Definisi Malnutrisi : "Ketidakseimbangan seluler antara pasokan nutrisi dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi spesifik." (WHO) Istilah kekurangan energi-protein (KEP) berlaku untuk sekelompok kelainan terkait yang meliputi marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor Etiologi Penyebab tak langsung: kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi menderita penyakit infeksi cacat bawaan menderita penyakit kanker Penyebab langsung: ketersediaan pangan rumah tangga perilaku dan pelayanan kesehatan Kemiskinan pendidikan rendah Patofisiologi Secara umum, marasmus adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Akibatnya, tubuh menjadi sangat kurus. Assesment (Penilaian) Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Status gizi BB/TB WHO 2006
Obesitas > +3
Overweight > +2 hingga +3 SD
Normal +2 SD hingga -2 SD
Gizi kurang < -2 SD hingga -3 SD
Gizi buruk < -3 SD
Diagnosis Anamnesa Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak kurus, atau berat badannya kurang. Kurang/tidak mau makan, sering menderita sakit berulang. Pemeriksaan Fisik Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus Perubahan mental, cengeng Kulit kering, dingin dan mengendor; keriput Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang Otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas Kadang-kadang terdapat bradikardia Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya Kriteria diagnosis: Terlihat sangat kurus BB/TB <-3 SD Lingkar lengan atas <11,5 cm Pemeriksaan Penunjang Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin Tes mantoux Radiologi (dada AP dan lateral) EKG Tatalaksana Pemberian formula dan makanan pada anak gizi buruk sesuai dengan fase sebagai berikut: 1. Fase Stabilisasi Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5 g/KgBB/hari. ASI tetap diberikan pada anak yang masih mendapatkan ASI. 2. Fase Transisi Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan dari F-75 menjadi F-100. Diberikan makanan formula 100 (F-100) dengan asupan gizi 100-150 KKal/kgBB/hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari. 3. Fase Rehabilitasi Diberikan makanan seperti pada fase transisi yaitu F-100, dengan penambahan makanan untuk anak dengan BB < 7 kg diberikan makanan bayi dan untuk anak dengan BB > 7 kg diberikan makanan anak. Asupan gizi 150-220 KKal/kgBB/hari dan protein 4-6 g/kgBB/hari. 4. Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah) Setelah anak pulang dari rawat inap, anak tetap dikontrol secara berkala melalui kegiatan Posyandu atau kunjungan ke Puskesmas. Lengkapi imunisasi yang belum diterima, berikan imunisasi campak sebelum pulang. Anak tetap melakukan kontrol (rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan II satu kali/ 2 minggu, selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke-6. Tumbuh kembang anak dipantau oleh tenaga kesehatan Puskesmas pengirim sampai anak berusia 5 tahun. Jadwal pengobatan dan perawatan anak gizi buruk: Hal-hal penting yang harus diperhatikan: Jangan berikan Fe sebelum minggu ke-2 (Fe diberikan pada fase stabilisasi) Jangan berikan cairan intravena kecuali syok atau dehidrasi berat Jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase stabilisasi Kriteria Pemulangan dari Ruang Rawat Inap Criteria sembuh bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis. Anak dapat dipulangkan bila memenuhi criteria pulang sebagai berikut: Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif BB/PB atau BB/TB > -3 SD Komplikasi sudah teratasi Ibu telah mendapat konseling gizi Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan Komplikasi Rentan terhadap infeksi, khususnya sepsis, pneumonia, dan gastroenteritis. Hipoglikemia Defisiensi vitamin a dan seng Hambatan pertumbuhan permanen Malnutrisi adalah ketidakseimbangan seluler antara pasokan KESIMPULAN nutrisi dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi spesifik. Faktor penyebab gizi buruk dapat berupa penyebab tak langsung seperti kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Dalam mendiagnosa marasmus, diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat. Dalam anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan berat badan yang tidak bertambah. Penatalaksanaan marasmus perlu dilakukan secara tepat agar tidak muncul komplikasi yang tidak diinginkan. Tatalaksana marasmus melalui empat fase, yaitu fase stabilisasi, fase transis, fase rehabilitasi, dan fase lanjutan.