Untuk kepentngan
Pengetahuan (knowledge)
pendidikan prakts,
teori ini kemudian
dikembangkan
Sikap
menjadi 3 ranah
perilaku yaitu
Tindakan (practce)
Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia.
Pengetahuan atau kognitf merupakan domain
yang sangat pentng dalam membentuk tndakan
seseorang (overt behaviour).
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stmulus
atau objek. Dapat disimpulkan bahwa
manifestasi sikap itu tdak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu. Sikap belum merupakan suatu tndakan
atau aktvitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tndakan suatu perilaku.
Alport (1954) yang dikutp Notoatmodjo (2007)
menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3
komponen pokok yaitu:
Adopsi
Proses Adopsi Perilaku
1.Awareness
2.Interest
3.Evaluaton
4.Trial
5.Adopton
Perilaku Kesehatan
Respon seseorang terhadap stmulus atau objek
yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan
faktor-faktor yang memengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) sepert lingkungan, makanan, minuman,
dan pelayanan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan
ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari
penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan
kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan.
Oleh sebab itu perilaku kesehatan ini pada garis
besarnya dikelompokkan menjadi dua yakni
(Notoatmodjo, 2010) :
Pengendalian Teknik
1. Menggant prosedur kerja
2. Menutup atau mengisolasi bahan bahaya
3. Menggunakan otomatsasi pekerja
4. Ventlasi sebaga penggant udara yang cukup
Pengendalian Administrasi
1. Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan istrahat
2. Menyusun peraturan k3
3. Memasang tanda-tanda peringatan
4. Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman
5. Mengadakan dan melakukan pelathan sistem
6. penanganan darurat
Standart Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lampu/penerangan
1. Jika penerangan alam tdak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat penerangan
buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk
pada gang-gang.
2. Lampu-lampu harus aman, dan terang.
3. Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya
apabila lampu mat/pecah.
Ventilasi
1. Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventlasi yang sesuai untuk mendapat
udara segar.
2. Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang dikotori oleh
debu, gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan ventlasi untuk
pembuangan udara kotor.
3. Jika secara teknis tdak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya,
tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-bahaya
tersebut di atas.
Kebersihan
1. Bahan-bahan yang tdak terpakai dan tdak diperlukan lagi harus dipindahkan ke
tempat yang aman.
2. Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan.
3. Peralatan dan benda-benda kecil tdak boleh dibiarkan karena benda-benda
tersebut dapat menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh atau
tersandung (terantuk).
4. Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tdak boleh dibiarkan bertumpuk ditempat
kerja.
5. Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus
dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
6. Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada
tempat penyimpanan semula.
Perlengkapan Keselamatan Kerja
Safety hat
Safety Shoes
Kacamata (goggles)
Masker
Sarung tangan
Safety belt
Penutup telinga
Pelindung Wajah
Keselamatan dan kesehatan kerja pekerja
konstruksi bagian pengelasan
Alat Keselamatan Kerja Pengelasan sesuai
standard
Variable Independent:
Sikap pekerja terhadap
alat keselamatan kerja
Ketersediaan sarana alat
keselamatan kerja
Contoh tokoh masyarakat
tentang alat keselamatan
kerja
Peraturan di tempat
kerja tentang alat
keselamatan kerja
Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Perilaku Tindakan Wawancara Kuesioner Ya = 1 Skala
pekerja para pekerja Tidak = 0 Nominal
terhadap konstruksi
alat dalam
keselamatan memakai
kerja alat
keselamatan
kerja
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Sikap Sikap Wawancar Kuesioner 1. Baik : Skala
pekerja dalam a Median Ordinal
alat keselamata
keselamata n kerja
n kerja bagi para
pekerja di
lingkungan
kerja
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
kerja tempat
tentang alat kerja
keselamata dalam
n kerja memakai
alat
keselamata
n kerja
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmutekniksipil.com/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/keselamatan-dan-kese
hatan-kerja-pekerjaan-pembesian
diakses pada Rabu, 31 Mei 2017 pukul 15.06 WIB
Kaming, PF., Raharjo, F., Yulianto, R. (2011). Komparasi Hasil Pelaksanaan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi. Manajemen Konstruksi.
Universitas Sumatera Utara.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Sarana Untuk Produktivitas: Pedoman Pelatihan Unyuk
Manajer dan Pekerja MODUL LIMA. (2013). ILO Jakarta. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Pedoman Konstruksi dan Bangunan: Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan. (2006). Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Bina Marga. Jakarta
Pedoman Praktis: Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Konstruksi. (2005). ILO
Jakarta. Jakarta