Anda di halaman 1dari 25

ATRESIANI paling sering terjadi pada

bayi baru lahir, frekuensi terjadinya


sekitar satu dari tiap 5000-10.000 kelhiran.
Dan jumblah kasus atresiaani pada laki-
laki, lebih banyak ditemukan daripada
perempuan. Atau sekitar 1500-5000
kelahiran
Atresia Ani atau Atresia Rekti adalah
ketiadaan atau tertutupnya rektal
secara kongenital.

Atresia memiliki nama lain yaitu anus


imperforata.
1. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal
secara komplit
2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan
dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang anus.
3. Gangguan organogenesis dalam kandungan
4. Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada
kelainan rektum, sfingter, dan otot dasar panggul.
Pada usia 7 minggu kehamilan akan membentuk
anus dan rektum
berasal dari bagian dorsal hindgut atau rongga
cloacal
kloaka akan membentuk sekat di tengah yang
disebut septum urorectal
Septum urogenital membagi kloaka, menjadi rektum
dan sinus urogenital,membentuk kandung kecing
dan uretra,setelah 7 minggu
bagian ventral urogenital mengalami pembukaan
eksternal/keluar.
yang dikenal sebagai proctodeum,
yang mendalam ke arah anus.pada
awalnya. Perineum memisahkan kloaka
membran menjadi membran urogenital
anterior dan membran anal posterior..
rektum dan bagian superior kanalis anus
terpisah dari eksterior oleh membran anal.
selaput pemisah ini akan menghilang saat
usia kehamilan 8 minggu.
Rektum menembus m. Levator ani
sehingga jarak antara kulit dan ujung
rektum paling jauh 1 cm.
Rektum tidak mencapai m. Levator ani,
dengan jarak antara ujung buntu rektum
sampai kulit perineum lebih dari 1 cm.
Biasanya disertai dengan fistula
kesaluran kencing atau genital.
Pada kelainan letak tengah telah
menembus otot puborektalis sampai
sekitar satu sentimeter atau kurang dari
kulit perineum. Ujung rektum mencapai
tingkat m. Levator anus tetapi tidak
menembusnya .
1.) Mekonium tidak keluar dalam 24 jam
pertama setelah kelahiran.
2.) Perut kembung
3.) Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam
muntah biasanya berwarna hijau
4.) Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu
rektal pada bayi.
5.) Mekonium keluar melalui sebuah fistula
atau anus yang letaknya salah.
Dilakukan setelah 24 jam setelah
kelahiran
Teknik : invertogram/wangenstein
reis/knee chest position
Jenis foto: anteroposterior dan lateral
Yg dinilai : letak udara di dalam rektum
dalam hubungannya dengan garis
pubococcygeus dan jaraknya terhadap
lekukan anus
A. Membran anal, (1)udara direktum (2). tulang belakang sakrum

B. Atresia ani letak rendah (mungkin dengan fistel keperineum anterior)

C. Atresia ani letak tinggi (mungkin sekali dengan fistula ke uretra atau buli
buli)

D. Atresia rectum. (1) udara direktum (2) tulang belakang sakrum (3) atresia
rectum (4) anus
LETAK TINGGI
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia
ani antara lain :
Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.
Obstruksi intestinal
Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan.
Komplikasi jangka panjang :
1. Eversi mukosa anal.
2. Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari
anastomosis.
3. Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi
sigmoid.
Prinsippengobatan operatif pada
malformasi anorektal dengan
tindakan bedah PosteroSagital
AnorectoPlasty atau PSARP.
Kolostomi adalah
membuat ostomi di
kolon, dibentuk bila usus
tersumbat oleh tumor
(Harahap, 2006)

3 jenis kolostomi, yaitu:


Kolostomi loop atau loop
colostomy, biasanya
dilakukan dalam
keadaan darurat .
End colostomy, terdiri dari satu stoma
dibentuk dari ujung proksimal usus
dengan bagian distal saluran
pencernaan.

Double-Barrel colostomy terdiri dari dua


stoma yang berbeda stoma bagian
proksimal dan stoma bagian distal
Kolostomi merupakan perlindungan
sementara. Ada dua tempat kolostomi yang
dianjurkan dipakai pada neonatus dan bayi
yaitu transversokolostomi (kolostomi dikolon
transversum) dan sigmoidostomi (kolostomi
disigmoid). Bentuk kolostomi yang mudah dan
aman adalah stoma laras ganda (Double
barrel).
Prinsip operasi:
1. Bayi diletakkan tengkurap
2. Sayatan dilakukan diperineum pada garis
tengah, mulai dari ujung coccygeus
sampai batas anterior marka anus.
3. Tetap bekerja digaris tengah untuk
mencegah merusak saraf.
4. Ahli bedah harus memperhatikan
preservasi seluruh otot dasar panggul.
5. Tidak menimbulkan trauma struktur lain.
Dorland, (1998). Kamus Saku Kedokteran Dorlana. Alih
Bahasa: Dyah Nuswantari Edisi : 25. Jakarta: EGC
Lawrence W, (2003). Anorectal Anomalies, Current Diagnosis
& Treatment. Edisi : 11, Mc. Graw Hill Professional, United
States, hal 1324 1327.
Moritz M.Z, (2003), Operative Pediatric Surgery, Mc.Grow Hill
Professional, United State.
Reksoprodjo S, Malformasi Anorektal, Kumpulan Ilmu Bedah,
FKUI, Jakarta hal 134 139.
http://ilmubedah.wordpress.com/2010/02/23/atresia-ani/.
Diakses pada tanggal 27 Februari 2012.
digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4892. Diakses pada
tanggal 27 Februari 2012
Sjamsuhidayat R, (2000), Anorektum, Buku Ajar Bedah, Edisi
revisi, EGC, Jakarta, hal 901 908.

Anda mungkin juga menyukai