Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK 2

ARUM SARI PRATIWI P3.73.24.3.16.004


BONITA P3.73.24.3.16.007
LINDA KHOLIFATUN S P3.73.24.3.16.019
NAILA FAHIRA P3.73.24.3.16.027
SRI AJENG SYAFILLAH A P3.73.24.3.16.041
VITHA VANDINA O P3.73.24.3.16.044
A. Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi
1. Organ Reproduksi Luar
1. Mons Veneris (Mons Pubis)
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan
bagian yang menutupi tulang kemaluan (simfisis pubis). Bagian
ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan ikat.
2. Labia Majora (Bibir Besar Kemaluan)
Seperti namanya, Bagian ini berbentuk seperti bibir. Labia
Mayora merupakan bagian lanjutan dari mons veneris yang
berbentuk lonjok, menuju ke bawah dan bersatu membentuk
perineum.
3. Labia Minora (Bibir Kecil Kemaluan)
Labia Minora merupakan organ berbentuk lipatan yang
terdapat di dalam Labia Mayora. Alat ini tidak memiliki rambut,
tersusun atas jaringan lemak
4. Klitoris
Klitoris adalah organ bersifat erektil yang sangat sensitif
terhadap rangsangan saat hubungan seksual. Klitoris memiliki
banyak pembuluh darah dan terdapat banyak ujung saraf p
5. Vestibulum
Vestibulum adalah rongga pada kemaluan yang dibatasi
oleh labia minora pada sisi kiri dan kanan, dibatasi oleh klitoris
pada bagian atas, dan dibatasi oleh pertemuan dua labia minora
pada bagian belakang (bawah) nya.
6. Himen (Selaput Dara)
Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang
vagina. Himen ini mudah robek sehingga dapat dijadikan salah satu
aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya
B. Organ reproduksi Dalam
1. Vagina
Vagina adalah muskula membranasea (otot-selaput) yang
menghubungkan rahim dengan bagian luar. Panjang vagina
sekitar 8-10 cm, yang terletak antara kandung kemih dan rektum
dengan dinding yang berlipat-lipat. . Fungsi vagina adalah
sebagai berikut :
sebagai jalan lahir
sebagai tempat dalam berhubungan seksual
sebagai saluran mengalirkan darah dan lendir disaat menstuasi
2. Uterus (Rahim)

Uterus adalah organ berongga berbentuk mirip buah pir


dengan berat sekitar 30 gram, dan disusun dari lapisan0-lapisan
otot. Ruam pada rahim (uterus) berbentuk segitiga yang pada
bagian atasnya lebih lebar. Fungsi Uterus (Rahim) adalah sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Otot uterus (rahim)
bersifat elastis sehingga dapat menyesuaikan dan dapat menjaga
janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan.
3. Tuba Fallopi (Oviduk)

Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubunkan


uterus (rahim) dengan indung telur (ovarium). Fungsi Tuba
Fallopi (Oviduk) adalah sebagai berikut:
Sebagai saluran spermatozoa dan ovum
Sebagai tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum
dapat masuk ke bagian dalam uterus (rahim)
Sebagai penangkap ovum
Dapat menjadi tempat fertilisasi (pembuahan)
4. Ovarium (Indung Telur)
Ovarium (indung telur) adalah kelenjar reproduksi wanita
yang berfungsi untuk menghasilkan ovum (sel telur) dan
penghasil hormon seks utama. Ovarium akan menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam proses
menstruasi.
B. Anatomi Panggul dan Pelvimetri Klinis
1. Anatomi Panggul
Pada tiap persalinan harus diperhatikan 3 faktor penting,
yaitu jalan lahir, janin dan kekuatan yang ada pada ibu.
1.1 Jalan lahir dibagi atas bagian tulang dan bagian lunak.
Bagian tulang terdiri dari tulang-tulang panggul dengan
sendi-sendinya (artikulasio), sedangkan bagian lunak terdiri atas
otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.

5 Tulang-tulang panggul terdiri atas :


- Os Koksa yang terdiri atas Os Ilium, Os Iskium dan Os Pubis
- Os Sacrum
- Os Koksigeus
Secara fungsional panggul terdiri dari 3 bagian :
1. Pintu Atas Panggul (Pelvic inlet)
Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul (pembagian
Cadwell dan Molloy 1933) yang mempunyai ciri-ciri pintu
atas panggul sebagai berikut :
a. Jenis gynaecoid : Panggul paling baik untuk wanita
b. Jenis anthropoid :Bentuk pintu atas panggul seperti
ellips membujur anteroposterior.
c. Jenis android : Bentuk pintu atas panggul hampir
segitiga.
d. Jenis platypelloid : Sebenarnya jenis ini adalah jenis
ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang.
2. Pintu Tengah panggul (Midpelvic)

Midpelvis merupakan bidang sejajar spina ischiadica merupakan


bidang dimensi pelvik terkecil yang menjadi bagian yang penting pada
proses engagement kepala janin. Diameter interspina 10 cm atau lebih,
dan merupakan diameter terkecil dari pelvis. Diameter anteroposterior
melalui level spina ischiadica normalnya berukuran sekurang-kurangnya
11.5 cm.
3. Pintu bawah panggul (Pelvic Outlet)

Pintu bawah panggul tersusun atas 2 bidang datar berbentuk


segi tiga, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah
tubera ossis iskii dengan ujung os sakrum dan bagian bawah simfisis.
Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan
sudut (arkus pubis). Dalam keadaan normal besarnya sudut ini 90 atau
lebih sedikit.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengukuran Pelvimetri
Ada 3 faktor yang mempengaruhi pengukuran pelvimetri radiologis
yaitu:
1. Teknik rontgen
2. Posisi pasien
3. Penempatan bar kalibrasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reliabilitas dan


validitas pelvimetri klinis yaitu faktor pemeriksa dan anatomi panggul.
Faktor pemeriksa menyebabkan variasi antarpemeriksa (inter-observer
variation) yang ditentukan oleh pengalaman pemeriksa.
C. Siklus Hormonal
1. Hormone Estrogen
Disekresi oleh sel-sel trache intravolikel ovarium, korpus latum
dan plasenta, sebagian kecil oleh korteks adrenal. Estrogen
memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH,
dalam beberapa keadaan menghambat sekeresi LH dan pada
keadaan lain meningkatkan LH.
2. Hormone Progesterone
Hormone ini dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, yang
bertanggungjawab atas perubahan endometrium dan perubahan
siklik dalam serviks dan vagina.
3. FSH (follicle stimulating hormone)
FSH berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan
kematangan folikel atau sel telur dalam ovarium dan juga
berpengaruh pada peningkatan hormon estrogen pada wanita.
4. LH (luteinizing hormone)
LH bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi
estrogen dari folikel de graff. LH juga menyebabkan penimbunan
substansi dari progesterone dalam sel granulosa.
5. Prolaktin (luteotropin, LTH)
Hormon ini berfungsi untuk memulai dan mempertahankan
produksi progesterone dari corpus luteum dan memproduksi ASI.

6. Hormon Gonadotropik
Hormon ini merangsang perkembangan folikel de graaf di
dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di dalam testis.
7. Oksitosin
Fungsi :
Sebagai pencetus kontraksi. Hormon ini bekerja untuk memaksa
rahim agar berkontraksi sehingga terjadi persalinan.
Menumbuhkan rasa cinta ibu terhadap bayinya.
Membantu proses persalinan.
8. BHCG (Beta Human Corionic Gonadotropin)
Fungsi :
Menjadi indikator untuk dideteksi oleh alat tes kehamilan melalui
air seni.
Mempertahankan kehamilan sehingga janin bisa menempel dalam
rahim ibu
9. HPL (Human Placental Lactogen)
Hormon yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan
hormon protein.
Fungsi :
Merangsang pertumbuhan janin.
Menyebabkan perubahan dalam metabolisme tubuh.
Berperan penting dalam produksi ASI

10. Prostaglandin
Produksinya meningkat pada akhir kehamilan. Dihasilkan
oleh rahim. Berfungsi meningkatkan kontraksi uterus.
D. Siklus Menstruasi
Menstruasi dimulai pada pubertas sekitar usia 11-12 dan kembali
terjadi pada interval sekitar 28 hari sampai menopause pada sekitar 45-
50 tahun.
Hal ini dikontrol oleh kedua hormon hipofisis anterior:
Fase Proliferatif (Pra-ovular) : Durasi sekitar 14 hari. Aktifitas
hormonal estrogen disekresi oleh folikel ovarium di bawah pengaruh
FSH.
Fase Sekretorik (Pasca-ovular) : Durasi sekitar 13 hari. Aktivitas
hormonal Progesteron dan sedikit estrogen dihasilkan oleh korpus
luteum dalam ovarium. Bila ovum tidak dibuahi, korpus luteum
mengerut, dan sejak sekitar hari ke-22, jumlah progesteron yang
disekresi mulai menurun.
Fase Menstruasi : Waktu Normal 4-5 Hari
Aktivitas Hormonal : jumlah progesteron dalam darah menurun.
Endokrin mengalam i degenerasi,sekresi kelencjar dikelyuarakan,dan
kapiler yang tidak di sokong pecah dan berdarah. Komposisi cairan
menstruasi :
Darah
Sekresi dari kelenjar
Degenerasi Endometrium
Sekresi dari kelenjar servik
Cairan vagina
E. Proses Konsepsi
Konsepsi adalah pertemuan antara ovum matang dan sperma
sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini dapat
terjadi jika terpenuhi beberapa kretaria yaitu sebagai berikut :
1. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang
tepat.
2. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat
ovulasi.
3. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat
selama ejakulasi.
4. Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai,
melakukan penetrasi dan sampai akhirnya membuahi ovum.
Kesimpulan

Organ reproduksi adalah sebuah perawalan suatu individu untuk


melanjutkan regenerasi, ovarium menghasilkan ovum kemudian
menuju tuba volopi,kemudian ovum bertemu dengan sperma lalu
terjadilah proses pembuahan.organ fisiologi pada wanita terbagi
menjadi dua bagian yaitu internal (mons pubis,,labia minora,labiya
mayora,vestibulum,klitoris,hymen) dan eksternal (vagina,uterus,,tuba
valopi,ovarium ),tulang panggul terdiri atas 3 jenis ( panggul
atas,panggul tengah,panggul bawah ), proses konsepsi adalah
pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat yang
memungkinkan terjadinya kehamilan.
Daftar Pustaka
Hanifa, Prawirodihardjo.2002.Ilmu Kebidanan . Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono.
Ari Sulistyawati,Wonosobo.2002 .Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan.Jakarta:Salemba Medika
Gibson John,2003,fisologi dan anatomi moderen untuk perawat edisi 2
Ganong W.F,1987,fisiologi kedokteran edisi 10

Anda mungkin juga menyukai