutup yang
terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus
dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan
tebal padat 1-2 cm
₋ Buras (laburan aspal) merupakanlapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal aspal taburan pasir dengan ukuran bulir
maksimum 3/8 inch
₋ Latasbum (lapis tipis asbuton murni), merupakan lapis penutup
yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan
perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin dengan
tebal padat maksimu 1 cm
₋ Lataston (lapis tipis aspal beton) , dikenal dengan nama hot
roller sheet (HRS) merupakan lapis penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang, mineral pengisi
(filler) dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang
dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas, tebal padat
antara 2,5 – 3,0 cm
Lapis asbuton

Lapis aspal beton


Proses penghamparan aspal
b. Lapis struktural
Lapis ini berfungsi sebagai lapisan yang
menahan dan menyebarkan beban roda
kendaraan :
- Penetrasi makadam (lapen), merupakan lapis
perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan
agregat pengunci bergradasi terbuka dan
seragam yang diikat oleh aspal dengan cara
disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis
demi lapis. Diatas lapen ini biasanya diberi
laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal
lapisan satu lapis dapat bervariasi antara 4- 10
cm
- Lasbutang merupakan suatu lapisan pada
konstruksi jalan yang terdiri dari campuran
antara agregat, abuston dan bahan pelunak
yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara
dingin. Tebal pada tiap lapisan antara 3-5 cm
- Laston (lapis tipis aspal beton) merupakan
suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri
dari campuran aspal keras dan agregat yang
mempunyai gradasi menerus, dicampur,
dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu
2. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Lapisan perkerasan yang terletak diantara
lapis pondasi bawah dan lapis permukaan
dinamakan lapis pondasi atas (base course).
a. Fungsi Base Course
Fungsi Base course antara lain :
• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang
dari beban roda dan menyebarkannya ke
lapisan di bawahnya
• Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi
bawah
• Bantalan terhadap lapisan permukaan
b. Bahan Base Course
Bahan yang digunakan batu ecah, kerikil pecah, stabilitas
tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan sebagai base
course. Jenis lapisan pondasi atas yang digunkan di Indonesia
antara lain :
• Agregat bergradasi baik, dapat dibagi atas batu pecah kelas A,
batu pecah kelas B, dan batu pecah kelas C. Batu pecah kelas
A mempunyai gradasi yang lebih kasar dari batu pecah kelas B
dan batu pecah kelas B lebih kasar dari batu pecah kelas C
• Pondasi Makadam
• Pondasi Telford
• Penetrasi makadam (lapen)
• Aspal beton pondasi (asphalt concrete base/asphalt treated
base)
• Stabilisasi yang terdiri dari agregat dengan semen (cement
treated base), agregat dengan kapur (lime treated base) dan
agregat dengan aspai (aspalt treated base)
3. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapisan ini terletak antara lapis pondasi atas dan
tanah dasar.
a. Fungsi Subbase Course
• Bagian dari kontruksi perkerasan untuk
menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Lapis ini
harus cukup kuat, mempunyai CBR < 20% dan
Plastisitas Index (PI) 10%
• Efisiensi penggunaan material. Material pondasi
bawah relatif murah dibanding denganlapisan
perkerasan diatasnya
• Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih
mahal
• Lapisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul
dipondasi
• Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan
lancar, karena harus segera menutup tanah dasar
dari pengaruh cuaca atau lemahnya daya dukung
tanah dasar menahan roda-roda alat berat
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari
tanah dasar naik ke lapis pondasi atas
b. Bahan Subbase Course
Jenis lapisan bawah yang biasa digunakan :
1. Agregat bergradasi baik, dibedakan atas pasir batu
(sirtu) yang terbagi dalam kelas A, kelas B dan kelas C
2. Stabilitas yang terdiri dari : agregat dengan semen
(cement treated subbase), agregat dengan kapur
(lime treated subbase), tanah dengan semen (soil
cement stabilization) dan tanah dengan kapur (soil
lime stabilozation)
4. Lapisan Tanah dasar (Subgrade)
Adalah lapisan tanah setebal 50-100 cm dimana diatasnya
akan diletakkan lapisan pondasi bawah, yang dapat berupa tanah
asli yang dipadatkan (jika tanah aslinya baik), tanah yang
didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan, atau tanah yang
distabilisasi dengan kapur atau bahan lainnya. Lapisan tanah dasar
dibedakan atas :
a. Lapisan tanah dasar, tanah galian
b. Lapisan tanah dasar, tanah timbunan
c. Lapisan tanah dasar, tanah asli
Sebelum lapisan lainnya diletakkan,tanah dasar dipadatkan
terlebih dahulu sehingga tercapai kestabilan yang tinggi terhadap
perubahan volume, sehingga dapat dikatakan bahwa kekuatan
dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh
sifat-sifat daya dukung tanah dasar.
C. Menganalisis Perkerasan Jalan Komposit
1. Pengertian Perkerasan Jalan Komposit
Konstruksi perkerasan jalan komposit
menggabungkan unsur kaku atau rigid pavement
dengan lapisan lentur atau flexible pavement.
Perkerasan kaku berupa pelat beton lebih sering
digunakan dibawah yang berfungsi struktural,
sedangkan perkerasan lentur berlapis tipis
campuran beraspal yang berfungsi non struktural.
Lapisan perkerasan komposit
2. Kelebihan Perkerasan Jalan Komposit
Pada metode perkerasan jalan komposit
terdapat beberapa kelebihan yang wajib dimengerti
oleh pengguna jalan, diantaranya:
a. Proses Rumit Namun Kualitas Lebih Baik
Tidak seperti metode perkerasan jalan aspal,
pada jenis komposit menggabungkan unsur kaku dan
lentur yang mana memperlihatkan kesan lebih cepat
dalam proses konstruksinya. Dalam proses pembuatan
lapisan jalan komposit harus memenuhi persyaratan
ketebalan pada sektor aspal karena memang mampu
memberi manfaat dalam mencegah terjadinya retak
refleksi pada saat proses perkerasan beton di lapisan
bawah. Meskipun dari segi prosesnya terbilang rumit
karena menggabungkan unsur lapisan kaku dan lunak,
tetapi pada hasil akhirnya bisa dibilang sempurna.
3. Biaya Perawatan Lebih Efisien
Berikutnya ada keunggulan dari tipe komposit yakni dari
proses perawatan tidak mengeluarkan biaya besar. Tidak hanya itu,
jangka waktu perawatan juga lebih panjang dibandingkan memakai
perkerasan aspal. Kombinasi antara lapisan kaku dan lunak menjadi
keunggulan pada tipe komposit, sehingga dari segi efisiensi biaya
bisa tercapai.
4. Kekuatan Konstruksi Lebih Awet
Tipe perkerasan jalan komposit dinilai lebih kuat bahkan
mampu menghadirkan banyak keunggulan dibandingkan tipe aspal.
Bahan komposit menjadi perpaduan antara lapisan lentur dan kaku,
sehingga pada saat diaplikasikan semua beban kendaraan akan
tersebar lebih merata sehingga keawetannya lebih lama. Meskipun
pada lapisan aspal masih rentan terhadap genangan air tetapi dari
sektor keawetannya bisa lebih baik karena ada lapisan kaku berupa
semen dan beton.
5. Memberi Kenyamanan dan Keamanan Bagi Pengguna
Jalan

Ketika konstruksi jalan raya terlihat kuat dan kokoh


maka pengguna jalan lebih nyaman saat melintas. Tidak
hanya itu, kekuatan jalan raya juga memberi keamanan
bagi pengguna jalan terutama saat kondisi jalan terasa
terlihat licin karena genangan air. Struktur jalan lebih kuat
dan tahan lama membuat pengguna jalan merasa lebih
nyaman sehingga tipe komposit banyak dimanfaatkan
untuk jalan-jalan nasional ataupun jalan kabupaten.

Tipe perkerasan jalan komposit kini bisa memberi


keunggulan kepada pengguna jalan. Konstruksi kuat
hingga tahan lama bisa memperlihatkan keuntungan bagi
pihak pengembang dan pengguna jalan raya.
TERIMA KASIH !!!

TETAPLAH
SEMANGAT DALAM
BELAJAR DAN
MENUNTUT ILMU
!!!....

Anda mungkin juga menyukai