Anda di halaman 1dari 41

Untung Sudharmono

Pengaturan lingkungan dalam tubuh serta


pengaturan kondisi-kondisi statis yang konstan
sangat penting untuk dilakukan.
Organ dan jaringan tubuh berfungsi untuk
membantu mempertahankan kondisi yang
tetap seperti pada pencegahan kehilangan
darah apabila pembuluh darah terputus atau
pecah.
Pengaturan ini dilakukan oleh berbagai
mekanisme yaitu cairan tubuh dan darah.
60% dari berat badan terdiri atas air
Terdapat dalam dua komponen cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler.
Ektraseluler dibagi menjadi dua yaitu interstisial (di
antara sel) dan intravaskular (dalam pembuluh
darah).
2/3 cairan berada dalam intraseluler & 1/3 cairan
berada dalam ekstraseluler (interstisial 65%,
intravaskular 35%).
Ex: seorang dengan berat badan 60 kg memiliki
cairan dalam tubuh 40 liter yang terdiri atas cairan
intraseluler 27 liter dan cairan ekstraseluler 13 liter
(cairan interstisial 8 liter dan cairan intravaskular 5
liter).

Air minum 1500-2000 ml/hari


Makanan 700 ml/hari
Proses metabolisme 200 ml/hari
Jumlah 2400-2900 ml/hari
Ekskresi ginjal (urine) 1400-1900 ml/hari
Ekspirasi pernapasan 350 ml/hari

Melalui kulit: - Keringat 100 ml/hari


- difusi 350 ml/hari
Air dalam feses (tinja) 200 ml/hari
Jumlah 2400-3900 ml/hari
Cairan tubuh merupakan sarana untuk
transpor zat makanan maupun sisa-sisa
metabolisme
membawa nutrisi (komponen makanan) mulai
dari proses absorpsi dan mendistribusikannya
sampai ke tingkat intraseluler di mana nutrisi
akan mengalami proses metabolisme.
Hasil metabolismenya akan didistribusikan ke
seluruh tubuh dan ekskresinya akan
dikeluarkan dari tubuh.
Cairan interstisial: cairan yg berada di antara sel
jaringan.
Cairan intravaskular (plasma): cairan yg berada
dlm pembuluh darah. Cairan ini berisi cairan darah
yg membawa O2 masuk ke dlm jaringan & CO2
keluar dari jaringan.
Cairan limfe: cairan yg berada di dlm pembuluh
limfe. Cairan ini beredar di seluruh tubuh yg
berfungsi mengangkut partikel protein masuk ke
dalam pembuluh darah.
Cairan transeluler merupakan cairan yang berada
di tempat-tempat khusus misalnya cairan otak,
cairan sendi, cairan dalam bola mata, rongga
pleura, dan peritoneum.

Cairan ekstrasel pada sel hidup terutama


interstisial dan plasma merupakan tempat
pengambilan O2,zat nutrisi & pembuang sisa
metabolit serta merupakan lingkungan hidup
yang harus dijaga kelestariannya dengan cara
homeostasis agar sel tetap hidup
Zat yang terlarut dalam cairan tubuh terdiri
atas elektrolit dan nonelektrolit.
Zat nonelektrolit zat terlarut yg tdk terurai
dlm larutan & tdk bermuatan listrik
Elektrolit substansi berupa ion-ion yg
mampu menghantar listrik.
ion-ion bermuatan positif disebut kation & yg
bermuatan negatif disebut anion.
KATION ANION
:K (kalium) CI (klorida)
Na (natrium) HC03 (karbonat)
Ca (kalsium) PO4 (fosfat)
Mg (magnesium) SO4 (sulphat)
Protein
Asam organik
H2O (air)
Dekstrose
Ureum
Kreatinin
Kation utama pada cairan ektraseluler adalah
natrium, sedangkan anion utama adalah
klorida dan bikarbonat.
Pada CIS kalium adalah kation utama dan
fosfat (HPO4=asam metafosfat) adalah anion
utama
Na memegang peranan penting dlm
mengendalikan volume cairan tubuh total,
sedangkan K penting dlm pengendalian vol
sel.
Perbedaan muatan listrik di dlm &di luar
membran sel penting utk menghasilkan kerja
saraf & otot
Perbedaan konsentrasi K & Na di dlm / di luar
membran sel penting utk mempertahankan
perbedaan muatan listrik itu.
Meskipun konsentrasi ion pada tiap bagian
berbeda-beda, hukum netralitas listrik
menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan
negatif harus sama dengan jumlah muatan-
muatan positif dalam setiap bagian
Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan
dalam sel dan di luar sel terutama dengan adanya
natrium. Apabila jumlah natrium dalam CES
meningkat maka sejumlah cairan akan perpindahan
menuju CES untuk keseimbangan cairan.
Mengatur keseimbangan asam basa dan menentukan
pH darah dengan adanya sistem Buffer
Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES
dan CIS maka akan terjadi perpindahan yang -
menghasilkan impuls-impuls saraf dan mengakibatkan
terjadinya kontraksi otot. Fungsi transmisi impuls dari
elektrolit adalah sebagai berikut.
Kalsium: penting dalam fungsi sel untuk depolarisasi
(netralisasi keadaan polar).
Natrium: mempunyai peranan penting dalam
proses osmosis
Kalium: mempunyai peranan penting pada sel
saraf
Magnesium: proses keseimbangan asam dan basa
Karbonat: untuk keseimbangan asam dan basa
Fosfat: membantu enzim dalam metabolisme
karbohidrat
Protein: membantu proses osmose sebagai buffer
keseimbangan asam basa dan membentuk
hemoglobin.
Konsentrasi zat terlarut tertentu dapat
dinyatakan dalam
miligram/desiliter (mg/dl atau mg%),
Milimol/liter (mM/l)
miliekuivalen/liter (mEq/l)
Miliosmol/kl 10 gram atau liter (mOsmol/kl
atau mOsmol/L).
Berat molekul sebuah zat adalah jumlah dari
berat atom dari semua unsur yang terdapat
dalam larutan itu
satu mole (mol) adalah berat molekul (berat
atom) dari sebuah zat yang dinyatakan dalam
gram dan satu milimol adalah 1/1000 mol.
Milimol dapat dipakai untuk semua zat baik
organik maupun anorganik.
Sejumlah mekanisme homeostasis bekerja tidak
hanya untuk mempertahankan konsentrasi
elektrolit dan osmotik dari cairan tubuh, tetapi
juga untuk volume cairan tubuh total.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal
adalah akibat dari keseimbangan dinamis antara
makanan dan minuman yang masuk serta
keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar
sistem organ, antara lain ginjal, sistem
kardiovaskular, kelenjar hipofisis, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenal, dan paru-paru.

Terkumpulnya cairan di dalam jaringan


interstisial atau di dalam berbagai rongga
tubuh lebih dari jumlah yang biasa akibat
gangguan pertukaran cairan dan elektrolit
antara plasma dengan jaringan interstisial.
Edema yang terjadi di seluruh tubuh
dinamakan anasarka.
1. Tekanan darah kapiler
Tekanan darah meningkat sehingga darah seperti
diperas ke jaringan. Hal ini dapat terjadi karena:
bendungan vena cava inferior & vena dalam panggul yg
menyebabkan edema pd kaki misalnya pd ibu hamil. Pada
kasus decompensatio cordis, bendungan bersifat menyeluruh
akibat kegagalan ventrikel jantung memompakan darah dgn
baik shg darah terkumpul pd pembuluh vena / kapiler &
cairan diperas ke jaringan interstisial
dilatasi / pelebaran arteriola: darah dari arteri langsung
mengisi kapiler dlm jumlah yg banyak, pelebaran arteriola
hanya bs setempat spt pd alergi & gigitan nyamuk krn reaksi
setempat terhadap alergen jaringan tubuh setempat utk
melepaskan histamin & melebarkan arteriola.
2. Berkurangnya jumlah protein plasma
Hal ini menyebabkan tekanan osmotik koloid
plasma berkurang sehingga daya tarik cairan
ke arah lumen pembuluh darah berkurang.
Keseimbangan cairan bergeser ke arah
jaringan. Contoh yang sesuai dengan keadaan
ini adalah edema pada penyakit ginjal nefrotik
di mana protein banyak terbuang lewat ginjal
yang rusak, juga pada pasien diet yang kurang
protein dalam jangka lama atau PCM (Protein
Calorie Malnutrition).
3. Bendungan aliran limfe
Bila aliran limfe terbendung pada bagian tubuh
maka mekanisme pengembalian molekul-
molekul besar (protein) yang lolos ke jaringan
dan ke aliran darah (melalui vena sutklavia)
tidak terjadi. Akibatnya molekul-molekul
protein tersebut makin lama makin banyak
terkumpul di jaringan interstisial, tentu saja
akan meningkatkan tekanan koloid osmotik
jaringan, kemudian terjadi penggeseran cairan
ke arah jaringan interstisial lebih banyak dari
biasanya disebut udem (edema).
4. Permeabilitas kapiler yang meningkat
Dinding kapiler bisa berubah menjadi sangat
permeabel pada keadaan tertentu seperti:
pada bagian tubuh yang mengalami luka bakar,
penderita syok dimana secara tiba-tiba permeabilitas
sangat meningkat, plasma berpindah cepat ke
jaringan, volume vaskular menjadi kurang, darah
yang kembali ke jantung berkurang, dan akhirnya
organ-organ vital kekurangan darah;
terkena toksin infeksi kuman sehingga
meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh
darah.
5. Ginjal gagal membuang air
Jumlah air yang masuk seperti biasa, tetapi
pengeluaran air berkurang sehingga
mengakibatkan air terkumpul dalam badan.
Ginjal terlalu banyak mengabsorpsi natrium
dan air karena tingginya hormon aldosteron
yang dikeluarkan oleh korteks adrenal.
Hydrosefalus: penumpukan cairan dalam rongga
kepala.
Glucoma: cairan dalam rongga mata.
Efusipleural: tertumpuknya cairan dalam rongga
pleura.
Efusi perikardial: tertumpuknya cairan dalam lapisan
jantung.
Asites: tertumpuknya cairan dalam rongga perut.
Hidrocel: tertumpuknya cairan abnormal dalam
kantong testis yang sebelumnya rongga itu tidak ada
cairan, cairan ini diproduksi oleh testis itu sendiri.
Kista ovarium: terkumpulnya cairan dalam rongga
ovarium yang se belumnya rongga itu tidak ada cairan,
cairan diproduksi oleh ovarium.
Dehidrasi berarti tubuh terlalu banyak
kehilangan air dan elektrolit (cairan tubuh) dan
biasanya keadaan ini sering kurang disadari.
Istilah dehidrasi pada pengertiannya
mengatakan hanya kekurangan air, padahal
hilangnya air selalu disertai hilangnya
elektrolit.
Hal inilah yang mendasari dibutuhkannya
tindakan yang tepat.
Bila dehidrasi berlangsung lebih lama maka terjadi
penggeseran cairan intraseluler keluar sel dan
untuk mengatasinya memerlukan waktu yang
lama.
Kematian bisa terjadi akibat kehilangan cairan
ekstrasel mencapai 60% atau kehilangan cairan
intraseluler 30%.
Ginjal ikut berperan serta dalam mengatur
pembuangan elektrolit dan pengaturan asam basa,
bila jumlah elektrolit tubuh terlalu banyak akan
terjadi gangguan keseimbangan asam basa.
Berkeringat terlalu banyak: spt di tempat panas yg
tinggi (oven, lokomotif, dan padang pasir) tanpa
pemasukan cairan tambahan sbg pengganti krn
keringat mengandung banyak natrium & klorida.
Muntah-muntah yg hebat: di mana bersama air juga
keluar hidrogen & klorida yg bisa mengganggu
keseimbangan asam basa menjadi alkalosis
(penimbunan basa).
Diare yang hebat: di mana bersama air & elektrolit juga
keluar HCO3 & tjd asidosis bersama dehidrasi.
Diuresis (jumlah air kemih berlebihan): misalnya
karena obat-obat diuretika & beberapa penyakit ginjal.
Kompartemen cairan tubuh yg hilang pertama kali
adalah cairan interstisial disusul dgn pergerakan
pindah dari cairan intravaskular (plasma). Kedua
kompartemen cairan inilah yang paling cepat
berpindahnya.
Keseimbangan asam basa adalah pengaturan
konsentrasi ion-ion hidrogen yang esensial
untuk fungsi normal sel.
Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan sebagai
pH yang memengaruhi enzimatik
permeabilitas sel dan struktur sel.
Peningkatan hidrogen membuat larutan bertambah
asam dan penurunan hidrogen membuat bertambah
basa.
Nilai pH berbanding terbalik dengan hidrogen, jk
hidrogen meningkat maka pH menurun, sebaliknnya
jk hidrogen menurun maka pH meningkat.
Nilai pH yang rendah berarti larutan tsb lebih asam,
sedangkan pH yg tinggi berarti larutan tersebut lebih
alkali (basa).
Air mempunyai pH 7, bersifat netral krn kadar dr
jumlah ion hidrogennya tepat sama dgn jumlah ion
hidroksi (basa). Lebih dr 7 dinamakan basa & kurang
dr 7 dinamakan asam, skala pH berkisar antara 1
(paling asam) s/d 14 (paling basa).
1. Bikarbonat plasma yang rendah
Bikarbonat plasma yang rendah merupakan
tanda khas asidosis metabolik maupun
alkalosis respiratorik. Kedua keadaan tersebut
dapat dibedakan dengan mengukur pH darah
yang menurun pada asidosis metabolik dan
meninggi pada alkalosis respiratorik yang
biasa.
Ditandai dengan berkurangnya bikarbonat
plasma dan asidemia yang beratnya bervariasi.
Kecepatan timbulnya asidosis berkaitan
dengan "gap" (kesenjangan waktu) anion.
Diare yg berat: pengeluaran natrium bikarbonat yg
berlebihan menyebabkan perpindahan sistem buffer
bikarbonat ke sisi asam shg menyebabkan asidosis
metabolik.
Muntah: muntahan isi lambung menyebabkan kehilangan
asam & menimbulkan alkalosis. Muntah isi
gastrointestinalis bagian bawah menyebabkan kehilangan
alkali shg menimbulkan asidosis metabolik.
Uremia: biasa tjd pd penyakit ginjal yg berat, merupakan
kegagalan ginjal dlm membersihkan tubuh dr asam
normal yg terbentuk setiap hari oleh proses metabolik.
Diabetes melitus: kekurangan sekresi insulin oleh
pankreas shg menghalangi penggunaan normal glukosa
utk metabolisme. Lemak dipecah menjadi asam
asetoasetat utk mendapatkan energi pengganti glukosa.
Pada saat bersamaan, konsentrasi asam asetoasetat dlm
cairan ekstrasel meningkat sangat tinggi & sejumlah besar
asam diekskresikan ke dalam urine.
Alkalosis respiratorik disebabkan oleh segala
stimulus selain asidosis yang meningkatkan
ventilasi alveolar dengan mengurangi PaCO2.
Sistem susunan sarf pusat. Penyakit pembuluh
darah otak misalnya meningitis/ensefalitis, tumor
otak, dan lain-lain.
Respirasi. Penyakit pada saluran respirasi misalnya
emboli paru, pneumonia, edema paru stadium awal,
dan lain-lain. Alkalosis respiratorik kronik relatif
jarang terjadi karena sebagian besar keadaan yang
mengakibatkan alkalosis respiratorik (hilangnya
CO2 dalam tubuh) hanya berlangsung singkat.
Keadaan ini biasanya dapat dibedakan
berdasarkan gambaran kliniknya, bila
meragukan dapat dilakukan pemeriksaan pH
darah yang cenderung alkalemik pada
alkalosis metabolik dan asidemik pada asidosis
respiratorik.
Diakibatkan oleh setiap kondisi yang cenderung
meninggikan CO2 plasma total dan bikarbonat plasma.
Alkalosis metabolik peka klorida
Terjadi pd situasi dimana kehilangan klorida melebihi
natrium misalnya muntah-muntah/pengisapan gastrik
klorida hilang bersama ion hidrogen. Krn tdk tersedia
klorida utk direabsorpsi bersama natrium, ginjal
mengabsorpsi natrium bikarbonat shg mperpanjang
masa alkalosis (penimbunan basa).
Alkalosis metabolik resisten klorida
Terjadi bila terdapat stimulasi langsung reabsorpsi
bikarbonat oleh ginjal, biasanya akibat kelebihan
aktivitas mineralokortikoid hiperaldosteronisme
sebagai alkalosis metabolik hipokalemik yg berkaitan
dgn hipertensi & natrium plasma berada di bagian atas
nilai yg masih normal.
Makan obat bersifat alkali berlebihan seperti natrium
bikarbonat utk pengobatan gastritis/ulkus peptikum.
Hilangnya ion klorida akibat muntah berlebihan dr isi
lambung gastrointestinalis bagian bawah shg
menyebabkan hilangnya asam hidroklorida yg
disekresi oleh mukosa lambung shg menimbulkan
pengurangan ion klorida dan .meningkatkan ion
bikarbonat. Keadaan ini juga dilakukan sel tubulus bila
menyekresi ion hidrogen hilangnya asam dr cairan
ekstrasel timbul alkalosis metabolik.
Aldosteron berlebihan: bila aldosteron (hormon
mineralokortikoid) berlebihan disekresi oleh kelenjar
adrenal cairan ekstrasel menjadi agak alkali krn
meningkatnya resorpsi ekstensif ion natrium dr
segmen distal sistem tubulus kemudian meningkatkan
ion hidrogen & pengeluarannya dr cairan ekstrasel shg
menimbulkan alkalosis.
Kelainan klinik memberikan petunjuk
diagnosisnya pada kebanyakan kasus.
Mekanisme terjadinya pada pt dgn kegagalan
ginjal yg menjalani operasi dgn relaksasi otot
adalah kelebihan asam karbonat yg ditandai dgn
peningkatan primer dr PaCO2 (hiperkapnea) shg
terjadi penurunan pH PaCO2 > 45 mmHg dan pH
> 7,35.
Kompensasi ginjal mengakibatkan peningkatan
HCO3 serum. Asidosis respiratorik dpt timbul scr
akut/kronik. Hipoksemia (PaO2 rendah) selalu
menyertai asidosis respiratorik jk pt bernapas dlm
udara ruangan.

Anda mungkin juga menyukai