Anda di halaman 1dari 14

Tugas Bioetik

Skenario 8
1. Bagaimana konsep islam tentang asuransi?
Adapun dalam bahasa Arab, disebut at-
Ta'min. Sedangkan asuransi syariat yang
didasarkan kepada akad tabarru'at dinamakan
at-Ta'min at-Ta'awuni (asuransi ta'awun) atau at-
Ta'mien at-Tabaaduli.
PENGERTIAN ASURANSI TA'AWUN
ATAU AT-TA'MIEN AT-TA'AWUNI
Asuransi ta'awun adalah bergeraknya
sejumlah orang yang masing-masing sepakat untuk
mengganti kerugian yang menimpa salah seorang
dari mereka sebagai akibat resiko bahaya tertentu,
dan itu diambil dari iuran, yang setiap dari mereka
telah bersepakat membayarnya. Ini adalah akad
tabarru' yang bertujuan saling membantu, dan
bukan bertujuan untuk perniagaan ataupun
mencari keuntungan. Sebagaimana juga bahwa
akad ini tidak mengandung riba, tidak bersifat
spekulasi, gharar dan perjudian.
Misal:
ada satu keluarga atau sejumlah orang membuat
shunduq, lalu mereka menyerahkan sejumlah uang,
yang nantinya, dari sejumlah uang yang terkumpul
itu digunakan untuk ganti rugi (sebagai
pertanggungan) kepada anggotanya yang
mendapatkan musibah (bahaya, resiko).
Apabila uang yang terkumpul tersebut tidak
menutupinya, maka menambahkan iuran menutupi
kekurangannya. Apabila berlebih setelah ditunaikan
ganti rugi (pertanggungan) tersebut, maka
dikembalikan lagi kepada masing-masing
anggotanya, atau dijadikan modal untuk masa yang
akan datang.
karekteristik asuransi ta'awun sebagai
berikut:
1. Tujuan asuransi ta'awun, ialah murni takaful dan
ta'awun (saling tolong-menolong) dalam
menutup kerugian yang timbul dari bahaya dan
musibah.
2. Akad asuransi ta'awun adalah akad tabarru'.
Sebagaimana nampak dalam hubungan antara
nasabah (anggotanya), jika dana yang tersedia
kurang, maka mereka menambah. Dan bila
lebih, mereka pun memiliki hak untuk meminta
kembali sisanya.
3. Landasan pemikiran asuransi ta'awun, ialah berdasarkan
pada pembagian kerugian bahaya tertentu atas sejumlah
orang. Setiap orang memberikan saham dalam membantu
menutupi kerugian tersebut di antara mereka. Sehingga
seseorang yang ikut serta dalam asuransi ini saling bertukar
dalam menanggung resiko bahaya di antara mereka.
4. Pada umumnya, asuransi ta'awun berkembang pada
kelompok yang mempunyai ikatan khusus dan telah lama,
seperti kekerabatan atau satu pekerjaan (profesi).
5. Pemberian ganti rugi (pertanggungan) atas resiko bahaya
yang diambil dari shunduq (simpanan) asuransi yang ada,
jika tidak mencukupi maka adakalanya meminta tambahan
dari anggota, atau mencukupkan dengan menutupi sebagian
kerugian saja.
2. Konsep asuransi yang ditawarkan selama ini,
apakah sesuai dengan islam? Jelaskan
Dalam Perundang-Undangan Negara Indonesia,
sebagai perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Demikian asuransi yang umumnya berlaku, dan
dikenal dengan asuransi konvensional (at-Ta'min at-
Tijaari) yang dilarang mayoritas ulama.
Beberapa pandangan atau pendapat lain
mengenai asuransi ditinjau dari fiqh Islam.
1. Asuransi itu haram dalam segala macam
bentuknya, temasuk asuransi jiwa
2. Asuransi konvensional diperbolehkan
3. Asuransi yang bersifat sosial di perbolehkan
dan yang bersifat komersial diharamkan
1. Asuransi itu haram dalam segala macam
bentuknya, temasuk asuransi jiwa
Asuransi sama dengan judi
Asuransi mengandung ungur-unsur tidak pasti.
Asuransi mengandung unsur riba/renten.
Asurnsi mengandung unsur pemerasan, karena pemegang
polis, apabila tidak bisa melanjutkan pembayaran
preminya, akan hilang premi yang sudah dibayar atau di
kurangi.
Premi-premi yang sudah dibayar akan diputar dalam
praktek-praktek riba.
Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang
tidak tunai.
Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis, dan sama
halnya dengan mendahului takdir Allah.
2. Asuransi konvensional diperbolehkan

Tidak ada nash (al-Quran dan Sunnah) yang melarang


asuransi.
Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak.
Saling menguntungkan kedua belah pihak.
Asuransi dapat menanggulangi kepentingan umum, sebab
premi-premi yang terkumpul dapat di investasikan untuk
proyek-proyek yang produktif dan pembangunan.
Asuransi termasuk akad mudhrabah (bagi hasil)
Asuransi termasuk koperasi (Syirkah Taawuniyah).
Asuransi di analogikan (qiyaskan) dengan sistem pensiun
seperti taspen.
3. Asuransi yang bersifat sosial di perbolehkan
dan yang bersifat komersial diharamkan
Alasan kelompok ketiga ini sama dengan kelompok pertama
dalam asuransi yang bersifat komersial (haram) dan sama pula
dengan alasan kelompok kedua, dalam asuransi yang bersifat
sosial (boleh). Alasan golongan yang mengatakan asuransi
syubhat adalah karena tidak ada dalil yang tegas haram atau
tidak haramnya asuransi itu.
Tinggalkan hal-hal yang meragukan kamu
(berpeganglah) kepada hal-hal yagn tidak
meragukan kamu. (HR. Ahmad).
Wallahu alam bis showab.

Anda mungkin juga menyukai