Syarh Kitab al-Janaiz Min Bulughul Maram Mengingat Kematian O Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah bersabda: perbanyaklah mengingt pmutus kenikmatan, yaitu : mati riwayat at-Tirmizi dan an-NasaI dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban (dishahihkan syaik al-Albany dalam Shahihul Jami Penjelasan O Mati adalah pemutus kenikmatan hidup di dunia. O Pahala yg terus mengalir hingga hari kiamat (H.R Muslim, H.R al Bazzar ) 1. Mengajarkan ilmu, mendalamkan sungai, menggali sumur, menanam kurma, membangun masjid, meninggalkan anak yg akan beristigfar untuknya setelah matinya. Larangan Megharap Kematian O Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya, bila ia benar- benar menginginkannya hendaknya ia berdoa: Ya Allah hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku." Muttafaq Alaihi. Lanjutan O Seseorang muslim tidaklah boleh mengharapkan kematian karena kesempitan hidup di dunia yang ia alami. Karena bagi seorang mukmin, semakin panjang usianya, semakin bertambah kebaikan baginya. Kalaupun ia tergelincir pada dosa, bertambahnya usia adalah kesempatan untuk memperbanyak taubat. Manajemen skaratul maut
1. Dari Abu Said dan Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhuma bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tuntunlah orang yang hampir mati di antara kamu dengan Laa ilaaha illallah." Riwayat Muslim dan Imam Empat. Penjelasan O Disunnahkan untuk menuntun orang yang akan meninggal dunia dengan mendiktekan ucapan Laa Ilaaha Illallaah. Perbuatan itu disebut dengan talqin. Talqin yang disyariatkan adalah yang dibacakan pada orang yang masih hidup dan akan meninggal dengan harapan agar akhir ucapannya adalah kalimat Laa Ilaaha Illallaah.
Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallaah, maka ia masuk Jannah (surga)(H.R Abu Dawud dan al-Hakim) Lanjutan O Proses menuntun orang yang akan meninggal tersebut hendaknya dilakukan secara lemah lembut dan tidak menyulitkan. Jangan menyesakkan dia dengan menuntut secara berurutan dan terus menerus. Hal itu bisa membuatnya tertekan dan menyulitkan. Jika ketika dituntunkan orangnya sudah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, maka biarkanlah. Jangan kita tuntun lagi. Kalau ia kemudian mengucapkan hal lain, tuntun kembali dengan ucapan Laa Ilaaha Illallaah dengan harapan itu adalah ucapan terakhirnya. Lanjutan O Tambahan Faidah: Jika tidak menyulitkan, sebaiknya menghadapkan orang yang akan meninggal dunia ke arah kiblat. Bisa dengan berbaring pada sisi kanan dengan kepala menghadap kiblat, atau telentang dengan posisi kepala agak ditinggikan dan kaki di arah kiblat. Jumhur Ulama berpendapat bahwa hal itu sunnah, dan hadits-hadits yang terkait dengan itu bisa sampai pada derajat hasan (saling menguatkan dengan berbagai jalur periwayatan yang ada). Namun jika hal itu menyulitkan, tidak mengapa menghadap ke arah mana saja.