Anda di halaman 1dari 6

Sistem Sumber Tekanan atau

Pemipaan
Sebagai sumber tekanan untuk suatu sistem hydrant antara lain :
1. Pompa Listrik
-> Pompa dasar untuk melayani kebutuhan sistem hydrant
2. Pompa Diesel
-> Cadangan manakala sumber listrik mati
3. Pompa Pacu
-> Menjaga agar tekanan dalam sistem hydrant tetap konstant untuk jangka waktu tertentu

Dalam memeriksa sistem pompa hydrant harus diperhatikan setelan dari pressure switch (untuk mengendalikan tekanan
dalam sistem hydrant dan mengatur jalannya pompa). Pressure switch dalam sistem pompa hydrant ada 3 buah, yaitu :
- 1 buah pressure switch untuk pompa listrik hydrant
- 1 buah pressure switch untuk pompa diesel hydrant
- 1 buah pressure switch untuk pompa pacu atau pompa jockey
Pada pompa listrik dan pompa diesel distel otomatis pada tekanan start (p-start) = 4 bar. Sedangkan pressure switch untuk
pompa pacu atau jockey di stel pada p-start=5 bar, p-stop=7 bar
Harus diperiksa secara betul bahwa :
- Pompa listrik dan pompa diesel start secara otomatis tetapi mati harus secara manual. Pompa hydrant
tidak boleh mati otomatis
- Pompa pacu atau jockey boleh dan harus di stel sebagai berikut :
a. Pompa pacu start apabila tekanan dalam sistem hydrant turun sampai dibawah p-start = 5 bar
b. Pompa pacu akan berhenti kalau tekanan dalam sistem telah mencapai p-stop = 7 bar

Dari jumlah start perhari dapat diketahui baik buruknya instalasi pemipaan sistem hydrant
- Untuk sistem hydrant yang baru terpasang, pompa pacu atau pompa jockey tidak pernah start selama satu
hari, bahkan ada sistem instalasi yang pompa pacunya tidak pernah start selama 3 hari
- Namun untuk suatu kompleks industri yang cukup besar, selalu ada rembesan dalam sistem pemipaan,
entah rembesan dalam ulir pada sambungan katup atau dalam sambungan pipa
- Dalam prakteknya disimpulkan bahwa :
Apabila pompa pacu start selama 3-4 jam sekali berarti system hydrant masih cukup baik. Namun, apabila
pompa pacu setiap jam start sampai 2 atau 3 kali berarti instalasi pemipaan ada yg bocor

Apabila letak muka air dalam reservoir ada dibawah pompa-pompa sistem hydrant, lalu ada problem
Priming, maka untuk sistem pompa hydrant harus disediakan priming tank dan pemipaannya pada tiap sisi
hisap dari pompa-pompa yang dipakai , dan tiap sisi hisap pompa harus ada foot valve
Sistem Pemipaan
Apabila jumlah start perjam dari pompa pacu cukup besar berarti ada kebocoran dalam instalasi
pipa dan harus diperbaiki, sebab merupakan pemborosan air dan daya listrik
Walaupun dari jumlah start pompa perjam dapat diketahui kualitas instalasi pemipaan, tetap
harus dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap instalasi pipa hydrant
Periksa control valve dan pipa header dalam keadaan terbuka atau tidak. Lebih baik bila control
valve dikunci dalam posisi terbuka
Periksa landing valve untuk hydrant pillar (hydrant halaman) dan hydrant gedung
Untuk bangunan bertingkat perlu diperhatikan sistem instalasi hydrant secara keseluruhan.
Adanya waste hammer atau benturan air ketika pompa jockey start dan pada waktu mati
Sarana untuk pengujian biasanya dalam bentuk kerangan yang dipasang antara header dengan
dengan bypass menuju reservoir
Harus diperiksa apa ada sarana pengaman terhadap tekanan lebih atau Pressure Relieve Valve
(PRV). PRV biasanya di set pada :
p-set = 1.15 p-kerja, dimana :
- p-set : setting tekanan dari PRV
- p-kerja : tekanan kerja dalam sistem hydrant (operating pressure)

Pemeriksaan visual mencakup :


- Pemeriksaan instalasi pemipaan hydrant secara keseluruhan
- Memeriksa karat-karat yang ada dalam sistem perpipaan

Pemeriksaan pemipaan hydrant ini sekaligus pemeriksaan hydrant halaman maupun hydrant
gedung

Dalam memeriksa instalasi pemipaan, sekaligus harus memeriksa sarana penyambungan untuk
Dinas Pemadaman Kebakaran (siamesse connection)
Hydrant Gedung

Persyaratan dalam pemeriksaan hydrant gedung yaitu :


1. Persyaratan teknis
- Diameter slang untuk hydrant gedung maksimal 1 (inchi)
- Minimal debit air 380 liter/menit Diameter pipa harus memenuhi syarat :
a. Untuk bangunan rendah, diameter pipa tegak 2
b. Untuk bangunan tinggi A, diameter pipa tegak 2
c. Untuk bangunan tinggi B, diameter pipa tegak 4
- Tekanan maksimal pada titik terberat adalah 7 bar (100 psi)
- Tekanan minimal pada titik terlemah/terjauh adalah 4,5 bar (65 psi)
2. Persyaratan umum
- Letak kotak hydrant mudah terlihat (visible)
- Letak kotak hydrant mudah dicapai (accesible)
- Kotak hydrant mudah dibuka
- Panjang maximal slang 30 m (100 ft)
- Slang hydrant dalam keadaan baik (tidak membelit bila ditarik)
- Pipa pemancar (nozzle) terpasang pada slang
- Pipa hydrant bercat merah
- Kotak hydrant bercat merah
- Kotak hydrant diberi tulisan hydrant berwarna putih
- Ada katup pengeluaran (landing valve) pada tiap lantai bangunan yang ukurannya sesuai yang
dimiliki Dinas Kebakaran setempat

Anda mungkin juga menyukai