Ratio: wanita: pria 3: 1 Duktus menutup beberapa minggu sesudah lahir, tertunda pada bayi premature yang terkena RDS Karena tekanan aorta > tekanan arteri pulmonaris, maka terjadi pirau (shunt) kiri-ke- kanan. Sesudah beberapa waktu bising menjadi kontinu Ukuran duktus mempengaruhi perjalanan klinisnya KLINIS PDA Nadi lebih mudah diraba karena tekanan nadi besar. Bisingnya Khas: awalnya ejeksi sistolik yang keras, Kemudian: bising sampai melewati BJ II, menempati BJ sepanjang fase diastolik bising tipe sistolo-diastolik Pada PDA besar pirau kiri-ke-kanan bertambah gagal jantung timbul umur 2 4 bulan. Pada PDA besar tanpa gagal jantung berat, masih mungkin terkena: Infeksi saluran pernafasan berulang Perkembangan motorik terlambat Tampak lebih lemah daripada bayi lain. TATALAKSANA Pada neonatus biasanya observasi saja Kalau timbul gagal jantung / RDS beri digoksin & diuretik Obat inhibitor prostaglandin sintetase (Indomethasin) mungkin bermanfaat Gagal jantung dapat dikendalikan dengan digoksin & diuretik sampai umur 6 bulan Jika 6 bulan PDA tidak menutup spontan dilakukan ligasi PDA kalau kecil atau operasi ASD Tiga Tipe ASD Defek Ostium Sekundum Defek Ostium Primum Foramen Ovale Persisten DEFEK OSTIUM SEKUNDUM Paling sering terjadi, biasanya tidak bergejala. Pada dada di sisi parasternal terlihat heave (gerakan menonjol/timbul), dari kelibihan beban pada Ventrikel kanan. Bunyi Jantung II terpecah, melebar dan menetap (tidak berubah selama inspirasi & ekspirasi) Pada daerah pulmonal terdengar bising ejeksi sistolik (karena tambahnya aliran darah pulmonal) Pada daerah sternum bawah terdengar bising mid- diastolik (tambahnya aliran darah melalui katup trikuspid.) PEMERIKSAAN PENUNJANG EKG: deviasi aksis ke kanan (90 sampai 160), disertai bundle branch block parsial menunjukkan beban pada Ventrikel kanan. X-ray Dada: Jantung besar karena pembesaran Ventrikel kanan Arteri Pulmonaris jelas sekali disertai peningkatan corak pembuluh darah pulmonari. Aorta tampak kecil. Ekokardiogram: Dilatasi Ventrikel kanan, Gerakan sepatum interventrikulaer ke arah terbalik tetapi ukuran Atrium kanan normal. VSD PJB yang paling sering terjadi Defeknya biasanya terletak pada daerah membranosa atau ventrikuler atas tetap dibawa katub aorta. Bising mungkin tidak ada pada hari-hari pertama sesudah lahir Tetapi bersamaan dengan menurunnya resistensi vaskular paru normal, terjadi pirau (shunting) dari Venrikel kiri ke Ventrikel kanan. Pirau ini menambah beban pada Ventrikel kanan sampai; Jantung kelebihan beban sehingga terjadi gagal jantung, takpnea, gagal tumbuh dll Kongesti paru, sehingga paru-paru lebih rentan terhadap infeksi: bronkitis & pneumonia (paru-paru basah) KLINIS VSD Kardiomegali Bising pansistolik keras dan getar bising pada sela iga ke4 kiri. Bising pengaliran pada pertengahan periode diastolik (mid-diastolic flow murmur) pada apeks jantung. Bunyi jantung II keras jika terdapat hipertensi pulmonal. Tanda-tanda gagal/payah jantung, jika ada. PEMERIKSAAN PENUNJANG EKG: Voltase biventrikuler meningkat & pelebaran Atrium kiri X-ray Dada: Jantung membesar secara umum. Corakan pembuluh darah paru-paru meningkat Ekokardiografi: Pembesaran Atrium kiri, Ventirkel kiri & Ventrikel kanan serta Arteri pulmonaris. TATALAKSANA Gagal jantung : Digoksin biasanya Setelah umur 1 tahun biasanya terjadi perbaikan spontan. Hipertensi pulmonal: Kalau VSD tidak mengecil secara spontan atau anak VSD mengalami payah jantung lama, terjadinya resistensi vascular paru secara progresif. Tanda hipertensi pulmonal: P2 keras, bising melemah, perubahan pada gambaran Xray Dada & EKG menunjukkan adanya dominasi sisi kanan. Defek tetap besar. Pada evaluasi 1 - 2 tahun, bila tekanan pulmonal = tekanan sistemik, perlu bedah.