Anda di halaman 1dari 19

Gizi Buruk Tipe Marasmus

Pembimbing: dr. Terapul Tarigan, Sp.A


Definisi
Malnutrisi : "Ketidakseimbangan seluler antara
pasokan nutrisi dan energi dengan kebutuhan
tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan
fungsi spesifik." (WHO)
Istilah kekurangan energi-protein (KEP) berlaku
untuk sekelompok kelainan terkait yang
meliputi marasmus, kwashiorkor, dan
marasmus-kwashiorkor
Etiologi
Penyebab tak langsung:
kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang
dikonsumsi
menderita penyakit infeksi
cacat bawaan
menderita penyakit kanker
Penyebab langsung:
ketersediaan pangan rumah tangga
perilaku dan pelayanan kesehatan
Kemiskinan
pendidikan rendah
Patofisiologi
Secara umum, marasmus adalah asupan energi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Akibatnya, tubuh menjadi sangat kurus.
Assesment (Penilaian)
Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan
berat badan (BB) menurut panjang badan (PB)
atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB).
Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai
acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak
kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk
anak lebih dari 5 tahun.
Status gizi BB/TB WHO 2006

Obesitas > +3

Overweight > +2 hingga +3 SD

Normal +2 SD hingga -2 SD

Gizi kurang < -2 SD hingga -3 SD

Gizi buruk < -3 SD


Diagnosis
Anamnesa
Keluhan yang sering ditemukan adalah
pertumbuhan yang kurang, anak kurus, atau
berat badannya kurang.
Kurang/tidak mau makan, sering menderita
sakit berulang.
Pemeriksaan Fisik
Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat
sangat kurus
Perubahan mental, cengeng
Kulit kering, dingin dan mengendor; keriput
Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit
berkurang
Otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas
Kadang-kadang terdapat bradikardia
Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak
sehat yang sebaya
Kriteria diagnosis:
Terlihat sangat kurus
BB/TB <-3 SD
Lingkar lengan atas <11,5 cm
Pemeriksaan Penunjang
Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin
lengkap, feses lengkap, elektrolit serum, protein
serum (albumin, globulin), feritin
Tes mantoux
Radiologi (dada AP dan lateral)
EKG
Tatalaksana
Pemberian formula dan makanan pada anak gizi buruk
sesuai dengan fase sebagai berikut:
1. Fase Stabilisasi
Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan
gizi 80-100 KKal/kgBB/hari dan protein 1-1,5
g/KgBB/hari. ASI tetap diberikan pada anak yang
masih mendapatkan ASI.
2. Fase Transisi
Pada fase transisi ada perubahan pemberian makanan
dari F-75 menjadi F-100. Diberikan makanan formula
100 (F-100) dengan asupan gizi 100-150
KKal/kgBB/hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari.
3. Fase Rehabilitasi
Diberikan makanan seperti pada fase transisi
yaitu F-100, dengan penambahan makanan
untuk anak dengan BB < 7 kg diberikan
makanan bayi dan untuk anak dengan BB > 7 kg
diberikan makanan anak. Asupan gizi 150-220
KKal/kgBB/hari dan protein 4-6 g/kgBB/hari.
4. Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah)
Setelah anak pulang dari rawat inap, anak tetap
dikontrol secara berkala melalui kegiatan Posyandu
atau kunjungan ke Puskesmas. Lengkapi imunisasi
yang belum diterima, berikan imunisasi campak
sebelum pulang. Anak tetap melakukan kontrol
(rawat jalan) pada bulan I satu kali/ minggu, bulan
II satu kali/ 2 minggu, selanjutnya sebulan sekali
sampai dengan bulan ke-6. Tumbuh kembang anak
dipantau oleh tenaga kesehatan Puskesmas
pengirim sampai anak berusia 5 tahun.
Jadwal pengobatan dan perawatan
anak gizi buruk:
Hal-hal penting yang harus diperhatikan:
Jangan berikan Fe sebelum minggu ke-2 (Fe
diberikan pada fase stabilisasi)
Jangan berikan cairan intravena kecuali syok
atau dehidrasi berat
Jangan berikan protein terlalu tinggi pada fase
stabilisasi
Kriteria Pemulangan dari Ruang
Rawat Inap
Criteria sembuh bila BB/TB atau BB/PB > -2 SD dan
tidak ada gejala klinis. Anak dapat dipulangkan bila
memenuhi criteria pulang sebagai berikut:
Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan
aktif
BB/PB atau BB/TB > -3 SD
Komplikasi sudah teratasi
Ibu telah mendapat konseling gizi
Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama
2 minggu berturut-turut
Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan
dapat dihabiskan
Komplikasi
Rentan terhadap infeksi, khususnya sepsis,
pneumonia, dan gastroenteritis.
Hipoglikemia
Defisiensi vitamin a dan seng
Hambatan pertumbuhan permanen
Malnutrisi adalah ketidakseimbangan seluler antara pasokan
KESIMPULAN
nutrisi dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi spesifik. Faktor
penyebab gizi buruk dapat berupa penyebab tak langsung
seperti kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang
dikonsumsi. Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai
acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun
dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.
Dalam mendiagnosa marasmus, diperlukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang tepat. Dalam anamnesis biasanya
pasien datang dengan keluhan berat badan yang tidak
bertambah.
Penatalaksanaan marasmus perlu dilakukan secara tepat agar
tidak muncul komplikasi yang tidak diinginkan. Tatalaksana
marasmus melalui empat fase, yaitu fase stabilisasi, fase
transis, fase rehabilitasi, dan fase lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai