Anda di halaman 1dari 13

Clostridium tetani

Eliyana yunita sari


14.125
Clostridium tetani

Kingdom :Bacteria
Division :Firmicutes
Class :Clostridia
Order :Clostridiales
Family :Clostridiaceae
Genus :Clostridium
Species :Clostridium tetani
Morfologi

Clostridium tetani adalah bakteri berbentuk


batang lurus.
Berukuran panjang 2-5 mikron dan lebar 0,3-0,5
mikron.
Bersprora. Bentuk sporanya lebih besar dari pada
selnya, dan letaknya terminal (diujung)
menyerupai sendok. Bentuk sporanya dapat
betahan hidup sampai bertahun-tahun. Spora
dari Clostridium tetani resisten terhadap panas
Bentuk khas seperti drum stick
Anaerobik Obligat
Gram (+) positif
Kuman ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja
manusia dan binatang.
Clostridium tetani termasuk bakteri gram positif anaerobic berspora,
mengeluarkan eksotoksin.
Eksotoksin:
Melisiskan sel darah
Tetanolysyn
merah

Mempengaruhi saraf
Tetanospasmin
kejang(spasmus)

Perkiraan dosis mematikan minimal dari kadar toksin (tetanospamin)


adalah 2,5 nanogram per kilogram berat badan .
Masa inkubasi sekitar 4-5 hari hingga beberapa minggu. makin pendek masa inkubasi
makin buruk prognosis.
Infeksi terjadi di dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana
anaerob.
Jenis-jenis luka yang sering menjadi tempat masuknya kuman Clostridium tetani
sehingga harus mendapatkan perawatan khusus adalah:
Luka-luka tembus pada kulit atau yang menimbulkan kerusakan luas
Luka bakar tingkat 2 dan 3
Luka-luka di bawah kuku
Ulkus kulit yang iskemik
Luka bekas suntikan narkoba
Bekas irisan umbilicus pada bayi
Endometritis sesudah abortus septic
Abses gigi
Abses dan luka yang mengandung bakteri dari tinja yang sudah terinfeksi
Kuman menginfeksi melalui luka bakar, trauma,
maupun jahitan pembedahan tempat spora
masuk. Sehingga spora tersebut akan berkembang
dan menyebabkan tumbuhnya organisme vegetatif
dari kuman tersebut yang dapat menghasilkan
eksotoksin.

Tetanospamin yang dihasilkan pada mulanya akan


berikatan dengan reseptor di membran presinaptik
motorneuron, kemudian akan bermigrasi melalui
sistem transpor aksonal ke badan sel neuron
lainnya sampai ke medula spinalis dan batang
otak.
Toksin akan mendegradasi sinaptobrevin (protein
yang dibutuhkan untuk menghambat vesikel
neurotransmitter pada membran presinaptik)
sehingga motorneuron tidak dapat diinhibisi dan
menyebabkan spasme otot.
Penyebaran Toksin
Toksin yang dikeluarkan oleh Clostridium tetani menyebar dengan
berbagai cara, sebagai berikut :
Masuk ke dalam otot
Toksin masuk ke dalam otot yang terletak dibawah atau sekitar luka,
kemudian ke otot-otot sekitarnya dan seterusnya secara ascenden melalui
sinap ke dalam susunan saraf pusat.
Penyebaran melalui sistem limfatik
Toksin yang berada dalam jaringan akan secara cepat masuk ke dalam
nodus limfatikus, selanjutnya melalui sistem limfatik masuk ke peredaran
darah sistemik.
Penyebaran ke dalam pembuluh darah.
Pada manusia sebagian besar toksin diabsorbsi ke dalam pembuluh darah.
Toksin tidak masuk ke dalam susunan saraf pusat melalui peredaran darah karena
sulit untuk menembus sawar otak. Sesuatu hal yang sangat penting adalah toksin
bisa menyebar ke otot-otot lain bahkan ke organ lain melalui peredaran darah,
sehingga secara tidak langsung meningkatkan transport toksin ke dalam susunan
saraf pusat.

Toksin masuk ke susunan saraf pusat (SSP)


Toksin masuk kedalam SSP dengan penyebaran melalui serabut saraf, secara
retrograd toksin mencapai SSP melalui sistem saraf motorik, sensorik dan
autonom.

Spasme otot mulanya terjadi di area cedera yang terinfeksi, kemudian ke otot-
otot rahang (trismus, sehingga mulut tidak dapat terbuka), lalu perlahan otot
volunter lain akan terkena spasme.
Sel Saraf
a. Dendrit
Fungsi : menerima rangsang dari
lingkungan, sel epitel
sensoris, atau dari neuron lain

b. Badan sel
Fungsi : pusat nutrisi untuk seluruh sel
saraf, dan dapat menerima
rangsang
c. Akson
Fungsi : menghantarkan impuls ke sel
lain (sel saraf, otot, kelenjar)
Sinaps
Sinaps adalah hubungan tempat akson atau bagian lain dari satu sel
saraf (sel presinaps) berakhir pada dendrit, soma atau akson dari
neuron yang lain, atau pada keadaan2 tertentu,pada sel otot atau sel
kelenjar (sel postsinaps).
Transmisi di sebagian besar hubungan sinaps bersifat kimiawi : impuls
di akson presinaps menimbulkan pelepasan neurotransmitter seperti
asetil kolin atau serotonin.
Ketika rangsang / impuls mencapai terminal
akson (presinaps) merangsang ion kalsium
untuk masuk kedalam membran plasma.
Terbentuk vesikel-vesikel berisi
neurotransmitter yang di hantarkan ke
sinaps melalui proses eksositosis.
Lalu, neurotransmitter melewati chanel ion
di post-sinaps neuron
Penghancuran asetilkolin oleh enzim
asetilkolinesterase yang bertujuan untuk
mencegah berlanjutnya perangsangan otot
kembali setelah serabut otot dipulihkan
dari permulaan potensial aksi.

Anda mungkin juga menyukai