PARU-PARU
Sel-sel radang berisi eksudat jernih, bakteri >>>, lekosit, netrofil, makrofag
1. Menurut anatomis
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobularis (bronkhopneumonia ) mrpkn jenis
pneumonia tersering pada bayi dan anak kecil
Pneumonia interstisialis
2. Menurut etiologis
Bakteria : pneumonia pneumococcus, p. diplococcus, p.
streplococcus, dsb
Virus : virus influensa, adenovirus, dsb
Jamur : histoplasma capsulatum, dsb
Aspirasi : makanan, kerosen, cairan amnion.
lanjutan
E. Epidemiologi
- Pneumococcus merupakan penyebab utama pneumonia
- Angka kejadian tertinggi pada usia kurang dari 4 tahun, dan
mengurang dgn meningkatnya usia anak
- Pneumonia labaris hampir semua disebabkan oleh pneumococcus
terjadi pada anak yang agak besar
- Bronchopneumonia lebih sering terjadi pada anak kecil dan bayi
G. Pemeriksaan laboratorium
2. Perawatan
a. Observasi
1). Kaji kondisi anak/(K), apakah ada tarikan dinding dada kedlm
2). Apakah terdengar stridor
3). Apakah terdengar ronching
4). Apakah kesadannya menurun
5). RAba, apakah demam
6). Apakah ada tanda-tanda gizi buruk
b. Tanyakan pada ibu (yang mengasuh)
1). Usia anak
2). Apakah ada batuk, berapa lama
3). Apakah anak dapat minum
4). Apakah ada kejang
5). Apakah ada demam
a). Untuk usia < 2 tahun : anak tdk dapat minum jika sama
sekali tak mampu minum atau sangat lemah u/ minum atau
sering muntah sehingga tak ada yang ditelan
b). Untuk usia 2 bulan 5 tahun tak mau minum jika tak
dapat minum sama sekali
c). Berikan terapi keperawatan secara kolaborasi atau sesuai
program
d). Berikan promkes tentang cara perawatan anak : cara
kompres hangat jika shb panas, cara pemberian minum,
makan, dan pentingnya makanan pada anak, serta cara
pemberian obat
Pengkajian
Tanda dan gejala yang sering muncul
D. Disability (kemampuan)
- Kesadaran : sadar/ menurun (bingung/ samnolen)
- Kemampuan : lemah/ letih
- Aktifitas terganggu karena sesak dan batuk.
E. Environment ( lingkungan): orientasi terhadap
lingkungan (orang, waktu dan tempat) baik/ menurun
F. Fluids (status cairan) :
- Turgor kulit : jelek
- Kehilangan nafsu makan, mual/muntah
- Distensi abdomen dan hiperaktif bunyi usus
- Kulit dan mukosa kering
- Tampak kurus
- Berkeringat banyak, menggigil, gemetar.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d banyaknya
sekresi trakhea bronchial, pembentukan edema antara
kapiler dan alveolus
b. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran
alveolar dan kapasitas pembawa oksigen darah
c. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d kurangnya masukan
d. Intoleransi aktifitas b.d perubahan fungsi pernafasan
e. Resiko gangguan volume cairan b.d demam dan
dispnea
f. Kurang pengetahuan keluarga tentang program
pengobatan dan tindakan preventif
RENCANA KEPERAWATAN
Rencana
- Bantu anak untuk batuk efektif (pada anak > 3 tahun)
- Berikan inhalasi uap mukolitik sesuai program therapi,
lakukan postural drainase untuk mobilisasi sekret
- Lakukan suction pada anak yang tidak dapat
mengeluarkan sekret
- Berikan air minum hangat sesuai dengan kebutuhan
- Berikan antibiotik sesuai dengan program therapi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau respon anak/klien terhadap therapi
Lanjutan
Diagnosa keperawatan no.2
Tujuan : pertukaran gas lancar
Kriteria hasil :
- Tidak sesak
- Tidak dispnea, sianosis
- Nadi 60-100 x/menit
- Anak/ klien tenang
- Kesadaran baik
Rencana :
- Observasi TTV, terutama pernafasan
- Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas
- Observasi warna kulit, membran mukosa, kuku dan sekitar mulut
dan hidug.
- Kaji status mental
- Pertahankan waktu istirahat anak/ klien
- Kolaborasi pemberian oksigen, pemeriksaan AGD
lanjutan