Anda di halaman 1dari 34

COMBUSTION

PEMBAKARAN
KELOMPOK 4

1. AKBAR KAMAL PUTRA PERDANA (21050115060013)


2. AFIF ISKAYANA ZAINULLAH (21050115060016)
3. LUKMAN PARULIAN SITUMORANG (21050115060017)
4. ADITYA WARDHONO PUTRA (21050115060020)
DEFINISI UMUM

PEMBAKARAN (COMBUSTION)
Pembakaran di dalam silinder adalah reaksi kimia
persenyawaan bahan bakar dengan udara (oxygen), yang
diikuti dengan timbulnya panas. Panas yang dilepas selama
proses pembakaran inilah yang digunakan untuk
tenaga/power. Dalam proses pembakaran harus mengeluarkan
udara seminimal mungkin, efesiensi bahan bakar dan tenaga
sesuai yang dikehendaki serta pergerakan piston yang sesuai.
DEFINISI UMUM
Pembakaran terbagi menjadi 2 yaitu :
Pembakaran pada mesin Bensin, yaitu : Pembakaran yang menggunakan
bahan bakar bensin (premium, pertamax). Urutan proses pembakaran :
Bahan bakar di campur udara.
Bahan bakar yang telah tercampur udara lalu masuk menuju ruang bakar.
Saat terjadi usaha dalam ruang bakar, busi melontarkan bunga api.
Pembakaran pada mesin diesel, yaitu : Pembakaran yang menggunakan
solar sebagai bahan bakarnya dan udara di kompresikan hingga suhu +-
550 C. Urutan proses Pembakaran :
Udara masuk ke ruang pembakaran lalu di kompresikan hingga suhu
550 C.
Injektor menyemprotkan bahan bakar, lalu bahan bakar terbakar akibat
DEFINISI UMUM
DEFINISI UMUM

SYARAT PEMBAKARAN

PROSES PEMBAKARAN DARI CAMPURAN UDARA DAN BAHAN BAKAR HARUS MENGIKUTI
PERSYARATAN BERIKUT :
1. TEKANAN GAS DALAM SILINDER HARUS NAIK PADA RATA-RATA YANG DI SEDIAKAN, AGAR
OPERASI MESIN HALUS
2. TEMPERATUR GAS TIDAK MELEBIHI BATAS DARI KETAHAN DINDING SILINDER LINER, KEPALA
SILINDER, PISTON & KATUP TERSEBUT DARI PANAS
3. PEMBAKARAN HARUS SELESAI SETELAH HASIL BAHAN BAKAR YANG TIDAK TERBAKAR
DEFINISI UMUM

PADA UMUMNYA PROSES PEMBAKARAN DI BAGI MENJADI 2 ASPEK YAITU :


1. DARI SUDUT PANDANG THERMODINAMIKA ( BERDASARKAN VARIASI TEKANAN, TEMPERATUR
& KADAR PANAS DARI GAS )
2. DARI SUDUT PANDANG KEDINAMISAN GAS DAN API DALAM RUANG BAKAR
BERDASARKAN ASPEK DI ATAS KITA HARUS MEMBAHAS FAKTOR-FAKTOR BERIKUT :
1. SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN BAKAR
2. KURVA INDIKATOR PROSES PEMBAKARAN
3. REAKSI PEMBAKARAN
PENJELASAN KARAKTERISTIK FISIKAL &
KIMIAWI BAHAN BAKAR

STRUKTUR KIMIA BAHAN BAKAR DI BAGI MENJADI 3 KELOMPOK :


1. ALIPHATICS (DALAM BAHASA YUNANI ARTINYA MINYAK) = SENYAWA
ORGANIK YANG ATOM KARBON DAPAT SALING MENGIKAT, PADA
UMUMNYA SENYAWA INI MUDAH TERBAKAR.
2. SIKLOALKANA = SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON YANG HANYA
MEMPUNYAI IKATAN KIMIA TUNGGAL PADA STRUKTUR KIMIANYA.
3. AROMATIC = SENYAWA HIDROKARBON DENGAN IKATAN TUNGGAL DAN
IKATAN RANGKAP DIANTARA ATOM ATOM KARBONNYA.
PENJELASAN KARAKTERISTIK FISIKAL &
KIMIAWI BAHAN BAKAR

BERDASARKAN DERAJAT KEJENUHAN ALIPHATICS (MINYAK) DIBAGI MENJADI 3,


YAITU :
1. PARAFIN / ALKANA ( 2+2 )
2. OLEFINS / ALKENA ( 2 )
3. ACETYLENES / ALKUNA ( 22 )
Struktur molekul hidrokarbon

PARAFINS METHANA
(ALKANA)

OLEFINS (ALKENA)

Ethylene (C2H4) Propylene c3h6

ACETYLENES
(ALKUNA)
Komposisi Pecahan
(fractional compostion)
Komposisi pecahan adalah salah satu karakteristik dasar dari bahan bakar
yang mempengaruhi kelengkapan pembakaran dan efisiensi bahan bakar
mesin.
Pada mesin diesel, dibagi menjadi dua titik distilasi :
1. 50%, terevaporasi pada suhu 300 oC
2. 85%, terevaporasi pada suhu 350 oC
Pada mesin bensin :
- Dari tiap 10% bensin pada suhu 75-88 oC (indikasi mesin bisa distart pada
suhu rendah)
Komposisi pecahan dari bahan bakar yang digunakan dalam mesin
karburator, yang merupakan faktor penting dalam proses pencampuran
Faktor Penting Pada Bahan Bakar

Residu karbon (Carbon Residues) : Kecenderungan dari bahan bakar untuk


karbonisasi dihitung dalam angka residu (k).
Untuk mesin dengan kecepatan rendah, k 4%
Untuk mesin dengan kecepatan tinggi, k 0,05%

Kadar Sulfur (Sulphur Content) : Kandungan sulfur penting karena dapat


menyebabkan korosi pada bagian sistem pengeluaran (exhaust).
Kandungannya 1%

Komposisi Bahan Bakar : komposisi kimia pada bahan bakar harus diketahui
untuk menghitung banyaknya udara yang dibutuhkan untuk pembakaran, nilai
kalor bensin, dan lain lain
Faktor Penting Pada Bahan Bakar

Nilai Kalor (Heat Value) : nilai kalor tergantung oleh komposisi kimianya
(atom C,H)
Self-Ignition Temperature : temperatur minimum dari campuran udara
dengan bahan bakar untuk terbakar dengan
sendirinya
Flash Point : temperatur minimum dimana akan terbakar saat
menguap, dan apinya akan mati dengan cepat.
Fire Point : temperatur minimum bahan bakar yang mana
akan menguap dan terbakar dengan api. (15-25oC)
Bahan Bakar Mesin Diesel

Bahan bakar diesel dibagi menjadi 3 :


1. Motor Fuels (Grade T-1 , T-2 , T-3)
2. Solar oil
3. Diesel Fuels
Motor Fuels (Grade T-1 , T-2 , T-3)

Grade T-1 = campuran dari fuel oil dengan solar oil fractions, mempunyai
viskositas minimum dan titik tuang terendah (--5oC)

Grade T-2 dan T-3 = Diesel fuel winter grade (untuk temperature diatas -30oC)
Cetane numbernya 40, titik tuang -45oC
Bahan Bakar Mesin Bensin

Bahan bakar mesin bensin dibagi menjadi 3 grade :


1. Grade A66
2. Grade A70
3. Grade A74
Semakin besar angkanya, maka semakin besar juga nomor oktannya
Indicated Combustion Diagram
Diagram Indikasi Pembakaran
Suatu kurva yang menggambarkan perbandingan perubahan tekanan gas
didalam silinder mesin dan sudut engkol.
Rapid Combustion
Pembakaran Cepat
Pembakaran cepat adalah pembakaran yang dimana sebuah substan
terbakar dengan cepat; terjadi peningkatan tekanan dengan cepat dan
menghasilkan percikan dan panas.
Contoh : pembakaran bahan bakar pada kinerja piston
Ignition Lag
Pengapian Yang Terhambat
Efek temperature tinggi dan kompresi udara mengakibatkan peroksidasian
organik, dimana panas terurai dan menghasilkan molekul bahan bakar yang
tersisa dari reaksi oksidasi.
Pengapian bahan bakar terhambat terjadi akibat proses fisika dan kimia,
seperti pemanasan, penguapan,oksidasi primer dan pemisahan molekul.
Gambar Perkembangan Semprotan Bahan
Bakar Selama Pengapian dan Pembakaran
Faktor Yang Mempengaruhi Periode
Pengapian Lambat
1. Kimia
Faktor kimia terjadi akibat struktur dari bahan bakar
a. Zat Kimia Tambahan,
b. Konsentrasi gas sisa pembakaran di ruang bakar
c. Tipe Bahan Bakar
d. Struktur Kimia dari bahan bakar (Paling Penting)
Dalam mesin diesel, bahan bakar dengan alifatik hidrokarbon dengan alkana
rantai panjang yang memiliki bahan bakar aromatic hidrokarbon
menyebabkan kinerja mesin kasar dan menyebabkan pengapian lambat.
Faktor Yang Mempengaruhi Periode
Pengapian Lambat
2. Konsentrasi Gas Sisa Pembakaran
Penelitian membuktikan bahwa kandungan udara bekerja dengan gas sisa
dapat meningkatkan suhu pengapian dan memperpanjang periode
pengapian lambat. Pengaruh yang merugikan ini dari suatu kuantitas
meningkatnya gas gas sisa.
Faktor Yang Mempengaruhi Periode
Pengapian Lambat
3. Faktor Termodinamika
Faktor utama yang mempengaruhi periode pengapian adalah
A. Suhu (T), dan
B. Tekanan Udara (P) pada akhir langkah kompresi
C. Rasio Kompresi,
D. Tekanan udara ke silinder selama pengisian suhu udara selama
pemanasan dan pendinginan
E. Suhu air pendingin dan beban mesin.
Faktor Yang Mempengaruhi Periode
Pengapian Lambat
4. Faktor Hidrodinamik
Bisa disebut kecepatan dari bahan bakar cair didalam ruang bakar, yang
dimana mempengaruhi kehalusan atomisasi dan tingkat pemanasan, dan
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan.
Faktor Yang Mempengaruhi Periode
Pengapian Lambat
5. Peningkatan Kehalusan Atomisasi
Turbulensi udara secara intensif (dengan batas tertentu) dapat membuat
periode pengapian lambat menurun, sebaliknya, bila Turbulensi udara
berlebih, maka akan mengakibatkan pembakaran maksimum, yang dimana
mesin akan berjalan kasar.
Tabel Anilin
Titik anilin adalah suhu dimana campuran yang terdiri dari bagian yang sama
dengan volume anilin dan bahan bakar yang diuji menjadi keruh. Semakin
tinggi indeks diesel, maka semakin baik bahan bakar tersebut.
TABEL

Dapat dilihat bahwa bahan bakar yang dihasilkan dari minyak bermutu tinggi,
memiliki indeks tertinggi.
TABEL
Diagram indikator skematik menggambarkan efek dari jumlah
cetane pada kurva tekanan yang diperoleh selama pembakaran
berbagai bahan bakar.
Misal A. Cetana
B. Alpha Metil Napthalene
C. Campuran 50% Metana dan 50% Alpha Metil Napthalene

Dapat disimpulkan bahwa meningkatnya jumlah cetane dari 30-60


akan mengalami pengurangan tekanan pada bantalan sebesar
167-218 kg/cm2
Zat Tambahan Kimia

Untuk meningkatkan cetane dari bahan bakar solar, biasanya dicampur


dengan zat sintesis khusus seperti Petoxida Organik, Senyawa Nitro,
Aldehida,dll.

TABEL
Dapat dilihat dari tabel, penggunaan bahan kimia tambahan dalam jumlah
yang bervariasi dapat meningkatkan jumlah cetane dari bahan bakar
tersebut.
Reaksi Pembakaran

Untuk Bahan Bakar Diesel (Atom C berjumlah 14-18)


Tetradekana
C14H30 + 21,5O2 = 14CO2 + 15 H2O + Qcal

Untuk Bahan Bakar Bensin (Atom C berjumlah 5-12)


Heksana
C6H14 + 9,5O2 = 6CO2 + 7 H2O + Qcal
TEORI PEMBAKARAN

1. Pembakaran Sempurna
Dimana seluruh bahan bakar ikut terbakar

2. Pembakaran Tidak Sempurna


Tidak seluruh bahan bakar ikut terbakar, dan akan mengakibatkan terjadinya
detonasi
FAKTOR TERJADINYA DETONASI

1. Perbandingan kompresi, tekanan kompresi, suhu pemasangan campuran


dan suhu silinder yang tinggi
2. Masa pengapian terlalu cepat
3. Putaran mesin rendah
4. Penyebaran api lambat
DAMPAK DETONASI

Pembakaran dengan detonasi akan berdampak :


1. Efisiensi thermal akan turun
2. Akan timbul suara gemelitik
3. Terjadinya kerusakan pada bagian atas piston
4. Terjadinya tekanan dan temperature yang sangat tinggi
CARA MENGATASI DETONASI

1. Menggunakan bahan bakar dengan angka cetane tinggi


2. Menaikkan tekanan dan temperature udara saat bahan bakar diinjeksikan
3. Mengurangi jumlah injeksi bahan bakar saat permulaan injeksi
4. Meningkatkan temperature ruang bakar
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai