Anda di halaman 1dari 31

EVALUASI 3 TAHUN BERJALANNYA JKN

PERAN IDI MENUJU PELAYANAN KESEHATAN SEMESTA 2019

Oleh :

BIDANG JKN IDI WILAYAH JABAR


PENDAHULUAN
Menjelang 3 tahun berjalannya JKN , jumlah
peserta 170 juta 67,7 % WNI peserta JKN
>>> jumlah peserta >>> kualitas layanan.
Premi JKN belum sesuai nilai keekonomian
Penguatan fungsi dan peran FKTP kunci
keberhasilan JKN preventif+promotif
Peningkatan peran Pemda dalam JKN
JKN bermanfaat : pasien,profesi, pemerintah
Fenomena sosial di sekitar kita
Ini masalah, gak masalah atau egp
Pasien antri berjam-jam hanya
untuk tatap muka 4 menit
dengan dokter
Pasien bolak-balik ke RS
karena kebutuhan obat 1
bulan diberikan hanya untuk 7
hari
Pasien diinapkan di RS karena
biaya rawat jalan kecil

260216/04
Fenomena sosial di sekitar kita
Ini masalah, gak masalah atau egp
Dokter
Praktik 76 jam/minggu
Minggu/Libur buka praktik
Melayani 100-200 pasien/hari
Tatap muka 2-4 menit/pasien
16 operasi SC sehari

260216/03
DATA & FAKTA DI LAPANGAN

ANGKA CAKUPAN FKTP TIDAK SEIMBANG

60% kapitasi untuk jasa


= Rp.382.352.400/bl
Tambahan jasa dokter
@55,5juta/bl
Layanan tidak menjadi
lebih baik

Sumber: BPJS
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN JKN

1. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan


UKP Tingkat Pertama bermutu dan Dokter
Tersier
(Sub-Sp) Layanan Primer yang handal dan
Sekunder tersebar merata di seluruh wilayah NKRI
(Pelayanan
Spesialistis)
2. Rayonisasi/Regionalisasi Fasilitas
Primer Kesehatan sesuai pola rujukan
(Pelayanan Dasar mencakup 90%
kebutuhan kesehatan individu &
keluarga)
3. Iuran yang memenuhi azaz
keekonomian
1 Dokter mengayomi 4. Perkuat Upaya Kesehatan Masyarakat
+2.500 penduduk (UKM)
PERMASALAHAN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

1. Jumlah dan Penyebaran dokter Indonesia


2. Perbaikan sistem rujukan(penekanan pada 5 M)
3.Redistribusi kepesertaan dari Puskesmas ke
klinik dan DPP dan Kredensialing-nya
4. Pembagian jasa medis dokter yg transparan dan
berkeadilan
1. PEMETAAN KEBUTUHAN DAN FORMASI
FKTP DAN DOKTER DI SELURUH WILAYAH NKRI

RURAL VERY
REMOTE REMOTE

URBAN
SISI DEMAND SISI SUPLAI
+ 250 juta penduduk yang tersebar di +100 ribu FTE dokter
+250 juta + 7000 pulau, 74.000 desa, 511 kab/kota, 34 prov. + 53 ribu fasyankes I
penduduk
KEBUTUHAN & FORMASI DOKTER & FKTP
SAMPAI TINGKAT DESA
LINTAS SEKTOR TANTANGAN
LINTAS LEMBAGA MIND SET
KEMENKES
EGO SEKTORAL
KEMENDAGRI
KEMEN DPDTT KOORDINASI
PEMDA ANGGARAN
BPJS
OP
DATA & FAKTA DI LAPANGAN
PERSEBARAN FKTP DAN DOKTER SAAT INI
Dokter umum: 104,737 (KKI, 3 Ap 2015)
RURAL Bekerja di puskesmas 17.507 (BPPSDM)
REMOTE
VERY Point of service JKN (BPJS, 3 Ap 2015) :
REMOTE * estimasi
POINT OF SERVICE FKTP DOKTER
URBAN Puskesmas 9,805 17,507
Klinik TNI 751 1,352*
Klinik POLRI 569 1,024*
JKN JUMLAH CUKUP Klinik Pratama 2,569 4,624*
AWAL DISTRIBUSI TIDAK MERATA Dokter Praktek
4,143 4,143*
2015: Perorangan
KAPASITAS DIABAIKAN JUMLAH 17,837 28,650*
140 juta peserta butuh 56.000
KEKURANGAN 27,350 DOKTER
SUPLAI DOKTER UMUM UNTUK JKN
+ 76.087 dokter lama
+ 6.000 dokter baru/th dari 72 FK

(KMK 81/MENKES,SK/I/2004)
2. Penataan Sistem Rujukan

Menekankan pada 5 M :
- Man : SDM kompetensi dokter
- Machine : Ketersediaan obat dan alkes
- Material : Sarana + prasarana
- Managemen : Tata kelola
- Money : Jasa Medis yang layak dan berkeadilan
DATA DAN FAKTA
Penyakit berbiaya tinggi meningkat, padahal
penyakit2 ini dapat dicegah dan dikendalikan
DATA DAN FAKTA
Menggambarkan sistem pelayanan saat ini yang masih
berorientasi spesialis dan kuratif (PARADIGMA SAKIT)

PROPORSI IDEAL
FKTP MAHAL
Ter
20%
(8.29 T)
tiary
Secondary
50%
Primary care
80% 90% masalah 50%
(33.06 T) kesehatan teratasi
FKRTL
POPULASI
REDISTRIBUSI KEPESERTAAN JKN

Distribusi peserta JKN di FKTP tidak merata & tidak imbang


Sebagian besar terdaftar di puskesmas
Puskesmas over-load
RERATA JUMLAH
JUMLAH JUMLAH PESERTA
JENIS FKTP BIAYA KAPITASI
FKTP PESERTA PER PER
FKTP DOKTER
DPP 4,393 8,316,039 66,512,010,000 1,893
KLINIK POLRI 571 1,135,020 9,930,676,000 1,988
KLINIK PRATAMA 3,020 11,860,475 115,386,725,009 3,927
KLINIK TNI 719 1,547,811 14,291,778,000 2,153
PR GIGI
1,109 4,834,160 9,676,976,000 4,359
PERORANGAN
PUSKESMAS 9,799 116,385,697 631,937,860,833 11,877
RS D PRATAMA 8 7,716 69,563,500 965
TOTAL
(Sumber BPJS) 19,619 144,086,918 847,805,589,342 7,344
Jumlah peserta JKN per 31 Desember 2016 = 170.775.192
DATA & FAKTA DI LAPANGAN

Artinya:
Sebagian besar peserta
tidak menggunakan
haknya / datang ke
puskesmas (960 dari
1000)
Status kesehatan
peserta tidak jelas
Promprev UKP belum
berjalan
Masih Paradigma Sakit

Prinsip promprev UKP:


Meskipun tidak ada hambatan finansial, Subjeknya individu
akses masyarakat ke layanan kesehatan Yang diintervenasi
adalah faktor yg
sangat rendah. Mengapa? melekat di individu tsb
DATA & FAKTA DI LAPANGAN

Rendahnya porsi biaya FKTP,


Ketidakseimbangan antara kapasitas FKTP
dengan jumlah peserta JKN,
menjadi sumber masalah dan berdampak pada
banyak hal:
Menghambat pertumbuhan & persebaran FKTP
Menghambat akses masyarakat
Distribusi pendapatan tidak merata
Menghambat program promotif-preventif
Rujukan tidak terkendali
Pemborosan biaya
dll
PRIORITASKAN PERTUMBUHAN FKTP NONPUSKESMAS

Mengurangi beban pemerintah dan lebih ekonomis.


Implementasinya mudah
Dapat cepat menciptakan lapangan kerja dan
menyebarkan dokter ke seluruh wilayah NKRI
N MEMBANGUN
KETERANGAN MEMBANGUN PRAKTIK MANDIRI
O PUSKESMAS
1 Jumlah POC yang 40.000 40.000
dibutuhkann JKN
2 Peran Pemerintah Masyarakat/Swasta (SKN 2004, 2009)
3 Sumber Pembiayaan Pemerintah Public-Private Partnership
4 Biaya investasi + 80 triliun, Investasi biaya POC yang dikontrak JKN.
@2M per puskesmas Dana 80 triliun dapat digunakan untuk UKM
5 Waktu penganggaran ????/tidak pasti, karena Tingkat kepastian tinggi, 3-5 tahun dapat
sp operasional skala prioritas tiap terlaksana karena terikat kontrak dengan
pemda/pemkot berbeda BPJS
6 Biaya operasional per + 24 triliun plus biaya Sudah tercakup dalam biaya kapitasi. Dana
tahun kapitasi JKN + 24 triliun dapat digunakan untuk
peningkatan program UKM
4. JASA MEDIK DOKTER FKTP YANG LAYAK DAN BERKEADILA

KOMPONEN BIAYA KAPITASI


WAKTU KERJA
BIAYA OPERASIONAL PRAKTIK
(ruangan, personil, material habis
1 pakai, prasarana gedung (telpon, Rp. A
listrik, air), rumah tangga kantor,
marketing, dan lain-lain) Apa standarnya & siapa yang menentukan?
BIAYA HIDUP UNTUK DIRINYA & Hasil Muktamar IDI 2009 Palembang
2 Rp. B
KELUARGA (TAKE HOME PAY) Kompensasi/bulan
BIAYA JAMINAN SOSIAL (tabungan DPU Rp. 12.000.000 17.000.000
3 hari tua/pensiun, asuransi jiwa, Rp. C
asuransi kesehatan, tabungan OP HARUS SEGERA BERSIKAP TENTANG
pendidikan)
REMUNERASI DOKTER
BIAYA MEMELIHARA DAN
MENINGKATKAN KOMPETENSI 1 sumber pendapatan
4 (asuransi malpraktek, lisensi, sertifikasi, Rp. D
registrasi, seminar/pelatihan, jurnal, WAKTU PRIBADI
iuran profesi, dan lain-lain)
(Belum termasuk depresiasi &
amortisasi biaya investasi)
KAPASITAS PESERTA PER DOKTER 5.000
4. KELUHAN BERKENAAN PEMBAGIAN JASMED
( PERMENKES 21 TAHUN 2016 )

Jasa medis adalah untuk medis dan paramedis


Tidak transparan dalam pembagian jasa medis
Jasa medis dikurangi kepentingan puskesmas
Jasa medis dipotong bila sakit aturan ?
Kinerja dokter turun kualitas layanan turun
Sistem remunerasi di FKTP layak dan adil di
FKTP pemerintah dan swasta.
PERMASALAHAN TERKINI DI FKTL

1. Tarif INA CBGs yang sesuai nilai keekonomian


2. Ketersediaan obat dan alkes
3. Reklasifikasi Gruping dan Coding INA CBGs
4. Penyusunan Time Driver Integrated Clinical
Pathway ( TD-ICP )
5. Sosialisasi Panduan Remunerasi IDI
6. Gratifikasi dalam pelayanan JKN
1. TARIF INA CBGs YANG SESUAI NILAI KEEKONOMIAN

Tarif INA CBGs Permenkes 52 dan 64 tahun


2016 dokter sulit berikan layanan bermutu
pasien safety . <<< kesejahteraan dokter .
Perbaikan sistem rujukan dan cakupan
layanan bermutu akan menurun.
Mempertahankan tarif yang sudah bagus :
Mata, THT, urologi dll.
Evaluasi sistematik tarif INA CBGs melibatkan
profesi dan TD-ICP sebagai pembanding.
2. Ketersediaan obat dan alat kesehatan
Kekosongan obat dan alkes turunkan kualitas
layanan dan pasien safety.
Lengkapi obat Fornas di FKTP - 5 M
Ketersediaan obat untuk program PRB
ObatFornas tidak ada di e-cataloq
Faskes swasta tidak dapat mengakses e-cataloq
Ketersediaan obat belajar dari negara2 yg sdh
masuk UHC ( Universal health Coverage )
3. Reklasifikasi Gruping dan Coding INA CBGs

Reklasifikasi dalam kontek ini merupakan


proses melakukan pengelompokan ulang
Diagnosis dan Prosedur dari grouper yang
berlaku saat ini untuk disesuaikan dengan
kondisi lokal
Dalam prosesnya akan melibatkan organisasi
profesi sesuai dengan kompetensi nya
Banyaknya Tindakan yg tidak bisa digruping
masuk kode Z / lain-lain tarif paket rendah.
Reklasifikasi coding dan gruping INA CBGs.
- Selesai pada INA CBGs mata 5 gruping 16
- 2016 : THT, Urolo-Rgi, Psikiatri, paru, gilut
THT : dari 13 gruping menjadi 35 gruping
- Diminta 2 nama untuk masing2 perhimpunan
PIC reklasifikasi gruping dan coding.
- PAPDI, POGI, IDAI, IKABI 2017,
Perhimpunan penunjang : 2018.
- Tahun 2019 : INA CBGs lokal indonesia.
Perubahan Coding INA CBGs mata Pasca Reklasifikasi
4. Penyusunan Time Driver Integrated Clinical Pathway

Sebagai pembanding tarif INA CBGs ekstreme


rendah High Volume, High Price, sophicated
Penghitungan semua unit cost : Investasi alat
dan gedung, BHP, obat dan alkes, laboratorium
Dilakukan semua perhimpunan sesuai kriteria
Dilakukan semua tipe RS dan semua regional
Masukan Profesi pada Kemenkes tarif yang
rendah turunkan kualitas layanan pasien
safety.
5. Sosialisasi Panduan Remunerasi IDI

Tarif Paket INA CBGs dan remunerasi 2 sisi


mata uang.
Pembagian jasa medis dengan berdasar 3 P :
Pay for people,pay performance,pay for people.
Bersifat tailor made sesuai masing masing RS
Sosialisasi ke IDI cabang, wilayah, Persi, ARSI
dan komisi IX, Apkasi penerapan di RSUD dan
RS swasta remunerasi yg layak +berkeadilan
KESIMPULAN

1. Utamakan pasien
2. Penataan sistem rujukan dengan mengedepankan 5 M
3. Prioritaskan pertumbuhan FKTP nonpuskesmas untuk
menciptakan lapangan kerja dengan pendekatan
public-private partnership
4. Redistribusi peserta dari puskesmas FKTP swasta
5. Penyusunan tarif INA CBGs libatkan profesi TD ICP
6. Reklasifikasi gruping INA CBGs kualitas layanan
7. Sosialisasi panduan remunerasi IDI yg layak dan adil
260216/24
BELAJAR DARI TRANSFORMASI KA
KEBERANIAN MENATA INDONESIA MENJADI LEBIH BAIK

20 TAHUN YL TRANSFORMASI KA SAAT INI


LANGKAH JONAS:
UTAMAKAN
PENUMPANG
TEGAKKAN MUTU:
1 penumpang 1 kursi
Tepat waktu
Bersih
AC + Stop kontak
Hanya penumpang
yang boleh masuk

Indikator jelas &


dapat diukur
Gerbong penuh sesak,
toiletpun diisi penumpang Air, sabun, tisu & bak sampah
260216/06

Anda mungkin juga menyukai