PUSKESMAS SAMUDERA
KASUS FILARIASIS DENGAN KEHAMILAN
Pembimbing :
Dr.Yuziani, M.Si
Dr. Jarita
OLEH :
Muhammad Kabir
Almira Ulfa
Sri Marlinda
Lili Rahmansari
Nadra Dwi Silvana
Inda Wardhana Bangun
Ira Suryani Maya
Latar Belakang
Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit
menular yang mengenai saluran dan kelenjar limfe
disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh
nyamuk.
Tahun 2000 WHO mendeklarasikan The Global Goal
of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Health Problem by the Year 2020.
Berdasarkan laporan tahun 2009, tiga provinsi dengan
jumlah kasus terbanyak filariasis adalah Nanggroe
Aceh Darussalam (2.359 orang), Nusa Tenggara
Timur (1.730 orang) dan Papua (1.158 orang).
Tinjauan Pustaka
Filariasis (penyakit kaki gajah) ialah penyakit
menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Brugia malayi
Vektor
Nyamuk Mansonia
spp
B. Faktor Host
a.Manusia
Setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk dapat
tertular filariasis apabila digigit oleh nyamuk infektif
(mengandung larva stadium III).
Biasanya pendatang baru ke daerah endemis
(transmigran) lebih rentan terhadap infeksi filariasis dan
lebih menderita dari pada penduduk asli.
Gejala penyakit lebih nyata pada laki-laki karena pekerjaan
fisik yang lebih berat
b. Hewan
Beberapa jenis hewan dapat berperan sebagai sumber
penularan filariasis (hewan reservoir).
Hanya Brugia malayi tipe sub periodik nokturna dan non
periodik yang ditemukan pada lutung (Presbytis criatatus),
kera (Macaca fascicularis), dan kucing (Felis catus)
C. Faktor Lingkungan (Environment)
Lingkungan Fisik
(1) Suhu Udara
(2) Kelembaban Udara
(3) Curah Hujan
(4) Air
(5) Angin
(6) Sinar Matahari
(7) Rumah
Lingkungan Biologi
Contoh lingkungan biologi adalah adanya tanaman air sebagai tempat
pertumbuhan nyamuk Mansonia sp. Daerah endemis Brugia malayi adalah
daerah dengan hutan rawa, sepanjang sungai atau badan air yang ditumbuhi
tanaman air.
Pada fase dini timbul gejala klinis akut karena infeksi cacing
dewasa bersama-sama dengan infeksi oleh bakteri dan jamur.
Pada fase lanjut terjadi kerusakan saluran limfe kecil yang
terdapat di kulit.
Pemberantasan Filariasis
Untuk melaksanakan Eliminasi ini WHO menetapkan 2
strategi utama yaitu:
Pemutusan rantai penularan dengan cara pengobatan
massal kepada penduduk di Kecamatan Endemis,
dengan menggunakan DEC dan Albendazole setahun
sekali, selama 5 10 tahun.
Penatalaksanaan kasus klinis untuk mencegah
kecacatan.
Survei darah jari
Survei darah jari adalah identifikasi mikrofilaria
dalam darah tepi pada suatu populasi yang
bertujuan untuk menentukan endemisitas daerah
tersebut dan intensitas infeksinya.
suhu
Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Tersebar rata, Sukar dicabut
Mata : Kesan Normal
Telinga : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Gigi Geligi : Karies (-), gigi tanggal (-)
Lidah : Beslag (-), Tremor (-)
Mukosa : Basah (+)
Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
Faring : Hiperemis (-)
Leher
Bentuk : Kesan simetris
Kel. Getah Bening : Kesan simetris, Pembesaran (-)
Peningkatan TVJ : R+2 cmH2O
Axilla
Pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan fisik dada
Paru
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris
Tipe Pernafasan : Thoracoabdominal
Retraksi : (-)
Palpasi
Pergerakan dada simetris
Nyeri tekan (-/-)
Stem fremitus kanan = Stem fremitus kiri
Perkusi
Sonor (+/+)
Auskultasi
vesikuler (+/+); ronkhi basah (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V LMCS
Perkusi : Batas jantung atas : di ICS III
Batas jantung kanan : di Linea Parasternalis Dekstra
Batas jantung kiri : di ICS V LMCS.
Auskultasi : BJ I > BJ II di katup mitral, regular, bising (-), gallop (-)
Ekstremitas
superior : pucat (-/-) edema (-/-),akral dingin (-/-)
Ekstremitas
Inferior : pucat (-/-) edema (-/+) non pitting,akral dingin
(-/-)
Status Obstetri
Paru
Status kehamilan : G2P1A0
HPHT : 19-02-2015
TTP : 26-11-2015
Usia Kehamilan: 28-30 minggu
Pemeriksaan :
1. Inspeksi : Perut tampak membuncit (sesuai dengan kehamilan
aterm), hiperpigmentasi di areola, striae gravidarum
(+), Linea nigra (-)
2. Palpasi
Leopold I : teraba bagian bundar dan lunak, TFU 3 jari dibawah
prosesus xifoideus
Leopold II : teraba tahanan keras dan memanjang di sisi
kanan, dan bagian-bagian kecil di sisi kiri
Leopold III : teraba bagian bulat dan keras
Leopold IV : mudah digoyangkan
3. Perkusi : Tidak dilakukan
4. Auskultasi : Tidak dilakukan
5. Vaginal Toucher : Tidak dilakukan
Rencana Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Filariasis + G2P1A0
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Membersihkan bagian kaki yang bengkak
secara rutin
Meninggikan bagian yang bengkak (elevasi)
Latihan otot (exercise)
Pemakaian alas kaki yang sesuai dan
nyaman
Farmakologis
Pemberian Dietilkarbamazin (DEC) 3x100 mg
sesudah makan selama 12 hari.
Pengobatan ditunda selama kehamilan
Prognosis
Pada pasien ini didapatkan beberapa Sesuai kriteria gejala klinis Filariasis
gejala yang terjadi yaitu : Gejala akut :
- Demam berulang lebih dari 3 kali 1. Demam berulang ulang selama 3-5
dalam setahun, hari .Demam dapat hilang bila
-Demam menghilang ketika beristirahat, istirahat dan timbul lagi setelah
- Pembengkakan kaki kiri disertai bekerja berat
kemerahan dan nyeri, Edema non 2. Pembengkakan kelenjar getah bening
pitting, 3. Abses filarial
- Pembengkakan kiri menahun, 4. (Limfedema dini)
Penebalan kulit di daerah
pembengkakan. Gejala Kronik
1. Pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada tungkai, lengan,
buah dada, buah zakar (elephantiasis
skroti)
Kasus Teori
A Filariasis + G2P1A0
U P Non farmakologi :
P Membersihkan bagian kaki yang bengkak secara rutin
Meningikan bagian kaki yang bengkak
Latihan otot (exercise)
Pemakaian alas kaki yang sesuai
Rencana Menggubur barang- barang bekas di sekitar rumah
Menutup lubang-lubang di sekitar rumah
Merapikan semak- semak di sekitar rumah
Dokumentasi
Before
After
TERIMA KASIH