Anda di halaman 1dari 20

Oleh:

Rachma Novriesya Mayzura (2011730081)


Pembimbing:
Dr. Samino, Sp.S (K)
ANATOMI

A. Kulit kepala :
SCALP.
Kaya vaskularisasi
Tulang Tengkorak
Terdiri dari kubah (kalvaria)
dan basis kranii

Terdiri dari beberapa tulang


yaitu :
frontal, parietal, temporal dan
oksipital.

Terbagi atas 3 fosa :


Fosa anterior, tempat lobus
frontalis
Fosa media, tempat lobus
temporalis
Fosa posterior, ruang bagi
batang otak bawah dan
serebelum
Lapisan meningen Duramater
Lapisan endosteal
Lapisan Meningeal

Selaput Arakhnoid
Spatium subdural
Spatium
subarakhnoid

Pia mater
melekat erat pada
permukaan korteks
serebri
Cairan
Serebrospinal
Cedera Kepala

Suatu kerusakan pada kepala, bukan


bersifat kongenital ataupun degeneratif,
tetapi disebabkan oleh serangan atau
benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran
yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Cedera Primer Cedera Sekunder

Cedera yang terjadi akibat berbagai


Cedera pada kepala sebagai proses patologis yang timbul
akibat langsung dari suatu ruda sebagai tahap lanjutan dari
paksa, dapat disebabkan benturan kerusakan otak primer, berupa
langsung kepala dengan suatu perdarahan, edema otak,
benda keras maupun oleh proses kerusakan neuron berkelanjutan,
akselarasi deselarasi gerakan iskemia, peningkatan tekanan
kepala. intrakranial dan perubahan
neurokimiawi.
Klasifikasi

Cedera kepala tumpul


Mekanisme
Cedera kepala tembus

Fraktur
Tulang
Morfologi Fokal
Lesi
Difus

Tingkat Keparahan Ringan


Berat
Sedang
Lesi Fokal

intraserebral
Epidural Hematoma Subdural Hematoma
Hematoma
Hematom yang berakumulasi Hematoma subdural (SDH) Biasanya terjadi karena
diantara tulang tengkorak adalah perdarahan yang terjadi cedera kepala berat, ciri
dan duramater, biasanya di antara duramater dan khasnya adalah
disebabkan oleh pecahnya arakhnoid. hilangnya kesadaran
arteri meningeal media.
Gejala Klinis dan nyeri kepala berat
Gejala dan tanda EDH :
Perubahan tingkat kesadar setelah sadar kembali.
Hilangnya kesadaran an, dalam hal ini terjadi
posttraumatik / penurunan kesadaran
posttraumatic loss of
consciousness( LOC) Dilatasi pupil ipsilateral he
secara singkat. matom
Terjadi lucid interval Kegagalan pupil ipsilateral
untuk beberapa jam. bereaksi terhadap cahaya
Keadaan mental yang Hemiparesis kontralateral
kaku (obtundation),
hemiparesis kontralateral,
pupil anisokor.
Tingkat
Keparahan

Ringan Sedang Berat


GCS 15-13 12-9 >8
Tidak ada kehilangan Ada pingsan Terjadinya penurunan
kesadaran, atau jika ada tidak lebih dari 10 kesadaran secara progesif.
lebih dari 10 menit menit.

Gejala Pasien tertidur atau Sakit kepala Perubahan ukuran pupil


kesadaran menurun selama Muntah (anisokoria)
beberapa saat kemudian Kejang Triad cushing ( denyut
sembuh. Amnesia jantung menurn,
Sakit kepala retrogad hipertensi, depresi
Mual dan muntah pernapasan)
Gangguan tidur dan nafsu TIK.
makan yang menurun.
Letargi.
Anamnesis
I. Identifikasi pasien (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan)
II. Keluhan utama, dapat berupa :
Penurunan kesadaran
Nyeri kepala
III.Anamnesis tambahan :
Kapan terjadinya ( untuk: mengetahui onset)
Bagaimana mekanisme terjadinya trauma, bagian tubuh yang terkena dan
tingkat keparahannya ?
Apakah ada pingsan ?
Apakah pernah sadar setelah pingsan ?
Apakah ada nyeri kepala, kejang, mual dan muntah ?
Apakah ada perdarahan dari telinga, hidung dan mulut ?
Riwayat AMPLE : Allergy, Medication (sebelumnya), Past Illness
(penyakit penyerta), Last Meal, Event/Environment yang berhubungan
dengan kejadian trauma
Pemeriksaan fisik
Primary Survey
A. Airway
B. Breathing
C. Circulation
D. Disability
E. Exposure Secondary Survey
Pemeriksaan dari kepala sampai kaki
(head to toe, examination).
Segera setelah status kardiovaskular
penderita stabil, dilakukan pemeriksaan
naeurologis lengkap.
ALGORITMA TRAUMA KEPALA
TRAUMA KEPALA

UGD

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang

Simple Head Injury CKR CKS CKB

Pulang dengan Rawat Neurologi


Perhatian khusus 48-72 jam

Indikasi Indikasi
Operasi (+) Operasi (-)
EDH (-) EDH/SDH (+)
Rawat konservatif
Pulang/ Konsul Neurologi
Sembuh Bedah Saraf (ruang biasa/ICU)
TATALAKSANA Pasien sadar (GCS = 15)
Pada keadaan ini tanpa disertai defisit neurogi, hanya
dilakukan perawatan luka (simptomatik)
Pemeriksaan radiologi hanya atas indikasi

Anda mungkin juga menyukai