Anda di halaman 1dari 25

PLASENTA PREVIA

KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH :

AGUNG
DIANA NOVITA
NISA DFRIL WAHYUNI
NURYADI
NURYANI
SELVI MEGA OKTAVIA
SITI NURAZIZAH
Plasenta previa adalah kondisi ketika
sebagian atau seluruh plasenta menutupi
mulut rahim. Plasenta atau ari-ari akan
terbentuk dan menempel pada dinding
rahim saat seorang wanita hamil. Organ ini
terhubung dengan bayi melalui tali pusar
yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen
dan nutrisi untuk bayi, sekaligus untuk
membuang zat-zat sisa dari darah bayi
Patofisiologi plasenta previa

Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi pada


segmen bawah Rahim sedemikian rupa sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari oeustum uteri interna.
(Sarwono,2006)
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau
uterus, namun jika sebagian atau seluruh organ plasenta
melekat pada segmen bawah uterus diketahui sebagai plasenta
previa. Karena segen merentang selama kehamilan lanjut dan
persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran
anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus menyebabkan
perdarahan.
Lanjutan
Perdarahan antepartum akibat plasenta
previa terjadi sejak usia kehamilan 20 minggu
saat segmen bawah uterus telah terbentuk
dan mulai melebar serta menipis. Umumnya
terjadi pada trimester ketiga karena segmen
bawah uterus mengalami perubahan yaitu
pelebaran segmen bawah uterus dan
pembukaan serviks menyebabkan sinus
uterus robek karena terlepas dari dinding
uterus atau karena robekan plasenta.
Perdarahan terjadi karena serabut otot
segmen uterus tidak mampu berkontraksi
seperti pada plasenta normal.
E I
T I O L O G

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat factor predisposisi
yang menyebabkan plasenta previa, yaitu multiparitas, usia ibu lanjut, kehamilan
multiple, riwayat kelahiran sesar sebelumnya, dan riwayat plasenta previa
sebelumnya (Barbara,2005). Menurut Hutahean (2009), beberapa factor resiko
yaitu jumlah kehamilan sebelumnya, usia ibu hamil,operasi Caesar sebelumnya,
kehamilan dengan janin lebih dari satu, riwayat tindakan medis yang dilakukan
pada uterus seperti kuretase, corpus luteus beraksi lambat, sehngga endometrium
belum siap menerima hasil konsepsi, dan konsepsi serta nidasi lambat.
komplikasi

Plasenta previa jika tidak dilakukan


penanganan akan menyebabkan
komplikasi antara lain syok akibat
perdarahan, karena pelepasan plasenta
dari tempatnya semakin banyak dan
berulang. Komplikasi lainnya adalah
terjadinya plasenta akrea (implantasi
jonjot korion plasenta memasuki
sebagian miometrium), dan inkreta
(implantasi jonjot korion plasenta
sehingga memasuki sebagian lapisan
miometrium), sering terjadinya
kelainan letak anak, dan kelahiran
premature sehingga diberikan terapi
kortikosteroid untuk pematangan paru
untuk upaya antipasti ketika janin harus
segera dilahirkan.(Sarwono,2009)
Tanda dan gejala

Barbara (2005) berpendapat bahwa plasenta


previa ditandai dengan perdarahan tanpa ada
rasa nyeri, perdarahan pervaginam merah,
abdomen lembek, tidak keras, DJJ stabil dan
batas normal. Sedangkan menurut Hutahean
(2009) plasenta previa ditandai dengan
perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri dan
biasanya masih baik, namun dapat juga disertai
gawat janin sampai dengan kematian janin
tergantung dari berat janin.
Pemeriksaan penunjang
1. Ultrasonografi (USG) untuk
mengetahui letak dari plasenta
2. Pemeriksaan dalam : untuk
mengetahui letak menempelnya
plasenta
3. Pemeriksaan darah
4. Yaitu golongan darah, haemoglobin,
hematokrit, serta darah lengkaap
dan kimia darah
5. Isotop scanning untuk mengetahui
lokasi penempatan plasenta
6. Amniosintesis
7. Jika 35-36 minggu kehamilan
tercapai, paduan ultrasound pada
amniosintesis untuk menaksir
pemantangan paru paru.
Penatalaksanaan

penatalaksanaan medis
Penatalaksaan yang harus dilakukan
menurut Hutahean (2009), obu dengan
perdarahn pervagina pada trimester ketiga,
harus dirawat dirumah sakit tanpa periksa
dalam (touch vagina), bila pasien dalam
keadaan syok karena perdarahan yang banyak,
harus segera dilakukan perbaikan keadaan
umumnya, dengan memberikan infuse atau
transfuse darah. Penatalaksaan plasenta previa
dibagi menjadi 2 bagian :

1. Konservatif
2. aktif
ekpetatif
A J T N
L N U A

Penatalaksaan keperawatan

Memastikan kesejahteraan fisiologis klien dan janin


yaitu dengan cara :
1. Ukur dan catat tanda tanda vital, kaji
perdarahan, dan pertahankan untuk menghitung
jumlah pemakaian pembalut perineum.
2. Observasi apakah adanya syok, yang ditandai
dengan nadi cepat, pucat, kulit lembab dingin,
dan penurunan tekanan darah.
3. Pantau DJJ
4. Dorong tirah baring secara ketat untuk
meminimalkan resiko pada janin
5. Observasi apakah adaepisode perdarahan
tambahan
Plasenta Previa

R E S U M E

Ny.n hamil 32 minggu dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto ditkesad dengan keluhan
adanya perdarahan secara tiba-tiba keluar dari vagina, dan keluar sedikit
gumpalan. Namun klien tidak mengeluh adanya nyeri atau mulas. Kemudian
dilakukan pemeriksaan, hasil TD 117/68 mmHg, N 92x/ menit, S 36C, Rr
19x/menit. Keadaan umum sakit sedang, tanggal 14 februari 2017 dilakukan
pemasangan infus RL 20tpn dan terpasang kateter urin no 18 dan dilakukan
pemasangan laboratorium dengan hasil: Hb 13(13-16 g/dl), Ht 37(40-52%), Eritrosit
4,2(4,3-6,0 jt/ul), Trombosit 124.00(150.000-400.000/ul), Leukosit 11.980(4800-
10.800/ul), MCV 87, MCH 31, MCHC 36, GDS 76 mg/dl(<140mg/dl). Kemudian
dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil plasenta menutupi osteum uteri interna,
pada pemeriksaan palpasi leopold didapatkan TFU 28 cm, puki, dan presentasi
kepala. Terapi yang diberikan yaitu 1x30 mg/oral, dexametason 2x6 mg/iv, provenid
sup 100 mg/anal. Masalah yang ditemukan yaitu penurunan curah jantung,
intoleransi aktivitas, resiko kekurangan volume cairan, setelah dilakukan tindakan
keperawatan tujuan tercapai sebagian, masalah be;um teratasi dan tinakan
keperawatan dilanjutkan
Riwayat Keperawatan

a. Keluhan utama
Pada saat ini klien tidak merasakan adanya
keluhan, kontraksi, mulas-mulas, klien
mengatakan sekarang hanya terdapat flek
pada vagia.

b. Riwayat kehamilan sekarang


d. Riwayat keluarga berencana
HPHT tanggal 2 april 2017dengan
Klien belum pernah melakukan
taksiran 9 april 2017 dan dengan usia
pemasangan KB, klien mengatakan
kehamilan saat pengkajian 32 minggu
belum mengetahui pasti tentang
jenis KB, manfaat baik kelebihan
c. Riwayat obetri
dan kekurangan KB tsb
Saat ini merupakan kehamilan
pertama bagi klien
LANJUTAN

E
Riwayat imunisasi TT
Klien pernah imunisasi TT 2x pada
usia kehamilan 4 bulan dan 7
bulan

F
Riwayat penyakit lalu
Klien pernah dirawatpada bulan
November 2017 beberapa hari
karena demam typoid

G Riwayat penyakit keluarga


Klien mengetakan tidak memiliki riwayat
penyakit seperti diabetes militus,
jantung, hipertensi pada keluarganya
LANJUTAN

h. Riwayat kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil

1. Pola nutrisi/cairan
Sebelum masuk rumah sakit klien makan sebanyak 3x/hari dengan jenis
makanan biasa, nafsu makan baik, klien tidak mengeluh muntah dan mual, tidak
merasakan keluhan di perut, klien tidak memiliki alergi baik, makan maupun obat.
Klien tidak mengalami masalah mengunyah/menelan, tidak memiliki pantangan
dalam makanan. BB klien sebelum hamil 45kg dengan tinggi 155cm, sedangkan BB
klien saat ini 55kg dengan tinggi 155cm
2. Pola eliminasi
Sebelum masuk RS klien BAB 1x/hari dan tidak ada keluhan, dan BAK
sebanyak 10x dengan warna urine kuning jernih. Selama di RS klien BAB 2 hari
sekali, dan BAK 8x/hari dilakukan di tempat tidur yang dibantu oleh suami.
3. Personal hygine
Pada saat sebelum masuk RS klien mandi 2x/hari, oral hygine 2x/hari, dan
mencuci rambut 2x/munggu. Pada saat di RS klien mandi hanya cuci muka, sikat gigi
hanya 1x/hari dan selama di RS belum pernah cuci rambut.
4. Pola aktivitas/istirahat dan tidur
Klien bekerja sebagai ibu rumah tangga, hobbi klien menonton televise, klien
harus membatasi aktivitas sehingga harus bedrest total, ketika sebelum di RS
waktu luang klien menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan rumah
tangga, sedangkang selama di RS klien mengguanakan waktu luangnya untuk
berbincang-bincang dengan suaminya. Klien tidak merasakan adanya
keluhan setelah beraktivitas, sebelum di RS aktivitas sehari-hari dilakukan
secara mandiri, selama di RS aktivitas sehari-hari dilakukan secara mandiri,
selama di RS klien tidur siang dengan lama tidurnya 2jam dan tidak memiliki
kebiasaan sebelum tidur.

5. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Pada saat sebelum dan selama di RS klien tidak
merokok, minuman keras dan NAPZA.

6. Pola seksualitas
Semenjak hamil 7 bulan klien tidak
melakukan hubungan suami istri
karena takut membahayakan
kandungannya.
Pengkajian Fisik
1
System cardiovascular/sirkulasi
TD 120/80 mmHg, suhu 36C, N 85x/menit irama teratur dengan denyut kuat,
klien tidak terdapat edema baik dimuka, tungkai bawah, maupun periorbital,
konjungtiva ananemis, secara anikterik, dan klien tidak memiliki riwayat penyakit
jantung.

2 System pernafasan
Jalan nafas klien bersih, frekuensi 19x/menit, engan iramayang
teratur, suara nafas vesikuler dan tidak ada keluhan, klien tidak
memiliki riwayat bronchitis, asma maupun TBC.
3
System pencernaan
Keadaan mulut klien tidak terdapat karies, tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor,
klien tidak memakai gigi palsu dan klien tidak bau mulut. Klien tidak mengeluh
mual dan muntah, nafsu makan baik, klien tidak merasakan nyeri pada daerah
perut, pada bentuk tubuh tidak klien tidak mengalami kelainan baik lordosis
maupun scoliosis. Membrane mukosa lembab, lingkar legan atas 23cm,
kebiasaan BAB 2x/hari,dengan warna feses coklat dan tidak terdapat haemoroid.
4
Neurosensory
Status muntah kloien orientasi baik, klien tidak memakai kacamata ataupun alat
bantu dengar, klien tidak mengalami gangguan bicara, klien tidak pernah terkena
serangan pingsan, klien tidak mengeluh sakit kepala dank klien tidak mengalami
kesemutan, kebas, maupun baal.
5
System endokrin
Hasil pemeriksaan pada tanggal 14 februari 2017, GDS 76mg/dl
6

System urogenital
Klien BAK sebanyak 8x/hari, pengeluaran terkontrol dengan jumlah
sekitar 250cc, hasil urin aseton negative, warna urin kuning dank lien
mengatakan tidak ada keluhan ketika saat BAK, dan tidak ada distensi kandung
kemih
7
System integument
Turgor kulit klien baik elastis, warna kulit kemerahan, keadaan kulit baik,
kulit bersih, rambut bersih
8
System musculoskeletal
Klien tidak mengalammi kesulitan dalam pergerakan, ekstremitas simetris,
klien tidak mengalami edema dan varises, reflex patella positif.

Perut/ abdomen
Abdomen klien tampak membesar kearah kanan dan terapat linea alba
dan nigra, kemudian tampak pada abdomen strae albican dan tidak terdapat
luka oprasi, pada pemeriksaan palpasi, leopold 1: TFU 28cm, TFU berisi bokong,
leopold II: pada bagian kanan terdapat ekstremitas, dan bagian kiri terdapat
bagian punggung, leopold III: presentasi kepala, pada leopard IV: konvergen,
dengan taksiran berat jenis yang terlihat pada pemeriksaan USG tanggal 14
februari 2017 yaitu sebesar 1655 gr, klien tidak mengalami kontraksi. Pada
pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan Doppler DJJ 145x/menit, dengan
frekuensi teratur.

10
Pemeriksaaan panggul luar
Pada hasil pengukuran lingkar
lengan panggul klien 93cm.
Pemeriksaan Penunjang

1. Hasil pemeriksaan USG tanggal 14 februari 2017 plasenta menutupi osteum


interna, kesan: plasenta previa totalis
2. Hasil pemerikaan laboratorium tanggal 14 februari 2017 HB 13(13-16g/dl), Hr
37(40-52%), Eritrosit 4,2(4,3-6,0jt/ul), Trombosit 124.000(150.000-400.000/ul),
Leukosit 11.980(4800-10.800/ul), MCV-87, MCH31, MCHC 36, GDS 76
mg/dl(<140mg/dl).
3. Pemeriksaan KTC tanggal 15 februari 2017
4. Hasil: DJJ akselerasi, kontraksi gerak janin 3x 10menit.

penatalaksanaan

Terapi yang diberikan :


Adalatoros 1x30 mg peroral.
Dexametason 2x6 mg
Profenid sup 100 mg/anal.
DiagnosaKeperawatan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan.
Resiko cidera (janin) berhubungan dengan penurunan perfusi
plasenta akibat perdarahan
Resiko infeksi berhubungan dengan perdarahan akibat plasenta
previa
Deficit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas.
Kurang pengetahuan tentang ASI exclusive dan KB berhubungan
dengan kurang terpaparnya informasi
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan peningkatan
perdarahan sebagai respon terhadap aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1 HDR
    Bab 1 HDR
    Dokumen4 halaman
    Bab 1 HDR
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    Belum ada peringkat
  • KMB Ca Paru Yes
    KMB Ca Paru Yes
    Dokumen30 halaman
    KMB Ca Paru Yes
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    Belum ada peringkat
  • Pemberian Obat
    Pemberian Obat
    Dokumen39 halaman
    Pemberian Obat
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    100% (1)
  • Bilas Lambung
    Bilas Lambung
    Dokumen2 halaman
    Bilas Lambung
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    Belum ada peringkat
  • Bilas Lambung
    Bilas Lambung
    Dokumen2 halaman
    Bilas Lambung
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hipertensi
    Makalah Hipertensi
    Dokumen15 halaman
    Makalah Hipertensi
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    Belum ada peringkat
  • Pemberian Obat
    Pemberian Obat
    Dokumen39 halaman
    Pemberian Obat
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    100% (1)
  • Etika Pergaulan
    Etika Pergaulan
    Dokumen39 halaman
    Etika Pergaulan
    Putu Fiona Bhagawanti Utami
    100% (1)