Nama Kelompok : Ahmad Maghfuri Dwi Haryanto Johan Masruhan KORUPSI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIATUR DIDALAM
Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang mengatur mengenai
tindak pidana korupsi, saat ini sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya dengan dikeluarkannya UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKN, UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Serta terakhir dengan diratifikasinya United Nations Convention Against Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003) dengan UU No. 7 Tahun 2006. Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Definisi Korupsi
KORUPSI dari bahasa Latin
corruptio atau corruptus corruptio dari kata corrumpere, corruption, corrupt (Inggris), corruption (Perancis) dan corruptie/korruptie (Belanda).
kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian Di Di Malaysia dipakai Malaysia dipakai kata kata resuah resuah dari dari bahasa bahasa Arab Arab risywah, risywah, menurut Kamus umum Arab-Indonesia artinya menurut Kamus umum korupsi. Arab-Indonesia artinya korupsi.
Risywah (suap) secara terminologis berarti pemberian yang diberikan
seseorang kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk memperoleh kedudukan Semua ulama sepakat mengharamkan risywah yang terkait dengan pemutusan hukum, perbuatan ini termasuk dosa. PENGERTIAN Korup artinya busuk, suka menerima uang 1 suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan sebagainya;
Korupsi artinya perbuatan busuk seperti
2 penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya;
Koruptor artinya orang yang melakukan
3 korupsi. Menurut UNITED NATIONS AGAINTS CORRUPTION . (UNCAC)
Korupsi merupakan wabah berbahaya yang memiliki
berbagai efek korosif pada masyarakat. Itu merusak demokrasi dan supremasi hukum, menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia, mendistorsi pasar, mengikis kualitas hidup dan memungkinkan kejahatan terorganisir, terorisme dan ancaman lain terhadap keamanan manusia untuk berkembang.
Fenomena jahat ini ditemukan di semua negara-besar dan
kecil, kaya dan miskin-tetapi di negara berkembang yang efeknya paling merusak. Korupsi merugikan rakyat miskin tidak proporsional dengan mengalihkan dana yang ditujukan untuk pengembangan, merusak kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan dasar, makan ketidaksetaraan dan ketidakadilan dan bantuan luar negeri mengecilkan dan investasi. Pendapat Pakar
Baharuddin Lopa mengutip pendapat David M.
Chalmers menguraikan istilah korupsi dalam berbagai bidang, yakni yang menyangkut masalah penyuapan, yang berhubungan dengan manipulasi di bidang ekonomi, dan yang menyangkut bidang kepentingan umum. Hal ini diambil dari definisi financial manipulations and deliction injurious to the economiy are often labeled corrupt. Perbuatan korupsi menyangkut :
Sesuatu yang bersifat amoral,
Sifat dan keadaan yang busuk, Menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, Penyelewengan kekuasaan dalam jabatan karena pemberian, Menyangkut faktor ekonomi dan politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan jabatan. BENTUK KORUPSI
Kerugian Keuangan Negara
Suap Menyuap Penggelapan Dalam Jabatan Pemerasan Perbuatan Curang Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan Gratifikasi Konvensi PBB melawan Korupsi Konvensi PBB melawan Korupsi Tujuan Konvensi ini:
(A) Untuk mempromosikan dan memperkuat langkah-langkah
untuk mencegah dan memerangi koruptor lebih efisien dan efektif; (B) Untuk mempromosikan, memfasilitasi dan mendukung kerja sama internasional dan bantuan teknis dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi, termasuk dalam pengembalian aset; (C) Meningkatkan integritas, akuntabilitas dan pengelolaan urusan pub-lic dan properti publik. Penggunaan istilah Untuk tujuan Konvensi ini: Penggunaan istilah Untuk tujuan Konvensi ini: Pejabat Publik Pejabat publik asing Pejabat organisasi internasional publik Kekayaan Hasil tindak pidana Pembekuan atau penyitaan Perampasan Tindak pidana asal Penyerahan terkendali Kerja sama internasional (dalam UNCAC) Kerja sama internasional (dalam UNCAC) Kerja sama internasional
1. Negara-negara Pihak wajib bekerja sama dalam masalah pidana sesuai
dengan Pasal 44 sampai Pasal 50 Konvensi UNCAC. Apabila diperlukan dan konsisten dengan sistem hukum domestik mereka, Negara Pihak wajib mempertimbangkan untuk membantu satu sama lain dalam penyidikan dan proses dalam hal perdata dan administrasi yang berkaitan dengan korupsi.
2. Dalam hal kerja sama internasional, setiap kali kriminalitas ganda
dianggap suatu kebutuhan, hal tersebut dianggap sebagai telah terpenuhi tanpa memperhatikan apakah undang-undang Negara Pihak yang diminta menempatkan pelanggaran dalam kategori yang sama dari kejahatan atau pelanggaran oleh terminologi yang sama dengan meminta Negara Pihak, jika perilaku yang mendasari pelanggaran yang bantuan dicari adalah tindak pidana berdasarkan hukum kedua Negara Pihak. Lomba poster KPK, Karya : Arbi Syahrur Rajab Lomba poster KPK, Karya : Briliantina Latifah Hidayat MARI SIMAK VIDEO BERIKUT MARI SIMAK VIDEO BERIKUT KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI BUDAYAKAN BERSIH SEJAK DINI