Anda di halaman 1dari 32

Laporan kasus Flame burn grade II

14,5% of the face, right arms and


the body
Fuad Akbar I11107002
Irma Pryuni Ainanda I11109008
Yulisa Handayani I11109016
Identitas

Nama :Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Jl. Yos Sudarso kel.
Kuala Singkawang
Barat
Tanggal MRS : 13 April 2015
Anamnesis
Riwayat penyakit
sekarang
Luka bakar
Pasien datang dengan keluhan
luka bakar akibat tersambar api
saat membakar rumput dengan
bensin 1,5 jam SMRS. Pasien
tidak mengenakan baju saat
terkena api. Pasien diolesi
Keluhan utama dengan oli dan dibawa ke
RSUD Abdul Aziz Singkawang.
Primary survey

Breathing :
Inspeksi : Pengembangan dada
kanan = kiri, RR: 18x/menit
Palpasi : krepitasi (-/-) Circulation :
Airway : bebas Perkusi : sonor di seluruh Nadi : 92x/menit
lapang paru TD: : 130/80 mmHg
Auskultasi : Suara nafas
dasar vesikuler (+/+)/ Suara
tambahan (-/-)

Disability : GCS E4V5M6, pupil Exposure: suhu 37C , jejas (+)


isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya lihat status lokalis
(+/+) normal, lateralisasi (-)
Secondary survey

Kulit : jejas (+) lihat status lokalis


Kepala : normocephali, jejas (+) lihat status lokalis
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Mulut : tidak ada kelainan

Tenggorok : tidak ada kelainan


Leher : tidak ada kelainan
Dada : jejas (+) lihat status lokalis
Abdomen : jejas (+) lihat status lokalis
Ekstremitas : jejas (+) lihat status lokalis
Genitalia : tidak ada kelainan
Status lokalis
Regio thoraks-
Regio facial-colli :
abdomen anterior
flame burn grade II
: flame burn grade
3 % , bulla (+)
II 7 % , bulla (+)

Regio humeri-
antebrachii (D):
flame burn grade II
5 % , bulla (+)
Hasil pemeriksaan laboratorium
Leukosit : 17.200 sel/ l
Trombosit : 220.000 sel/ l
Hb: 15,1 mg/dL
Ht : 41,6%
Glukosa : 134 mg/dL
Creatinin : 0,3 mg/dL
Ureum : 12,9 mg/dL

Golongan darah : O
Bleeding time : 250
Clotting time : 535
HbsAg: non reaktif
HIV: non reaktif
Diagnosis

Flame burn grade II 14,5% of the face,


right arms and the body
Terapi/tatalaksana
IVFD NaCl 20 tpm
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Inj. Ceftriaxone 1 gram/12 jam
Inj. Tetagam 250 IU IM

Rencana nekrotomi
debridement dan perawatan
luka setiap 2 hari sekali
Diet tinggi kalori tinggi protein
Pemasangan foley catheter
Program/rencana pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan
albumin

Rawat luka tertutup


setiap 2 hari sekali
Prognosis

Ad vitam : bonam Ad
functionam : bonam Ad
sanactionam: bonam
luka bakar akibat terkena api yang
berasal dari bensin

Primary survey : baik

Secondary survey
flame burn grade II dengan:
bulla (+) yang ditemukan pada regio facial 3%,
thorax-abdomen anterior 7%,
dan humeri-antebrachii dextra 5%.
Infeksi
Luka bakar umumnya tidak steril
Leukosit : 17.200 sel/ l Kontaminasi pada kulit mati merupakan
Trombosit : 220.000 sel/ l medium yang baik untuk pertumbuhan
Hb: 15,1 mg/dL kuman, akan mempermudah infeksi
Ht : 41,6% Kuman penyebab infeksi pada luka bakar,
Glukosa : 134 mg/dL selain berasal dari kulit penderita sendiri,
Creatinin : 0,3 mg/dL juga dari kontaminasi kuman saluran napas
atas dan kontaminasi lingkungan RS
Ureum : 12,9 mg/dL
Golongan darah : O infeksi biasanya disebabkan oleh kokus
gram positif yang berasal dari kulit sendiri
Bleeding time : 250
atau saluran napas, tetapi kemudian dapat
Clotting time : 535 terjadi invasi kuman gram negatif seperti
HbsAg: non reaktif Pseudomonas aeruginosa yang dapat
HIV: non reaktif menghasilkan endotoksin protease dan
toksin lain yang berbahaya
Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari
warna hijau pada penutup kassa luka bakar.
Pada pasien ditemukan bula yang berwarna kemerahan
dan terasa nyeri pasien mengalami luka bakar
derajat dua
Luka bakar derajat dua
Derajat 2a atau superficial partial thickness yaitu kerusakan
mengenai epidermis dan sebagian luar dermis, kulit tampak
merah muda, berbula, basah dan terasa nyeri
Pada luka bakar derajat 2b atau deep partial thickness,
kerusakan yang terjadi mencapai sebagian besar lapisan dermis.
Kulit tampak pucat dengan bercak merah darah dan tidak nyeri
lagi.
Jenis luka bakar

api Air panas listrik kimia matahari

Flame Scald Electrical Chemical sunburn


burn burn burn burn
Derajat luka bakar

kerusakan hanya terbatas pada lapisan paling superfisial yaitu lapisan


epidermis eritema, bulla (-), hipersensitif sunburn
1
mengenai epidermis dan sebagian luar dermis Kulit tampak merah muda,
berbula, basah dan terasa nyeri sel epitel folikel rambut, kelenjar keringat &
2a sebaseus masih banyak

kerusakan mencapai sebagian besar lapisan dermis. Kulit tampak pucat dengan
bercak merah darah dan tidak terasa nyeri (hipestesi)
2b
seluruh ketebalan kulit habis terbakar Kerusakan mencapai jaringan di
bawah kulit sampai ke otot bahkan tulang Kulit terlihat keabu-abuan atau
3 hitam, tidak terasa nyeri lagi, tidak ada lagi epitel yang tersisa
Luka bakar derajat dua mencapai kedalaman dermis, tetapi
masih ada epitel sehat yang tersisa
Sisa elemen epitel tersebut, misalnya
sel epitel basal
kelenjar sebasea luka dapat sembuh sendiri
kelenjar keringat dalam dua sampai tiga minggu
dan pangkal rambut.
Gejala yang timbul adalah nyeri, gelembung, atau bula yang
berisi cairan eksudat.
Apabila kulit terbakar atau terpajan suhu tinggi, pembuluh
kapiler di bawahnya, area sekitarnya dan area yang jauh
sekalipun akan rusak dan menyebabkan permeabilitasnya
meningkat.
Terjadilah kebocoran cairan intrakapiler ke interstisial
sehingga terjadi edema dan bula yang banyak mengandung
elektrolit yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Beratnya luka bakar tergantung pada dalam, luas, dan letak
luka
Pada pasien ditemukan luka bakar derajat 2 dengan luas
15% sehingga termasuk dalam luka bakar sedang
Berat/kritis
Derajat 2 lebih dari 25%
Derajat 3 lebih dari 10% atau terdapat di muka, kaki,
tangan
Luka bakar disertai trauma jalan napas atau jaringan lunak
luas, atau fraktura
Luka bakar akibat listrik

Sedang
Flame burn grade 2, Derajat 2 15-25%
Luas luka 15% Derajat 3 kurang dari 10%, kecuali muka, kaki, tangan

Ringan
Derajat 2 kurang dari 15%
Pasien datang setelah 1,5 jam terjadinya luka bakar.
Sebelum di bawa ke RSAA, pasien disiram atau diolesi oli
dengan tujuan mendinginkan kulit yang terkena api
Hal ini justru dapat memicu tumbuhnya kuman di area
luka bakar dan menyebabkan infeksi.
Pada dasarnya, untuk mendinginkan luka pada luka bakar
yang luas, air dingin (suhu ideal 15) dapat disiramkan pada
tubuh untuk mencapai suhu normal

menghentikan proses koagulasi protein sel di jaringan


yang terpajan suhu tinggi yang akan terus berlangsung
walaupun api dipadamkan, sehingga destruksi tetap meluas.
Luka bakar

Peningkatan
permeabilitas kapiler Rumus Baxter yang dipakai pada pasien ini yaitu luas
luka bakar dalam persen x berat badan dalam kg x 4
ml larutan Ringer
15% x 65kg x 4ml = 3900mL larutan Ringer
Kebocoran cairan
intrakapiler -Hari I : 3900mL
8 jam pertama separuh dari total, yaitu 1950 mL
habis dalam 8 jam atau 80tpm.
16 jam kedua, sisanya yitu 1950mL habis dalam 16
Dehidrasi jam atau 40 tpm.

- Hari II : 1950mL habis dalam 24 jam atau 27 tpm.

Rehidrasi
Pemberian cairan dapat ditambah misalnya penderita
dalam keadaan syok atau jika dieresis kurang. Status
hidrasi penderita luka bakar harus dipantau terus-
menerus. Keberhasilan pemberian cairan dilihat dari
dieresis normal yaitu sekurang-kurangnya 1000-1500
ml/24 jam atau 1 ml/kgBB/jam dan 3 ml/kgBB/jam pada
pasien anak. (Hasibuan dan Bisono, 2010). Warna merah
atau coklat pada urin mengindikasikan hemoglobin atau
mioglobin, yang berasal dari cedera otot.
Untuk mengontrol output urin, dan untuk
mengontrol fungsi ginjal, maka perlu dilakukan
pemasangan foley catheter.
pemasangan foley catheter Pemberian cairan dapat
ditambah misalnya penderita
dalam keadaan syok atau jika
dieresis kurang
Untuk mengontrol output urin, Status hidrasi penderita luka
dan untuk mengontrol fungsi bakar harus dipantau terus-
ginjal menerus
Keberhasilan pemberian cairan
dilihat dari dieresis normal
sekurang-kurangnya 1000-1500
ml/24 jam
atau 1 ml/kgBB/jam
Warna merah atau coklat pada
urin mengindikasikan
hemoglobin atau mioglobin,
yang berasal dari cedera otot.
Antibiotik spectrum luas diberikan untuk mencegah
infeksi, sehingga pada pasien diberikan ceftriaxone 1
gram/12 jam. Untuk mengatasi nyeri dapat diberikan
antinyeri seperti ketorolac 30 mg/8 jam. Ketorolac
merupakan golongan obat antiinflamasi non steroid
(OAINS) yang memiliki fungsi analgesik dan antiinflamasi.
Mekanisme kerjanya sebagai inhibitor nonselektif pada
sintesis prostaglandin dan tromboksan dengan
menghambat enzim cyclooxygenase. Selanjutnya diberikan
pencegahan tetanus dengan ATS atau tetagam dengan
dosis 250 IU intramuskular.
1 g/12 jam
ceftriaxone Antibiotik spectrum luas

30 mg/8 jam

ketorolac
golongan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) yang memiliki fungsi analgesik dan
antiinflamasi
Sebagai inhibitor nonselektif pada sintesis prostaglandin dan tromboksan dengan
menghambat enzim cyclooxygenase.

ATS atau pencegahan tetanus dengan ATS atau tetagam dengan dosis 250 IU

tetagam
intramuskular

50 mg/12 jam
Stress atau beban faal serta hipoperfusi daerah splangnikus pada penderita luka bakar berat

Ranitidin
dapat menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum yang dikenal
sebagai tukak curling atau stress ulcer
Aliran darah di lambung berkurang, sehingga terjadi iskemia mukosa.
ila keadaan ini berlanjut dapat timbul ulkus akibat nekrosis mukosa lambung yang dapat
menyebabkan penyulit perdarahan seperti hematemesis atau melena
Luka bakar derajat dua yang menyisakan elemen epitel
berupa kelenjar sebasea, kelenjar keringat, atau pangkal
rambut, dapat diharapkan sembuh sendiri, asal dijaga
supaya elemen epitel tersebut tidak hancur atau rusak
karena infeksi
Pada luka yang lebih dalam perlu diusahakan secepat
mungkin untuk membuang jaringan kulit yang mati dan
memberi obat topical yang daya tembusnya tinggi sampai
mencapai dasar jaringan mati
Ada beberapa jenis obat yang dianjurkan seperti golongan
silver sulfadiazine dan MEBO (moist exposure burn
ointment), antibiotik dapat diberikan dalam bentuk sediaan
kasa (tulle), perawatan luka dapat dilakukan secara
terbuka ataupun tertutup
Pada pasien dilakukan perawatan luka tertutup dengan
tujuan untuk mencegah kontaminasi luka
Debridement diusahakan sedini mungkin untuk
membuang jaringan mati dengan jalan eksisi tangensial.
Silver sulfadiazine bersifat bakteriostatik, mempunyai
daya tembus yang cukup, efektif terhadap semua kuman,
tidak menimbulkan resistensi dan aman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai