Metode Pemeriksaan RIA (Radio Immuno Assay) ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay RIA Metode Radioimmuno Assay Metode ELISA Prinsip-prinsip umum Tes stimulasi hormon dilakukan bila dicurigai adanya Hipofungsi Tes supresi dilakukan bila dicurigai adanya hiperfungsi Persiapan pasien sangat penting, karena pemeriksaan hormon dipengaruhi stress, posisi, keadaan puasa, waktu pemeriksaan (siklus sirkadian), diet, dan obat2an Tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis kelainan hormon Prinsip-prinsip Umum Bila didapatkan gangguan multi kelenjar, disarankan mengevaluasi fungsi kelenjar pituitary Pemeriksaan Tiroid Pemeriksaan tiroid tidak direkomendasikan untuk skrining, dilakukan hanya bila ada indikasi faktor risiko & gejala klinis, serta evaluasi terapi Jenis Pemeriksaan : 1. Tirotropin (TSH) 2. Tiroksin total (T4) 3. Tiroksin bebas (free T4) 5. Triiodotironin (T3) Mekanisme regulasi hormon tiroid Thyroid stimulating hormon (TSH) Nilai normal: 0,4-6,0 mU/L, Newborn: 3-18 mU/L, >3 hari: <25 mU/L TSH diproduksi oleh kelenjar pituitary anterior Bila kadar T4 & T3 meningkatkompensasi TSH (negative feedback) Pemeriksaan utamaD/ gangguan tiroid Bila TSH normal, periksa fT4/T4 & T3 bila klinis(+) TSH Kadar meningkat (6-10 mU/L): hipotiroidisme, >10,0 mU/Lprimary hipotiroidisme Kadar turun (0,1-0,4 mU/L)hipotiroidisme sekunder, hipertiroidisme, Graves disease, & tiroiditis, kadar <0,1 mU/Lhipotiroid Interfering factors: Aspirin, steroid, dopamin Th/ TSH, PTU Tiroksin (T4) Nilai normal: 64-174 nmol/L atau 5- 13,5g/dL, wanita hamil , Newborn:10,1- 20g/dL, nilai kritis: <7,0g/dL Hormon yang paling banyak (90%) diproduksi oleh tiroid, dikontrol oleh TSH Untuk me efeknyadeiodinisasiT3 (hati, otak) Di dalam sirkulasi terikat oleh protein (TBG)95% dan T4 bebas5% T4 Interfering factors:terapi estrogen, kontrasepsi oral, heroin, kehamilanme Steroid, androgen, heparin, salisilat sulfonamid, penyakit hati kronis dan nefrosisme Terapi tiroid mempengaruhi hasil teshentikan 4-6 minggu sebelum test Free T4 (fT4) Nilai normal: 0,8-2,4 ng/dL (SI: 10-31 pmol/L), untuk pasien th/ Na-Levotiroksin dosis >5,0 ng/dLN: 1-3,0 ng/dL Pada bayi & anak/remaja: meningkat Tes ini berguna menyingkirkan D/ hipo/hipertiorid pada pasien dengan TBG abnormal Berguna untuk monitoring replacement thyroid therapy fT4 Menurun pada: hipotiroid, tiroiditis dini, tirotoksikosis e.c T3 Meningkat pada: hipertiroid, graves disease, tirotoksikosis e.c T4 & sirosis hati Interfering factors: heparinfalse elevated Scan radionuklirmemepengaruhi hasil Triiodotironin (T3) Nilai normal: 0,9-3,0 nmol/L(80-230 ng/dL), pada kehamilan meningkat, Newborn: 0,8-2,8 nmol/L, anak: 1,1-3,7 nmol/dL) Tes untuk D/ dan monitoring terapi T3 memiliki efek 5 kali lebih kuat dari T4 Merupakan hasil metabolisme T4 dan sebagian kecil diproduksi oleh tiroid Test of choice tirotoksikosis T3 Meningkat : Hipertiroid, T3 Tirotoksikosis, adenoma toksis, tiroiditis akut Menurun: hipotiroid (kadang normal), penyakit kronis, dan kelaparan Interfering factors: kontrasepsi oral, estrogen, kehamilan, & methadon Anabolik steroid, androgen, beta bloker, salisilat, reserpin Hormon tiroid pada kehamilan Terdapat hub. Maternal hipotiroid dengan gangguan neuropsikologis pada bayi Pre & early pregnancy: TSH screeningpada wanita dengan Goiter dan/ Riwayat keluarga. Wanita dengan hipotiroiddi th/ samapai kadar TSH 2,5 mU/L sebelum hamil, T4 dites kembali 30- 40 hari kemudian Pada post partum penurunan dosis Post partum tiroiditis (PPT)5-10% Penyakit tiroid Subklinis Keadaan asimptomatik, dengan nilai T4/fT4 dalam batas normal, namun nilai TSH di luar nilai normal (lebih rendah/tinggi) Prevalensi 4-8% Pada hipotiroid subklinisrekomendasi th/ bila: TSH >10mU/L atau diatas nilai normal tp masih <10mu/L dengan salah satu gejala/tanda: pe tiroid peroxidase (TPO) Ab, Goiter, R/ keluarga, kehamilan. Monitoring tiap 12 bulan Penyakit tiroid subklinis Hipertiroid subklinis: prevalensi 0,6-1,1% dengan kadar TSH <0,1mU/Lrisiko relatif terjadinya atrial fibrilasi 3 kali Wanita menopause dengan hipertiroid subklinis berisiko bone loss, penyakit cardiovascular dan fraktur Follow up terapi6-12 bulan Euthyroid sick syndrome (ESS) Suatu keadaan axis hipotalamik-pituitary-tiroid dipengaruhi oleh penyakit non tiroid: post operasi, acute febrile illnes, infark miokard, malnutrisi, renal/cardiac failure, penyakit hati, DM tak terkontrol, & keganasan T3 dan T4 rendah, TSH rendah/normal (0,1mU/L dan 20mU/L) Sifat:akut dan reversibel Hormon Insulin Diisolasi pertama kali oleh Best & banting (1922) Insulin disintesa oleh sel beta pankreas Insulin RNA oleh Reticulum endoplasmik5/6 bagian pro insulininsulin + fragmen peptida (C-Peptide) oleh badan golgidisekresi ke sirkulasiunbound insulin Half life: 15 menit kecuali di target cell Didegradasi di hati, ginjal dan otot Produksi dan fungsi Hormon yang mengatur kadar glukosa darah Hormon Sel Penghasil Efek thd KGD
1 INSULIN Sel Beta pankreas menurunkan
2 Somatostatin Sel D Pankreas menaikkan 3 Glukagon Sel alfa Pankreas menaikkan 4 Adrenalin Medulla gl adrenal menaikkan 5 Cortisol Cortex gl adrenal menaikkan 6 ACTH Pars anterior hipofisis menaikkan 7 Growth Hormon Pars anterior hipofisis menaikkan 8 Tiroksin Kelenjar tiroid menaikkan Wednesday, September 13, 2017 Darah Diabetes Mellitus (DM) Adalah kumpulan penyakit tingginya kadar gula darah sebagai hasil dari defek produksi insulin, aksi insulin dan/atau keduanya Penyakit metabolik dengan etiologi beragam, ditunjukkan dengan adanya hiperglikemia kronik akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak & protein akibat dari defek sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan Gula darah (sewaktu, Puasa, Post Prandial, Oral Glucose Tolerance test) Glycated Hb (HbA1c) Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan gula darah Sampel darah harus diperiksa < 2 jam pasca flebotomikadar gula darah menurun Bila sampel dibawa dari tempat yang jauh perlu pemberian antikoagulan NaF untuk menghambat glikolisis Pengambilan darah harus ditempat yang berlawanan dengan tempat pemasangan infus, diberi catatan bila diberikan infus dextrose Darah kapiler, vena & arteri memiliki kadar glukosa yang sama saat puasa, tetapi kadar glukosa PP lebih tinggi di dalam arteri/ kapiler dibandingkan di vena Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan gula darah Pemeriksaan glukosa puasa (GDP)puasa selama 8-10 jam tidak makan dan minum kecuali air putih secukupnya. Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), dilakukan pada waktu lebih dari 2 jam setelah makan. Metodologi
Metode kimiawi (reduksi/ non spesifik)
Metode enzimatik lebih spesifik Heksokinase Glukosa oksidase Kriteria diagnostik DM non pregnancy Bila: GDS > 200mg/dL + gejala klasik GDP 126 mg/dL GD 2 jam > 200 mg/dL post 75 g glucose load Impaired Fasting glucose (IFG): GDP 110 mg/dL tapi <126 mg/dL Impaired Glucose Tolerance (IGT): GD 2 jam 140 tapi >200 mg/dL post 75 g glucose load GDPadanya resistensi insulin Skrining pemeriksaan kadar gula darah puasa perlu dilakukan pada: Semua orang diatas usia 45 tahun Orang yang berumur lebih muda memiliki faktor resiko sbb: Kegemukan Ada keluarga yang mengidap diabetes Kelompok Etnis tertentu Memiliki bayi dgn berat badan > 4,5 kg atau mengidap gestaional diabetes Hipertensi HDL 35 mg/dl, TG 250 mg/dl Nilai Normal GDS : 70-150 mg/dl (serum) GDS newborn: 30-70 mg/dL GDP : 70-110 mg/dl (serum) GDP wanita hamil: 80-150 mg/dL GDPP: 70-140 mg/dL (serum) GDPP > 60 tahun: 70-160 mg/dL Indikasi Tes Diagnosis Ada keluhan GDP : > 126 mg/dl GDS : > 200 mg/dl Oral glucose Tolerance test (OGTT) Diet karbohidrat >150 g per hari selama 3 hari sebelum test Tidak konsumsi alkohol, aktivitas fisik, obat2an (diuretik, fenitoin, kontrasepsi oral) dan merokok selama 3 hari sebelum test Indikasi: pasien dengan GDP borderline (110- 140 mg/dL), IFG dan IGT Tidak dilakukan pada: wanita hamil, stress, post surgery, trauma, pemulihan post acute illness Tes Toleransi Glukosa Oral Pasien dipuasakan 10-12 jam Waktu O menit pasien minum glukosa 75 gr dlm segelas air Waktu 120 menit darah diambil dan urin ditampung
Tes toleransi glukosa intra vena
PAsien dipuasakan Waktu O menit 50 ml glukosa 50% disuntikkan iv selama 2 menit Waktu 10, 20, 30 menit ambil contoh darah, untuk pemeriksaan gula darah Nilai normal OGTT Puasa: 70-115 mg/dL 30 menit post glucose load: <200 mg/dL 1 Jam post glucose load: <200 mg/dL 2 jam post glucose load: < 140 mg/dL 3 Jam post glucoe load: 70-115 mg/dL Pada Wanita hamil puasa: <105 mg/dL, 1 jam < 190 mg/dL, 2 jam <165 mg/dL, 3 jam <145 mg/dL Interfering factors pemeriksaan gula darah Konsumsi kopi, merokok, stress berat, kehamilan, infeksi, dan penyakit akutmeningkatkan Latihan fisik beratmenurunkan Konsumsi korbohirat yang tidak cukup (<75 g) pada pemeriksaan GDPPmenurunkan Diuretic, kontrasepsi oral, steroid, infus glukosameningkatkan Amfetamin, beta adrenergik bloker, insulin alkohol menurunkan Pemeriksaan HBA1c Hb yang terpapar oleh glukosa di dalam sirkulasi (terglikasi), usia RBC 90-120 hariHbA1c proporsional dengan kadar glukosa darah 6-12 minggu Monitoring kepatuhan (compliance) terapi Keuntungan: tidak dipengaruhi food intake, & gula darah lebih stabil daripada plasma Good Diabetic control: 2,5 %-6,0%, Fair: 6,1- 8,0% Poor diabetic control: >8,0% HBA1c Sampel: darah EDTA Interfering factors: antikoagulan yang tidak adekuat, penyakit ginjal kronis, anemia (sickle cell), pregnancylow values Thalassemiafalse high Hormon adrenal Hiperfungsi cortex adrenal Hipofungsi cortex adrenal Pemeriksaan fungsi hormon adrenal Pemeriksaan: 1. Stimulasi ACTH (Cosyntropin) test 2. Cortisol Baca e book: Interpretation of diagnostic tests. Wallach J. 8th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. New York. 2007. p 719-742