PAVEMENT)
DISUSUN OLEH:
ANDI DANI PRASETYA
NPM. 211110017311046
PENGERTIAN
PERKERASAN LENTUR
(FLEXIBLE PAVEMENT)
- Agregat Kasar
Agregat yang > 4,75 mm (ASTM) atau > 2
mm (AASHTO)
- Agregat Halus
Agregat yang < 4,75 mm (ASTM) atau
agregat yang berada diantara < 2 mm
dan > 0,075 mm (AASHTO)
- Abu batu (filler)
Agregat halus yang umumnya lolos saringan
No. 200.
2. Aspal
Aspal adalah material yang bersifat "viscous liquid" tersusun dari campuran
hidrokarbon dan semua turunannya yang dapat larut dalam carbon disulfida Pada
dasamya aspal merupakan bahan yang tidak dapat menguap ("non volatile") dan dapat
berangsur-angsur menjadi lunak meleleh bila dipanaskaa Aspal juga berupa material
padat berwarna hitam atau coklat dan tidak tembus air ('"waterproof') serta bersifat
kohesif("cohesive properties").
Aspal dalam campuran perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antar agregat
Sebagai salah satu bahan perkerasan lentur, aspal merupakan salah satu komponen
kecil, umumnya hanya 4 -10 % berdasarkan berat atau 10 - 15 % berdasarkan volume,
tetapi merupakan komponen yang relatif mahal.
Menurut asalnya aspal dapat digolongkan menjadi dua bagian seperti berikut ini.
1. Aspal minyak ("petroleum bitumen") Aspal minyak diperoleh dari hasil penyulingan
minyak bumi. Oleh karena derajat kekerasan aspal ini dapat di ukur dengan uji
standar ("standard penetration test"), maka aspal ini juga dikenal sebagai
'Tenetration Grade Bitumen".
2. Aspal alam / batuan ("rock asphalt") Aspal batuan ini terdapat sebagai bagian yang
tercampur dengan batuan (dalam batuan) kapur atau pasir. Kadar aspal sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah iaranya (4-12 %). Pengolahannya
dilakukan dengan cara penambangan batu yang mengandung aspal kemudian di
pecah-pecah dengan mesin pemecah batu ("stone crusher"). Aspal dikeluarkan
dari celah mineral batuan dengan bahan pelarut, Hasil yang diperoleh kurang lebih
memiliki kadar aspal 7 %.
Aspal dibentuk oleh unsur berikut ini:
a. asphaltenes, merupakan bagian utama dari aspal ('"body
ofbitumen") dengan berat molekul besar,
b. maltenes / resins, merupakan unsur yang memberikan efek
adhesive (lekatan) dan efek ductile (lentur) dengan berat molekul
sedang, dan
c. oils, mempunyai berat molekul rendah serta memberi efek
viskositas dan efek flow.
Berdasarkan unsur pembentuknya, aspal merupakan suspensi
koloidal dari asphaltenes dalam media minyak dengan resins berperan
sebagai bahan pencegah penggumpalan atau pencegah koaguiasi
3. Filler
Filler pada campuran beton aspal adalah bahan berbutir
halus yang berfungsi sebagai butiran pengisi rongga diantara partikel
1 agregat kasar dalam rangka mengurangi besarnya rongga,
meningkatkan kerapatan, dan stabilitas. Filler ini didefinisikan
sebagai fraksi debu mineral lolos saringan no. 200 (0,075 mm) dapat
berupa debu batu kapur, debu dolamit, atau semen.
c.Retak sambungan jalan (lane joint cracks) 1)Ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik. 1)Perbaikan dapat dilakukan
dengan memasukan campuran
aspal cair dan pasir kedalam
celah yang terjadi
d.Retak sambungan pelebaran (widening cracks) 1)Ikatan sambungan yang kurang baik. 1)Perbaikan dilakukan dengan
2)Perbedaan kekuatan/ daya dukung perkerasan pada mengisi celah-celah yang timbul
jalan pelebaran dengan jalan lama. dengan campuran aspal
cair+pasir
1. Retak struktural (structural cracking) 1)disebabkan oleh pembebanan yang berulang dari
roda kendaraan.
2. Retak melintang akibat suhu ( transverse thermal 1)disebabkan karena perubahan suhu pada material
cracking) perkerasan jalan .
3. Retak refleksi (reflection cracking) 1) terjadi ketika retak pada lapisan aspal yang lama 1)Untuk retak memanjang,
tidak benar diperbaiki sebelum dioverlay. melintang dan diagonal
perbaikan dapat dilakukan
dengan mengisi celah dengan
campuran aspal cair dan pasir
2)Untuk retak berbentuk kotak
perbaikan dilakukan dengan
membongkar dan melapisi
kembali dengan bahan yang
sesuai
1. Bergelombang 1)disebabkan karena campuran lapisan aspal yang 1)Perbaikan yang paling baik
buruk. dilakukan adalah dengan
2)Kadar air dalam lapis pondasi granu-ler menambal di seluruh
(granular base) terlalu tinggi kedalaman. Jika perkerasan
sehingga tidak stabil. mempunyai agregat fondasi
(base) dengan lapisan tipis
perawatan permukaan maka
permukaan dikasarkanm
kemudian dicampur dengan
material fondasi, dan
dipadatkan lagi sebelum
meletakkan lapisan
3)Perataan permukaan
dengan cara
menimbunnya dengan
material baru.
Aspal Bergelombang