Anda di halaman 1dari 56

Pemeriksaan Hormon

Dr Syuhada, SpPK, MKes


Metode Pemeriksaan
RIA (Radio Immuno Assay)
ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent
Assay
RIA
Metode Radioimmuno Assay
Metode ELISA
Prinsip-prinsip umum
Tes stimulasi hormon dilakukan bila dicurigai
adanya Hipofungsi
Tes supresi dilakukan bila dicurigai adanya
hiperfungsi
Persiapan pasien sangat penting, karena
pemeriksaan hormon dipengaruhi stress, posisi,
keadaan puasa, waktu pemeriksaan (siklus
sirkadian), diet, dan obat2an
Tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis
kelainan hormon
Prinsip-prinsip Umum
Bila didapatkan gangguan multi kelenjar,
disarankan mengevaluasi fungsi kelenjar
pituitary
Pemeriksaan Tiroid
Pemeriksaan tiroid tidak
direkomendasikan untuk skrining,
dilakukan hanya bila ada indikasi faktor
risiko & gejala klinis, serta evaluasi terapi
Jenis Pemeriksaan :
1. Tirotropin (TSH)
2. Tiroksin total (T4)
3. Tiroksin bebas (free T4)
5. Triiodotironin (T3)
Mekanisme regulasi hormon tiroid
Thyroid stimulating hormon
(TSH)
Nilai normal: 0,4-6,0 mU/L, Newborn: 3-18
mU/L, >3 hari: <25 mU/L
TSH diproduksi oleh kelenjar pituitary
anterior
Bila kadar T4 & T3 meningkatkompensasi
TSH (negative feedback)
Pemeriksaan utamaD/ gangguan tiroid
Bila TSH normal, periksa fT4/T4 & T3 bila
klinis(+)
TSH
Kadar meningkat (6-10 mU/L):
hipotiroidisme, >10,0 mU/Lprimary
hipotiroidisme
Kadar turun (0,1-0,4 mU/L)hipotiroidisme
sekunder, hipertiroidisme, Graves disease,
& tiroiditis, kadar <0,1 mU/Lhipotiroid
Interfering factors: Aspirin, steroid, dopamin
Th/ TSH, PTU
Tiroksin (T4)
Nilai normal: 64-174 nmol/L atau 5-
13,5g/dL, wanita hamil , Newborn:10,1-
20g/dL, nilai kritis: <7,0g/dL
Hormon yang paling banyak (90%)
diproduksi oleh tiroid, dikontrol oleh TSH
Untuk me efeknyadeiodinisasiT3 (hati,
otak)
Di dalam sirkulasi terikat oleh protein
(TBG)95% dan T4 bebas5%
T4
Interfering factors:terapi estrogen,
kontrasepsi oral, heroin, kehamilanme
Steroid, androgen, heparin, salisilat
sulfonamid, penyakit hati kronis dan
nefrosisme
Terapi tiroid mempengaruhi hasil
teshentikan 4-6 minggu sebelum test
Free T4 (fT4)
Nilai normal: 0,8-2,4 ng/dL (SI: 10-31 pmol/L),
untuk pasien th/ Na-Levotiroksin dosis >5,0
ng/dLN: 1-3,0 ng/dL
Pada bayi & anak/remaja: meningkat
Tes ini berguna menyingkirkan D/
hipo/hipertiorid pada pasien dengan TBG
abnormal
Berguna untuk monitoring replacement thyroid
therapy
fT4
Menurun pada: hipotiroid, tiroiditis dini,
tirotoksikosis e.c T3
Meningkat pada: hipertiroid, graves
disease, tirotoksikosis e.c T4 & sirosis hati
Interfering factors: heparinfalse elevated
Scan radionuklirmemepengaruhi hasil
Triiodotironin (T3)
Nilai normal: 0,9-3,0 nmol/L(80-230
ng/dL), pada kehamilan meningkat,
Newborn: 0,8-2,8 nmol/L, anak: 1,1-3,7
nmol/dL)
Tes untuk D/ dan monitoring terapi
T3 memiliki efek 5 kali lebih kuat dari T4
Merupakan hasil metabolisme T4 dan
sebagian kecil diproduksi oleh tiroid
Test of choice tirotoksikosis
T3
Meningkat : Hipertiroid, T3 Tirotoksikosis,
adenoma toksis, tiroiditis akut
Menurun: hipotiroid (kadang normal),
penyakit kronis, dan kelaparan
Interfering factors: kontrasepsi oral,
estrogen, kehamilan, & methadon
Anabolik steroid, androgen, beta bloker,
salisilat, reserpin
Hormon tiroid pada kehamilan
Terdapat hub. Maternal hipotiroid dengan
gangguan neuropsikologis pada bayi
Pre & early pregnancy: TSH
screeningpada wanita dengan Goiter
dan/ Riwayat keluarga. Wanita dengan
hipotiroiddi th/ samapai kadar TSH 2,5
mU/L sebelum hamil, T4 dites kembali 30-
40 hari kemudian
Pada post partum penurunan dosis
Post partum tiroiditis (PPT)5-10%
Penyakit tiroid Subklinis
Keadaan asimptomatik, dengan nilai T4/fT4
dalam batas normal, namun nilai TSH di luar
nilai normal (lebih rendah/tinggi)
Prevalensi 4-8%
Pada hipotiroid subklinisrekomendasi th/
bila: TSH >10mU/L atau diatas nilai normal
tp masih <10mu/L dengan salah satu
gejala/tanda: pe tiroid peroxidase (TPO)
Ab, Goiter, R/ keluarga, kehamilan.
Monitoring tiap 12 bulan
Penyakit tiroid subklinis
Hipertiroid subklinis: prevalensi 0,6-1,1%
dengan kadar TSH <0,1mU/Lrisiko
relatif terjadinya atrial fibrilasi 3 kali
Wanita menopause dengan hipertiroid
subklinis berisiko bone loss, penyakit
cardiovascular dan fraktur
Follow up terapi6-12 bulan
Euthyroid sick syndrome (ESS)
Suatu keadaan axis hipotalamik-pituitary-tiroid
dipengaruhi oleh penyakit non tiroid: post
operasi, acute febrile illnes, infark miokard,
malnutrisi, renal/cardiac failure, penyakit hati,
DM tak terkontrol, & keganasan
T3 dan T4 rendah, TSH rendah/normal
(0,1mU/L dan 20mU/L)
Sifat:akut dan reversibel
Hormon Insulin
Diisolasi pertama kali oleh Best & banting
(1922)
Insulin disintesa oleh sel beta pankreas
Insulin RNA oleh Reticulum endoplasmik5/6
bagian pro insulininsulin + fragmen peptida
(C-Peptide) oleh badan golgidisekresi ke
sirkulasiunbound insulin
Half life: 15 menit kecuali di target cell
Didegradasi di hati, ginjal dan otot
Produksi dan fungsi
Hormon yang mengatur kadar glukosa
darah
Hormon Sel Penghasil Efek thd KGD

1 INSULIN Sel Beta pankreas menurunkan


2 Somatostatin Sel D Pankreas menaikkan
3 Glukagon Sel alfa Pankreas menaikkan
4 Adrenalin Medulla gl adrenal menaikkan
5 Cortisol Cortex gl adrenal menaikkan
6 ACTH Pars anterior hipofisis menaikkan
7 Growth Hormon Pars anterior hipofisis menaikkan
8 Tiroksin Kelenjar tiroid menaikkan
Wednesday, September
13, 2017
Darah
Diabetes Mellitus (DM)
Adalah kumpulan penyakit tingginya
kadar gula darah sebagai hasil dari defek
produksi insulin, aksi insulin dan/atau
keduanya
Penyakit metabolik dengan etiologi
beragam, ditunjukkan dengan adanya
hiperglikemia kronik akibat gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak & protein
akibat dari defek sekresi insulin, aksi
insulin, atau keduanya
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan Gula darah (sewaktu,
Puasa, Post Prandial, Oral Glucose
Tolerance test)
Glycated Hb (HbA1c)
Hal-hal yang harus diperhatikan
pada pemeriksaan gula darah
Sampel darah harus diperiksa < 2 jam pasca
flebotomikadar gula darah menurun
Bila sampel dibawa dari tempat yang jauh perlu
pemberian antikoagulan NaF untuk menghambat
glikolisis
Pengambilan darah harus ditempat yang berlawanan
dengan tempat pemasangan infus, diberi catatan bila
diberikan infus dextrose
Darah kapiler, vena & arteri memiliki kadar glukosa
yang sama saat puasa, tetapi kadar glukosa PP lebih
tinggi di dalam arteri/ kapiler dibandingkan di vena
Hal-hal yang harus diperhatikan
pada pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan glukosa puasa
(GDP)puasa selama 8-10 jam tidak
makan dan minum kecuali air putih
secukupnya.
Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS),
dilakukan pada waktu lebih dari 2 jam
setelah makan.
Metodologi

Metode kimiawi (reduksi/ non spesifik)


Metode enzimatik lebih spesifik
Heksokinase
Glukosa oksidase
Kriteria diagnostik DM non
pregnancy
Bila:
GDS > 200mg/dL + gejala klasik
GDP 126 mg/dL
GD 2 jam > 200 mg/dL post 75 g glucose load
Impaired Fasting glucose (IFG):
GDP 110 mg/dL tapi <126 mg/dL
Impaired Glucose Tolerance (IGT):
GD 2 jam 140 tapi >200 mg/dL post 75 g
glucose load
GDPadanya resistensi insulin
Skrining pemeriksaan kadar gula darah
puasa perlu dilakukan pada:
Semua orang diatas usia 45 tahun
Orang yang berumur lebih muda memiliki
faktor resiko sbb:
Kegemukan
Ada keluarga yang mengidap diabetes
Kelompok Etnis tertentu
Memiliki bayi dgn berat badan > 4,5 kg atau mengidap
gestaional diabetes
Hipertensi
HDL 35 mg/dl, TG 250 mg/dl
Nilai Normal
GDS : 70-150 mg/dl (serum)
GDS newborn: 30-70 mg/dL
GDP : 70-110 mg/dl (serum)
GDP wanita hamil: 80-150 mg/dL
GDPP: 70-140 mg/dL (serum)
GDPP > 60 tahun: 70-160 mg/dL
Indikasi Tes Diagnosis
Ada keluhan
GDP : > 126 mg/dl
GDS : > 200 mg/dl
Oral glucose Tolerance test
(OGTT)
Diet karbohidrat >150 g per hari selama 3 hari
sebelum test
Tidak konsumsi alkohol, aktivitas fisik, obat2an
(diuretik, fenitoin, kontrasepsi oral) dan
merokok selama 3 hari sebelum test
Indikasi: pasien dengan GDP borderline (110-
140 mg/dL), IFG dan IGT
Tidak dilakukan pada: wanita hamil, stress, post
surgery, trauma, pemulihan post acute illness
Tes Toleransi Glukosa Oral
Pasien dipuasakan 10-12 jam
Waktu O menit pasien minum glukosa 75 gr
dlm segelas air
Waktu 120 menit darah diambil dan urin
ditampung

Tes toleransi glukosa intra vena


PAsien dipuasakan
Waktu O menit 50 ml glukosa 50%
disuntikkan iv selama 2 menit
Waktu 10, 20, 30 menit ambil contoh darah,
untuk pemeriksaan gula darah
Nilai normal OGTT
Puasa: 70-115 mg/dL
30 menit post glucose load: <200 mg/dL
1 Jam post glucose load: <200 mg/dL
2 jam post glucose load: < 140 mg/dL
3 Jam post glucoe load: 70-115 mg/dL
Pada Wanita hamil
puasa: <105 mg/dL, 1 jam < 190 mg/dL, 2
jam <165 mg/dL, 3 jam <145 mg/dL
Interfering factors pemeriksaan
gula darah
Konsumsi kopi, merokok, stress berat,
kehamilan, infeksi, dan penyakit
akutmeningkatkan
Latihan fisik beratmenurunkan
Konsumsi korbohirat yang tidak cukup (<75 g)
pada pemeriksaan GDPPmenurunkan
Diuretic, kontrasepsi oral, steroid, infus
glukosameningkatkan
Amfetamin, beta adrenergik bloker, insulin
alkohol menurunkan
Pemeriksaan HBA1c
Hb yang terpapar oleh glukosa di dalam
sirkulasi (terglikasi), usia RBC 90-120
hariHbA1c proporsional dengan kadar
glukosa darah 6-12 minggu
Monitoring kepatuhan (compliance) terapi
Keuntungan: tidak dipengaruhi food intake, &
gula darah lebih stabil daripada plasma
Good Diabetic control: 2,5 %-6,0%, Fair: 6,1-
8,0%
Poor diabetic control: >8,0%
HBA1c
Sampel: darah EDTA
Interfering factors: antikoagulan yang tidak
adekuat, penyakit ginjal kronis, anemia
(sickle cell), pregnancylow values
Thalassemiafalse high
Hormon adrenal
Hiperfungsi cortex adrenal
Hipofungsi cortex adrenal
Pemeriksaan fungsi hormon
adrenal
Pemeriksaan:
1. Stimulasi ACTH (Cosyntropin) test
2. Cortisol
Baca e book: Interpretation of diagnostic
tests. Wallach J. 8th Edition. Lippincott
Williams & Wilkins. New York. 2007. p
719-742

Anda mungkin juga menyukai