Anda di halaman 1dari 46

IMPLEMENTASI

PELAYANAN OBAT
ERA JKN

Sri Mugirahayu
Kepala Departemen MMKF Grup MPKR

Sosialisasi Formularium Nasional


Jakarta, 30 Agustus 2016
1
Outline

1 Pendahuluan

2 Dua Tahun Penyelenggaraan JKN

3 Kebijakan Pelayanan Obat Tahun 2016

4 Pengelolaan Program Rujuk Balik


3
Pengadaan Obat Oleh Faskes
5
4
6 Upaya BPJS
Ketersediaan Obat
Untuk Memastikan

22
021 1 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
OUTLINE

1. PENDAHULUAN

3
PROFESIONALISME PEMANGKU KEPENTINGAN
DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JKN

Profesional dalam
PESERTA membuat dan supervisi
Profesional dalam pelaksanaan regulasi
menyelenggarakan JKN
dengan mengembangkan tentang pola dan
sistem pelayanan kesehatan, besaran tarif, besaran
sistem kendali mutu pelayanan iuran,, paket benefit, dll
dan sistem
pembayaran
REGULATOR
Profesional
dalam
memberikan
pelayanan
BPJS FASKES
KESEHATAN
(UU No 40/2004 tentang SJSN & UU No. 24/2011 tentang BPJS)
4
BPJS KESEHATAN
DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL
40/2004
UU No

Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu


pelayanan dan sistem pembayaran

T SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
U Risk Revenue/
Strategic Pe

G pooling/ Premium pem Yanfar


IT dan
informasi mb
purchasing
24/2011
UU No

Litba SDM /
biay alkes erd
collection
Upaya ngke SDA
member
aya
Kes s aan
A an

registratio Kontribusi iuran Cost control


S n Tercapainya derajat
Quality control kesehatan yang setinggi-tingginya

Pembayaran BPJS turut Optimalisasi FKTP


Irisan dengan Optimalisasi Rujukan Berjenjang
terhadap tarif
Regulator
serta
Pembayaran klaim yang tepat
Pre requisite: dan rasional
1. Tarif normal Pembayaran
berbasis kinerja TKMKB
diterima khalayak
2. Pembayaran Insentif/Disinsent Promprev
menghilangkan if
moral hazard
PERAN BPJS KESEHATAN

UKP

(al: PUBLIC PRIVATE MIX DAN


MODEL PUBLIC TO PUBLIC)

6
OUTLINE

2. DUA TAHUN PENYELENGGARAAN JKN-KIS

7
Pemerintah telah mencanangkan peta jalan menuju Jaminan
Kesehatan Nasional hingga tahun 2019

2014 2019
1. Mulai Beroperasi 1. Kesinambungan Operasional
2. 121,6 juta peserta (49% 2. 25.7 juta peserta (100%
populasi) populasi)
3. Manfaat medis standar 3. Manfaat medis dan non-
dan manfaat non-medis medis standar
sesuai kelas rawat 4. Jumlah fasilitas kesehatan
4. Kontrak fasilitas kesehatan cukup
5. Menyusun aturan teknis 5. Peraturan direvisi secara
6. Indeks kepuasan peserta rutin
75% 6. Indeks kepuasan peserta
7. Indeks kepuasan fasilitas 85%
kesehatan 65% 7. Indeks kepuasan fasilitas
8. BPJS Dikelola secara kesehatan 80%
terbuka, efisien, dan 8. BPJS dikelola secara terbuka,
akuntabel efisien, dan akuntabel
8
CAKUPAN KEPESERTAAN

9
Indeks Kepuasan Peserta

79-81% 85%
83%
81%
79%
77%
75%

2014 2015 2016 2017 2018 2019


Pertumbuhan FKTP
sd 30 April 2016

FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA


25000.0

19,969 20,106
20000.0 19,012
18,437
17,681
16,831
16,430

15000.0
12,993

10000.0 8,869 9,000


7,317 7,868

5,748 6,577
5,343

5000.0
3,606

-
Dec-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Dec-14 Mar-15 Des 2015 Apr-16

TOTAL FKTP Dokter/Dokter Gigi Praktik Perorangan dan Klinik Pratama

Sumber data: Data luaran Aplikasi Referensi Faskes


Online
TREN FKRTL KERJA SAMA
2,000
1,800
1,600
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
-
Jan-15 Apr-15 Jul-15 Oct-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16
Total Faskes Kerja Sama RS Swasta termasuk Klinik Utama

Faskes Rujukan Jan-15 Apr-15 Jul-15 Oct-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16
Total Faskes
1.727 1.754 1.805 1.821 1.839 1.839 1.853 1.868
Kerja Sama
RS Swasta
termasuk Klinik 760 875 907 922 937 937 949 964
Utama
Indeks Kepuasan Faskes
80%
73-78% 77%
74%
71%
68%
65%

2014 2015 2016 2017 2018 2019


PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN
2014 (Laporan 2015 (Laporan
Audited Des) Audited) KONTRIBUSI LANGSUNG
KESEHATAN:
Membantu pemulihan
Pemanfaatan di FKTP 66,8 Juta 100,6 Juta
kesehatan dan
(Puskesmas/ Dokter
Praktik
pencegahan kecacatan
Perorangan/Klinik (+ upaya promotif dan
Pratama). preventif):

Pemanfaatan di 21,3 Juta 39,8 Juta


Poliklinik Rawat Jalan
Rumah Sakit
Menjaga masyarakat
Pemanfaatan Rawat 4,2 Juta 6,3 Juta agar tetap produktif
Inap Rumah Sakit secara sosial dan
ekonomis

TOTAL PEMANFAATAN 92,3 JUTA 146,7 JUTA

Total Peserta thn 2014: Total Peserta thn 2015:


133,4 Juta 156,79 Juta
Note :
Total Pemanfaatan adalah dalam kunjungan
14
BIAYA PELAYANAN KESEHATAN KATASTROPIK
BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PENYAKIT KATASTROPIK
TAHUN 2015 (INACBGs) BERBIAYA TINGGI

56,52%

TERJADI KENAIKAN JUMLAH KASUS SEIRING BERTAMBAHNYA


JUMLAH PESERTA
Tahun 2015: Transaksional BOA Sd 31 Desember 2015
Biaya belum termasuk obat kanker dan luar paket INACBGs lainnya 15
OUTLINE

3. KEBIAJAKAN PELAYANAN OBAT TAHUN 2016

16
LANDASAN HUKUM PELAYANAN OBAT JKN

UU No 40 Tahun 2004
Pasal 25
Daftar dan harga tertinggi obat-obatan, serta bahan medis habis pakai yang
dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

Perpres No. 19 Tahun 2016


Pasal 32 Ayat 1
Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk Peserta
Jaminan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan berpedoman pada daftar dan
harga obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh
Menteri.

Pasal 32 A Ayat 1
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersedian
obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dalam penyelenggaraan
program Jaminan Kesehatan.

17
LANDASAN HUKUM PELAYANAN OBAT JKN
TAHUN 2016

1. Permenkes No 63 Tahun 2014 Tanggal 5 September 2014 tentang Pengadaan


obat berdasarkan e-Catalogue;
2. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/523/2015 Tanggal 31 Desember 2015 tentang
Formularium Nasional;
3. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/524/2015 Tanggal 31 Desember 2015 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional;
4. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/137/2016 tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/523/2015 Tentang Formularium
Nasional ditetapkan Tanggal 18 Februari 2016 berlaku per 1 Januari 2016;
5. Kepmenkes No. HK02.02/Menkes/372/2015 Tanggal 18 September 2015 tentang
Harga Dasar Obat Rujuk Balik, Obat Penyakit Kronis dan Obat Sitostatika;
6. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/490/2015 Tanggal 10 Desember 2015 tentang
Harga Obat Khusus;
7. Kepmenkes No. HK.02.02/Menkes/509/2015 Tanggal 23 Desember 2015 tentang
Harga Obat Sitostatika

18
Jenis Faskes Yang Bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan

Pelayanan Obat

Instalasi
Farmasi
FKRTL
Apotek Kepemilikan
Faskes Jejaring RS Pemerintah
dan Swasta
Depo farmasi
FKTP /Apotek

19
Sistem Pembayaran Pelayanan Obat
Permenkes No.59 Tahun 2014

FKTP FKRTL

Non INA
Kapitasi Non Kapitasi INA CBGs
CBGs

Obat Kronis Obat Obat Top Up


Obat PRB* Non Stabil* Kemoterapi* Hemofilia**

Special drugs yang masuk paket INA-CBGs adalah obat Thalasemia (Deferiprone, Deferasirox
dan Deferoksamin), Albumin dan Streptokinase
* Pembayaran secara Fee For Services
** Pembayaran dengan besaran tertentu 20
Nilai Ganti Obat
Permenkes No.59 Tahun 2014

Nilai ganti obat = harga obat sesuai E-catalogue + (faktor


pelayanan kefarmasian x harga E-catalogue )

Kecuali: Obat kemoterapi dibayar sesuai


dengan harga e-catalog dan tidak
ditambah dengan biaya Pelayanan Otomatis
kefarmasian atau embalage terhitung oleh
Aplikasi
Apotek
PMK No. 28
Th 2014

Larangan menarik iur biaya


Penggunaan obat di luar Formularium nasional di FKRTL
hanya dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi
dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan
persetujuan Komite Medik atau Kepala/Direktur Rumah
Sakit yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INA
CBGs dan tidak
boleh dibebankan
kepada peserta.
Fasilitas kesehatan tidak diperbolehkan meminta iur
biaya kepada peserta selama mendapatkan
manfaat pelayanan kesehatan sesuai dengan
haknya.
22
OUTLINE

4. PENGELOLAAN PROGRAM RUJUK BALIK

23
PENDEKATAN PROGRAM
PESERTA

SAKIT SEHAT

MENURUNKAN/
MENCEGAH
MANAJEMEN
PENGOBATAN
MENJAGA AGAR TETAP
KOMPLIKASI DENGAN BAIK SEHAT

GATE KEEPER CONCEPT


PROMOTIF
MANAJEMEN KASUS &
PROGRAM RUJUK BALIK
PREVENTIF
PROLANIS

OUTCOME KESEHATAN

PMBIAYAAN EFEKTIF & EFISIEN

SUSTAINIBILITAS PROGRAM JKN


24
JENIS PENYAKIT
PROGRAM RUJUK BALIK
Permenkes 59 tahun 2014

1 2 3
Diabetus Penyakit
Hipertensi
Mellitus Jantung

4 5 6
Penyakit Paru
Asma Obstruktif Kronik Epilepsy
(PPOK)

7 8 9
Systemic Lupus
Schizophrenia Stroke Eythematosus
(SLE)

25
PROGRAM RUJUK BALIK

Peserta Kantor Cabang

Dokter FKTP

RS / Dokter Spesialis
Apotek PRB
Jejaring Komunikasi
26
Pembiayaan Program Rujuk Balik

Kapitasi
Jasa pelayanan
Obat-obatan di luar daftar Obat Program Rujuk Balik
Pemeriksaan laboratorium diluar yang masuk ke dalam Program
Rujuk Balik, kecuali disebutkan lain.
Pelayanan lain yang masuk ke dalam cakupan kapitasi

Di Luar Kapitasi
Obat Program Rujuk Balik
Pelayanan pemeriksaan penunjang rujuk balik

27
Jumlah Apotek PRB
Kode Regional Nama Regional Total
01 REGIONAL I - MEDAN 47
02 REGIONAL II - PEKANBARU 60
03 REGIONAL III - PALEMBANG 35
04 REGIONAL IV - JAKARTA 105
05 REGIONAL V - BANDUNG 50
06 REGIONAL VI - SEMARANG 118
07 REGIONAL VII - SURABAYA 122
08 REGIONAL VIII - BALIKPAPAN 56
09 REGIONAL IX - MAKASSAR 43
10 REGIONAL X - MANADO 20
11 REGIONAL XI - DENPASAR 47
12 REGIONAL XII - JAYAPURA 19

13 REGIONAL XIII - SERANG 42


Grand Total 764

Sumber data : tabel ref Faskes online s/d 31 Maret 2016


28
PROGRAM RUJUK BALIK
PESERTA PRB
PRB Des PRB Mar PRB April PRB Mei TARGET YG MASIH % Peserta
Divre KE RS Des - Balik ke RS
2015 2016 2016 2016 2016
Feb
1 24,265 28,516 29,535 30,211 3% 2,601 9.1%
2 27,850 33,399 34,897 36,028 3% 2,245 6.7%
3 19,668 22,271 23,071 23,435 3% 2,746 12.3%
4 38,732 42,416 45,375 46,447 3% 5,029 11.9%
5 31,926 37,396 39,448 42,867 3% 1,660 4.4%
6 109,392 148,949 157,308 162,005 3% 5,471 3.7%
7 39,264 48,131 49,667 51,085 3% 3,232 6.7%
8 20,893 22,340 23,594 23,990 3% 3,160 14.1%
9 13,983 15,846 16,232 16,382 3% 1,070 6.8%
10 34,740 42,743 45,506 47,467 3% 3,111 7.3%
11 22,571 22,321 22,656 22,782 3% 1,387 6.2%
12 3,654 4,294 4,407 4,472 3% 515 12.0%
13 14,910 16,821 17,773 18,173 3% 2,136 12.7%
Total 401,848 485,443 509,469 525,344 3% 34,363 7.1%

Peserta PRB yang kembali ke RS sebelum 3 bulan sebesar 7,1% atau 34.363 orang.
Divre dengan % peserta kembali ke RS tertinggi adalah Divre 8, 13, 3, 12 dan 4.
TL :
Pastikan tabel ref obat tahap 3 telah terinstall di apotek PRB tagihan obat PRB tidak terkendala
Pastikan jumlah apotek PRB mencukupi
Pastikan pemesanan obat PRB langsung ke INDUSTRI FARMASI
Monitoring ketersediaan obat PRB
Rasio Peserta PRB Kembali ke RS
Peserta PRB balik ke RS % PRB
Diagnosa PRB PRB Mei Jan - Maret balik ke
% PRB Balik ke RS Per Diagnosa
2016 2016 RS 25.0% 22.9%
Asthma 12.841 2.183 17,0% 20.9% 20.5%
20.0%
Diabetes Mellitus 231.118 17.774 7,7% 17.0% 17.4%
Epilepsi 3.817 875 22,9% 14.7%
15.0%
Hypertensi 235.801 15.012 6,4%
Penyakit Jantung 37.406 2.622 7,0% 10.0% 7.7% 7.0%
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) 3.511 733 20,9% 6.4%
Schizophrenia 2.600 383 14,7% 5.0%
Stroke 3.602 737 20,5%
Systemic Lupus Erythematosus 115 20 17,4% 0.0%
Nasional 530.811 40.339 7,6%

Tindak Lanjut :
Optimalisasi Mentoring Spesialis KETERSEDIAAN OBAT
Feedback ke FKTP MENJADI FAKTOR
Monitoring ketersediaan obat PRB PENTING
Evaluasi jumlah peserta PRB dengan jumlah
PENDUKUNG
Apotek PRB (aksesibilitas dalam mendapatkan
KEBERHASILAN PRB
obat PRB)
Sumber data : Lap Manual Divre dan Data TI
DATA KENDALA KETERSEDIAAN OBAT S/D JULI 2016

Terdapat 8.877 keluhan


ketersediaan Obat

Sumber data: Laporan Divre s/d Juli 2016


31
DATA KENDALA KETERSEDIAAN OBAT
DIVRE XI S/D JULI 2016

32
OUTLINE

5. PENGADAAN OBAT OLEH FASKES

33
PMK 63 Tahun 2014*
Pengadaan obat berdasarkan e-catalogue
Pasal 3
(1) Seluruh Satuan Kerja di bidang kesehatan baik Pusat maupun Daerah dan
FKTP atau FKRTL Pemerintah melaksanakan pengadaan obat melalui E-
Purchasing berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) FKTP atau FKRTL swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dapat
melaksanakan pengadaan obat berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue)
Pasal 4
(1) Dalam hal pengadaan obat melalui E-Purchasing berdasarkan Katalog
Elektronik (E-Catalogue) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
mengalami kendala operasional dalam aplikasi (offline), pembelian dapat
dilaksanakan secara manual.
(2) Pembelian secara manual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara langsung kepada Industri Farmasi yang tercantum dalam Katalog
Elektronik (E-Catalogue).

*Berlaku sejak 9 Oktober 2014


34
PEMESANAN OBAT SECARA MANUAL
Permenkes No. 63 Tahun 2014

Surat Pemesanan Manual dikirimkan langsung


kepada Industri Farmasi Pemenang e-Katalog Obat
(Bukan kepada Distributor Obat)

35
PMK No. 28
Th 2014

Ketersediaan Obat
Dalam hal faskes mengalami kendala ketersediaan obat sebagaimana yang
tercantum pada e-katalog maka dapat menghubungi Direktorat Bina Obat
Publik dengan alamat email: e_katalog@kemkes.go.id atau 081281753081 dan
(021)5214872.
Setiap laporan kendala ketersediaan obat harus disertai dengan informasi:
a. nama, sediaan dan kekuatan obat
b. nama pabrik obat dan nama distributor obat
c. tempat kejadian (nama dan alamat kota/kabupaten dan propinsi, depo
farmasi/apotek/instalasi farmasi Rumah Sakit pemesan obat)
d. tanggal pemesanan obat
e. hasil konfirmasi dengan distributor setempat
f. hal-hal lain yang terkait
OUTLINE

6. UPAYA BPJS KESEHATAN UNTUK


MEMASTIKAN KETERSEDIAAN OBAT

37
1. SOSIALISASI PELAYANAN RUJUKAN, SISTEM
PEMBAYARAN, SERTA FORNAS KEPADA FASKES

1. Salah satu Topik dalam kegiatan Sosialisasi ini


adalah :
a. Regulasi ter-update mengenai Fornas dan DIVRE FREKUENSI
e-Katalog. I 30
b. Tata cara pemesanan obat oleh Faskes
II 21
mengacu e-katalog.
III 39
c. Tata cara pelaporan keluhan ketersediaan
obat. IV 35
2. Narasumber yang dihadirkan pada kegiatan ini V 38
adalah Kemeterian Kesehatan (Ditjen VI 64
Kefarmasian dan Alkes) atau LKPP. VII 214
3. Program ini dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan VIII 53
Kantor Cabang, ditargetkan minimal IX 52
dilaksanakan pada semua RS Kelas A, Kelas B X 15
dan 15 RS Kelas C dengan frekuensi 1 kali per XI 103
semester per Faskes. XII 21
4. Sampai dengan Juli 2016, telah dilaksanakan XIII 13
Sosialisasi Pelayanan Rujukan, Sistem TOTAL 698
Pembayaran, Serta Fornas sebanyak 698 kali.
Sumber data: Laporan Manajemen Per Juli 2016
2. MELAKUKAN LEGALISASI SURAT
PEMESANAN OBAT PRB

Surat Direktur Pelayanan BPJS


Kesehatan Nomor 1508/III.1/0215
tanggal 11 Februari 2015
Guna mengatasi kekhawatiran Pabrik
obat bahwa penggunaan obat PRB
tidak diperuntukkan sebagaimana
mestinya, maka sebagai salah satu
kontrol khususnya pada Faskes Swasta,
pemesanan obat PRB yang
menggunakan Surat Pemesanan
Manual dilakukan legalisasi
pengesahan oleh Petugas BPJS
Kesehatan
3. MEMBANTU KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM
PENGUMPULAN DATA RKO (RENCANA KEBUTUHAN
OBAT) OBAT PRB TAHUN 2015-2016

Surat Kepala Grup


MPKP No.
9054/III.1/0815
tanggal 25 Agustus
2016 tentang
Permohonan Data
RKO Obat PRB dari
Apotek PRB
4. PERTEMUAN KOORDINASI
DENGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DAN LKPP
Pada Tahun 2016, BPJS Kesehatan telah melakukan pertemuan dengan Ditjen
Kefarmasian dan Alkes Kemenkes RI dan LKPP pada tanggal 15 Februari 2016.
Tindaklanjut hasil pertemuan tersebut adalah:
Surat Plt. Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Nomor 2042/III.2/0216 bulan
Februari 2016 perihal Permohonan Data Perubahan e-Katalog obat Per
Mingguan Guna memperlancar proses updating perubahan tabel
referensi Aplikasi Apotek BPJS Kesehatan.
5. MENERUSKAN LAPORAN KELUHAN
KETERSEDIAAN OBAT DARI FASKES
KEPADA KEMENKES RI

42
6.MEMBUAT STANDING BANNER DAN SPANDUK KOMITMEN TANPA IUR BIAYA
DITANDATANGANI PIHAK FASKES DAN BPJS KESEHATAN

43
OUTLINE

7. PENUTUP

44
Terima kasih

Kerja Keras Kerja Cerdas Kerja Ikhlas Kerja Tuntas


dari Seluruh Pihak Untuk Menjaga
Sustainabilitas Program JKN

45
Terima Kasih

Kartu Indonesia Sehat


Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong

www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS BPJS Kesehatan


Kesehatan
(Akun Resmi)

BPJS Kesehatan bpjskesehatan

46

Anda mungkin juga menyukai