Anda di halaman 1dari 55

Oleh: Uswatun Hasanah

Pembimbing: dr. Joko Anggoro, M.Sc Sp.PD


Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia,
termasuk indonesia.
Hepatitis istilah untuk seluruh jenis peradangan pada sel-sel hepar

Indonesia
merupakan negara
1,5 juta penduduk dengan
Hepatitis A,B,C,D, dunia meninggal endemisistas tinggi
dan E. setiap tahunnya hepatitis B, terbesar
karena hepatitis kedua di negara
South East Asian
region (SEAR)

Virus hepatitis B telah


menginfeksi sejumlah 2 milyar
orang didunia
4
Nama : RAQ
Usia : 17 tahun
Jenis kelamin : Pria
Alamat : Dsn. Lekong
Suku : Sasak
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
No. RM : 585895
Tanggal MRS : 03-12-2016
Tanggal Periksa : 05-12-2016

Identitas pasien
DEMAM

sejak 8 hari sebelum masuk RS, tidak terlalu tinggi serta


berlangsung terus menerus, turun dengan pemberian obat
penurun panas, sempat dirasakan turun pada hari kelima dan
kembali demam pada hari keenam dan ketujuh.

Lemas, nyeri perut kanan atas disertai mual


muntah. Muntah dialami 2 kali sehari, berisi
makanan, tidak bercampur darah.

Pasien mengaku mengalami kencing berwarna seperti teh 1 hari setelah demam
dan berlangsung selama 4 hari, buang air besar berwarna seperti dempul
disangkal. Menurut keluarga, mata pasien sempat terlihat kuning pada saat
pasien dirawat di RSUD selong.
Riwayat transfusi darah dan berhubungan seksual serta riwayat kontak dengan
penderita yang menderita penyakit kuning disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan serupa Riwayat keluarga dengan


(-), hipertensi (-), DM (-), keluhan serupa (-).
asma (-) , dan penyakit Riwayat keluarga dengan
jantung (-). hipertensi (-), DM (-), asma
(-) , penyakit jantung (-).
Riwayat alergi

Riwayat alergi terhadap makanan (-). Riwayat alergi


terhadap obat-obatan (-).
Riwayat sosial

Pasien saat ini merupakan seorang mahasiswa dan


sebelumnya pasien bersekolah dipondok pesantren
selama 6 tahun. Merokok (-), konsumsi alkohol (-),
riwayat hubungan seksual (-).
Riwayat pengobatan

Pasien dirawat di RSUD selong selama 5 hari dan


mendapatkan penanganan yaitu pemberian inf.
RL:D5 5:1, inj. cefotaxime 2x1, metocloperamide
1x1, MP 2x1/2
(Tgl 5 Desember 2016)

Keadaan Umum :ringan


Kesadaran :compos mentis
GCS :E4V5M6
Status Gizi :Normoweight(BB:50kg;TB:65 cm)

Tanda vital
Tekanan darah :110/70 mmHg
Frekuensi nadi :72 x/menit, reguler, kuat angkat.
Frekuensi napas :20 x/mnt, reg., torakoabdominal.
Suhu aksila :37,0 C
Kepala Mata

Bentuk dan ukuran:normal Simetris


Alis normal
Rambut: normal, hitam Exopthalmus : (-/-)
Parese N. VII : (-) Ptosis : (-/-)
Nystagmus : (-/-)
Hiperpigmentasi : (-) Strabismus : (-/-)
Nyeri tekan kepala : (-) Edema palp : (-/-)
Konjungtiva : anemis (-), hiperemia
(-/-)
Sclera : ikterus (-), hiperemia
(-/-),
Pupil : Rp +/+, isokor, bentuk
bulat, 3 mm, miosis (-/-),
midriasis(-/-)
Kornea : normal
Lensa : pseudopakia (-/-),
keruh (-/-)
Pergerakan bola mata: normal ke
segala arah
Telinga Hidung

Bentuk : normal, simetris Simetris


antara kiri & kanan Deviasi septum : (-/-)
Liang telinga (MAE) : Napas cuping hidung: (-)
normal, sekret (-/-), Perdarahan : (-/-)
serumen (-/-)
Sekret : (-/-)
Nyeri tekan tragus: (-/-)
Penciuman : kesan
Peradangan : (-/-) normal
Pendengaran : kesan
normal
Mulut Leher

Simetris Simetris
Bibir : sianosis (-), Deviasi trakea : (-)
pucat (-), stomatitis angularis
(-), ulkus (-) Kaku kuduk : (-)
Gusi : hiperemia (-), Pembesaran KGB: (-)
perdarahan (-) JVP : normal
Lidah : glositis (-), atropi (5+2) cm
papil lidah (-), lidah
berselaput (-), kemerahan di Otot SCM : aktif (-),
pinggir (-), tremor (-), lidah hipertrofi (-)
kotor (-) Pembesaran tiroid : (-)
Gigi geligi: normal
Mukosa : normal
Thorax
Inspeksi :
Bentuk dan ukuran dada normal simetris, barrel chest (-)
Pergerakan dinding dada simetris normal
Permukaan dinding dada : massa (-), spider naevi (-), ictus cordis tidak
tampak
Penggunaan otot bantu napas : SCM aktif (-), hipertrofi SCM (-), otot
bantu abdomen aktif (-)
Tulang iga dan sela iga : pelebaran ICS (-), penyempitan ICS (-), arah
tulang iga normal
Fossa supraklavikula dan infraklavikula cekung simetris, fossa jugularis:
deviasi trakea (-)
Tipe pernapasan torako-abdominal dengan frekuensi napas 19 x/menit.
Palpasi :
Posisi mediastinum : deviasi trakea (-), ictus cordis teraba di ICS V linea
mid clavicula sinistra, thrill (-).
Nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-), suhu normal.
Pergerakan dinding dada simetris
Vocal fremitus normal
+ +
+ +
+ +

Perkusi :
Sonor pada kedua lapang paru
Batas paru-jantung : Dextra ICS II linea parasternalis dekstra
Sinistra ICS V linea mid clavicula sinistra
Batas paru-hepar :
Ekspirasi ICS IV
Ekskursi : 2 ICS
Inspirasi ICS VI
Auskultasi :
Cor: S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo:
+ +
Vesikuler: + +
+ +

- -
Rhonki : - -
- -

- -
Wheezing: - -
- -
Abdomen
Inspeksi :
Distensi (-)
Umbilikus masuk merata
Permukaan kulit : scar (-), massa(-), vena kolateral (-).
Auskultasi :
Bising usus (+) normal
Metalic sound (-)
Bising aorta (-)
Perkusi :
Timpani (+) seluruh regio abdomen
Nyeri ketok (-)
Shifting dullness (-)
Palpasi :
Nyeri tekan (+) pada regio kanan atas abdomen
Massa (-)
Hepar/ren/lien tidak teraba
Ekstremitas
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
Akral hangat : +/+ Akral hangat : +/+
Deformitas : -/- Deformitas : -/-
Edema : -/- Edema : -/-
Sianosis : -/- Sianosis : -/-
Petekie : -/- Petekie : -/-
Clubbing finger : -/- Sendi : dbn
Sendi : dbn Purpura : -/-
CRT : < 2 detik
Ruam : -/-
Rumple leede :-
Genitourinaria: tde
Demam sejak 8 hari sebelum masuk RS.
Demam dirasakan tidak terlalu tinggi
serta berlangsung terus menerus, sempat Pada pemeriksaan fisik
dirasakan turun pada hari kelima dan
kembali demam pada hari keenam dan ditemukan adanya nyeri tekan
ketujuh. Selain demam, pasien juga pada kuadran kanan atas
mengeluhkan lemas serta mengeluhkan abdomen.
nyeri perut kanan atas disertai mual
muntah. Pasien mengaku mengalami
kencing berwarna seperti the. Menurut
keluarga, mata pasien sempat terlihat
kuning.

RESUME

Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan USG
diperoleh peningkatan SGOT
didapatkan hepatomegali dextra
dan SGPT, serta peningkatan
sinistra echostruktur menurun
kada bilirubin direct dan total.
difus, menyokong hepatitus
Selain itu, pada pemeriksaan
akut, tak tampak ektasis bilier,
seroimunologi diperoleh HBsAg
splenomegali.
(-) dengan anti HBc (+).
Pemeriksaan penunjang
03 Desember 2016 08 Desember 2016 Nilai Rujukan

HB: 13,5 g/dl HB: 13,0 g/dl HB: 12,0 16,0 g/dl
RBC: 5,15 x 106/L RBC: 4,91 x 106/L RBC: 4,00 5,20 x 106/L
HCT: 38,4 % HCT: 39,2 % HCT: 36,0 46,0 %
MCV: 74,6fl MCV: 79,8fl MCV: 80 100 fl
MCH: 26,6 pg MCH: 26,5 pg MCH: 26 34 pg
MCHC: 35,2g/dl MCHC: 33,2g/dl MCHC: 31 36 g/dl
WBC: 4,54 x 103/t WBC: 6,27 x 103/t WBC: 4,10 10,9 x 103/t
PLT: 293 x 103/L PLT: 261 x 103/L PLT: 150 450 103/L
Kimia klinik

3/12/16 8/12/16 Nilai Normal


GDS: 135 mg/dl GDS: <160 mg/dl
SGOT: 511 SGOT: 47 SGOT: <40 U/L
SGPT: 469 SGPT: 235 SGPT: <41 U/L
Bilirubun total: 1,27 Bilirubun total: <1,0
Bilirubin direct: 0,81 Bilirubin direct: <0,2
Ureum: 28 Ureum: 10-15
Kreatinin:0,6 Kreatinin:L 0,9-1,3; P
0,6-1,1
Pemeriksaan seroimunologi

Parameter dan nilai 3/12/16 8/12/16


normal
HBsAg Non reaktif
Anti HAV Negatif
Anti HBc Positif
Anti HCV Negatif
USG abdomen tanggal 05/12/16:

Hepatomegali dextra sinistra echostruktur


menurun difus, menyokong hepatitus akut,
tak tampak ektasis bilier.
Splenomegali
Vesica felea, pankreas, ren, vesica urinaria
dalam batas normal
Diagnosis
Hepatitis B akut
Planning

Edukasi
Diagnosis ataupun
Planning penyakit yang
Diagnosis Planning Terapi
dialami pasien
Cek GDS, DL, Farmakologi
Edukasi mengenai Planning
bilirubin, OT,PT, Asering:D10:aminol pengobatan yang Monitoring
HBsAg, anti HBC, eban; 1:1:1 20 tpm diberikan
anti HAV, anti HCV Keluhan
Curcuma 3x1 Konsumsi makanan
USG abdomen Tanda vital
Non farmakologi yang bergizi dan
Cek IgM/IgG anti menjaga
Tirah baring kebersihan
dengue, tes widal
Olahraga untuk
menjaga kebugaran
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
HEPATITIS B AKUT
Definisi
Hepatitis istilah yang digunakan untuk semua
jenis peradangan pada sel-sel hati, yang dapat
disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, konsumsi
alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit
autoimun.
Terdapat 5 jenis hepatitis virus yaitu hepatitis
A,B,C,D,E.

Hepatitis B infeksi virus pada


hati disebabkan oleh virus
hepatitis B dari golongan virus DNA.
Infeksi hepatitis B pada hepar dapat
berlangsung akut maupun kronis.
1,5 juta/thn penduduk
dunia meninggal Hepatitis B merupakan
karena hepatitis. masalah kesehatan global
terutama di Negara
Dua miliar individu di berkembang. CDC Virus hepatitis B telah
seluruh dunia
terinfeksi virus
memperkirakan bahwa menginfeksi sejumlah
sejumlah 200.000 hingga 2 milyar orang
hepatitis B 300.000 orang terutama
600000/thn meninggal dewasa muda terinfeksi didunia, sekitar 240
akibat hepatitis B akut HBV setiap tahunnya. juta diantaranya
maupun kronik. Hanya 25% dari penderita berlanjut menjadi
yang mengalami ikterus,
10.000 kasus memerlukan hepatitis B kronis,
perawatan dirumah sakit, Indonesia merupakan
dan sekitar 1-2% negara dengan
meninggalkerena penyakit endemisistas tinggi
yang fulminan.
hepatitisB, terbesar
kedua di negara
South East Asian
region (SEAR) setelah
myanmar

32
Etiologi

VIRUS
HEPATITIS B

HBV DNA di kode


protein dari 4 Virus DNA
gen: S, C, P,X

HBV termasuk
Ukurannya
hepadnaviruses
3200-bp,
(virus DNA
sirkular
hepatotropik) tipe 1
middle protein
large protein

HBeAg,
dan
HBsAg
HBcAg

HBxAg DNA
polimerase
HBsAg

HBeAg

DNA

HBV memiliki cincin DNA


sirkular yang tidak HBcAg
lengkap dan partikel inti
(HBcAg) yang dikelilingi
oleh suatu lapisan
protein permukaan
(HBsAg). Virus ini juga
mengandung antigen e
(HB eAg).
HBV dapat bertahan dalam
berbagai keadaan, oleh
karena itu cairan fisiologis
tubuh merupakan alat
transportasi penularan

Penularan secara
parenteral yaitu pada
persalinan dari ibu ke
cairan fisiologis tubuh anaknya, kontak seksual
seperti sekret, semen, baik homoseksual
air liur, air mata, dan maupun heteroseksual,
efusi patologik produk darah, dialisis,
obat-obat terlarang
intravena, transfusi, serta
kecelakaan kerja
Patogenesis
Imunitas
humoral

Hepatosit
(tempat virus
bereplikasi)

Imunitas
seluler
Respon innate imun

membatasi
produksi dan
penyebaran virus

Induksi respon induksi Antivirus


innate imun IFN/ intrasel
Respon adaptive imun

Respon antibodi terhadap antigen pembungkus HBV bergantung sel T


pengompleksan partikel virus bebas dan membersihkan virus dari sirkulasi
dengan mencegah perlekatan virus dengan hepatosit.
Antibodi mencegah virus menyebar dari sel yang telah terinfeksi

Respon CD4 T tidak berpartisipasi secara langsung menginduksi sel


B dan respon sel T CD8.

Respon sel T CD8 spesifik HBV memainkan peran


mendasar
dalam pembersihan virus dan patogenesis penyakit
hati.
Mekanisme pembersihan HBV
Respon terhadap virus hepatitis B (VHB), akan
terjadi 4 stadium siklus VHB
fase replikasi (stadium 1 dan 2)
kadar HBsAg (hepatitis B surface antigen), HBV
DNA, HBeAg (hepatitis Be antigen), AST
(aspartate aminotransferase) dan ALT (alanine
aminotransferase) serum akan meningkat,
sedangkan kadar anti-HBs dan anti HBe masih
negatif
fase integratif (stadium 3 dan 4)
HBsAg, HBV DNA, HBeAg dan ALT/AST
menjadi negatif/normal, sedangkan antibodi
terhadap antigen yaitu : anti HBs dan anti HBe
menjadi positif (serokonversi).
Klinis & Diagnosis

Masa inkubasi virus hepatitis B adalah 1-4 bulan. Setelah masa


inkubasi periode prodormal, dengan gejala konstitusional, seperti
malaise, anorexia, mual, muntah, mialgia dan mudah lelah,
perubahan rasa pada indera pengecap serta perubahan sensasi bau-
bauan, nyeri abdoman kuadran kanan atas atau nyeri epigastrum
intermiten yang ringan sampai moderat.

demam dapat terjadi pada pasien dengan


serum sickness like syndrome, dengan gejala
Kelainan fisik yang paling sering ditemui
berupa demam, kemerahan pada kulit,
adalah demam dengan suhu yang tidak
artralgia, dan arthritis. Sickness like
terlalu tinggi, ikterus, dan hepatomegali
syndrome terjadi pada 10-20% pasien.
ringan. Splenomegali dapat dijumpai pada 5-
Gejala tersebut pada umumnya terjadi pada
10% kasus, imfadenopati ringan, palmar
1-2 minggu sebelum timbul ikterus. Sekitar
eritema atau spider nevi dapat dijumpai
70% pasien mengalami hepatitis subklinis
meskipun jarang.
atau hepatitis anikterik. Hanya 30% pasien
yang mengalami hepatitis dengan ikterik.
43
Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Uji serologis Vaksin Hepatitis B Sembuh Hepatitis B Carrier Occult
hepatitis B akut kronis hepatitis B

Anti-HBs + - + - - -/+

Anti-HBc - Igm anti Total anti Total anti Total anti +


HBC HBC HBC HBC

Anti-HBe - - + - + -/+

HBeAg - + - + + -

HBsAg - - - + - -

HBV DNA - + - + (> 105) + (> 105) + (> 103)


Tatalaksana

47
Tatalaksana pada infeksi akut hepatitis B yaitu
dikaitkan dengan terapi suportif.
Keputusan untuk perawatan di rumah sakit
berdasarkan individu masing-masing. Pasien
dengan koagulopati, ikterus berat, atau ensefalopati
harus dirawat di rumah sakit. Perawatan di rumah
sakit dapat juga dilakukan pada pasien tua, pasien
dengan penyakit komorbit, atau tidak toleran
terhadap asupan oral. Belum dapat dipastikan
apakah pasien akan mendapatkan terapi dengan
nukleosida/nukleotida.
Hepatitis B akut ringan-sedang: terapi
suportif. Tidak ada indikasi terapi anti
virus Hepatitis B akut berat: pemberian
antivirus mungkin dapat dipertimbangkan.
Monitor pasien dengan HBV DNA, HBsAg
3-6 bulan untuk mengevaluasi
perkembangan menjadi hepatitis kronis. 2
Terapi dengan anti virus tidak
diindikasikan secara luas pada pasien
ddengan hepatitis B akut tetapi dapat
diindikasikan pada beberapa pasien
seperti: 12
Pasien dengan gagal hati akut karena hepatitis B
akut
Infeksi HBV akut berat: yaitu individu/ pasien yang
memenuhi 2 kriteria: 1). Hepatik ensefalopati, 2).
Bilirubin serum > 10 mg/dL; dan 3). Pasien
dengan international normalized ratio (INR)>1,6
Gejala menetap atau penanda ikterus (bilirubin
>10 mg/dL) selama lebih dari 4 minggu.
Prognosis dan komplikasi
Sekitar 95-99% pasien dewasa penderita
hepatitis B yang sebelumnya sehat, sembuh
dengan baik. Pada pasien dengan hepatitis B
berat sehingga harus dirawat, rata-rata tingkat
kematian sebesar 1% tetapi meningkat pada
usia lanjut dan yang memiliki komorbit. Pada
pasien pengguna obat suntik, penderita
hepatitis B dan D secara bersamaan, dilaporkan
rata-rata kematian 5%. Risiko berkembang
menjadi kronis tergantug pada usia, yaitu 90%
pada bayi, sekitar 30% pada infant, serta <10%
pada dewasa. 2
Daftar pustaka
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis hepatitis.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2014.
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. Hepatitis Akut dalam Penatalaksanaan Di
Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis.
Antony S. Fauci. (2010). Harrisons Gastroenterology and Hepatology, USA. McGraw-Hill
Price SA., Wilson LM., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 1 Edisi .
2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
World Gastroenterology Organisation Global Guideline. Hepatitis B. World Gastroenterology
Organisation, 2015
Center for Disease Control. Hepatitis B, are you at risk?. 2010. Available at: www.cdc.gov/hepatitis.
Idhayu AT., Peranan Anti Virus pada Hepatitis B akut. 2012. Evidence base case report
Sanityoso A., Christine G., 2014. Hepatitis Virus Akut dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing
Chisari F.V., Isogawa M., Wieland SF., Pathogenesis of Hepatitis B Virus Infection. Pathol Biol
(Paris). 2010 August ; 58(4): 258266. doi:10.1016/j.patbio.2009.11.001.
Center for Disease Control. The ABCs of Hepatitis. Update 2016. Available at: www.cdc.gov/hepatitis.
Wilkins T., Zimmerman D., Schade RR., Hepatitis B: Diagnosis and Treatment. American Family
Physician. April 15, 2010, Volume 81, Number 8.
National center for disease control Directorate General of Health Service, Ministry of Health & Family
Welfare Government of India. Viral Hepatitis- The Silent Disease Facts and Treatment Guidelines
Center for Disease Control. Vaksin Hepatitis B. 2012. Available at: www.cdc.gov/vaccines
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai