Oleh :
MUNZIRUL AKBAR S.KED
PRESEPTOR:
Dr HARDI YANIS, Sp.PD FINASIM
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
RSUD DATU BERU
TAKENGON
2017
Kolesistitis (radang kandung
empedu) adalah reaksi inflamasi
akut dinding kandung empedu
yang disertai keluhan nyeri
perut kanan atas, nyeri tekan
dan demam. Hingga kini
patogenesis penyakit yang
cukup sering dijumpai ini masih
belum jelas.1
DEFINISI
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KANDUNG EMPEDU
Kandung empedu (vesica fellea) adalah
kantong berbentuk buah pear yang terletak
pada permukaan visceral hepar
Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus,
dan collum
Pembuluh arteri kandung empedu adalah A.
cystica, cabang A. hepatica kanan. V. cystica
mengalirkan darah langsung ke dalam vena
porta.
NEXT...
sekresi
sekresi ke
ke dalam
dalam jaringan
jaringan
kanalikuli
kanalikuli
duktus
duktus hepatikus
hepatikus kanan
kanan dan
dan kiri
kiri
Empedu
Empedu dibentuk
dibentuk dalam
dalam lobulus
lobulus duktulus
duktulus biliaris
biliaris ,duktus
,duktus biliaris
biliaris yang
yang berlanjut
berlanjut sebagai
sebagai duktus
duktus
hati
hati cabang
cabang vena
vena porta
porta dan
dan arteri
arteri hepatikus
hepatikus komunis
komunis
hepatika
hepatika dalam
dalam traktus
traktus porta
porta yang
yang
terletak
terletak antara
antara lobulus
lobulus hati
hati
Asam
Asam empedu
empedu primer
primer yang
yang telah
telah
sekresikan
sekresikan ke
ke duodenum
duodenum akanakan
direabsorpsi
direabsorpsi kembali
kembali di
di ileum
ileum ampulla
ampulla Vater
Vater masuk
masuk ke
ke duodenum
duodenum duktus
duktus koledokus
koledokus
terminalis kemudian memasuki
terminalis kemudian memasuki
aliran
aliran darah
darah portal
portal dan
dan diambil
diambil
cepat
cepat oleh
oleh hepatosit,
hepatosit,
20%
20% empedu
empedu intestinal
intestinal tidak
tidak
konjugasi
konjugasi ulang
ulang dan
dan disekresi
disekresi direabsorpsi
direabsorpsi di ileum,
di ileum, yang
yang
ulang
ulang ke dalam empedu (sirkulasi
ke dalam empedu (sirkulasi kemudian
kemudian dikonjugasi
dikonjugasi oleh
oleh bakteri
bakteri
enterohepatik),
enterohepatik), kolon
kolon menjadi
menjadi asam
asam empedu
empedu
sekunder
sekunder
stasis
cairan
empedu
Penyebab utama kolesistitis
akut adalah batu kandung
empedu (90%) sedangkan
sebagian kecil kasus (10%)
timbul tanpa adanya batu
empedu (kolesistitis akut
Patofisiolog akalkulus)
i
iskemia
dinding infeksi
kandung kuman
empedu
Trauma atau luka bakar yang serius, dengan periode pascapersalinan yang
menyertai persalinan yang memanjang dan dengan operasi pembedahan besar Kolesistitis
nonbiliaris lainnya dalam periode pascaoperatif. akalkulus
Faktor lain yang mempercepat termasuk vaskulitis, adenokarsinoma yang
mengobstruksi kandung empedu, diabetes mellitus, torsi kandung empedu
Penyakit sistemik lainnya (sarkoidosis, penyakit kardiovaskuler, sifilis,
tuberkulosis, aktinomises).
E. Coli, spesies Klebsiella, Streptococcus grup D, spesies Staphylococcus dan Infeksi
spesies Clostridium. kuman
Endotoxin hilangnya lapisan mukosa, perdarahan, perlekatan fibrin,
iskemia nekrosis dinding kandung empedu.
Batu kandung
Menyumbat duktus sistikus stasis cairan empedu distensi kandung empedu empedu
aliran darah dan limfe menjadi terganggu iskemia dan nekrosis dinding
kandung empedu
Hilang timbul
Nyeri perut
sebelah kanan
atas Kadang
menjalar ke
punggung/bahu
Demam
GEJALA KLINIS
Mual, muntah
Kuning
DIAGNOSIS
Anamnesis : nilai gejala klinis yang muncul
Pemeriksaan fisik
Generalisata
RegioAbdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Pemeriksaan penunjang
Foto polos abdomen
Tidak dapat memperlihatkan gambaran kolesistitis. 15
% pasien kemungkinan dapat terlihat batu radiopak
Gambaran kalsifikasi diffus dari kandung empedu
(empedu porselain) keganasan pada kandung
empedu.
Ultrasonografi (USG)
memprlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding
kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstra
hepatik.
Nilai kepekaan dan ketepatan USG mencapai 90 95%.
Gambaran di USG yang pada kolesistitis akut
cairan perikolestik, penebalan dinding kandung
empedu lebih dari 4 mm dan tanda sonographic
Murphy.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk nyeri perut kanan
atas yang tiba tiba, perlu dipikirkan seperti
penjalaran nyeri saraf spinal, kelainan organ
di bawah diafragma seperti appendiks yang
retrosekal, sumbatan usus, perforasi ulkus
peptikum, pankreatitis akut, pielonefritis
dan infark miokard. Pada wanita hamil
kemungkinannya dapat preeklampsia,
appendisitis dan kolelitiasis. Pemeriksaan
lebih lanjut dan penanganan harus dilakukan
segera karena dapat mengancam nyawa ibu
dan bayi.8
TATALAKSANA
Terapi konservatif
istirahattotal,
perbaiki status hidrasi pasien,
pemberian nutrisi parenteral, diet ringan,
koreksi elektrolit,
obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan
antispasmodik.
Pemberian antibiotik pada fase awal sangat
penting untuk mencegah komplikasi seperti
peritonitis, kolangitis dan septisemia.
Golongan ampisilin,
sefalosporin dan metronidazol
cukup memadai untuk
mematikan kuman kuman
yang umum terdapat pada
kolesistitis seperti E. Coli,
Strep. faecalis dan Klebsiela,
namun pada pasien diabetes
dan pada pasien yang
memperlihatkan tanda sepsis
gram negatif, lebih dianjurkan
pemberian antibiotik
kombinasi.
Berdasarkan rekomendasi Sanford, dapat
diberikan ampisilin/sulbactam dengan dosis 3
gram / 6 jam, IV, cefalosporin generasi ketiga
atau metronidazole dengan dosis awal 1 gram,
lalu diberikan 500 mg / 6 jam, IV. Pada kasus
kasus yang sudah lanjut dapat diberikan
imipenem 500 mg / 6 jam, IV.
1 hari ini
DARAH RUTIN
HASIL RADIOLOGI
Distribusi udara sampai ke distal
kolon
Tak tampak bayangan opaq
sepanjang tractus urinarius, banyak
fecal mass
Psoas line tampak normal
Preperitonealfat line simetris kanan
kiri
Tulang vertebrae dan pelvis intak
Kesan: Tak tampak kelainan
radiologic pada foto polos
Abdomen/BNO ini.
FOTO POLOS
ABDOMEN/BNO
HASIL RADIOLOGI
Interpretasi hasil USG :
Liver : Ukuran, permukaan dan echo parenkim
homogen, tip tidak tumpul, tidak tampak SOL, bile duct
dan vascular intrahepatik dalam batas normal
Galbledder : Penebalan pada dinding, tak tampak echo
atau batu
Pancreas dan Spleen : Dalam keadaan normal
Kidney Dextra : Ukuran normal, echocortex medulla
normal, tak tampak dilatasi pelvocalyceal system, tak
tampak batu ataupun masa
Kidney Sinistra : Ukuran normal, echocortex medulla
normal, tak tampak dilatasi pelvocalyceal system, tak
tampak batu ataupun masa
Vesica Urinaria : Permukaan licin, dinding tak tampak
menebal, tak tampak echo batu maupun massa, tak
tampak cairan bebas cavum abdomen maupun pleura
DAFTAR ABNORMALITAS
8 januari 2016 ( hari 3 )
S: Nyeri ulu hati (+) , rasa menyesak (+), demam (+), mual muntah(-)
Menggigil (-) BAK (+) BAB (-)
O: KU: Sedang GCS: E4V5M6
TD: 130/80 mmHg
HR: 80 x/i
RR: 18 x/i
T: 36,7o C
Pf : Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)
Thorax: I: Simetris (+)
P: Stem fremitus (+)
P : Sonor (+/+)
A : vesicular (+) rhonky basah (-/-), suara tambahan bronkial (-/-)
Abdomen: Peristaltik (+) Extremitas: edema (-) Nyeri tekan pada region hypocondriaca
dekstra (+)
A/ Cholesystitis
Th/ Bed rest
O2 3 lilter/menit
Diet M II Rendah Garam
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam
inj Omeperazole vial/12 jam
Inj Ketorolac 30 mg / 12 jam
Sucralfat tab 3x1
Ambroxol tab 3x1
Metronidazole 1 amp/8 jam
p/ lanjutkan terapi
9 januari 2017 ( hari 4)
S : Nyeri ulu hati (+) , rasa menyesak (+), demam (+), mual muntah(-)
Menggigil (-) BAK(+) BAB(-)
O : KU: Sedang GCS: E4V5M6
TD: 120/80 mmHg
HR: 96 x/i
RR: 22 x/i
T: 36,7o C
Pf : Mata : : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (-/-)
Reflek cahaya (+/+)