Anda di halaman 1dari 12

JURNAL READING

Initial Evaluation of the Patient With Lung Cancer: Symptoms,


Signs, Laboratory Tests, and Paraneoplastic Syndromes

Oleh:

Uswatun Hasanah (H1A212062)

Pembimbing:
dr. Salim Said Thalib, Sp.P (K)

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


SMF INTERNA / SMF PARU RSUP NTB
Bab ini menjelaskan mengenai komponen dari evaluasi awal pada pasien baik yang dicurigai
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
atau diketahui memiliki kanker paru-paru. Komponen evaluasi awal didasarkan pada
2017
manifestasi lokal dari kanker paru-paru, yaitu, gejala yang merujuk pada tumor primer,
penyebaran kanker paru-paru intratorakal, dan metastasis. Fitur gambaran riwayat dan
Initial Evaluation
tanda-tanda of the Patient
fisik dapat menjadi indikator With Lung bagi
yang berguna Cancer:
luasnyaSymptoms,
penyakit. Evaluasi
Signs,
standar, Laboratory
mengacu Tests, anddanParaneoplastic
pada gejala, tanda-tanda, Syndromes
tes laboratorium secara rutin, dapat berfungsi
sebagai layar untuk melihat penyakit yang mengalami metastasis. Terdapat juga penjelasan
menganai gambaran umum dari berbagai paraneoplastic sindrom yang berhubungan dengan
kanker paru-paru.

Kata kunci :evaluasi; uji laboratorium; paraneoplastik; tanda-tanda; gejala


Singkatan :ACTH-adrenocorticotrophin hormone; ADH-antidiuretic hormone; SIADH-
syndrome of inappropriate antidiuretic hormone; SVC-superior vena cava; SVCO-superior
vena cava obstruction
Kanker paru serupa dengan sebagian besar tumor padat lainnya, yang biasanya
ditemukan pada tahap lanjutan dari pejalanan penyakit. Mortalitas dalam waktu 5 tahun telah
mencapai sekitar 85% sampai 90%. Dari 100 pasien yang baru menunjukkan gejala kanker
paru, 80 pasien sudah tidak dapat dioperasi dan 20 pasien dapat dicoba untuk dilakukan
reseksi, di antaranya 5 sampai 10 pasien dapat hidup hingga 5 tahun.

Lebih dari 90% pasien dengan kanker paru-paru biasanya telah menunjukkan gejala
pada presentasinya. Diagnosis biasanya dicurigai setelah dilakuakan rontgen thorax. Pada
sebuah seri dari 678 pasien yang baru didiagnosis kanker paru-paru, hanya 44 pasien (6%)
yang tidak bergejala. Sebagian kecil, (183 pasien, 27%) memperlihatkan gejala yang
berkaitan dengan tumor primer. Kebanyakan pasien memiliki gejala sistemik baik
nonspesifik, termasuk anoreksia, penurunan berat badan, dan kelelahan (232 pasien, 27%),
atau gejala khusus yang menunjukkan penyakit yang telah mengalami metastasis (219 pasien,
32%) pada presentasi awal. Prognosis jelas terkait dengan jenis gejala yang ditampilkan.
Kelangsungan hidup pada pasien selama 5 tahun pada pasien tanpa gejala (18%) lebih baik,
dibandingkan dengan pasien yang menunjukkan gejala yang berhubungan dengan tumor
primer (12%). Pasien dengan gejala nonspesifik memiliki kelangsungan hidup selama 5
tahun sebesar 6%, dan pasien dengan yang menunjukkan gejala penyakit metastasis memiliki
prognosis terburuk, dengan kemungkinan meninggal dalam waktu 5 tahun.

Radiografi Thorax
Radiografi thorax berperan penting dalam pengenalan kanker paru-paru. Pada pasien
asimtomatik, kelainan pada foto toraks akan menjadi petunjuk pertama untuk menilai
keberadaan kanker paru-paru. Pada pasien yang memiliki gejala yang berhubungan dengan
tumor primer, gambaran radiografi thorax dapat menjadi pendukung kecurigaan terhadap
karsinoma paru-paru. Pasien yang menunjukkan salah satu dari keluhan sistemik nonspesifik
atau gejala sugestif dari metastasis penyakit, radiografi thorax akan membantu dalam
memfokuskan perhatian pada paru-paru sebagai lokasi gangguan paling utama.

Ulasan secara keseluruhan mengenai kelainan yang terlihat pada radiografi dada pada
pasien dengan karsinoma paru dapat diperoleh dimanapun. Namun, yang patut dihargai
bahwa petunjuk dari radiografi thorax tidak hanya merupakan petunjuk suatu diagnosis
kanker paru-paru saja, tetapi dapat juga menunjukkan ke arah subtipe histologisnya.
Adenokarsinoma adalah jenis yang paling umum dari kanker paru-paru, yaitu 30 sampai 35%
dari semua kasus. Adenokarsinoma lebih sering terlihat pada perifer. Karsinoma sel
skuamosa, sekitar 30% dari semua kanker paru-paru, biasanya muncul pada sentral bronkus
dan tumbuh serta bermetastasis ke hilus dan mediastinum. Karsinoma tersebut mungkin dapat
tumbuh dan metastasis lebih lambat. Karsinoma sel skuamosa juga dapat terjadi pada
parenkim paru di mana karsinoma tersebut dapat membentuk kavitas. Large cell carcinoma
terdiri 10 untuk 20% dari seluruh kanker paru-paru dan juga terlihat umumnya pada perifer.
Small cell lung carcinoma terdiri dari 15 sampai 25% dari seluruh kanker paru-paru dan,
seperti karsinoma sel skuamosa, juga biasanya tumbuh di saluran nafas proksimal dan
melibatkan hilus serta mediastinum.

Gejala, Tanda, dan Tes Laboratorium Kanker paru-paru


Gejala, tanda dan kelainan tes laboratorium yang berhubungan dengan kanker paru-
paru dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) yang berhubungan dengan lesi primer, (2)
yang berkaitan dengan penyebaran intrathorakal, (3) metastasis jauh, dan (4) yang
berhubungan dengan sindrom paraneoplastik.

- Gejala dan Tanda Terkait dengan Tumor primer


Frekuensi gejala lokal dan sistemik pada pasien dengan kanker paru-paru dirangkum
dalam tabel berikut:
Rentang frekuensi dari tanda dan gejala kanker paru-paaru
Gejala dan tanda Rentang frekuensi, %
Batuk 8-75
Penurunan berat badan 0-68
Dispnea 3-60
Nyeri dada 20-49
Batuk darah 6-35
Nyeri tulang 6-25
Jari tabuh 0-20
Demam 0-20
Lemah 0-10
SCVO 0-4
Disfagia 0-2
Wheezing dan stridor 0-2

Batuk
Batuk adalah gejala yang paling umum pada kanker paru-paru. Banyak kanker paru-paru
terjadi pada pusat saluran udara dan dapat menyebabkan pneumonia postobstructive,
atau menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan
batuk.
Dispnea
Dispnea tampak di awal gejala pada 60% pasien. Dispnea biasanya berhubungan dengan
peningkatan batuk dan dahak. Jika tumor menyumbat jalan napas utama, dapat menyebabkan
sesak napas, yang mungkin berhubungan dengan mengi unilateral.

Hemoptisis
Hemoptisis adalah gejala yang umum. Hemoptisis biasanya tidak berat dan hanya terdiri dari
bercak darah yang terdapat pada dahak. Paling umum dideskripsikan sebagai batuk disertai
darah selama beberapa hari. Meskipun temuan radiografi dada biasanya abnormal pada
pasien dengan hemoptisis dari kanker paru-paru, pada persentase kecil dari pasien akan
ditemukan salah satu yaitu normal atau tidak menunjukkan lokalisasi sebuah abnormalitas.
Pada pasien >40 tahun dengan COPD dan riwayat merokok dapat terjadi hemoptisis,
meskipun temuan rontgen dada mungkin biasa-biasa saja namun harus tetap dicurigai kanker
paru-paru. Selain pengamatan yang cermat, klinisi dapat mempertimbangkanemeriksaan
diagnostik lebih lanjut, termasuk sitologi dahak, bronkoskopi, atau CT scan thorax.

Ketidaknyamanan pada dada

Ketidaknyamanan pada dada sering dan umum pada sekitar 50% dari pasien pada saat
terdiagnosis. Hal ini hal yang sering dirasakan, didefinisikan riwayat, intermiten dan kualitas
nyeri. Nyeri pleuritik dapat terjadi sebagai akibat langsung penyebaran tumor ke permukaan
pleura.

- Tanda dan Gejala penyebaran intratorasik

Penyebaran kanker paru-paru intratorakal, baik dengan penyebaran langsung atau


melalui limfatik, menghasilkan berbagai gejala dan tanda-tanda. Ini mungkin disebabkan oleh
keterlibatan struktur berikut: (1) saraf, misalnya, nervus laryngeal reccurent, nervus frenikus,
pleksus brakialis, dan saraf simpatis; (2) dinding dada dan pleura; (3) keterlibatan vaskular,
misalnya, vena kava superior (SVC), pericardium, dan jantung; dan (4) visera, termasuk
esofagus.

Kelumpuhan nervus Laryngeal Recurrent

Kelumpuhan nervus Laryngeal Recurrent dilaporkan pada 2 sampai 18% dari kasus, dan
lebih sering terjadi pada tumor pada sisi kiri karena rute dari nervus Laryngeal Recurrent kiri
terletak pada arkus aorta, dan menyebabkan suara serak. Hal ini terkait dengan batuk dan
ekspektorasi yang buruk, dan peningkatan risiko aspirasi.

Kelumpuhan nervus Frenikus

Disfungsi nervus frenikus dapat terlihat pada rontgen dada yaitu tampak peningginan pada
hemidiafragma, atau dapat muncul dengan gejala sesak napas.

Tumor Pancoast

Tumor Pancoast juga disebut tumor sulkus superior, dan muncul pada bagian posterior dari
apeks sebuah lobus superior dekat pleksus brakialis, umumnya infiltrasi ke akar saraf C8, T1
dan T2. Hal ini menyebabkan rasa sakit, suhu kulit berubah, dan muscle wasting sepanjang
saraf yang berkaitan.

Sindrom Horner

Hal ini disebabkan keterlibatan rantai simpatis dan ganglion stellata yang menyebabkan
enophthalmos unilateral, ptosis, miosis, dan kurangnya keringat pada wajah ipsilateral.

Dinding dada

Nyeri pada keterlibatan dinding dada adalah gejala umum. Lebih dari 50% dari pasien
dengan kanker paru-paru mengeluh sakit dada. Rasa sakit biasanya tumpul, cenderung
menetap, tidak terlokalisasi, dan tidak terkait dengan bernapas atau batuk. Nyeri retrosternal
mungkin karena keterlibatan masif hilar dan nodal mediastinum. Ketika nyeri dada sangat
parah dan lokal, biasanya berhubungan dengan invasi langsung pada pleura atau dinding dada
oleh tumor primer, atau karena metastasis tulang rusuk. Tenderness mungkin timbul pada
lokasi keterlibatan tulang rusuk dan, jarang, massa jaringan lunak dapat teraba.

Pleura

Keterlibatan pleura terjadi pada 8 sampai 15% pasien dengan kanker paru-paru. Nyeri dada
pleuritik dapat terjadi pada tahap awal invasi pleura neoplastik dan dapat menghilang dengan
timbulnya efusi pleura. Efusi pleura, yang dapat mengakibatkan dispnea, umumnya
disebabkan oleh ekstensi pleura langsung, tetapi juga mungkin sekunder dari keterlibatan
kelenjar mediastinum dan penyumbatan limfatik. Tanda-tanda efusi pleura termasuk redup
pada perkusi dan penurunan suara nafas.

Obstruksi SVC

Kanker paru-paru menyumbang 46-75% dari semua kasus Obstruksi SVC (SVCO); dengan
subtipe histologis yang paling umum terkait dengan SVCO adalah small cell carcinoma dan
karena invasi langsung oleh tumor primer, atau dari pembesaran kelenjar getah bening
paratrakeal kanan yang mengalami metastasis. Pasien akan mengeluh pembengkakan wajah,
termasuk leher dan kelopak mata, dengan pelebaran pembuluh darah terlihat di atas tubuh
bagian atas, bahu, dan lengan. Ada juga mungkin sakit kepala, pusing, mengantuk, pandangan
kabur, batuk, dan disfagia.

Jantung dan Perikardium

Metastase ke jantung dan pericardium biasanya terjadi melalui penyebaran limfatik langsung.
Pada otopsi, keterlibatan jantung terjadi pada sekitar 15% kasus, dan sejumlah kecil akan
memiliki tamponade. Pada kanker paru primer, keterlibatan perikardium umum terjadi.

Esophagus
Pembesaran hilus dan KGB mediastinum biasanya karena penyebaran metastasis dan jarang
menyebabkan gejala kecuali ukurannya besar, ketika dapat menyumbat esophagus, akan
terjadi kesulitan menelan.

- Gejala, Tanda, dan Tes Laboratorium yang Menunjukkan Metastasis


ekstratorakal

Sekitar sepertiga dari pasien datang dengan gejala akibat metastasis jauh. Lokasi
paling umum metastasis jauh dari kanker paru-paru yaitu pada tulang; hati, kelenjar adrenal,
dan KGB intraabdominal; otak dan sumsum tulang belakang; KGB kulit.

Tulang
Kanker paru-paru dapat bermetastasis ke hampir semua tulang, tulang aksial dan tulang
panjang proksimal merupakan yang paling sering terlibat. Gejala utama yang dihasilkan dari
keterlibatan tulang adalah nyeri, yang mungkin memiliki komponen pleuritik ketika tulang
rusuk yang terlibat. nyeri tulang muncul sampai dengan 25% dari semua kasus.

Hati, Kelenjar adrenal, dan KGB Intra-abdominal

Metastasis pada hati terjadi secara umum pada kanker paru-paru. Namun, hasil tes fungsi hati
yang jarang abnormal sampai metastasis berat. Metastasis pada hati yang paling umum
menghasilkan gejala kelemahan dan penurunan berat badan. Ketika muncul, metastase hati
merupakan prognosis yang sangat buruk. Lesi adrenal dan metastasis KGB para-aorta dapat
terjadi dan yang paling sering pada small cell carcinoma. Klinis insufisiensi adrenal jarang
terlihat.

Otak dan sumsum tulang

Metastasis intrakranial terjadi pada 10% pasien kanker paru. Metastasis ke sumsum tulang
belakang jarang terjadi dan cenderung terjadi pada pasien dengan metastasis serebral.
Metastasis ke otak dapat menghasilkan nyeri kepala, mual dan muntah, gejala neurologis
fokal atau tanda-tanda, kejang, kebingungan, dan perubahan kepribadian. Paru-paru adalah
lokasi utama dari sekitar 70% dari kanker yang muncul pada awalnya dengan yang kemudian
menunjukkan gejala metastasis ke otak.

Getah bening dan Kulit


Lokasi yang paling umum dari limfadenopati adalah teraba pada fossa supraklavikula, yang
terdapat pada 15 sampai 20% dari kasus. Mengidentifikasi kelenjar getah bening yang
membesar atau nodul subkutan yang disebabkan oleh metastasis kanker paru-paru sangat
membantu dalam memfasilitasi diagnosis dan staging. Aspirasi jarum halus dapat dilakukan
serta memiliki sensitivitas tinggi.

Berikut merupakan gambaran dari standar evaluasi untuk metastasis sistemik

Gejala Tanda Pemeriksaan laboratorium


- Penurunan BB> 10 kg - Limfadenopati (>1 cm) - Hematokrit <40% (pria)
- Musculoskeletal, nyeri tulang fokal - Suara serak, sindrom SVC - Hematokrit <35% (wanita)
- Neurologi: nyeri kepala, pingsan, - Bone tenderness - Peningkatan alkalin fosfatase,
- Hepatomegali (>13 cm)
kejang, kelemahan ekstremitas, gama glutamiltransferase atau
- Tanda neurologik fokal,
perubahan status mental serum glutamikoksaloasetik
edema papil
- Massa soft tissue transaminase

- Sindrom Paraneoplastik

Sindrom paraneoplastik adalah sekelompok gangguan klinis yang berkaitan dengan


penyakit ganas yang tidak langsung berkaitan dengan efek fisik tumor primer atau metastasis.
Mekanisme yang tepat dari sindrom paraneoplastik yang terjadi belum sepenuhnya dipahami.
Sindrom paraneoplastik terjadi pada setidaknya 10% dari pasien dengan karsinoma
bronkogenik.

Gejala paraneoplastik tidak berhubungan dengan ukuran tumor primer, dan dalam
beberapa kasus dapat mendahului diagnosis penyakit ganas. Pada kasus lainnya gejala
paraneoplastik dapat terjadi pada akhir dari suatu penyakit, atau merupakan tanda pertama
dari kekambuhan. Sindrom paraneoplastik kemungkinan terjadi karena produksi zat aktif
biologis baik oleh tumor, ataupun merupakan suatu respon terhadap tumor (misalnya, hormon
polipeptida, hormon like peptida, antibodi atau kompleks imun, prostaglandin, atau sitokin).
Sindroma neurologis yang berhubungan dengan kanker paru-paru kadang-kadang terjadi
melalui suatu proses autoimun. Small cell carcinoma merupakan jenis yang paling umum
dari kanker paru-paru yang berhubungan dengan neurologik autoimun sindrom
paraneoplastik. Efek langsung metastasis atau metabolik atau proses infeksi harus dieksklusi
sebagai kontributor pada temuan neurologis. Tingkat keparahan gejala neurologi tidak
berhubungan dengan tumor; pada kenyataannya, lesi ganas primer dapat tidak terdeteksi
sebelum kematian meskipun gejala yang ditampilkan tidak ada. Berikut table yang
merangkum beberapa gejala pada sindrom paraneoplastik.

Endokrin Neurologik Tulang Ginjal Metabolik


SIADH Subacute sensory neuropathy Hypertrophic Glomerulonephritis Lactic acidosis
Nonmetastatic hypercalcaemia Mononeuritis multiplex osteoarthropathy Nephrotic syndrome Hypouricemia
Cushing syndrome Intestinal pseudo-obstruction Clubbing
Gynecomastia Lambert-Eaton syndrome
Hypercalcitonemia Encephalomyelitis
Elevated levels of LSH, FSH Necrotising myelopathy
Hypoglycaemia Cancer-associated retinopathy
Hyperthyroidism
Carcinoid syndrome
Sistemik Kolagen/vascular Kutaneus Hematologik Koagulopati
Anorexia, Dermatomyositis Acquires hypertrichosis Anemia Thrombophlebitis
cachexia Polymyositis languinosa Leucocytosis,eosinophilia DIC
Fever Vasculitis Erythema gyratum repens Leukemoid reactions
Systemic lupus erythematosus Erythema multiforme Thrombocytosis
Tylosis Trombositopenik purpura
Erythrodermia
Exfoliative dermatitis
Acanthosis nigricans
Sweet syndrome
Pruritus, urticaria

Sindrom Paraneoplastik Endokrin yang Berhubungan Dengan Kanker Paru

Hiperkalsemia: hiperkalsemia merupakan sekunder dari metastasis tulang. Hal ini, terjadi
karena produksi peptida yang terkait dengan hormon paratiroid. Hal ini paling sering pada
karsinoma sel skuamosa; sekitar 15% dari pasien mengalami hiperkalsemia sebelum
kematiannya. Gejala hiperkalsemia termasuk mual, muntah, sakit perut, sembelit, poliuria,
haus, dehidrasi, kebingungan, dan mudah tersinggung.

Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Production: Hormon antidiuretik (ADH)


dihasilkan di hipotalamus dan disekresikan dari lobus posterior kelenjar hipofisis. Hormon ini
berfungsi dalam pemeliharaan cairan lingkungan ekstraseluler dengan mengurangi ekskresi
air. Kelebihan produksi ADH terdapat pada sampai dengan 70% dari pasien dengan kanker
paru-paru, Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH) tidak umum terjadi.
Namun, semua pasien dengan hiponatremia berkaitan dengan SIADH pada penderita kanker
paru memiliki tingkat serum ADH yang tinggi. Peptida natriuretik atrial adalah hormon lain
yang diproduksi oleh sel-sel kanker paru-paru, yang mempengaruhi pengaturan garam dan air
oleh ginjal. Pada setiap individu pasien, peningkatan kadar atrial Peptida natriuretik atrial
dapat berkontribusi pada hiponatremia melalui proses natriuresis. SIADH terutama berkaitan
dengan small cell carcinoma, walaupun tumor paru ganas lainnya kemungkinan jarang
berhubungan dengan sindrom ini. Produksi ADH berlebih tidak selalu berhubungan dengan
gejala dikaitkan dengan SIADH. Hanya 1 sampai 5% dari pasien memiliki gejala yang
disebabkan oleh SIADH. Manifestasi dari SIADH termasuk kebingungan, kejang, tingkat
kesadaran menurun, dan koma. Secara biokimia, sindrom ini didefinisikan sebagai kadar
natrium serum yang rendah, osmolalitas plasma yang tinggi, atau inappropriate osmolalitas
urine, natrium terus diekskresikan melalui urin. Sindrom membaik segera (< 3 minggu)
dengan inisiasi kombinasi kemoterapi sitotoksik pada 80% dari pasien dengan small cell
carcinoma, namun pada umumnya gejala dapat berulang dengan progresifitas tumor.

Sindrom Cushing: hormon adrenokortikotropik (ACTH) adalah hormon yang paling umum
diproduksi secara ektopik oleh kanker paru-paru. Hal ini berasal dari proopiomelanocortin
polipeptida. Seperti ADH, peningkatan kadar serum ACTH pada pasien dengan kanker paru-
paru tidak biasa terjadi; mungkin terdeteksi pada hingga 50% dari pasien dengan kanker paru.
Namun, meskipun terjadi peningkatan kadar ACTH, sindrom cushing ini jarang terjadi. Tanda
dan gejala Sindrom Cushing terjadi pada sekitar 1 sampai 5% dari pasien dengan small cell
carcinoma. Hal ini merupakan tampilan klinis yang terbatas karena sebagian untuk
perkembangan yang cepat dari kanker paru-paru sel kecil dan juga pelepasan bentuk biologis
aktif dari hormon. Gambaran paling umum yang terkait dengan kondisi ini adalah gejala
klinis kelemahan, atrofi otot, mengantuk, kebingungan dan psikosis, edema, hipokalemia
alkalosis, dan hiperglikemia.

Clubbing finger dan osteoartropati hipertrofi


Gangguan ini kemungkinan terkait dengan setiap jenis sel kanker paru-paru, meskipun yang
paling sering terkait dengan skuamosa dan adenokarsinom dan paling sering dikaitkan
dengan small cell carcinoma. Mekanisme yang tepat pada clubbing dan osteoartropati
hipertrofik belum diketahui, diperkirakan berkaitan dengan neurogenik, hormonal, dan
mekanisme vascular. Clubbing jauh lebih umum terjadi dibandingkan osteoartropati
hipertrofi. Dalam salah satu penelitian terhadap 111 pasien dengan kanker paru-paru,
clubbing terdapat pada 29%. Kejadian tersebut lebih umum pada wanita dibandingkan pria
(40% vs 19%) dan lebih umum pada non-small cell lung cancer daripada small cell lung
cancer (35% vs 4%). Osteoartropati hipertrofi tampak pada <5% pasien dengan non-small
cell lung cancer dan ditandai dengan arthropati simetris yang dirasakan sangat nyeri
(Biasanya pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan lutut) dan periosteal pembentukan
tulang baru pada tulang panjang distal tungkai. Small cell lung cancer jarang menyebabkan
tanda tersebut; yaitu hanya menyumbang 1% dari kasus osteoartropati hipertrofik. Observasi
anekdot menunjukkan bahwa clubbing dan osteoartropati hipertrofik dapat diatasi dengan
keberhasilan pengobatan tumor primer, reseksi khususnya bedah non-small cell lung cancer.

Sindrom neurologis
Berbagai sindrom neurologis yang kurang dipahami dapat terjadi pada kanker paru-paru, dan
terjadi pada 4 sampai 5% pasien. Diagnosis dari sindrom paranoeplastik neurologis dibuat
sesudah menyingkirkan penyebab lain, seperti ketidakseimbangan elektrolit, penyakit
metastatik, penyakit pembuluh darah serebral dan tulang belakang, infeksi, dan pengobatan
toksisitas. Small cell lung cancer merupakan jenis yang umum pada sebagian besar kanker
paru-paru yang berkaitan dengan sindrom paraneoplastik neurologis autoimun. Sindrom yang
termasuk adalah Lambert-Eaton, sindrom miastenia, neuropati perifer, degenerasi korteks
serebral, dan beberapa sindrom SSP lainnya. Beberapa sindrom ini dapat diidentifikasi
dengan adanya antibodi baik dalam serum atau cairan serebrospinal. Efektifitas kemoterapi
pada pasien dengan small cell lung cancer dan sindrom paraneoplastik neurologis dapat
dilihat pada perbaikan gejala neurologis. Pada sebagian kecil pasien dengan small cell lung
cancer, memiliki prognosis secara keseluruhan lebih menguntungkan pada pasien dengan
Lambert-Eaton, sindrom miastenia dibandingkan pasien yang tidak menunjukkan sindrom
paraneoplastik tersebut.

Ringkasan
Lebih dari 90% pasien dengan kanker paru-paru akan merupakan gejala pada
presentasi penyakit. Minoritas menunjukkan gejala yang berkaitan dengan tumor primer, dan
kebanyakan pasien datang dengan gejala nonspesifik sistemik, termasuk anoreksia,
penurunan berat badan dan kelelahan, atau gejala spesifik yang menunjukkan metastasis
penyakit. Prognosis berhubungan dengan jenis gejala yang ditampilkan. Pasien tanpa gejala
dan pasien dengan gejala yang berkaitan dengan tumor primer memiliki kelangsungan hidup
5 tahun yang lebih baik dibandingkan dengan gejala sistemik atau yang menunjukkan gejala
metastasis. Penilaian gejala, tanda dan tes laboratorium standar dengan cara yang standar
pada pasien yang dicurigai kanker paru-paru dapat berfungsi sebagai layar yang berguna
untuk mengidentifikasi pasien dengan kemungkinan yang lebih tinggi terjadi metastasis.

Sindrom paraneoplastik, yang terjadi pada 10% dari pasien dengan kanker paru-paru,
merupakan sekelompok gejala klinis yang terkait dengan penyakit ganas yang tidak langsung
berhubungan dengan efek fisik tumor primer atau metastasis. Sindrom ini mungkin
disebabkan produksi biologis aktif zat atau lainnya, saat ini masih belum jelas
mekanismenya. Gejala paraneoplastik tidak berhubungan dengan ukuran tumor primer, dalam
beberapa kasus dapat mendahului diagnosis penyakit ganas, dan pada kasus lain mungkin
terjadi di akhir dari fase penyakit, atau merupakan tanda pertama terjadinya kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai