Anda di halaman 1dari 37

PBL SKENARIO 3

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA


PEMBIAYAAN KESEHATAN
KELOMPOK A - 12
KELOMPOK A - 15
Ketua : Abiyya Farah Putri (1102013003)
Sekretaris : Bening Irhamna (1102013057)
Anggota : Andhani Putri Kusumaningtyas (1102013024)
Annisa Maharani (1102013036)
Betari Texania Harsa (1102013058)
Dara Mayang Sari (1102013069)
Faisal Muhammad (1102013104)
Indah Aprilyani Kusuma Dewi (1102013132)
Khairul Huda (1102013148)
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikelola
dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang
cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari klinik ini dikunjungi seorang
pasien, Ny. A, 38 tahun dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien
mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan
sering mual, muntah, lemas, cepat lelah dan sesak. Dokter kemudian melakukan
pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan
dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan
terdapat nyeri tekan epigastrium.
Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur
dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja
sama dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang
pilihan pembiayaan persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang
lebih besar.
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Prosedur Pemeriksaan
Standard Klinik Dokter Keluarga

2. Memahami dan Menjelaskan Manajemen Klinik Dokter


Keluarga

3. Memahami dan Menjelaskan Sistem Pembiayaan Klinik


Dokter Keluarga

4. Memahami dan Menjelaskan Peran Dokter dan Mitranya


dalam Pelayanan Dokter Keluarga

5. Memahami dan Menjelaskan Sistem Rujukan

6. Memahami dan Menjelaskan Adab dan Tatacara Dokter


Muslim dalam Menangani Pasien
LI 1. MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN PROSEDUR
PEMERIKSAAN STANDARD
KLINIK DOKTER KELUARGA
Standar Pelayanan Medis
(standard of medical care)

Penegakkan
Pemeriksaan
diagnosis
fisik dan
Anamnesis dan Prognosis Konseling
pemeriksaan
diagnosis
penunjang
banding

Pengobatan Pembinaan
Konsultasi Rujukan Tindak lanjut Tindakan
rasional keluarga
LI.2. MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN MANAJEMEN
KLINIK DOKTER KELUARGA
Fungsi Dasar Manajemen Dokter Keluarga

Planning Organizing Actuating

Controlling Evaluating
1. Manajemen SDM 2. Manajemen Keuangan

Syarat SDM dalam klinik dokter keluarga: a. Pencatatan keuangan


- Dokter: 2
- Bidan: 1 b. Jenis system pembiayaan praktik.
- Asisten analis: 1 (honor)
- Asisten apoteker: 1
- Staf administrasi dan keuangan: 1
- OB: 1

3. Manajemen Material 4. Manajemen Pelayanan


a. Menyelenggarakan pelayanan rawat
A. Ruang tunggu : jalan
B. Kerahasiaan dan privasi b. Menyelenggarakan pelayanan rawat
C. Bangunan dan interior jalan, kunjungan dan perawatan pasien
D. Alat komunikasi dirumah.
E. Papan nama c. Menyelenggarakan pelayanan rawat
F. Peralatan klinik (untuk PF, tindakan, tas jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
dokter utk home visit, obat-obatan) rumah, serta pelayanan rawat inap di
rumah sakit.
LI.3. MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN SISTEM
PEMBIAYAAN KLINIK DOKTER
KELUARGA
Definisi
Biaya kesehatan didefinisikan besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat. (Azrul A., 1996)
Jenis Pembiayaan Kesehatan
1. Sosialis (welfare state).
Negara mempunyai kewajiban penuh untuk memenuhi biaya kesehatan. Bisa juga disebut
tanggungan negara 100%.
2. Liberalis-kapitalis.
Di sini biaya kesehatan diserahkan pada mekanisme pasar atau pemerintah tidak menanggung
biaya kesehatan) sehingga pelayanan kesehatan menjadi berorientasi pada keuntungan
semata.
3. Kombinasi antara sosialis dan kapitalis.
Biaya kesehatan pada negara yang mengacu sistem pembiayaan kombinasi ditanggung oleh
pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Indonesia mengikuti sistem kombinasi dimana pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat
sama-sama menanggung beban pembiayaan kesehatan.
Macam Pembiayaan Kesehatan

1. Biaya pelayanan kedokteran


Untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan
kedokteran. Yakni yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta
memulihkan kesehatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan
kesehatan masyarakat. Yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.
Tujuan Pembiayaan Kesehatan

Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:


1. Mengupayakan kecukupan dan kesinambungan pembiayaan
kesehatan pafa tingkat pusat dan daerah
2. Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan
hambatan pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
terutama kelompok miskin dan rentan melalui pengembangan jaminan
3. Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan
ASURANSI

Suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko
kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban
ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih tetapi
mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.

Unsur-unsur asuransi kesehatan:


ada perjanjian
ada pembelian perlindungan
ada pembayaran premi oleh masyarakat
Jenis-jenis asuransi kesehatan di
Indonesia:
1. Asuransi kesehatan sosial (social health insurance)
- contoh: PT.askes, PT.jamsostek
- Prinsip Kerja:
Keikutsertaannya bersifat wajib
Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya
Iuran/premi berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Idealnya harus dihitung 5% dari
GDP
Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan tenaga
kerja.
Dll
2. Asuransi kesehatan komersial perorangan (private voluntary health insurance) jenis asuransi
ini dapat dibeli preminya baik individu maupun segmen masyarakat kelas menengah keatas.
- Prinsip kerja:
Kepersertaan bersifat perorangan dan sukarela
Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis tanggunganyang
dipilih.
Premi berdasarkan atas resiko
Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal dll
3. Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance) ini merupakan
alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersial
- Prinsip-prinsip dasar:
Keikutsertaan bersifat sukarela berkelompok
Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut
Perhitugan premi bersifat community rating yang berlaku untuk kelompok masyarakat
Tidak diperlukan pemeriksaan awal
LI.4. MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN PERAN DOKTER
DAN MITRANYA DALAM
PELAYANAN KLINIK DOKTER
KELUARGA
Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK)
Komponen sistem, yang sekarang biasa disebut sebagai pemegang saham
(stakeholders), paling tidak terdiri atas:

DPU/DK (Sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Primer)


DSp (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Sekunder)
DSpK (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Tersier)
Dokter gigi
Pihak pendana (Asuransi Kesehatan, Pemerintah, dsb.)
Regulasi (perundangan, Sistem Kesehatan Nasional, dsb.)
Pasien (dengan keluarga dan masyarakatnya)
Farmasi (profesional dan pengusaha)
Staf klinik selain dokter (Bidan, perawat, dsb)
Karyawan non-medis
Kerjasama Dokter
1. Merujuk pasien
2. Bekerjasama dengan sejawat
3. Bekerja dalam tim
4. Mengatur dokter pengganti.
5. Mematuhi tugas
6. Pendelegasian wewenang
Hubungan dokter-Apoteker
Karakteristik partisipan. Yang termasuk karakteristik partisipan adalah faktor
demografi seperti pendidikan dan usia. Contohnya, dokter muda yang sejak awal
dididik untuk dapat bekerja sama dalam tim interdisipliner mungkin akan lebih
mudah menerima konsep hubungan dokter-Apoteker.
Karakteristik konteks. Yang dimaksud adalah kondisi pasien, tipe praktek (apakah
tunggal atau bersama), kedekatan jarak praktek, banyaknya interaksi, akan
menentukan seberapa intensif hubungan yang akan terjalin.
Karakteristik pertukaran. Yang termasuk di sini antara lain adalah: ketertarikan
secara profesional, komunikasi yang terbuka dan dua arah, kerjasama yang
seimbang, penilaian terhadap performance, konflik dan resolusinya. Semakin
seimbang pertukaran antara kedua belah pihak, akan memungkinkan hubungan
kolaboratif yang lebih baik.
LI.5. MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN SISTEM
RUJUKAN
Definisi Rujukan
Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan
tanggung jawab penanganan kasus penyakit yang sedang
ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang sesuai.
Macam-macam Rujukan :
1. Rujukan Medik adalah rujukan masalah kedokteran yang bertujuan
menyembuhkan dan ataumemulihkan status kesehatan pasien, atau sebaliknya
untuk tindak lanjut yg diperlukan.

Rujukan medik dibedakan atas 3 macam:


Rujukan kasus: untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik, dll.
Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen): pengiriman bahan-bahan
pemeriksaanlaboratorium dari strata yang kurang mampu
Rujukan Ilmu Pengetahuan: pengiriman dokter/tenaga kesehatan yg lebih ahli ke strata
yang kurang mampu untuk melaksanakanbimbingan/diskusi atau sebaliknya untuk
pendidikan dan pelatihan.
2. Rujukan Kesehatan adalah rujukan yang menyangkut masalah
kesehatan masyarakat yang bertujuanmeningkatkan derajat kesehatan
dan atau mencegah penyakit yang ada di masyarakat.

Rujukan kesehatan terdiri dari:


- Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan
KLB, penanggulangangangguan kesehatan karena bencana alam,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan.
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan medis,
bantuan obat dsb.
- Rujukan Operasional: pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
penanggulangan masalahkesmas atau penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat
Menurut tata hubungannya

1. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit


pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas
(puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
2. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam
jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan
ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit
umum daerah).
Tata Laksana Konsultasi dan Rujukan

Dasarnya adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati


bersama, dan sistem kesehatan terutama sub sistem pembiayaan kesehatan
yang berlaku.
Konsultasi (McWhinney, 1981):
Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasi
Berkomunikasi secara langsung dengan dokter konsultan (surat, formulir
khusus, catatan di rekam medis, formal/ informal lewat telefon)
Keterangan lengkap tentang pasien
Konsultan bersedia memberikan konsultasi
Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab

Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penderita


sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama
jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.
Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.
Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.
Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan
penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka
waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi
rujukan tidak ikut campur.
LI.6. MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN ADAB DAN
TATACARA DOKTER MUSLIM
DALAM MENANGANI PASIEN
DALAM PANDANGAN ISLAM
Adab-adab yang bersifat khusus

a. Berusaha menjaga kesehatan pasien sebagai konsekuensi amanah dan


tanggung jawabnya dan berusaha menjaga rahasia pasien kecuali
dalam kondisi darurat atau untuk tindakan preventif bagi yang lainnya.
b. Senantiasa menyejukkan hati pasien, menghiburnya dan
mendo'akannya.
c. Hendaknya memberitahukan kepada pasien bahwa yang
menyembuhkan hanya Allah Ta'ala sehingga hatinya bergantung
kepada Allah, bukan kepada dokter.
d. Seorang dokter tidak boleh membohongi pasiennya.
e. Hendaknya profesi dalam bidang kedokteran bertujuan untuk memuliakan
manusia. Oleh karena itu tidak diperkenankan bagi seorang dokter atau
petugas kesehatan lainnya untuk membakar potongan tubuh pasien, namun
hendaknya diberikan kepada sang pasien atau keluarganya untuk dikubur.
f. Seorang dokter, perawat, mantri, bidan, apoteker dan petugas kesehatan
lainnya hendaknya betul-betul meningkatkan dan menekuni pekerjaanya.
g. Profesi dalam bidang pengobatan termasuk pekerjaan yang mulia sehingga
diharapkan bagi para dokter untuk menggapai ridha Allah dalam setiap
aktivitasnya.
h. Memberikan keringanan biaya pasien yang kurang mampu.
Adab dan akhlak yang bersifat umum

Tidak boleh berduaan dengan pasien wanita dalam satu ruangan tanpa ditemani
mahram sang perempuan. Minimal pintu ruangan harus terbuka sehingga terlihat
oleh keluarganya.
Seorang dokter tidak boleh menyalami perempuan yang bukan mahramnya atau
memperbanyak pembicaraan dengannya kecuali untuk kepentingan
pengobatan.
Hendaknya tetap menjaga shalatnya, kecuali dalam kondisi genting maka tidak
mengapa ia menjama' dua shalat.
Hendaknya menjauhi syiar-syiar dan gaya orang kafir, seperti mencukur jenggot,
memanjangkan kumis, isbal, bebas bercakap-cakap dengan dokter atau
perawat wanita.
Daftar Pustaka
Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang.
Departemen Kesehatan RI (1986): Survai Nasional Kesehatan Rumah Tangga tahun
1985/1986, DEPKES RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI (1989): Sistem Kesehatan Nasional, DEPKES RI, Jakarta.
Gani A. Pembiayaan Kesehatan. FKM UI. 1996
Prasetyawati AE. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya.. Diakses melalui:
http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf
Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia. 2010
Sulastomo (1984), Bunga Rempa Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
Sudjoko Kuswadji (1996), Penjaminan Mutu Praktek Dokter Keluarga, Widya Medika, Jakarta.
Tristantoro L. Prinsip-Prinsip Asuransi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kedokteran Dan Residen. FK
UGM.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai