RYAN SUGIARTO
PUSKESMAS BALONG
CASE REPORT
IDENTITAS PASIEN
Nama : An.R
Umur : 7 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Balong
Tanggal datang : 3 Juni 2017
Anamnesis : Autoanamnesis & Alloanamnesis (Ibu pasien)
Keluhan Utama : Keluar cairan dari telinga kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Px mengeluh nyeri pada telinga kiri sejak 2 hari. Ibu pasien mengatakan
keluar cairan berwarna putih kekuningan. Keluhan ini baru pertama kali
dirasakan. Sebelumnya Px juga selalu memegang telinga kiri dan rewel.
Riwayat panas batuk pilek dirasakan sejak 1 minggu sebelum keluhan.
Nyeri telinga dan panas badan dirasakan berkurang setelah keluar cairan
dari telinga. Tidak ada keluhan pada telinga kanan. Keluhan sakit
tenggorokan, nyeri menelan, suara sengau, benjolan di leher disangkal.
Keluhan berupa telinga berdenging, berdengung ataupun rasa penuh di
telinga disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Px tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Px sering
menderita batuk & pilek. Riwayat trauma, keluar darah
dari hidung, suka mengorek telinga, dan sering
berenang disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini.
Riwayat alergi dan asma pada keluarga disangkal
penderita.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Suhu : 37 C,
Nafas : 24 x/ menit
Nadi : 88 x/ menit
Kelainan Auris
Bagian
Dextra Sinistra
Kelainan - -
Status THT : kongenital - -
Preaurikula
Radang dan tumor - -
Trauma
Kelainan - -
kongenital - -
Aurikula
Radang dan tumor - -
Trauma
Edema - -
Hiperemis - -
Nyeri tekan - -
Retroaurikula
Sikatriks - -
Fistula - -
Fluktuasi - -
Status THT :
dextra sinistra
Kelainan kongenital - -
Kulit Tenang Tenang
Sekret - + (putih)
Serumen - -
Canalis Acustikus
Edema - -
Externa
Jaringan granulasi - -
Massa - -
Cholesteatoma - -
Status THT : Warna putih keabu-
abuan Hiperemis
Intak (+) (-)
Retraksi (-) (-)
Refleks cahaya (+) (-)
Membrana
Perforasi (-) (+)
Timpani
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius,antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Klasifikasi :
Gejala
1. otitis media supuratif
2. otitis media non supuratif ( otitis media serosa, otitis media efusi, otitis media musinosa, otitis
media sekretoria).
Waktu
1. akut
2. kronis
Jenis otitis media spesifik : otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika, otitis media adhesive.
Skema pembagian otitis media
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah kurang dari 3
minggu dengan gejala dan tanda-tanda yang bersifat lokal atau sistemik
dapat terjadi secara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam,
gelisah, mual, muntah, diare, serta otore, apabila telah terjadi perforasi
membran timpani.
ETIOLOGI
1. Bakteri
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang paling sering. Seperti : Streptococcus
pneumoniae (40%), Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella catarhalis (10-15%).
Kira-kira 5% seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic), Staphylococcus
aureus, dan organisme gram negatif.
2. Virus
respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%).
Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus.
Distribusi mikroorganisme yang diisolasi dari cairan
telinga tengah pasien OMA di Pittsburgh Otitis Media
Research Center,
Faktor resiko
Umur
Jenis kelamin
Ras
Faktor genetic
Status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula,
lingkungan merokok
Abnormalitas kraniofasialis kongenital
Status imunologi
Infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas
disfungsi tuba Eustachius
Gejala Klinis
Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut, yaitu:
1. Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
2. Ditemukan adanya tanda efusi. Efusi merupakan pengumpulan cairan di telinga tengah.
Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut, seperti menggembungnya
membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani,
terdapat bayangan cairan di belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari
telinga.
3. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran timpani,
nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
DIAGNOSIS BANDING
Otitis eksterna
Otitis media efusi
Eksaserbasi akut otitis media kronik
Infeksi saluran napas atas
PENATALAKSANAAN
Stadium oklusi tuba : obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik
untuk anak kurang dari 12 tahun atau HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk
anak yang berumur atas 12 tahun pada orang dewasa. Mengobati sumber infeksi lokal
dengan antibiotika bila penyebabnya kuman.
Stadium hiperemis : amoksisilin 50 mg/kgBB/hari 3X1 selama 7 hari, HCl efedrin 0,5
%/1% dalam larutan fisiologik, parasetamol 3x500mg
Stadium supurasi, selain diberikan antibiotik, pasien harus dirujuk untuk melakukan
miringotomi bila membran timpani masih utuh.
Stadium perforasi : ear toilet H2O2 3% selama 3 sampai dengan 5 hari serta
antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan
menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10 hari.
MIRINGOTOMI
Miringotomi ialah insisi pada pars tensa membran timpani, supaya terjadi drainase sekret dari
telinga tengah ke liang telinga luar.
Syarat : harus dilakukan secara dapat dilihat langsung (a-vue) , anak harus tenang sehingga
membran timpani dapat dilihat dengan baik.
Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior.
Indikasi miringotomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat, demam, komplikasi OMA
seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat.
Miringotomi merupakan terapi third-line pada pasien yang mengalami kegagalan terhadap dua
kali terapi antibiotik pada satu episode OMA.
2. Timpanosintesis
merupakan pungsi pada membran timpani, dengan analgesia lokal supaya
mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan.
Indikasi timpanosintesis adalah terapi antibiotik tidak memuaskan, terdapat
komplikasi supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien yang sistem imun tubuh
rendah.
3. Adenoidektomi
efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan efusi dan OMA rekuren,
pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan insersi tuba timpanosintesis,
tetapi hasil masih tidak memuaskan.
KOMPLIKASI